JURUSAN GIZI 2011 1. LATAR BELAKANG Salah satu tujuan Bangsa Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diselenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, berencana dan terarah. Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi – tingginya. 2. TUJUAN a. Tujuan umum Mahasiswa mampu memahami dan bekerja secara tim dengan profesi lain dalam program pokok dinas/puskesmas dari pelayanan gizi masyarakat serta mempelajari pengawasan penyelenggaraan makanan yang ada di wilayah dinas/puskesmas. b. Tujuan khusus 1. Mengetahui struktur organisasi, tanggung jawab, dan tugas dinas kesehatan/puskesmas dalam upaya pelaksanaan kesehatan gizi masyarakat 2. Mengetahui masalah kesehatan dan gizi serta cara-cara penanggulangannya di tingkat dinas kesehatan/puskesmas berdasarkan tahapan-tahapan perencanaan program. 3. Mengetahui pelaksanaan pengawasan dan penghunian terhadap institusi yang menyelenggrakan makanan banyak. 4. Mengetahui pelaksanaan evaluasi program gizi masyarakat dan industri di tingkat dinas kesehatan/puskesmas A. PUSKESMAS B. DINAS KESEHATAN KOTA C. DINAS KESEHATAN PROPINSI A. PUSKESMAS 1. PERENCANAAN (persiapan, analisa, penyusunan rencana usulan, penyusunan rencana pelaksanaan) 2. PELAKSANAAN Puskesmas merupakan inti dari operasional penanggulangan masalah kesehatan dan gizi. Rencana pelaksanaan kegiatan ditingkat puskesmas biasa disebut dengan istilah planning of action. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan planning of action di puskesmas antara lain : Penjadwalan Alokasi sumber daya Pelaksanaan 3. EVALUASI Kegiatan evaluasi di tingkat puskesmas dilakukan secara bertahap dalam bentuk pertemuan setiap bulan, untuk membahas kinerja yang telah dilakukan. B. DINAS KESEHATAN KOTA KENDARI Perencanaan program gizi Dalam pengelolaan perbaikan gizi di tingkat kotamadya mempunyai beberapa langkah, yaitu : Identifikasi masalah Pada tahap ini merupakan tahapan dimana dilakukan suatu uji penyeleksian terhadap kumpulan data yang berkaitan dengan masalah gizi kemudian disesuaikan dengan ketentuan/aturan yang ada, kegiatan ini bertujuan untuk dapat menetapkan masalah yang ada kemudian mencari solusi dari masalah tersebut. Analisa masalah Tahap ini merupakan tahapan penelaahan hasil identifikasi dengan menganalisis faktor penyebab terjadinya masalah tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk memahami masalah secara spesifik, sehingga mempermudah menentukan pemecahan. Pelaksanaan program Program perencanaan yang telah disusun oleh dinas kesehatan selanjutnya diinstruksikan kepada puskesmas-puskesmas yang ada diwilayah kerja dinas kerjanya, dan oleh pihak puskesmas program ini dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam merumuskan program yang akan dilakukan dilapangan. Jadi, kegiatan ini direncanakan oleh dinas tingkat I dan dinas tingkat II selanjutnya yang melaksanakan kegiatan adalah pihak puskesmas. Evaluasi Kegiatan evaluasi dilakukan setiap bulannya dengan mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak terkait, guna membahas hasil pencapaian program kerja yang telah dilaksanakan, dan untuk mencari tahu masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan program tersebut. C. DINAS KESEHATAN PROPINSI Ada beberapa program gizi yang dilakukan di dinas kesehatan propinsi yaitu: Melakukan dan mengembangkan penyebarluasan informasi tentang program gizi melalui pergerakan masyarakat dalam pembudayaan kadarzi. Malakukan upaya penanggulangan masalah gizi. Memfasiitasi ketersediaan bahan penunjang program gizi baik berupa sarana dan prasarana maupun paket pertolongan gizi. Melakukan penanggulangan masalah gizi utama yaitu Gaky, anemia, KEP,KEK dan KVA. Melakukan surveilans gizi buruk dan melakukan perawatan intensif gizi buruk. Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penggunaan garam beryodium Melakukan pelacakan gizi buruk Penyediaan buffer stock MP-ASI di daerah bencana Penimbangan balita A.Pengkajian Struktur Organisasi Dan Ketenagaan 1.Puskesmas Struktur organisasi dari Puskesmas Puuwatu terdiri dari 3 unsur yaitu pimpinan yakni kepala puskesmas, unsur pembantu pimpinan yaitu tata usaha, dan unsur pelaksana yaitu unit-unit pelaksana. Dalam pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan harus dengan prinsip koordinasi, integrasi, sosialisasi yang dilakukan oleh puskesmas maupun dengan satuan organisasi/lembaga yang lain sesuai dengan tugasnya masing-masing. Selain itu, dalam melaksanakan tugas, wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksana yang ditetapkan kepala dinas kesehatan kota kendari sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Jenis ketenagaan yang ada di Puskesmas Puuwatu Kota Kendari yaitu : Pembagian tugas dan tanggung jawab setiap pegawai mempertimbangkan keahlian yang dimiliki agar pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Struktur organisai puskesmas puuwatu terdiri dari kepala puskesmas dan berbagai unit kera, dimana gizi merupakan salah satu koordinator fungsional dari pojok gizi yang terdapat di puskesmas puuwatu. Struktur organisasi ini sudah diterapkan dengan baik dan menggariskan dengan jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing personil disetiap unit sehingga pelayanan kesehatan dan gizi dapat terlaksana dengan baik. Selain itu dengan adanya struktur organisasi ini pelaksanaan kerja dapat terkoordinir dengan baik serta efektif dan efisien dalam pelaksanaannya, karena masing-masing personil punya tugas dan tanggung Jawab yang mereka harus penuhi dan bertanggung Jawab penuh atas hal tersebut. B. DINAS KESEHATAN KOTA ENDARI Struktur organisasi yang berlaku di Dinas Kesehatan Kota Kendari adalah berbentuk lini dan staff. Secara garis besar berdasarkan struktur organisasi yang ada di Dinas Kesehatan Kota Kendari terdiri atas 3 unsur yaitu unsur pimpinan yakni kepala dinas, unsur sekretarian yang bertugas dalam menangani masalah administrasi, dan unsur pelaksanaan melaksankan teknis pelaksanaan, selain itu terdapat pula kelompok jabatan fungsional. Unsur pelaksana Dinas Kesehatan Kota Kendari mencakup, beberapa bidang, yaitu Bidang upaya kesehatan masyarakat dan gizi, Bidang upaya kesehatan medik, Bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan (P2PL), Bidang promosi dan pemberdayaan masyarakat, Unit pelaksana teknis dinas(UPTD), dan Kelompok jabatan fungsional. C. Dinas kesehatan propinsi Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara dipimpin oleh seorang kepala dinas dan membawahi beberapa kepala bagian, sub bagian, dan sub dinas. Dalam strukturnya, sub bagian terbagi dalam 3 bidang yaitu sub bagian peyusunan program, sub bagian tata usaha, dan sub bagian keuangan dan perlengkapan. Selain itu masih terdapat 4 bidang yaitu bidang pelayanan kesehatan masyarakat, bidang bina pengendalian masalah kesehatan, bidang bina penunjang medis sarana dan peralatan kesehatan, dan bidang bina manajemen dan pengembangan sumberdaya kesehatan. Masing-masing bidang tersebut membawahi 3 seksi yaitu bidang pelayanan kesehatan masyarakat membawahi seksi bimdal pelayanan kesehatan dasar, bimdal pelayanan kesehatan RUJ dan khusus, dan bimdal pelayanan komunitas dan gizi, bidang bina pengendalian masalah kesehatan membawahi seksi bimdal pengendalian dan pemberdayaan penyakit, bimdal pengendalian masalah wabah dan bencana, dan bimdal kesehatan lingkungan, bidang bina penunjang medis sarana dan peralatan kesehatan membawahi seksi bimdal sarana dan peralatan medis, bimdal promosi kesehatan dan peran serta masyarakat, dan bimdal kefarmasian dan penunjang medik, dan bidang bina manajemen dan pengembangan sumberdaya kesehatan membawahi seksi bimdal pengembangan manajemen data dan informasi, bimdal pengembangan tenaga kesehatan dan diklat, dan bimdal jaminan kesehatan dan promosi. 1. PUSKESMAS Masalah kesehatan dan gizi di puskesmas puuwatu antara lain : Gizi buruk dan gizi kurang Anemia dan KEK pada ibu hamil Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pelayanan gizi Program penimbangan balita di posyandu N/D belum mencapai standar pelayanan minimal (SPM +=80%), D/S 64,3 %, K/S 72,9 %, N/S 33,5 %. Bayi yang mendapat Vitamin A pencapaiannya sebesar 56 % Untuk menaggulangi masalah-masalah tersebut, puskesmas puuwatu melakukan upaya sebagai berikut : Upaya untuk meningkatkan cakupan D/S/pertisipasi masyarakat Perlu upaya tokoh masyarakat, dasa wisma, kader posyandu, kader PKK, tim penggerak PKK, dalam rangka meningkatkan partisipasi ibu balita agar datang menimbang di posyandu setiap bulannya. Melakukan penyegaran kader dalam bentuk pelatihan kader posyandu. Upaya untuk mengurangi masalah KEP Perlu upaya untuk meningkatkan pendapatan keluarga dengan cara memberikan penyuluhan. Melibatkan berbagai sektor yang terkait untuk menanggulangi bersama permasalahan gizi yang terjadi. Melakukan kegiatan survei korelasi untuk mendapatkan penyebab yang terbesar dalam kasus gizi buruk. Meningkatkan penyuluhan oleh tenaga kesehatan maupun kder dan tim PKK. Peningkatan kegiatan pelacakan kasus gizi buruk. Melakukan perawatan terhadap pasien dengan kasus gizi buruk. Upaya untuk meningkatkan cakupan pemberian kapsul vitamin A pada balita Melakukan peningkatan promosi bulan vitamin A pada masyarakat Melakukan sweeping berkala Upaya untuk meningkatkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas Melakukan peningkatan promosi bulan vitamin A pada masyarakat khususnya ibu hamil melalui media cetak atau elektronik Melakukan kegiatan sweeping pada ibu nifas. Meningkatkan koordinasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian kapsul vitamin A ibu nifas. Memberikan penyuluhan pada ibu hamil tentang pentingnya kapsul vitamin A pada ibu nifas. Dinas kesehatan kota kendari
Diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kota
Kendari masih memiliki masalah gizi antara lain : •Anemia gizi besi •Kurang energi protein •Kurang Vitamin A •GAKY a. Penanggulangan masalah gizi makro Melakukan pemantauan pertumbuhan balita. Untuk mengetahui keberhasilan program ini menggunakan ukuran S, K, D, N. Ukuran ini selanjutnya digabungkan antara satu dengan yang lain, sehingga dapat memberikan informasi tentang perkembangan kegiatan pemantauan pertumbuhan balita di posyandu. Penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk yang dilakukan lebih mengarah kepada upaya renovasi jangka pendek. Upaya ini dilakukan melalui pemberian PMT pada anak balita yang menderita gizi buruk (prioritas)dari balita penderita gizi kurang serta penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Penanggulangan kurang energi kronik kekurangan energi kronik ibu hamil diukur melalui lingkar lengan atas (LILA). b. Penanggulangan masalah gizi mikro 1. Kurang vitamin A Upaya yang dilakukan yaitu distribusi kapsul vitamin A pada bayi ( 6 -11 bulan ) dan balita (12-59 bulan)serta penyuluhan tentang penggunaan bahan makanan sumber vitamin A dalam makanan sehari- hari. Distribusi kapsul vitamin A pada ibu nifas dilakukan sekali selama masa nifas. 2. Anemia gizi besi program penanggulangan anemi gizi yang dilakukan adalah melalui pemberian suplementasi tablet Fe pada ibu hamil. Diwilayah kerja Dinas Kesehatan propinsi Kendari masih memiliki masalah gizi antara lain : a.Anemia gizi besi b.Kurang energi protein c.Kurang Vitamin A d.GAKY e.Gizi lebih Program gizi yang dilakukan dinas kesehatan propinsi sulawesi tenggara adalah : a. Melakukan dan mengembangkan penyebarluasan informasi tentang program gizi melalui pergerakan masyarakat dalam pembudayaan kadarzi. b. Malakukan upaya penanggulangan masalah gizi. c. Memfasiitasi ketersediaan bahan penunjang program gizi baik berupa sarana dan prasarana maupun paket pertolongan gizi. d.Melakukan penanggulangan masalah gizi utama yaitu Gaky, anemia, KEP,KEK dan KVA. e.Melakukan surveilans gizi buruk dan melakukan perawatan intensif gizi buruk. f. Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penggunaan garam beryodium g. Melakukan pelacakan gizi buruk h. Penyediaan buffer stock MP-ASI di daerah bencana i. Penimbangan balita a. Gizi buruk dan gizi kurang 1. Jangka panjang Program gerakan kadarzi Pemantuan status gizi Penyuluhan gizi di media massa 2. Jangka pendek PMT penyuluhan PMT pemulihan MP-ASI 2. Jangka pendek Suplementasi kapsul yodium berdasarkan endemiksitas yaitu : Daerah endemik ringan sasaran ibu hamil dan ibu nifas Daerah endemik sedang sasaran ibu hamil dan wanita usia subur Daerah endemik berat sasaran ibu hamil , ibu nifas, dan wanita usia subur, dan endemik usia sekolah. b. KVA Sasaran : • bayi umur 6-11 bulan •Anak balita 12-59 bulan •Ibu nifas d. Anemia Pemberian tablet Fe c.GAKY Penyuluhan 1.Jangka panjang gizi • Pemantuan garam beryodium • Fortifikasi garam C. Pengkajian Terhadap Perencanaan Pelaksanaan dan Evaluasi Program Gizi 1. Puskesmas a.Perencanaan perencanaan program gizi dipuskesmas puwatu yaitu : 1.Penyegaran kader 2.Penanganan gizi buruk dalam bentuk kerjasama lintas program lintas sektor. 3.Distribusi paket pertolongan gizi. Adapun pelaksanaan program gizi puskesmas puwatu yaitu : 1. Penyuluhan TPG di puskesmas puwatu melaksanakan penyuluhan di semua posyandu yang ada dalam wilayah kerja puskesmas puwatu. Penyuluhan ini dilaksanakan disuatu wiliayah setempat terdapat masalah kesehatan yang dianggap rawan terjadinya suatu penyakit. Sasaran pemberian kapsul vitamin A adalah bayi, balita, dan ibu nifas. Pemberian kapsul vitamin A pada bayi (6-11 bulan) dan balita (12-59 bulan. Pemberian kapsul vitamin A dilaksanakan setiap bulan februari dan agustus diposyandu maupun puskesmas. Sedangkan pada ibu nifas pemberiannya hanya sekali setelah masa kelahiran. Dalam melaksanakan pgogram ini, bayi dan balita yang belim mendapatkan kapsul vitamin A pada bulan februari dan agustus petugas kesehatan akan mengadakan sweping pada bulan maret dan September dirumah, puskesmas, dan sekolah terutama anak TK. Untuk mencegah terjadinya kekurangan zat besi pada ibu hamil maka pemberian tablet Fe dititik beratkan pada ibu hamil, pemberian ini dilaksanakan selama kehamilan, sebanyak 30 tablet dan diberikan secara bertahap yaitu tiap bulan. Dalam pemberian tablet Fe pada ibu hamil dating dipuskesmas dan posyandu. Namun tidak semua tablet yang diberikan dikonsumsi habis oleh ibu. Menurut petugas kesehatan puskesmas puwatu ibu hamil tidak suka mengkonsumsi tablet Fe karena rasa dan bau yang membuat mual dan muntah. sirupvero sulfate pada bayi dan anak balita sedangkan ibu hamil berupa tablet. Pemberian sirup vero sulfateuntuk bayi dan anak balita diberikan selama dua bulan, sedangkan untuk ibu hamil diberikan apabila kadar Hb < 11 gram. a. PMT penyuluhan Kegiatan PMT penyuluhan yang dilakukan adalah kegiatan- kegiatan yang difokuskan pada masalah gizi kurang. Dalam pelaksanaan program ini, petugas mengadakan penyuluhan langsung diposyandu. Dalam kegiatan ini selain penyuluhan juga diadakan PMT berupa bubur kacang hijau. b. PMT pemulihan Kegiatan PMT pemulihan difokuskan pada gizi buruk. PMT pemulihan berupa susu formula1,2,3, dan Frisian flag seerta pemberian MP-ASI yaitu instant dan biscuit. 1. Evaluasi program triwulan yaitu penilaian terhadap pelaksanaan program gizi dalam setiap bulan. Tujuan evaluasi program gizi triwulan ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan tingkat pelaksanaan program dengan membandingkan hasil yang akan dicapai (cakupan)dengan target yang telah ditetapkan dalam perencanaan. 2. Evaluasi program tahunan (minlok puskesmas) yaitu penilaian terhadap pelaksanaan program gizi dalam setiap tahun. Pada minlok ini dipaparkan hasil pencapaian program secara garis besarnya. K/S : 72.99 % D/S : 64,36 % D/K : 88,17 % N/D : 51,96 % N/S : 33,44 %
Sumber : laporan F3 Gizi Tahun 2010 Puskesmas Puwatu
1. Perencanaan Perencanaan program dilaksanakan setiap tahun berdasarkan data-data yang dilaporkan oleh pihak puskesmas diwilayah kerja Dinas. Dalam perencanaan Dinas kesehatan berada pada level programmer gizi yang secara keseluruhan kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan pada tingkat puskesmas. Pembiayaan program perbaikan gizi dikota kendari saat ini bersumber dari dana deconsentrasi melalui proyek perbaikan gizi masyarakat Sulawesi Tenggara dan pemerintah daerah kota kendari melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Dalam hal pelaksanaan program pihak puskesmaslah yang berada pada level operasional kegitan dilapangan bukan pihak dinas karena pihak Dinas adalah programmer yang menentukan kebijakan program. Untuk pelaksanaan program dapat dilihat ditingkat puskesmas. Pihak Dinas mengintruksikan perencanaan program kepada puskesmas yang ada diwilayah kerjanya dan oleh pihak puskesmas program ini selanjutnya menjadi salah satu pedoman dalam merumuskan program yang hendak dilaksanakan dilapangan. 1. Perencanaan Dalam merencanakan program gizi pada dasarnya mengacu pada pelaksanaan teknis dari Dinas Kesehatan Pusat. Tahapan-tahapan perencanaan hampir sama dengan Dinas Kesehatan Kota, namun kesehatan propinsi berada pada level programmer untuk kegiatan-kegiatan yang akan direncanakan oleh Dinas Kesehatan Kota. Sedangkan Dinas kesehatan Kota berada berada pada level programmer secara keseluruhan untuk kegiatan yang akan dilaksanakan puskemas. Dalam hal ini pelaksanaan program Dinas Kesehatan Propinsi tidak terlibat langsung didalam kegiatan, karena Dinas Kesehatan Propinsi berperan dalam menentu kebijakan. Kebijakan yang telah ditentukan diinstrusikan ke Dinas kesehatan Kota diwilayah kerjanya, kemudian Dinas kesehatan Kota menginstrusikan kepada puskesmas yang berada pada level operasional kegiatan dilapangan 3. Evaluasi program Evaluasi perbaikan gizi Dinas kesehatan propinsi dilakukan dalam 2 bentuk yaitu : a. Supervisi dilapangan yang dilaksanakan secara rutin dengan memantau keberhasilan program gizi dinas Kesehatan kota diwilayah kerejanya. b.Manajemen evaluasi secara langsung meliputi : Monitoring Surveilans gizi c. Kegiatan Surveilans gizi meliputi : Pemantaun status gizi yang dilakukan setiap bulan Pemantaun konsumsi dan gizi (PKG) setiap 2 bulan Pengukuran IMT setiap 3 bulan Pengukuran tinggi badan anak sekolah yang dilakukan setiap 5 tahun 1. Untuk pemberian tablet Fe pada ibu hamil trimester 1 sebanyak 54 orang. Bumil trimester II sebanyak 57 orang dan bumil trimester III sebanyak 42 orang. 2. Anak balita yang mengalami gizi buruk sebanyak 15 orang. Gizi kurang 62 orang. Gizi baik 1845 orang dan gizi lebih 1 orang. 1. Liputan program (K/S) Liputan program merupakan suatu indicator mengenai kemampuan program dalam mengjangkau balita yang ada diwilayah kerja puskesmas. Berdasarkan data yang dapat dijelaskan liputan program pada puskesmas puwatu cukup baik, hal ini dapat dilihat dari jumlah bayi dan balita yang terdaftar dan mempunyai KMS sebanyak 2146 orang dari sasaran balita 2885 orang atau sekitar 72,99 %. 2.Partisipasi masyarakat (D/S) Bayi dan balita yang datang ditimbang 1857 orang dan sasaran balita 2885 orang, jadi partisipasi masyarakat cukup baik yaitu 64,36 %. 3. Tingkat kelangsungan penimbangan Bayi dan balita yang datang dan ditimbang 1857 orang dengan jumlah balita yang mempunyai KMS 2106 cukup baik yaitu 88,17%. 4. Keberhasilan penimbangan Balita yan g BB naik pada bulan desember sebanyak 511 orang dari balita yang datang menimbang 1857 orang sudah mendekati target yaitu 51,96 %. 5. Tingkat keberhasilan tingkat pencapaian program (N/S) Tingkat keberhasilan tingkat pencapaian program cukup rendah, hal ini didasarkan dari balita yang baik BB 965 orang dibandingkan dengan sasaran balita 2885 orang, sehingga tingkat keberhasilan pencapaian program hanya 33,44 %. 6. Tingkat keberhasilan bumil Tingkat keberhasilan bumil yang datang pada bulan desember 2010 sebanyak 153 orang dari jumlah sasaran bumil sebanyak 636 orang, jadi tingkat tingkat keberhasilanya 22,30 %. 7. Data bumil KEK Diwilayah puwatu masih terdapat bumil KEK dari data yang ada dapat dilihat bahwa dari 152 bumil yang datang diposyandu terdapat 12 orang bumil KEK yang terdiri dari: kel. Puwatu 2 orang, kel. Punggolaka 1 orang, kel. Tobuha 2 orang, watulondo 1 orang dan kel. Lalodati 6 orang. A. Kesimpulan a. puskesmas a.Puskesmas puuwatu dipimpin oleh kepala puskesmas yang membawahi beberapa seksi program dan berbagai unit kerja,dimana gizi merupakan salah satu koordinator fungsional dari poli gizi/pojok gizi di puskesmas puuwatu.adapun tugas dan tanggung jawab dari bidang-bidang di puskesmas terlampir. b. Masalah kesehatan di puskesmas puuwatu antara lain : 1. Gizi buruk dan gizi kurang 2. Anemia dan KEK pada ibu hamil 3. Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pelayanan gizi 4.Program penimbangan balita di posyandu N/D belum mencapai standar pelayanan minimal (SPM +=80%), D/S 64,3 %, K/S 72,9 %, N/S 33,5 %. 5.Bayi yang mendapat Vitamin A pencapaiannya sebesar 56 % c. Untuk menanggulangi masalah kesehatan dan gizi yang ada di wilayah puskesmas puuwatu, dilakukan berbagai upaya antara lain Penanggulangan masalah gizi makro seperti melakukan pemantauan pertumbuhan balita, Penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk yang dilakukan lebih mengarah kepada upaya renovasi jangka pendek. Upaya ini dilakukan melalui pemberian PMT pada anak balita yang menderita gizi buruk (prioritas)dari balita penderita gizi kurang serta penyuluhan tentang pola asuh anak balita, Penanggulangan kurang energi kronik (LILA) kekkurangan energi kronik ibu hamil diukur melalui lingkar lengan atas (LILA). Penanggulangan masalah gizi mikro seperti Kurang vitamin A yaitu Upaya yang dilakukan yaitu distribusi kapsul vitamin A pada bayi ( 6 -11 bulan ) dan balita (12-59 bulan)serta penyuluhan tentang penggunaan bahan makanan sumber vitamin A dalam makanan sehari-hari. Distribusi kapsul vitamin A pada ibu nifas dilakukan sekali selama masa nifas. Anemia gizi besi program penanggulangan anemi gizi yang dilakukan adalah melalui pemberian suplementasi tablet Fe pada ibu hamil. d. Dalam membuat suatu program, puskesmas puuwatu melewati beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan evaluasi. e. Puskesmas puuwatu tidak melakukan pengawasan terhadap institusi yang menyelenggarakan makanan banyak. f. Kegiatan evaluasi di puskesmas puuwatu dilakukan secara bertahap dan dilakukan oleh puskesmas sendiri dan dilakukan secara berkala oleh dinas kesehatan. Dinas kesehatan kota kendari dipimpin oleh seorang kepala dinas dan membawahi kepala bagian, tata usaha dan beberapa bidang lainnya. Masalah gizi yang terdapat di dinas kesehatan kota kendari antara lain Anemia gizi besi, Kurang energi protein, Kurang Vitamin A dan GAKY c. kegiatan dinas kesehatan kota kendari dalam menanggulangi masalah gizi yang ada diwilayah kerjanya melakukan kegiatan sebagai berikut : Penanggulangan masalah gizi makro seperti Melakukan pemantauan pertumbuhan balita, Penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk yang dilakukan lebih mengarah kepada upaya renovasi jangka pendek. Upaya ini dilakukan melalui pemberian PMT pada anak balita yang menderita gizi buruk (prioritas)dari balita penderita gizi kurang serta penyuluhan tentang pola asuh anak balita, Penanggulangan kurang energi kronik (LILA) kekkurangan energi kronik ibu hamil diukur melalui lingkar lengan atas (LILA). Penanggulangan masalah gizi mikro seperti distribusi kapsul vitamin A pada bayi ( 6 -11 bulan ) dan balita (12-59 bulan)serta penyuluhan tentang penggunaan bahan makanan sumber vitamin A dalam makanan sehari-hari. Distribusi kapsul vitamin A pada ibu nifas dilakukan sekali selama masa nifas. Anemia gizi besi program penanggulangan anemi gizi yang dilakukan adalah melalui pemberian suplementasi tablet Fe pada ibu hamil. d.Dalam membuat suatu program, dinas kesehatan kota kendari melakukan beberapa tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan kegiatan evaluasi. Dinas kesehatan kota berperan sebagai programer. e.Dinas kesehatan kota tidak melakukan pengawasan terhadap institusi yang menyelenggarakan makanan banyak. f. Kegiatan evaluasi di Dinas kesehatan kota dilakukan setiap triwulan dan enam bulan berdasarkan kesepakatan tingkat keberhasilan program seluruh puskesmas yang ada diwilayah kerjanya. a. Dinas kesehatan propinsi dipimpin oleh seorang kepala dinas dan membawahi beberapa kepala bagian, sub bagian, dan sub dinas. b. Masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi oleh dinas kesehatan propinsi meliputi Anemia gizi besi, Kurang energi protein, Kurang Vitamin A, GAKY, Gizi lebih c. Dalam menanggulangi masalah kesehatan dan gizi yang ada di Sulawesi Tenggara,maka Dinas Kesehatan Propinsi melakukan kegiatan yang termuat dalam visi misi Indonesia Sehat 2010. d. Program gizi yang dilakukan dinas kesehatan propinsi sulawesi tenggara adalah : Melakukan dan mengembangkan penyebarluasan informasi tentang program gizi melalui pergerakan masyarakat dalam pembudayaan kadarzi, Melakukan upaya penanggulangan masalah gizi, Memfasiitasi ketersediaan bahan penunjang program gizi baik berupa sarana dan prasarana maupun paket pertolongan gizi, Melakukan penanggulangan masalah gizi utama yaitu Gaky, anemia, KEP,KEK dan KVA, Melakukan surveilans gizi buruk dan melakukan perawatan intensif gizi buruk, Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penggunaan garam beryodium, Melakukan pelacakan gizi buruk, Penyediaan buffer stock MP-ASI di daerah bencana, Penimbangan balita e. Penanggulangan masalah gizi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Propinsi berupa : 1. Gizi buruk dan gizi kurang Jangka panjang meliputi Program gerakan kadarzi, Pemantuan status gizi, Penyuluhan gizi di media massa, Jangka pendek meliputi PMT penyuluhan PMT pemulihan, MP-ASI. 2. KVA dengan Sasaran : bayi umur 6-11 bulan, Anak balita 12-59 bulan dan Ibu nifas 3. GAKY, program Jangka panjang meliputi Pemantuan garam beryodium, Fortifikasi garam, Jangka pendek berupa Suplementasi kapsul yodium berdasarkan endemiksitas yaitu : Daerah endemik ringan sasaran ibu hamil dan ibu nifas Daerah endemik sedang sasaran ibu hamil dan wanita usia subur Daerah endemik berat sasaran ibu hamil , ibu nifas, dan wanita usia subur, dan endemik usia sekolah. 4.Anemia 5.Pemberian tablet Fe 6.Penyuluhan gizi B. Saran 1. Puskesmas a. Diperlukan upaya peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan posyandu. b. Diperlukan upaya dengan lebih baik lagi dlam menaggulangi permasalahn gizi buruk dan gizi kurang yang masih banyak terjadi. 2. Dinas kesehatan kota a. Diperlukan adanya perbaikan dalam pelayanan b.Diperlukan kerjasama dengan lebih baik lagi untuk menaggulangi masalah gizi dan kesehatan yang ada 3. Dinas kesehatan propinsi a.Agar lebih sering dilakukan kegiatan dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat meaui berbagai cara misalnya kegiatan penyuluhan gizi. b.Diperlukan kerjasama dengan lebih baik lagi antara petugas yang terkait guna menanggulangi masalah kesehatan dan gizi. SEKIAN & TERIMAKASIH