Anda di halaman 1dari 46

P2KB

TATA LAKSANA GIZI BURUK


Dewa Ayu Liona Dewi, M.Kes., Sp.GK
Panduan Keterampilan Klinis Dokter dan Dokumen Lingkungan Untuk
Akreditasi di FKTP
Universitas Airlangga, 13-14 Juli 2019
Malnutrisi Energi Protein (MEP) / Kurang Energi
Protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang
disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi
(AKG)

Picture source : https://guardian.ng/guardian-woman/malnutrition-and-child-survival-in-nigeria-2/


Malnutrisi pada • Pemberian makan
Anak-anak pada bayi dan anak
• Fortifikasi dan
Umur, Jenis Kelamin suplementasi
dan Genetika
Tingkat Asupan mikronutrien
Individu makan
Infeksi •• Penatalaksanaan
Pertanian dan
Intervensi
keamanan
gizi Nutrisipangan
buruk Spesifik
•• Pencegahan
Jaring pengamandan
Praktik Lingkungan dan social
Tingkat Ketersediaan Perawatan Ibu Pelayanan penatalaksanaan
• infeksi
Pemberdayaan
komunitas makanan dan Anak Kesehatan perempuan
• Perkembangan anak
Intervensi
Kemiskinan usia dini
Nutrisi Sensitif
• Perlindungan anak
Status sosial, • Sistem kesehatan
Tingkat Politik, Perang dan
Pekerjaan , • Penyelesaian konflik
masyarakat Bencana Alam
Pendidikan
https://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/139/2/e20161666.full.pdf
Penentuan status gizi pada anak

BB/TB
STATUS GIZI BB/TB WHO 2006 IMT CDC 2000
(% MEDIAN)
• Obesitas • >120 • >+3 • > P95
• Overweight • >110 • >+2 s/d + SD • P85-95
• Normal • >90 • +2 SD s/d -2SD
• Gizi Kurang • 70-90 • <-2SD s/d -3SD
• Gizi Buruk • <70 • < -3SD

Menurut kriteria Waterlow, WHO 2006, dan CDC 2000


Kriteria Anak Gizi Buruk

Gizi Buruk Tanpa Komplikasi

• BB/TB: < -3 SD dan atau;


• Terlihat sangat kurus dan atau;
• Adanya Edema dan atau;
• LILA < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan
Kriteria Anak Gizi Buruk
Gizi Buruk dengan Komplikasi

Disertai salah satu atau lebih dari tanda komplikasi


medis berikut:
a. Anoreksia
b. Pneumonia berat
c. Anemia berat
d. Dehidrasi berat
e. Demam sangat tinggi
f. Penurunan kesadaran.
Tata cara pemeriksaan anak gizi buruk

Menegakkan Diagnosis

• Anamnesis (penyakit & gizi)


• Pemeriksaan fisik (klinis dan antropometri)
• Pemeriksaan laboratorium/radiologi
• Analisis diet dan makanan
Anamnesis awal: untuk mengetahui adanya tanda
bahaya dan tanda penting

• syok/renjatan
• letargis
• muntah dan atau diare atau dehidrasi
Anamnesis lanjutan: untuk mengetahui faktor yang
menyebabkan terjadinya gizi buruk:

• riwayat kehamilan dan kelahiran (prematur, BBLR)


• riwayat pemberian makan (ASI, MP-ASI)
• riwayat imunisasi dan pemberian vitamin A dosis tinggi
• riwayat penyakit penyerta / penyulit
• riwayat tumbuh kembang
• penyebab kematian pada saudara kandung
• status sosial, ekonomi dan budaya keluarga
Analisis diet:
• kuantitas asupan makanan (Food recall)
• kualitas asupan makanan (Food frequency)
Gejala klinis Balita KEP berat/Gizi buruk
Gejala klinis yang ditemukan hanya anak
KEP ringan dan sedang tampak kurus.

Marasmus, kwashiorkor atau marasmik-


KEP berat/gizi buruk
kwashiorkor.

• Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit


• Wajah seperti orang tua
• Cengeng, rewel
• Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai
tidak ada (baggy pant/pakai celana longgar Marasmus
• Perut cekung, Iga gambang
• Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang),
diare kronik atau konstipasi/susah buang air
Kwashiorkor
• Edema
• Wajah membulat dan sembab, pandangan mata sayu
• Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut
tanpa rasa sakit, rontok
• Perubahan status mental, apatis, dan rewel
• Pembesaran hati
• Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau
duduk
• Crazy pavement dermatosis)
• Sering disertai : penyakit infeksi, umumnya akut, anemia dan diare.
Marasmik-Kwashiorkor

• Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa


gejala klinik Kwashiorkor dan Marasmus
• Dengan BB/U <60% baku median WHO-NCHS disertai
edema yang tidak mencolok.
Hasil Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik Patognomonis


• BB/TB < 70% atau < -3SD
• Marasmus: tampak sangat kurus, tidak ada jaringan lemak
bawah kulit, anak tampak tua, baggy pants appearance.
• Kwashiorkor: edema, rambut kuning mudah rontok, crazy
pavement dermatosa
• Tanda dehidrasi, Demam
Hasil Pemeriksaan Fisik.. lanjutan

Pemeriksaan fisik Patognomonis


• Frekuensi dan tipe pernapasan: pneumonia atau gagal jantung
• Sangat pucat
• Pembesaran hati, ikterus
• Tanda defisiensi vitamin A pada mata: konjungtiva kering, ulkus
kornea, keratomalasia
• Ulkus pada mulut
• LILA < 11,5 cm untuk anak 6-59 bulan
Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium: gula darah, hemoglobin, hematokrit,


preparat apusan darah, urin rutin, feses rutin
• Antropometri
• Foto toraks
• Uji tuberkulin
Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis ditegakkan berdasarkan tanda dan gejala klinis serta


pengukuran antropometri.

Anak didiagnosis dengan gizi buruk, apabila:


1. BB/TB < -3SD atau 70% dari median (marasmus).
2. Edema pada kedua punggung kaki sampai seluruh tubuh
(kwashiorkor: BB/TB >-3SD atau marasmik-kwashiorkor BB/TB
<-3SD).
ALUR PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK
Anak dengan satu atau lebih
Rawat Inap di
tanda berikut : Gizi buruk
• Terlihat Sangat Kurus RS/Pusk
Dengan
• Edema pada seluruh tubuh RI/TFC
Komplikasi
• BB/PB atau BB/TB < -3 SD
• LiLA < 11,5 cm (untuk anak usia
6-59 bulan)
dan salah satu atau lebih dari
tanda-tanda komplikasi medis
Pulang Penerapan 10 langkah
berikut : dan 5 kondisi Tatalaksana
• anoreksia Anak Gizi Buruk.
• pneumonia berat
• anemia berat Puskesmas ,
• dehidrasi berat Rumah
Posyandu
• demam sangat tinggi tangga
• penurunan kesadaran
ALUR PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK
Anak dengan satu atau lebih
tanda berikut :
Gizi buruk
• Terlihat sangat kurus Tanpa Rawat jalan
• Edema minimal, pada kedua Komplikasi
punggung tangan / kaki
• BB/PB atau BB/TB <-3SD
• LILA <11,5 cm (untuk anak usia 6-
59 bulan )
dan Puskesmas, Posyandu
• Nafsu makan baik
• Tanpa komplikasi medis

Rumah tangga
ALUR PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK

• Bila LILA > 11,5 cm < 12,5 cm Gizi kurang


(untuk anak usia 6-59 bulan) dengan
• (BB/TB < -2 SD s.d -3 SD) penyakit Rawat inap
• tidak ada edema berat • Obati Penyakit
Dan • Penambahan
Penyakit berat Energi dan Protein
20-25 % di atas
Pulang AKG

Rumah
tangga Puskesmas, Posyandu
ALUR PEMERIKSAAN ANAK GIZI BURUK

• Bila LILA > 11,5 cm < 12,5 cm


(untuk anak usia 6-59 bulan) Gizi kurang
• (BB/TB < -2 SD s.d -3 SD) PMT
• tidak ada edema Pemulihan
dan
• nafsu makan baik
• klinis baik

Puskesmas, Posyandu

Rumah tangga
Tata Laksana Pelayanan Gizi Buruk
Ada 4 fase dan 10 langkah penting dalam penatalaksanaan gizi buruk

Fase Stabilisasi
• Fase awal membutuhkan tindakan segera (mengatasi dan
mencegah hipoglikemia, hipotermi dan dehidrasi)
• Keterlambatan akan berakibat kematian
• Pemberian cairan, energi dan protein ditingkatkan secara
bertahap untuk menghindari “overload” yang bisa berakibat gagal
jantung.
• Berlangsung 1 – 2 hari dan dapat berlanjut sampai 1minggu
(sesuai kondisi klinis anak)
• Masa peralihan (dari stabilisasi ke rehabilitasi)
Fase Transisi • Peningkatan jumlah cairan dan konsistensi
formula dilakukan perlahan-lahan agar sel-sel
usus beradaptasi.
• Berlangsung 1 minggu (umumnya)

Fase Rehabilitasi
• Pemberian makanan untuk tumbuh kejar
• Energi dan protein ditingkatkan sesuai
kemampuan.
• Berlangsung 2 – 4 minggu (umumnya)
Fase Tindak lanjut

• Setelah anak dipulangkan dari RS /


Puskesmas / Panti Pemulihan Gizi
• Makanan tumbuh kejar (Makanan keluarga
dan PMT Pemulihan)
• Berlangsung sampai 4 - 5 bulan.
10 langkah penting penatalaksanaan gizi buruk

1. Mencegah dan mengatasi hipoglikemia


2. Mencegah dan mengatasi hipotermia
3. Mencegah dan mengatasi dehidrasi
4. Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit
5. Mengobati infeksi
6. Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro
7. Memberikan makanan untuk stabililisasi dan transisi
8. Memberikan makanan untuk tumbuh kejar
9. Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang
10. Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah
Langkah 1 : Mencegah dan mengatasi hipoglikemia

- Kadar glukosa darah yang sangat rendah (< 3 mmol/liter atau < 54 mg/dl)
- Biasanya terjadi bersamaan dengan hipotermia
- Tanda lain: letargis, nadi lemah, kehilangan kesadaran
- Gejala hipoglikemia berupa berkeringat dan pucat sangat jarang dijumpai pada anak
gizi buruk
- Kematian karena hipoglikemia, kadang-kadang hanya didahului dengan tanda seperti
- mengantuk
- Bila tidak ada fasilitas pemeriksaan kadar glukosa darah, setiap anak gizi buruk yang
datang harus dianggap mengalami hipoglikemia dan segera rawat/tangani sesuai
tatalaksana hipoglikemia
Cara mengatasi hipoglikemia

Sadar (tidak letargis) : berikan larutan glukosa 10% atau larutan gula pasir 10%*) secara
oral/ngt (bolus) sebanyak 50 ml

Tidak sadar(letargis) : berikan larutan glukosa 10% iv (bolus) 5 ml/kgbb, selanjutnya


berikan larutan glukosa 10% atau larutan gula pasir 10% secara ngt (bolus) sebanyak 50 ml
-

Renjatan (syok) : berikan cairan iv berupa ringer laktat dan Dekstrosa/glukosa 10% dengan
perbandingan 1:1 (=RLG 5%) sebanyak 15 ml/kgbb selama 1 jam pertama atau 5
tetes/menit/kgbb. Selanjutnya berikan larutan glukosa 10% iv (bolus) sebanyak 5 ml/kgbb.

*) 5 gram gula pasir (= 1 sendok teh munjung) + air matang s/d 50 ml.
Langkah 2 : Mencegah dan mengatasi hipotermia

- Hipotermia adalah suhu aksiler < 36°C (ukur selama 5 menit)


- Biasanya terjadi bersama-sama dengan hipoglikemia
- Hipotermia dan hipoglikemia: merupakan tanda dari adanya infeksi
sistemik serius, terapi untuk ketiganya (hipotermia + hipoglikemia +
infeksi)
- Cadangan energi anak gizi buruk sangat terbatas, tidak mampu
memproduksi panas untuk mempertahankan suhu tubuh
- Pertahankan suhu tubuh anak gizi buruk dengan cara menyelimuti
tubuhnya dengan baik.
- Tindakan menghangatkan tubuh sama dengan usaha penghematan
penggunaan cadangan energi
Cara mempertahankan dan memulihkan suhu tubuh anak agar
tidak hipotermia

Jika suhu tubuh 36 – 37,0 ºC, mudah terjadi hipotermia. Cara mempertahankan suhu:
- Tutuplah tubuh anak termasuk kepala
- Hindari hembusan angin
- Pertahankan suhu ruangan 25–30°C
- Tetap selimuti pada malam hari
- Jangan biarkan tanpa baju terlalu lama saat pemeriksaan dan penimbangan
- Tangan yg merawat harus hangat
- Segera ganti baju atau peralatan tidur yang basah
- Segera keringkan badan setelah mandi
- Jangan gunakan botol air panas untuk menghangati anak, kulit anak bisa terbakar
Jika suhu tubuh < 36 ºC (hipotermia). Tindakan untuk
menghangatkan tubuh :

- Cara “kanguru”: kontak langsung kulit ibu dan kulit anak


- Lampu: diletakkan 50 cm dari tubuh anak
- Monitor suhu setiap 30 menit
- Hentikan pemanasan bila suhu tubuh sudah mencapai 37°C
Langkah 3 : Mencegah dan mengatasi dehidrasi

Tanda dehidrasi :
- Letargis : lemas, tidak waspada, tidak tertarik terhadap kejadian sekitar
- Anak gelisah dan rewel terutama bila disentuh/dilakukan tindakan
- Tidak ada air mata saat anak menangis
- Mata cekung memang seperti biasanya ataukah baru beberapa saat
timbulnya
- Mulut dan lidah kering. Raba dengan jari yang kering dan bersih untuk
menentukan apakah lidah dan mulutnya kering
Langkah 3 : Mencegah dan mengatasi dehidrasi

Tanda dehidrasi :
- Haus. Apakah anak ingin meraih cangkir saat diberi ReSoMal. Saat cangkir
itu disingkirkan, apakah anak masih ingin minum lagi?
- Kembalinya cubitan/turgor kulit lambat. Tarik lapisan kulit dan jaringan
bawah kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik dan lepaskan. Jika kulit masih
terlipat (belum balik rata selama > 2 detik) artinya kulit/turgor kulit lambat.
(catatan: cubitan kulit biasanya lambat pada anak “wasting”)
- Kencing terakhir bila lebih dari 6 jam dicurigai ada dehidrasi
Langkah 4 : Memperbaiki gangguan keseimbangan elektrolit

Pada anak gizi buruk terjadi ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh.


Perlu diberikan mineral mix/larutan elektrolit dalam bentuk ReSoMal (bila
diare) dan Formula WHO sesuai dengan fasenya.
ReSoMal : Rehidration Solution for Malnutrition
- Oralit: diencerkan 2 kali untuk menurunkan kadar Na agar tidak terjadi
hipervolemia, edema paru, gag.l jantung
- Gula: menambah energi dan mencegah hipoglikemia
- Mineral Mix/larutan elektrolit: menambah kekurangan elektrolit (K. Mg,
Cu, zinc)
Langkah 5 : Mengobati infeksi

- Tidak ada komplikasi/infeksi yang jelas : kotrimoksasol/oral/12


jam selama 5 hari
- Ada komplikasi : gentamisin iv atau im selama 7 hari, ditambah
ampisilin iv atau im/6 jam selama 2 hari, diikuti amoksisilin/8 jam
selama 5 hari
- Dalam 48 jam tidak membaik : kloramfenikol iv atau im/8 jam
selama 5 hari
- Bila ada infeksi khusus : antibiotika khusus sesuai dengan
penyakitnya
Langkah 6 : Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro

Dosis tablet besi dan sirup besi untuk anak umur 6 bulan sampai 5 tahun. Fe
diberikan setelah minggu ke2 (pada fase rehabilitasi).
Tablet besi/folat (sulfas ferosus 200 mg atau 60 mg besi elemental + 0,25 mg
as folat)
- Bayi usia 6 – < 12 bln : 1 x sehari ¼ tab
- Anak usia 1–5thn: 1 x sehari ½ tablet
Sirup besi (sulfas ferosus 150 ml), setiap 5 ml mengandung 30 mg besi
elemental 10 mg ferosulfat setara dengan 3 mg besi elemental.
- Bayi 6 – < 12 bulan : 1 x sehari 2 ,5 ml (½ sendok teh)
- Anak usia 1–5 thn : 1 x sehari 5 ml (1 sendok teh)
Dosis kapsul vitamin A dosis tinggi untuk anak umur 6 bulan sampai 5
tahun

- < 6 bulan 50.000 SI ( ½ kapsul biru )


- 6 – 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru )
- 1 – 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah )
Dosis vitamin dan mineral untuk anak umur 6 bulan sampai 5
tahun

• Vitamin C : BB < 5 kg: 50 mg/hari (1 tablet), BB > 5 kg:


100 mg/hari (2 tablet)
• Asam Folat Hari I: 5 mg/hari, selanjutnya 1 mg/hari
• Vitamin B kompleks : 1 tablet/hari
• Mineral Mix Zn, K, Mg, Cu (dalam Mineral Mix/larutan
elektrolit)
Langkah 7 : Memberikan makanan untuk stabilisasi dan
transisi

A. Fase Stabilisasi
• Energi : 80 – 100 Kkal/kgBB/hari
• Protein : 1 – 1,5 g/kgBB/hari
• Cairan : 130 ml/kgBB/hari atau 100 ml/kgBB/hari (bila edema berat +++)
• Formula 75/modifikasi/modisco ½
B. Fase Transisi
• Energi: 100 – 150 Kkal/kgBB/hari
• Protein: 2 – 3 g/kgBB/hari
• Cairan: 150 ml/kgBB/hari
• Formula 100/modifikasi/modisco I/II
Langkah 8 : Memberikan makanan untuk tumbuh kejar

A. Fase Rehabiltasi
- Energi : 200 – 220 Kkal/kgBB/hari
- Protein : 3 – 4 g/kgBB/hari
- Cairan : 150 – 200 ml/kgBB/hari
- Formula 100/135/modifikasi/modisco III
Ditambah makanan:
- BB < 7 kg makanan bayi/lembik
- BB ≥ 7 kg makanan anak/lunak
B. Fase Tindak lanjut
Kebutuhan energi dan protein sesuai dengan BB dan umur anak.
- PMT- Pemulihan: Energi 350 Kkal/hari dan protein. 15 g/hr
- Ditambah makanan keluarga
Langkah 9 : Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang

Anak gizi buruk mengalami keterlambatan perkembangan mental dan


perilaku sehingga harus diberikan:
- Kasih sayang
- Lingkungan yang ceria
- Terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/hari (Misalnya:
permainan ci luk ba atau menggunakan Alat Permainan Edukatif)
- Aktifitas fisik segera setelah sembuh
- Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain dan sebagainya)
Langkah 10 : Mempersiapkan untuk tindak lanjut dirumah

• Bila gejala klinis sudah tidak ada dan BB/TB-PB > - 2 SD


dinyatakan ”anak sembuh”
• Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus tetap
dilanjutkan di rumah
• Berikan contoh kepada orang tua: menu dan cara membuat
makanan dengan kandungan tinggi energi dan padat gizi sesuai
umur dan berat badan anak.
• Terapi bermain terstruktur
Langkah 10 : Mempersiapkan untuk tindak lanjut dirumah

• Sarankan : makanan dengan porsi kecil dan sering sesuai dengan umur anak
• Kontrol secara teratur: Bulan I : 1 kali/ minggu, bulan II : 1 kali/ 2 minggu,
bBulan III - VI : 1 kali/ bulan
• Suntikan/imunisasi dasar BCG, Polio, DPT, Campak, Hepatitis B dan ulangan
(booster). (Anak gizi buruk tidak dianjurkan imunisasi campak, tetapi pada
semua anak gizi buruk harus diberikan imunisasi campak sebelum anak
pulang, setelah fase rehabilitasi)
• VitaminA dosis tinggi setiap 6 bulan (dosis sesuai umur)
Kriteria pemulangan anak gizi buruk

Anak :
- Selera makan baik, makanan yang diberikan dihabiskan
- Ada perbaikan kondisi mental
- Sudah tersenyum, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, sesuai umurnya
- Suhu tubuh berkisar antara 36,5 – 37,5 °C
- Tidak ada muntah atau diare
- Tidak ada edema
- Kenaikan berat badan > 5 g/kgBB/hari, 3 hari berturut-turut atau kenaikan
50 g/kgBB/minggu, 2 minggu berturut-turut
- Sudah berada di kondisi BB/TB-PB > - 3 SD (dan sudah tidak ada tanda dan
gejala klinis gizi buruk)
Ibu/pengasuh:
- Sudah dapat membuat makanan yang diperlukan untuk
tumbuh kejar di rumah
- Sudah mampu merawat serta memberikan makan dengan
benar kepada anaknya
Institusi lapangan:
Puskesmas/Pos Pemulihan Gizi/Posyandu telah siap
menerima rujukan paska perawatan
JADWAL PENGOBATAN DAN PERAWATAN ANAK GIZI BURUK

Anda mungkin juga menyukai