REFERAT
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
BUDESONIDE
Disusun oleh
MUFIDAH
1010015015
Pembimbing
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan
............................................................................
BAB II
Tinjauan Pustaka
.....................................................................
2.1.
.........................................................................
2.2.
.................................................................
2.3.
1
3
Morfologi
.......
3
Farmakokinetik
.......
4
Farmakodinamik
.......
4
Indikasi
.......
5
Dosis obat
&
..............................................................
2.4.
..............................................................................
2.5.
Cara Pemberian..................................................
2.6.
Bentuk
6
sediaan
obat
2.7.
...............................................................
Interaksi
2.8.
.......................................................................... 7
Efek
Samping
2.9.
........................................................................... 8
Perhatian
dan
Peringatan
2.10.
.......................................................
Kontraindikasi
................................................................
2.11.
2.12.
Daftar Pustaka
Nama
6
obat
10
.......
13
dagang
......................................................................... 14
Informasi
Pasien
...........................................................................
14
........................................................................................
17
BAB I
PENDAHULUAN
dapat
disembuhkan
tapi
merupakan
penyakit
yang
lengkap, yakni
Kebanyakan terjadi pada bagian terendah dari usus halus (ileum) dan usus
besar, Adapun terapi farmakologi untuk mengatasi penyakit ini asalah
satunya adalah dengan obata-obatan anti inflamasi seperti golongan
kortikosteroid. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1 Morfologi
Nama dan Struktur Kimia : Budesonide adalah golongan kotikosteroid
dengan
rumus
kimia
16Alpha,
17Alpha-
butylidenedioxy-11Beta,21-dihydroxypregna1,4-diene-3,20-dione 4
Sifat Fisikokimia
: Budesonide
merupakan
serbuk
berbentuk
2.2 Farmakokinetik
diperkirakan
sekitar
38%
dari
dosis.4
utama
dari
hydroxybudesonide
dan
budesonide
adalah
6beta-
16alfa-hydroxyprednisolone.
2.3 Farmakodinamik
Budesonide memiliki efek glukokortikoid yang tinggi dan efek
mineralokortikoid lemah. Ia mengikat pada reseptor glukokortikoid dengan
afinitas pengikatan lebih tinggi dari kortisol dan prednisolon. Telah diamati,
pemberian budosonide sistemik, dapat memicu penekanan konsentrasi kortisol
endogen dan penurunan fungsi axis hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA).
Selanjutnya, penurunan reaktivitas saluran napas untuk histamin dan entitas
lain telah diamati dengan formulasi inhalasi. Umumnya, perumusan inhalasi
memiliki tindakan onset yang cepat dan peningkatan kontrol asma dapat
terjadi dalam waktu 24 jam dari memulai pengobatan.4,7
Kerja Glukokortikoid tidak secara langsung merelaksasikan otot polos
sehingga mempunyai efek yang lebih kecil pada bronkokonstriksi akut. Efek
aninflamatorinya terhadap asma meliputi modulasi produk sitokin dan
kemokin; menghambat sintetis eikosanid; menghambat akumulasi basofil,
eosinofil dan leukosit lain dalam paru-paru; dan menurunkan permeabilitas
vascular. Karena kerja anti inflamatorinya yang menyeluruh dan menonjol,
glukokortikoid dalma hal ini budesonide merupakan obat paling efektiff untuk
pengobatan asma.8
2.4 Indikasi
alergi lainnya).
Untuk pengobatan dan pencegahan poliposis
hidung.
8
Cara
pemakaian
Merangsang
remisi pada
penyakit Chorn
ringan-sedang
oral
Asma Bronkial
Inhaler
Dosis
1 kaps 3x /hari
Turbuhaler
Keterangan
Lama terapi 8
minggu
Diberikan dalam
2-4 dosis terbagi
Respules
2.6
Pemeliharaan
0,25-0,5 mg 2x/ hari
Bentuk Sediaan Obat9
Kapsul 3 mg x 50
Inhaler 200mcg/dosis x 1
Turbuhaler 200 mcg/dosis x 100
Respules
a. Respules 0,25 mg/ml x 2ml x 20
b. Respules 0,5 mg/ml x 2ml x 20
dan
dapat
meningkatkan
menurunkan
bioavailabilitas
Proton
Pump
Inhibitor
(omeprazole
dan
juga
mempengaruhi
kecepatan
disolusi
10
Obat-Obatan
Aldesleukin
Aluminum hydroxide
Amphotericin B
Calcium carbonate
Ceritinib
Colesevelam
Conivaptan
Corticorelin
Dasatinib
Deferasirox
Trastuzumab
Tofacitinib
Telaprevir
Stiripentol
Sipuleucel-T
Simeprevir
Pimecrolimus
Efek
Kortikosteroid dapat mengurangi
efek antineoplastik dari
aldesleukin.
Dapat menurunkan bioavabilitas
kortikostreroid (Oral).
Kortikosteroid (orally inhaled)
dapat meningkatkan efek
hipokalemia dari amfoterisin B
Dapat menurunkan bioavabilitas
kortikostreroid (Oral).
Dapat meningkatkan efek
hiperglikemik dari Ceritinib.
Dapat menurunkan penyerapan
Kortikosteroid (Oral).
Dapat meningkatkan konsentrasi
serum Substrat CYP3A4.
kortikosteroid dapat menurunkan
efek terapi Corticorelin. Khususnya,
respon plasma ACTH terhadap
corticorelin menjadi tidak jelas
Dapat meningkatkan konsentrasi
serum Substrat CYP3A4.
Kortikosteroid dapat meningkatkan
efek toksik dari Deferasirox.
Khususnya, risiko iritasi atau
perdarahan GI
Dapat meningkatkan efek
neutropenik dari Imunosupresan.
Imunosupresan dapat
meningkatkan efek imunosupresif
dari Tofacitinib.
Dapat meningkatkan konsentrasi
serum Budesonide (sistemik,
Inhalasi Oral).
Dapat meningkatkan konsentrasi
serum CYP3A4.
Imunosupresan dapat mengurangi
efek terapi dari sipuleucel-T.
Dapat meningkatkan konsentrasi
serum dai substrat CYP3A4
Dapat meningkatkan efek toksik
dari Imunosupresan.
11
Palbociclib
Natalizumab
waktu
puncak,
tetapi
tetapi
tidak
6, 7
Reaksi
Cushing syndrome
Hipokalemia
Psikiatri
Mata
Insomnia, perubahan
mood
Mata kabur
Jantung
Palpitasi
Saluran cerna
Dispepsia
Ganggua menstruasi
Tremor
Reaksi Anafilaksis
12
Muskuloskeletal
Retardasi pertumbuhan
Respirasi
Sistem saraf pusat
Uncommon < 1%
Gastrointestinal
Kulit
Sistem saraf pusat
Kulit dan jaringan subkutan
Sistem imun
7,10
Reaksi
Iritasi hidung, rasa gatal
pada tenggorokan dan
laring, membran mucus
kering, sputum meningkat,
epistaksis, bersin setelah
disemprotkan, sinusitis
Batuk
Dispnue
Sakit kepala
Pusing
Kelelahan
Nafsu makan menurun,
gangguan lambung
Mual
Gatal pada kulit
Tremor
Sedasi
Reaksi kulit ( urtikaria,
eksantema)
Reaksi hipersensitif seperti
dermatitis, urticaria, rash,
pruritus
Rasa gatal pada telinga,
nyeri sendi, disfungsi
seksual
Kasus yang paling jarang
adalah perforasi septum
nasal dan reaksi anafilaktis
13
Ketika
pasien
glukokortikosteroid
mengalami
sistemik
menjadi
perubahan
terapi
terapi
dengan
dari
terapi
Oleh
karenya,
diperlukan
monitoring
fungsi
adenkortikoid pada pasien tersebut dan dosis steroid sistemik nya harus
dikurangi. Adanya perubahan pengobatan dari glukokortikosteroid
sistemik menjadi terapi oral atau inhalasi terkadang menunjukkan
adanya reaksi alergi yang sebelumnya dikendalikan oleh agen sistemik
(misalnya; rhinitis dan eksim). Gejala alergi ini harus dikontrol dengan
anti histamine. 6,7,10
b. Infeksi dan infeksi virus
Perhatian penggunaan budesonide kepada pasien pasien yang
sedang dalam kondisi infeksi, karena dapat berpotensi memburuknya
infeksi (misalnya, tuberkulosis, jamur, bakteri, virus, atau parasit yang
ada infeksi; atau okular herpes simpleks).7
Pada pasien dengan cacar dan campak harus lebih berhati-hati
dengan penggunaan glukokortikoid. Sedangkan pada pasien yang tidak
memiliki penyakit ini, dibutuhtkan perhatian khusus untuk menghndari
paparan. Bila terpapar, dipertimbangkan terapi dengan imonoglobulin
varisela zoozter atau intravena imonoglobulin sesuai dengan indikasi,
Bila
cacar
berkembang,,
terapi
dengan
antivirus
dapat
dipertimbangkan.7
c. Infeksi Lokal
14
studi
menunjukkan
bahwa
pengkonsumsian
15
Selain itu,
4,7
h. Kondisi Lain
Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan
infeksi, hipertensi, diabetes mellitus, osteoporosis, ulkus
peptikum, glaucoma atau katarak, atau riwayat keluarga
dengan diabetes atau glaucoma, atau dengan kondisi
lain dimana glukokortikosteroid mungkin memiliki efek
yang tidak diinginkann.
4,7
i. Kehamilan
Hasil dari studi epidemiologi prospektif dan dari
seluruh
dunia
pasca
pemasaran.
Pengalaman
16
lahir.
Seperti
dengan
obat
lain
penggunaan
ibu
ditimbang
Penggunaan
terhadap
risiko
glukokortikosteroid
untuk
janin.
inhalasi
dapat
yang
lebih
rendah
dibandingkan
dengan
glukokortikosteroid . 4,7,10
j. Menyusui
Budesonide diekskresikan dalam ASI. Namun,
pada dosis terapi
Kontra Indikasi
4,7
Nama Dagang
Budeson
Budesonide
Budicort
Entocort
Entocort EC
4,7
7. Pulmicort
8. Pulmicort Nebuamp
9. Pulmicort Respules
10. Rhinocort Aqua
11. Rhinocort Turbuhaler
17
6. Micronyl
2.12
12. Spirocort
13. Tridesilon
Informasi Pasien
4,6,7,10
menggunakan
Budesonid
apabila
mempunyai
asma
(tidak
serangan asma)
3.
Cara menggunakan
membersihkan,
4.
dan
digunakan
obat,
cara
cara
untuk
mengatasi
penyimpanan,
membuang
obat.
cara
Jangan
18
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. Pharmaceutical Care Untuk
Penyakit Asma. [Online] 2007.
http://binfar.kemkes.go.id/v2/wpcontent/uploads/2014/02/PC_ASMA.pdf. [31 Oktober 2015.]
2. Global Initiative For Asthma (GINA). 2005. Global
Strategy
for
Asthma
Management
and
Prevention.
http://www.ginasthma.com/GuidelineItem.asp?intId=1170
[31 November 2012]
3. Firmansyah, Mohammad
Adi.
2013
Perkembangan
20
4. Canadian
Institute
of
Innovates;
The
Drugbank.
Drugbank;
Health
Metabolomcs
Research;
Alberta
Innovation
Center.
Budesonide.
[Online]
2006.
University
Bioinformatics
Budesonide.
Center.
Genome.
D00246;
[Online]
http://www.genome.jp/dbget-bin/www_bget?D00246.
[25
Oktober 2015].
6. AstraZeneca Limited. Budesonide ; Entocortcap data
sheet 9 Januari 2015.
www.medsafe.govt.nz/profs/datasheet/e/Entocortcap.pdf
(24 Oktober 2015)
7. U.S National Library of Medicine. Drug Info. Daily Med.
[Online]
http://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/drugInfo.cfm?
setid=54234b7d-3bcc-4809-1881-1d21484856a0
[24
Oktober 2015]
8. Brunton, Laurence, et al. Manual Farmakologi dan
Terapi. Jakarta : EGC, 2008.
9. Evaria dkk, editor. MIMS Edisi Bahasa Indonesia, edisi 15.
Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer 2015
10.
AstraZeneca
Pulmicortturbuhaler
Limited.
data
sheet
Budesonide
31
Maret
;
2015.
www.medsafe.govt.nz/profs/datasheet/p/Pulmicortturbuhal
er.pdf (24 Oktober 2015)
21
22