Anda di halaman 1dari 56

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI


JURUSAN GIZI
2011
1. LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan Bangsa Indonesia yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu diselenggarakan program
pembangunan nasional secara berkelanjutan,
berencana dan terarah.
Pembangunan kesehatan adalah bagian integral
dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi – tingginya.
2. TUJUAN
a. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami dan bekerja secara tim dengan
profesi lain dalam program pokok dinas/puskesmas dari
pelayanan gizi masyarakat serta mempelajari pengawasan
penyelenggaraan makanan yang ada di wilayah dinas/puskesmas.
b. Tujuan khusus
1. Mengetahui struktur organisasi, tanggung jawab, dan tugas
dinas kesehatan/puskesmas dalam upaya pelaksanaan kesehatan
gizi masyarakat
2. Mengetahui masalah kesehatan dan gizi serta cara-cara
penanggulangannya di tingkat dinas kesehatan/puskesmas
berdasarkan tahapan-tahapan perencanaan program.
3. Mengetahui pelaksanaan pengawasan dan penghunian terhadap
institusi yang menyelenggrakan makanan banyak.
4. Mengetahui pelaksanaan evaluasi program gizi masyarakat dan
industri di tingkat dinas kesehatan/puskesmas
A. PUSKESMAS
B. DINAS KESEHATAN KOTA
C. DINAS KESEHATAN PROPINSI
A. PUSKESMAS
1. PERENCANAAN (persiapan, analisa, penyusunan rencana usulan,
penyusunan rencana pelaksanaan)
2. PELAKSANAAN
Puskesmas merupakan inti dari operasional penanggulangan masalah
kesehatan dan gizi. Rencana pelaksanaan kegiatan ditingkat puskesmas
biasa disebut dengan istilah planning of action.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyusunan planning of action di
puskesmas antara lain :
Penjadwalan
Alokasi sumber daya
Pelaksanaan
3. EVALUASI
Kegiatan evaluasi di tingkat puskesmas dilakukan
secara bertahap dalam bentuk pertemuan setiap
bulan, untuk membahas kinerja yang telah
dilakukan.
B. DINAS KESEHATAN KOTA KENDARI
 Perencanaan program gizi
Dalam pengelolaan perbaikan gizi di tingkat kotamadya
mempunyai beberapa langkah, yaitu :
 Identifikasi masalah
Pada tahap ini merupakan tahapan dimana dilakukan suatu uji
penyeleksian terhadap kumpulan data yang berkaitan dengan
masalah gizi kemudian disesuaikan dengan ketentuan/aturan
yang ada, kegiatan ini bertujuan untuk dapat menetapkan
masalah yang ada kemudian mencari solusi dari masalah
tersebut.
 Analisa masalah
Tahap ini merupakan tahapan penelaahan hasil identifikasi
dengan menganalisis faktor penyebab terjadinya masalah
tersebut, kegiatan ini bertujuan untuk memahami masalah
secara spesifik, sehingga mempermudah menentukan
pemecahan.
 Pelaksanaan program
Program perencanaan yang telah disusun oleh dinas kesehatan
selanjutnya diinstruksikan kepada puskesmas-puskesmas yang
ada diwilayah kerja dinas kerjanya, dan oleh pihak puskesmas
program ini dijadikan sebagai salah satu pedoman dalam
merumuskan program yang akan dilakukan dilapangan. Jadi,
kegiatan ini direncanakan oleh dinas tingkat I dan dinas tingkat
II selanjutnya yang melaksanakan kegiatan adalah pihak
puskesmas.
 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan setiap bulannya dengan
mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak terkait, guna
membahas hasil pencapaian program kerja yang telah
dilaksanakan, dan untuk mencari tahu masalah-masalah yang
dihadapi dalam menjalankan program tersebut.
C. DINAS KESEHATAN PROPINSI
Ada beberapa program gizi yang dilakukan di dinas kesehatan propinsi yaitu:
 Melakukan dan mengembangkan penyebarluasan informasi tentang
program gizi melalui pergerakan masyarakat dalam pembudayaan
kadarzi.
 Malakukan upaya penanggulangan masalah gizi.
 Memfasiitasi ketersediaan bahan penunjang program gizi baik berupa
sarana dan prasarana maupun paket pertolongan gizi.
 Melakukan penanggulangan masalah gizi utama yaitu Gaky, anemia,
KEP,KEK dan KVA.
 Melakukan surveilans gizi buruk dan melakukan perawatan intensif gizi
buruk.
 Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penggunaan garam
beryodium
 Melakukan pelacakan gizi buruk
 Penyediaan buffer stock MP-ASI di daerah bencana
 Penimbangan balita
A.Pengkajian Struktur Organisasi Dan Ketenagaan
1.Puskesmas
Struktur organisasi dari Puskesmas Puuwatu terdiri dari 3 unsur
yaitu pimpinan yakni kepala puskesmas, unsur pembantu pimpinan yaitu
tata usaha, dan unsur pelaksana yaitu unit-unit pelaksana.
Dalam pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan harus dengan prinsip
koordinasi, integrasi, sosialisasi yang dilakukan oleh puskesmas maupun
dengan satuan organisasi/lembaga yang lain sesuai dengan tugasnya
masing-masing. Selain itu, dalam melaksanakan tugas, wajib mengikuti
dan mematuhi petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis
pelaksana yang ditetapkan kepala dinas kesehatan kota kendari sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jenis ketenagaan yang ada di Puskesmas
Puuwatu Kota Kendari yaitu :
 Pembagian tugas dan tanggung jawab setiap pegawai
mempertimbangkan keahlian yang dimiliki agar
pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
 Struktur organisai puskesmas puuwatu terdiri dari kepala
puskesmas dan berbagai unit kera, dimana gizi merupakan
salah satu koordinator fungsional dari pojok gizi yang
terdapat di puskesmas puuwatu. Struktur organisasi ini
sudah diterapkan dengan baik dan menggariskan dengan
jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing personil
disetiap unit sehingga pelayanan kesehatan dan gizi dapat
terlaksana dengan baik. Selain itu dengan adanya struktur
organisasi ini pelaksanaan kerja dapat terkoordinir dengan
baik serta efektif dan efisien dalam pelaksanaannya,
karena masing-masing personil punya tugas dan tanggung
Jawab yang mereka harus penuhi dan bertanggung Jawab
penuh atas hal tersebut.
B. DINAS KESEHATAN KOTA ENDARI
Struktur organisasi yang berlaku di Dinas Kesehatan Kota
Kendari adalah berbentuk lini dan staff. Secara garis
besar berdasarkan struktur organisasi yang ada di Dinas
Kesehatan Kota Kendari terdiri atas 3 unsur yaitu unsur
pimpinan yakni kepala dinas, unsur sekretarian yang
bertugas dalam menangani masalah administrasi, dan
unsur pelaksanaan melaksankan teknis pelaksanaan,
selain itu terdapat pula kelompok jabatan fungsional.
Unsur pelaksana Dinas Kesehatan Kota Kendari
mencakup, beberapa bidang, yaitu Bidang upaya
kesehatan masyarakat dan gizi, Bidang upaya kesehatan
medik, Bidang pengendalian penyakit dan penyehatan
lingkungan (P2PL), Bidang promosi dan pemberdayaan
masyarakat, Unit pelaksana teknis dinas(UPTD), dan
Kelompok jabatan fungsional.
C. Dinas kesehatan propinsi
Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Tenggara
dipimpin oleh seorang kepala dinas dan membawahi
beberapa kepala bagian, sub bagian, dan sub dinas.
Dalam strukturnya, sub bagian terbagi dalam 3
bidang yaitu sub bagian peyusunan program, sub
bagian tata usaha, dan sub bagian keuangan dan
perlengkapan.
Selain itu masih terdapat 4 bidang yaitu bidang
pelayanan kesehatan masyarakat, bidang bina
pengendalian masalah kesehatan, bidang bina
penunjang medis sarana dan peralatan kesehatan,
dan bidang bina manajemen dan pengembangan
sumberdaya kesehatan.
Masing-masing bidang tersebut membawahi 3 seksi yaitu
bidang pelayanan kesehatan masyarakat membawahi seksi
bimdal pelayanan kesehatan dasar, bimdal pelayanan kesehatan
RUJ dan khusus, dan bimdal pelayanan komunitas dan gizi,
bidang bina pengendalian masalah kesehatan membawahi seksi
bimdal pengendalian dan pemberdayaan penyakit, bimdal
pengendalian masalah wabah dan bencana, dan bimdal
kesehatan lingkungan, bidang bina penunjang medis sarana dan
peralatan kesehatan membawahi seksi bimdal sarana dan
peralatan medis, bimdal promosi kesehatan dan peran serta
masyarakat, dan bimdal kefarmasian dan penunjang medik, dan
bidang bina manajemen dan pengembangan sumberdaya
kesehatan membawahi seksi bimdal pengembangan
manajemen data dan informasi, bimdal pengembangan tenaga
kesehatan dan diklat, dan bimdal jaminan kesehatan dan
promosi.
1. PUSKESMAS
Masalah kesehatan dan gizi di puskesmas puuwatu
antara lain :
Gizi buruk dan gizi kurang
Anemia dan KEK pada ibu hamil
Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan
pelayanan gizi
Program penimbangan balita di posyandu N/D belum
mencapai standar pelayanan minimal (SPM +=80%), D/S
64,3 %, K/S 72,9 %, N/S 33,5 %.
Bayi yang mendapat Vitamin A pencapaiannya sebesar
56 %
Untuk menaggulangi masalah-masalah tersebut, puskesmas puuwatu
melakukan upaya sebagai berikut :
Upaya untuk meningkatkan cakupan D/S/pertisipasi masyarakat
 Perlu upaya tokoh masyarakat, dasa wisma, kader posyandu, kader
PKK, tim penggerak PKK, dalam rangka meningkatkan partisipasi ibu
balita agar datang menimbang di posyandu setiap bulannya.
 Melakukan penyegaran kader dalam bentuk pelatihan kader
posyandu.
Upaya untuk mengurangi masalah KEP
 Perlu upaya untuk meningkatkan pendapatan keluarga dengan cara
memberikan penyuluhan.
 Melibatkan berbagai sektor yang terkait untuk menanggulangi
bersama permasalahan gizi yang terjadi.
 Melakukan kegiatan survei korelasi untuk mendapatkan penyebab
yang terbesar dalam kasus gizi buruk.
 Meningkatkan penyuluhan oleh tenaga kesehatan maupun kder dan
tim PKK.
 Peningkatan kegiatan pelacakan kasus gizi buruk.
 Melakukan perawatan terhadap pasien dengan kasus gizi buruk.
Upaya untuk meningkatkan cakupan pemberian
kapsul vitamin A pada balita
 Melakukan peningkatan promosi bulan vitamin A
pada masyarakat
 Melakukan sweeping berkala
Upaya untuk meningkatkan pemberian kapsul
vitamin A pada ibu nifas
 Melakukan peningkatan promosi bulan vitamin A
pada masyarakat khususnya ibu hamil melalui media
cetak atau elektronik
 Melakukan kegiatan sweeping pada ibu nifas.
 Meningkatkan koordinasi dengan tenaga kesehatan
lain dalam pemberian kapsul vitamin A ibu nifas.
 Memberikan penyuluhan pada ibu hamil tentang
pentingnya kapsul vitamin A pada ibu nifas.
Dinas kesehatan kota kendari

Diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kota


Kendari masih memiliki masalah gizi
antara lain :
•Anemia gizi besi
•Kurang energi protein
•Kurang Vitamin A
•GAKY
a. Penanggulangan masalah gizi makro
Melakukan pemantauan pertumbuhan
balita.
Untuk mengetahui keberhasilan program
ini menggunakan ukuran S, K, D, N.
Ukuran ini selanjutnya digabungkan
antara satu dengan yang lain, sehingga
dapat memberikan informasi tentang
perkembangan kegiatan pemantauan
pertumbuhan balita di posyandu.
Penanggulangan gizi kurang dan gizi
buruk yang dilakukan lebih mengarah
kepada upaya renovasi jangka pendek.
Upaya ini dilakukan melalui pemberian
PMT pada anak balita yang menderita
gizi buruk (prioritas)dari balita penderita
gizi kurang serta penyuluhan tentang
pola asuh anak balita.
Penanggulangan kurang energi kronik
kekurangan energi kronik ibu hamil
diukur melalui lingkar lengan atas (LILA).
b. Penanggulangan masalah gizi mikro
1. Kurang vitamin A
Upaya yang dilakukan yaitu distribusi
kapsul vitamin A pada bayi ( 6 -11 bulan )
dan balita (12-59 bulan)serta penyuluhan
tentang penggunaan bahan makanan
sumber vitamin A dalam makanan sehari-
hari. Distribusi kapsul vitamin A pada ibu
nifas dilakukan sekali selama masa nifas.
2. Anemia gizi besi program penanggulangan
anemi gizi yang dilakukan adalah melalui
pemberian suplementasi tablet Fe pada
ibu hamil.
Diwilayah kerja Dinas Kesehatan propinsi
Kendari masih memiliki masalah gizi
antara lain :
a.Anemia gizi besi
b.Kurang energi protein
c.Kurang Vitamin A
d.GAKY
e.Gizi lebih
Program gizi yang dilakukan dinas kesehatan
propinsi sulawesi tenggara adalah :
a. Melakukan dan mengembangkan
penyebarluasan informasi tentang program
gizi melalui pergerakan masyarakat dalam
pembudayaan kadarzi.
b. Malakukan upaya penanggulangan
masalah gizi.
c. Memfasiitasi ketersediaan bahan penunjang
program gizi baik berupa sarana dan
prasarana maupun paket pertolongan gizi.
d.Melakukan penanggulangan masalah gizi
utama yaitu Gaky, anemia, KEP,KEK dan KVA.
e.Melakukan surveilans gizi buruk dan
melakukan perawatan intensif gizi buruk.
f. Melakukan pemantauan dan
pengawasan terhadap penggunaan
garam beryodium
g. Melakukan pelacakan gizi buruk
h. Penyediaan buffer stock MP-ASI di
daerah bencana
i. Penimbangan balita
a. Gizi buruk dan gizi kurang
1. Jangka panjang
 Program gerakan kadarzi
 Pemantuan status gizi
 Penyuluhan gizi di media massa
2. Jangka pendek
 PMT penyuluhan
 PMT pemulihan
 MP-ASI
2. Jangka pendek
 Suplementasi kapsul yodium
berdasarkan endemiksitas yaitu :
 Daerah endemik ringan sasaran ibu
hamil dan ibu nifas
 Daerah endemik sedang sasaran ibu
hamil dan wanita usia subur
 Daerah endemik berat sasaran ibu
hamil , ibu nifas, dan wanita usia subur,
dan endemik usia sekolah.
b. KVA
Sasaran :
• bayi umur 6-11 bulan
•Anak balita 12-59
bulan
•Ibu nifas d. Anemia
Pemberian
tablet Fe
c.GAKY Penyuluhan
1.Jangka panjang gizi
• Pemantuan garam
beryodium
• Fortifikasi garam
C. Pengkajian Terhadap Perencanaan
Pelaksanaan dan Evaluasi Program Gizi
1. Puskesmas
a.Perencanaan
perencanaan program gizi dipuskesmas
puwatu yaitu :
1.Penyegaran kader
2.Penanganan gizi buruk dalam bentuk
kerjasama lintas program lintas sektor.
3.Distribusi paket pertolongan gizi.
Adapun pelaksanaan program gizi
puskesmas puwatu yaitu :
1. Penyuluhan
TPG di puskesmas puwatu melaksanakan
penyuluhan di semua posyandu yang ada
dalam wilayah kerja puskesmas puwatu.
Penyuluhan ini dilaksanakan disuatu
wiliayah setempat terdapat masalah
kesehatan yang dianggap rawan
terjadinya suatu penyakit.
 Sasaran pemberian kapsul vitamin A adalah bayi,
balita, dan ibu nifas. Pemberian kapsul vitamin A pada
bayi (6-11 bulan) dan balita (12-59 bulan. Pemberian
kapsul vitamin A dilaksanakan setiap bulan februari dan
agustus diposyandu maupun puskesmas. Sedangkan
pada ibu nifas pemberiannya hanya sekali setelah
masa kelahiran.
 Dalam melaksanakan pgogram ini, bayi dan
balita yang belim mendapatkan kapsul vitamin
A pada bulan februari dan agustus petugas
kesehatan akan mengadakan sweping pada
bulan maret dan September dirumah,
puskesmas, dan sekolah terutama anak TK.
 Untuk mencegah terjadinya kekurangan zat
besi pada ibu hamil maka pemberian tablet Fe
dititik beratkan pada ibu hamil, pemberian ini
dilaksanakan selama kehamilan, sebanyak 30
tablet dan diberikan secara bertahap yaitu
tiap bulan.
 Dalam pemberian tablet Fe pada ibu
hamil dating dipuskesmas dan posyandu.
Namun tidak semua tablet yang diberikan
dikonsumsi habis oleh ibu. Menurut petugas
kesehatan puskesmas puwatu ibu hamil tidak
suka mengkonsumsi tablet Fe karena rasa dan
bau yang membuat mual dan muntah.
 sirupvero sulfate pada bayi dan
anak balita sedangkan ibu hamil
berupa tablet. Pemberian sirup
vero sulfateuntuk bayi dan anak
balita diberikan selama dua
bulan, sedangkan untuk ibu hamil
diberikan apabila kadar Hb < 11
gram.
a. PMT penyuluhan
Kegiatan PMT penyuluhan yang dilakukan
adalah kegiatan- kegiatan yang difokuskan pada
masalah gizi kurang. Dalam pelaksanaan program
ini, petugas mengadakan penyuluhan langsung
diposyandu. Dalam kegiatan ini selain penyuluhan
juga diadakan PMT berupa bubur kacang hijau.
b. PMT pemulihan
Kegiatan PMT pemulihan difokuskan pada gizi
buruk. PMT pemulihan berupa susu formula1,2,3,
dan Frisian flag seerta pemberian MP-ASI yaitu
instant dan biscuit.
1. Evaluasi program triwulan yaitu penilaian
terhadap pelaksanaan program gizi dalam
setiap bulan. Tujuan evaluasi program gizi
triwulan ini adalah untuk mengetahui tingkat
keberhasilan tingkat pelaksanaan program
dengan membandingkan hasil yang akan
dicapai (cakupan)dengan target yang telah
ditetapkan dalam perencanaan.
2. Evaluasi program tahunan (minlok puskesmas)
yaitu penilaian terhadap pelaksanaan
program gizi dalam setiap tahun. Pada minlok
ini dipaparkan hasil pencapaian program
secara garis besarnya.
K/S : 72.99 %
D/S : 64,36 %
D/K : 88,17 %
N/D : 51,96 %
N/S : 33,44 %

Sumber : laporan F3 Gizi Tahun 2010 Puskesmas Puwatu


1. Perencanaan
Perencanaan program dilaksanakan setiap
tahun berdasarkan data-data yang dilaporkan
oleh pihak puskesmas diwilayah kerja Dinas.
Dalam perencanaan Dinas kesehatan
berada pada level programmer gizi yang
secara keseluruhan kegiatan-kegiatan tersebut
dilaksanakan pada tingkat puskesmas.
Pembiayaan program perbaikan gizi dikota
kendari saat ini bersumber dari dana
deconsentrasi melalui proyek perbaikan gizi
masyarakat Sulawesi Tenggara dan
pemerintah daerah kota kendari melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
Dalam hal pelaksanaan program pihak
puskesmaslah yang berada pada level
operasional kegitan dilapangan bukan
pihak dinas karena pihak Dinas adalah
programmer yang menentukan kebijakan
program. Untuk pelaksanaan program
dapat dilihat ditingkat puskesmas.
Pihak Dinas mengintruksikan
perencanaan program kepada puskesmas
yang ada diwilayah kerjanya dan oleh
pihak puskesmas program ini selanjutnya
menjadi salah satu pedoman dalam
merumuskan program yang hendak
dilaksanakan dilapangan.
1. Perencanaan
Dalam merencanakan program gizi pada
dasarnya mengacu pada pelaksanaan teknis
dari Dinas Kesehatan Pusat. Tahapan-tahapan
perencanaan hampir sama dengan Dinas
Kesehatan Kota, namun kesehatan propinsi
berada pada level programmer untuk
kegiatan-kegiatan yang akan direncanakan
oleh Dinas Kesehatan Kota. Sedangkan Dinas
kesehatan Kota berada berada pada level
programmer secara keseluruhan untuk
kegiatan yang akan dilaksanakan puskemas.
Dalam hal ini pelaksanaan program
Dinas Kesehatan Propinsi tidak terlibat
langsung didalam kegiatan, karena Dinas
Kesehatan Propinsi berperan dalam
menentu kebijakan. Kebijakan yang telah
ditentukan diinstrusikan ke Dinas kesehatan
Kota diwilayah kerjanya, kemudian Dinas
kesehatan Kota menginstrusikan kepada
puskesmas yang berada pada level
operasional kegiatan dilapangan
3. Evaluasi program
Evaluasi perbaikan gizi Dinas kesehatan propinsi
dilakukan dalam 2 bentuk yaitu :
a. Supervisi dilapangan yang dilaksanakan secara
rutin dengan memantau keberhasilan program gizi
dinas Kesehatan kota diwilayah kerejanya.
b.Manajemen evaluasi secara langsung meliputi :
 Monitoring
 Surveilans gizi
c. Kegiatan Surveilans gizi meliputi :
 Pemantaun status gizi yang dilakukan setiap bulan
 Pemantaun konsumsi dan gizi (PKG) setiap 2 bulan
 Pengukuran IMT setiap 3 bulan
 Pengukuran tinggi badan anak sekolah yang
dilakukan setiap 5 tahun
1. Untuk pemberian tablet Fe pada ibu
hamil trimester 1 sebanyak 54 orang.
Bumil trimester II sebanyak 57 orang dan
bumil trimester III sebanyak 42 orang.
2. Anak balita yang mengalami gizi buruk
sebanyak 15 orang. Gizi kurang 62
orang. Gizi baik 1845 orang dan gizi lebih
1 orang.
1. Liputan program (K/S)
Liputan program merupakan suatu indicator
mengenai kemampuan program dalam
mengjangkau balita yang ada diwilayah kerja
puskesmas.
Berdasarkan data yang dapat dijelaskan liputan
program pada puskesmas puwatu cukup baik, hal ini
dapat dilihat dari jumlah bayi dan balita yang
terdaftar dan mempunyai KMS sebanyak 2146 orang
dari sasaran balita 2885 orang atau sekitar 72,99 %.
2.Partisipasi masyarakat (D/S)
Bayi dan balita yang datang ditimbang 1857 orang
dan sasaran balita 2885 orang, jadi partisipasi
masyarakat cukup baik yaitu 64,36 %.
3. Tingkat kelangsungan penimbangan
Bayi dan balita yang datang dan ditimbang 1857
orang dengan jumlah balita yang mempunyai KMS
2106 cukup baik yaitu 88,17%.
4. Keberhasilan penimbangan
Balita yan g BB naik pada bulan desember sebanyak
511 orang dari balita yang datang menimbang 1857
orang sudah mendekati target yaitu 51,96 %.
5. Tingkat keberhasilan tingkat pencapaian program
(N/S)
Tingkat keberhasilan tingkat pencapaian program
cukup rendah, hal ini didasarkan dari balita yang
baik BB 965 orang dibandingkan dengan sasaran
balita 2885 orang, sehingga tingkat keberhasilan
pencapaian program hanya 33,44 %.
6. Tingkat keberhasilan bumil
Tingkat keberhasilan bumil yang datang
pada bulan desember 2010 sebanyak 153
orang dari jumlah sasaran bumil sebanyak
636 orang, jadi tingkat tingkat
keberhasilanya 22,30 %.
7. Data bumil KEK
Diwilayah puwatu masih terdapat bumil KEK
dari data yang ada dapat dilihat bahwa
dari 152 bumil yang datang diposyandu
terdapat 12 orang bumil KEK yang terdiri
dari: kel. Puwatu 2 orang, kel. Punggolaka 1
orang, kel. Tobuha 2 orang, watulondo 1
orang dan kel. Lalodati 6 orang.
A. Kesimpulan
a. puskesmas
a.Puskesmas puuwatu dipimpin oleh kepala puskesmas yang
membawahi beberapa seksi program dan berbagai unit
kerja,dimana gizi merupakan salah satu koordinator fungsional
dari poli gizi/pojok gizi di puskesmas puuwatu.adapun tugas dan
tanggung jawab dari bidang-bidang di puskesmas terlampir.
b. Masalah kesehatan di puskesmas puuwatu antara lain :
1. Gizi buruk dan gizi kurang
2. Anemia dan KEK pada ibu hamil
3. Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan pelayanan
gizi
4.Program penimbangan balita di posyandu N/D belum mencapai
standar pelayanan minimal (SPM +=80%), D/S 64,3 %, K/S 72,9 %,
N/S 33,5 %.
5.Bayi yang mendapat Vitamin A pencapaiannya sebesar 56 %
c. Untuk menanggulangi masalah kesehatan dan gizi yang
ada di wilayah puskesmas puuwatu, dilakukan berbagai
upaya antara lain Penanggulangan masalah gizi makro
seperti melakukan pemantauan pertumbuhan balita,
Penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk yang
dilakukan lebih mengarah kepada upaya renovasi jangka
pendek. Upaya ini dilakukan melalui pemberian PMT
pada anak balita yang menderita gizi buruk (prioritas)dari
balita penderita gizi kurang serta penyuluhan tentang
pola asuh anak balita, Penanggulangan kurang energi
kronik (LILA) kekkurangan energi kronik ibu hamil diukur
melalui lingkar lengan atas (LILA). Penanggulangan
masalah gizi mikro seperti Kurang vitamin A yaitu Upaya
yang dilakukan yaitu distribusi kapsul vitamin A pada bayi
( 6 -11 bulan ) dan balita (12-59 bulan)serta penyuluhan
tentang penggunaan bahan makanan sumber vitamin A
dalam makanan sehari-hari. Distribusi kapsul vitamin A
pada ibu nifas dilakukan sekali selama masa nifas.
Anemia gizi besi program penanggulangan anemi gizi
yang dilakukan adalah melalui pemberian suplementasi
tablet Fe pada ibu hamil.
d. Dalam membuat suatu program,
puskesmas puuwatu melewati beberapa
tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
dan kegiatan evaluasi.
e. Puskesmas puuwatu tidak melakukan
pengawasan terhadap institusi yang
menyelenggarakan makanan banyak.
f. Kegiatan evaluasi di puskesmas puuwatu
dilakukan secara bertahap dan
dilakukan oleh puskesmas sendiri dan
dilakukan secara berkala oleh dinas
kesehatan.
 Dinas kesehatan kota kendari dipimpin
oleh seorang kepala dinas dan
membawahi kepala bagian, tata usaha
dan beberapa bidang lainnya.
 Masalah gizi yang terdapat di dinas
kesehatan kota kendari antara lain
Anemia gizi besi, Kurang energi protein,
Kurang Vitamin A dan GAKY
c. kegiatan dinas kesehatan kota kendari dalam
menanggulangi masalah gizi yang ada diwilayah
kerjanya melakukan kegiatan sebagai berikut :
Penanggulangan masalah gizi makro seperti Melakukan
pemantauan pertumbuhan balita, Penanggulangan gizi
kurang dan gizi buruk yang dilakukan lebih mengarah
kepada upaya renovasi jangka pendek. Upaya ini
dilakukan melalui pemberian PMT pada anak balita yang
menderita gizi buruk (prioritas)dari balita penderita gizi
kurang serta penyuluhan tentang pola asuh anak balita,
Penanggulangan kurang energi kronik (LILA) kekkurangan
energi kronik ibu hamil diukur melalui lingkar lengan atas
(LILA). Penanggulangan masalah gizi mikro seperti
distribusi kapsul vitamin A pada bayi ( 6 -11 bulan ) dan
balita (12-59 bulan)serta penyuluhan tentang
penggunaan bahan makanan sumber vitamin A dalam
makanan sehari-hari. Distribusi kapsul vitamin A pada ibu
nifas dilakukan sekali selama masa nifas. Anemia gizi besi
program penanggulangan anemi gizi yang dilakukan
adalah melalui pemberian suplementasi tablet Fe pada
ibu hamil.
d.Dalam membuat suatu program, dinas
kesehatan kota kendari melakukan
beberapa tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, dan kegiatan evaluasi. Dinas
kesehatan kota berperan sebagai
programer.
e.Dinas kesehatan kota tidak melakukan
pengawasan terhadap institusi yang
menyelenggarakan makanan banyak.
f. Kegiatan evaluasi di Dinas kesehatan
kota dilakukan setiap triwulan dan enam
bulan berdasarkan kesepakatan tingkat
keberhasilan program seluruh puskesmas
yang ada diwilayah kerjanya.
a. Dinas kesehatan propinsi dipimpin oleh seorang
kepala dinas dan membawahi beberapa kepala
bagian, sub bagian, dan sub dinas.
b. Masalah kesehatan dan gizi yang dihadapi oleh
dinas kesehatan propinsi meliputi Anemia gizi besi,
Kurang energi protein, Kurang Vitamin A, GAKY, Gizi
lebih
c. Dalam menanggulangi masalah kesehatan dan gizi
yang ada di Sulawesi Tenggara,maka Dinas
Kesehatan Propinsi melakukan kegiatan yang
termuat dalam visi misi Indonesia Sehat 2010.
d. Program gizi yang dilakukan dinas kesehatan
propinsi sulawesi tenggara adalah : Melakukan
dan mengembangkan penyebarluasan
informasi tentang program gizi melalui
pergerakan masyarakat dalam pembudayaan
kadarzi, Melakukan upaya penanggulangan
masalah gizi, Memfasiitasi ketersediaan bahan
penunjang program gizi baik berupa sarana
dan prasarana maupun paket pertolongan
gizi, Melakukan penanggulangan masalah gizi
utama yaitu Gaky, anemia, KEP,KEK dan KVA,
Melakukan surveilans gizi buruk dan melakukan
perawatan intensif gizi buruk, Melakukan
pemantauan dan pengawasan terhadap
penggunaan garam beryodium, Melakukan
pelacakan gizi buruk, Penyediaan buffer stock
MP-ASI di daerah bencana, Penimbangan
balita
e. Penanggulangan masalah gizi yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Propinsi berupa :
1. Gizi buruk dan gizi kurang
Jangka panjang meliputi Program gerakan kadarzi, Pemantuan
status gizi, Penyuluhan gizi di media massa, Jangka pendek
meliputi PMT penyuluhan PMT pemulihan, MP-ASI.
2. KVA dengan Sasaran : bayi umur 6-11 bulan, Anak balita 12-59
bulan dan Ibu nifas
3. GAKY, program Jangka panjang meliputi Pemantuan garam
beryodium, Fortifikasi garam, Jangka pendek berupa
Suplementasi kapsul yodium berdasarkan endemiksitas yaitu :
Daerah endemik ringan sasaran ibu hamil dan ibu nifas
Daerah endemik sedang sasaran ibu hamil dan wanita usia
subur
Daerah endemik berat sasaran ibu hamil , ibu nifas, dan wanita
usia subur, dan endemik usia sekolah.
4.Anemia
5.Pemberian tablet Fe
6.Penyuluhan gizi
B. Saran
1. Puskesmas
a. Diperlukan upaya peningkatan partisipasi masyarakat
dalam kegiatan posyandu.
b. Diperlukan upaya dengan lebih baik lagi dlam
menaggulangi permasalahn gizi buruk dan gizi kurang
yang masih banyak terjadi.
2. Dinas kesehatan kota
a. Diperlukan adanya perbaikan dalam pelayanan
b.Diperlukan kerjasama dengan lebih baik lagi untuk
menaggulangi masalah gizi dan kesehatan yang ada
3. Dinas kesehatan propinsi
a.Agar lebih sering dilakukan kegiatan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan masyarakat meaui berbagai
cara misalnya kegiatan penyuluhan gizi.
b.Diperlukan kerjasama dengan lebih baik lagi antara
petugas yang terkait guna menanggulangi masalah
kesehatan dan gizi.
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai