Oleh KRISMEIKESARI SINDY DWI RIRIANDINI SISCA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PALANGKA RAYA RSUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA 2015
Status Gizi Anak
Keadaan
kesehatan anak yang
ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri dan dikategorikan berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
Penilaian menurut WHO
Status
gizi anak < 2 tahun ditentukan
dgn menggunakan tabel Berat Badan menurut Panjang Badan (BB/PB) Anak umur 2 tahun ditentukan dgn menggunakan tabel Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB).
Cara menghitung BMI
BMI : berat badan (kg) tinggi badan (m) 2
Contoh interpretasi menurut
persentil Anak
umur 7 bulan 3 minggu
Berat badan : 7.7 kg Tinggi badan : 70 cm
Slide
15
KMS Pemantauan
berat badan anak dapat
dilakukan di masyarakat (misalnya posyandu) atau di sarana pelayanan kesehatan (misalnya puskesmas dan Klinik Tumbuh Kembang Rumah Sakit), dalam bentuk kegiatan pemantauan Tumbuh Kembang Anak dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat), yang dibedakan antara anak laki-laki dan perempuan.
KMS
di Indonesia telah digunakan sejak tahun
1970-an sebagai instrumen utama kegiatan pemantauan pertumbuhan. KMS di Indonesia telah mengalami 3 kali perubahan. Pada tahun 2008, KMS balita direvisi berdasarkan Standard Antropometri WHO 2005. Penilaian pertumbuhan anak secara teratur melalui penimbangan setiap bulan, pengisian KMS, menentukan status pertumbuhan berdasarkan kenaikan berat badan. Menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan.
WHO
Pengukuran
Skor Simpang Baku (Zscore) dapat diperoleh dengan
mengurangi Nilai Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan menggunakan rumus :