Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Referat
TERBUTALIN
Oleh:
Nurusshiami Khairati
NIM. 1510029005
KATA PENGANTAR
kepaniteraan
klinik
farmakologi
Fakultas
Kedokteran
Universitas Mulawarman
Penulis menyadari bahwa referat ini dapat terselesaikan berkat bantuan
dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Dra. Khemasili Kosala, Apt, Sp. FRS atas waktu
dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis selama penulis menjalani kepaniteraan
klinik di bagian farmakologi
Penulis
menyadari
bahwa
penulisan
referat
ini
sangat
jauh
dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan Referat
banyak pihak.
Penulis,
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
ii
DAFTAR ISI.................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN........................................................................
1.2 Tujuan............................................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................
2.2 Farmakokinetik..............................................................................
2.3 Farmakodinamik............................................................................
2.7 Kontraindikasi................................................................................
2.8 Toksisitas........................................................................................
11
DAFTAR KEPUSTAKAAN........................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terbutalin sulfat merupakan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan
penyakit asma bronkial. Asma bronkial adalah suatu keadaan dimana saluran nafas
mengalami penyempitan peradangan dan penyempitan yang bersifat sementara. Ini
terjadi karena saluran nafas tersebut sangat sensitif terhadap faktor khusus (pemicu)
diantaranya meningkatnya respon dari trakea yang dapat menyebabkan aliran udara
menyempit sehingga aliran udara berkurang dan mengakibatkan sesak nafas, nafas
berbunyi (wheezing). Pada umumnya sasaran terapi penyakit asma adalah gejala
asma, bronkospasma (kejang bronki) dan peradangan pada saluran pernafasan.
Tujuan terapi penyakit asma adalah mencegah terjadinya gejala asma, mengontrol
terjadinya gejala asma, mencegah dan mengurangi terjadinya bronkospasma (kejang
bronki), dan menghambat atau mengurangi peradangan saluran pernafasan.
Bronkodilator dapat membuka / melebarkan saluran pernapasan dengan meniru cara
kerja non adrenalin. Obat obat bronkodilator menempati 2 adrenoseptor yang
sama yang biasanya ditempati non adrenalin pada permukaan sel otot polos dan
memicu efek yang sama. Obat ini juga membantu merelaksasi otot polos, maka obat
ini juga disebut 2 agonis. Agonis adalah obat yang berikatan dengan suatu reseptor
dan menghasilkan efek biologis yang sama seperti zat yang diproduksi secara alami
di dalam tubuh. Terbutalin termasuk bronchorelaxant golongan 2-agonis shortacting yang dapat diberikan secara oral, parenteral atau inhalasi. Golongan obat ini
bekerja secara selektif pada reseptor 2 dan bersifat simpatomimetik. Reseptor 2
terdapat pada berbagai organ tubuh seperti pada arteriol, otot polos bronkus, lambung
dan usus, pankreas, uterus dan hepar. Pada paru-paru, bila dirangsang, reseptor 2
akan menyebabkan relaksasi dari otot polos bronkus. (Bull & Price, 2007)
1.2 Tujuan
1 Untuk mengetahui
morfologi,
mekanisme
kerja
(farmakodinamik
dan
farmakokinetik), dosis dan sediaan obat, cara pemberian, indikasi, efek samping
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. TERBUTALIN
2.1 Struktur Kimia
Nama kimia
: --[(tert butylamino) methyl]-3,5-dihydroxybenzyl alcohol
sulfate (2:1) (salt)
Massa molekul
: 548.65 g/mol
Rumus struktur
: (C12H19NO3)2 H2SO4
Terbutalin sulfat adalah berupa sebuk putih atau putih abu-abu bubuk yang
tidak berbau atau sedikit berbau seperti asam asetat. Terbutalin sulfat larut dalam
air dan dalam 0,1 N asam hydroclorida, sedikit larut dalam metanol, dan tidak
larut dalam kloroform. Struktur kimia dan fisikokimia Terbutalin ditunjukan pada
gambar 2.1. (Lannett, 2011)
2.2 Farmakodinamik
6
2.3 Farmakokinetik
Terbutalin dapat diberikan secara oral, parenteral atau melalui inhalasi.
Konsentrasi kecil didistribusikan ke dalam ASI dan melewati plasenta, tetapi
penelitian tidak menunjukkan adanya efek teratogenik pada manusia. Terbutalin
sistemik mengalami metabolism parsial dalam hati dan diekresikan dalam urin,
sekitar 60% sebagai obat tidak berubah dan sisanya sebagai metabolit, dengan
sejumlah kecil obat dieksresikan tidak berubah setelah pemberian oral. Half life
obat dilaporkan sekitar 3-4 jam. (Moffat, 2010)
Oral
Setelah pemberian oral, sekitar 30-70% diserap dari saluran pencernaan. Makanan
mengurangi bioavibilitas dengan sekitar sepertiga. Peningkatan fungsi paru terjadi
pada 1-2 jam setelah pemberian oral. Bronkodilatasi berlangsung 3-8 jam,
tergantung pada rute pemberian. Kemungkinan beberapa metabolisme GI atau
pertama ditunjukan dengan persentase yang lebih kecil obat dieksresikan tidak
berubah setelah pemberian oral.
Injeksi
Peningkatan fungsi paru terjadi pada 30-60 menit setelah injeksi subkutan.
Bronkodilatasi berlangsung 3-8 jam, tergantung pada rute pemberian.
Inhaler
Peningkatan fungsi paru terjadi dalam beberapa menit setelah pemberian 5-30
aerosol, bronkodilatasi berlangsung 3-8 jam, tergantung pada rute pemberian,
dengan penggunaan sehari-hari terus menerus aerosol, ada pengurangan durasi
efektivitas.
Untuk pengobatan bronkospasme akut pada pasien dengan asma atau penyakit
paru obstruksi kronik (PPOK) (misalnya, bronchitis kronis dan emfisema) :
Oral dosis :
Dewasa dan remaja > 15 tahun : 5 mg PO tiga kali sehari (diberikan setiap 6 jam
saat terjaga). Jika terjadi efek samping, dapat mengurangi sampai 2,5 mg PO tiga
kali sehari. Dosis maksimum adalah 15 mg/hari. Anak-anak> = 12 tahun dan
remaja < = 15 tahun : 2,5 mg PO tiga kali sehari (diberikan setiap 6 jam terjaga).
Dosis maksimum adalah 7,5 mg/hari. Anak-anak 6-11 tahun dosis awal 0,05
mg/kg PO setiap 8 jam telah digunakan dan perlahan-lahan meningkat diperlukan
untuk memperoleh respon yang memadai, tidak melebihi 0,15 mg/kg/ dosis PO
setiap 8 jam atau total 5 mg/ hari. (NIH, 2007)
Subkutan dosis :
Dewasa dan remaja : awalnya 0,25 mg SC. Ulangi dalam 15-30 menit jika tidak
ada perbaikan yang signifikan. Jika pasien gagal untuk merespon dalam 15-30
menit lagi, pikirkan terapi alternatif. Produsen merekomendasikan dosis
maksimum dalam jangka waktu 4 jam 0,5 mg SC. Untuk eksaserbasi asma akut
direkomendasikan 0,25 mg SC setiap 20 menit menunjukan dosis 0,01 mg/kg SC
setiap 20 menit selama 3 dosis. Dosis tunggal maksimum adalah 0,25 mg. dosis
yang sama dapat diulang setiap 2-6 jam sesuai kebutuhan. (NIH, 2007)
Intravena infuse :
Anak-anak dan Remaja : intravena terbutalin infuse biasanya disediakan untuk
pasien yang tidak menanggapi terap konvesional untuk pengobatan status
asmatikus. Dosis yang paling sering dilaporkan telah memuat dosis 0-10 mcg/kg
IV diikuti dengan infuse kontinu 0,2-4mcg/kg/menit. Berdasarkan respon klinis,
infuse dapat dititrasi oleh 0,1-0,2 mcg/kg/menit setiap 30-60 menit. (NIH, 2007)
Nairet
BSO
Tab. 2,5 mg x 100.
Sir. 1,5 mg/5mL x 100mL
Tab. 2,5 mg x 10 x 10.
Sir. 1,5 mg/5mL x 60mL
Neosma
Relivan
Sedakter
Tismalin
Yarisma
sering
trisiklik.
Walaupun
jarang,
10
11
12
BAB III
KESIMPULAN
13
7. Terbutalin suntuk tidak boleh digunakan pada wanita hamil untuk pencegahan
atau pengobatan berkepanjangan
DAFTAR PUSTAKA
3M. (2003) MaxairTM AutoinhalerTM (pifbuterol acetat inhalation aerosol) packate
insert. Northridge: 3M Pharmaceuticals.
Depkes. (1995). Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
FDA.(2011). New warning against use of terbutalin to treat preterm labor. FDA
Drug Safery Communication.
Katzung. (2010). Farmakologi Dasar dan Klinik. EGC.
Lannett. (2011). Terbutalin sulfate tablet package insert. Philadelphia.
Marlborough. (2006). BrovanaTM (arformoterol tartrate) inhalasion solusion
package inser. MA: Sepracor Inc.
Martindale. (2005). The Complete Drug Reference 24 th edition. London:
Pharmaceutical Press.
MIMS Vol. 11.(2014). Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Moffat, A. C. (2010). Clarkes Analysis of Drug and Poisons 3rd edition. Php.
NIH. (2007). Guideline for the diagnosis an management of asma. Nasional
Institutes asthma or chronic bronchitis : continous or on demand? A
radomised controlled study. BMJ.
Sun, C. (1998). Photosensitivity due to glyburyde.
Werner, H. (2001). Atatus asmatikus in children.
Wilmington. (2005). Tenormin R (atenolol) package insert. AstreZaneca.
14