Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN KETERAMPILAN IDENTIFIKASI DAN MODIFIKASI GAYA HIDUP

Kontributor :

Dr. Arief Alamsyah, MARS (FK Universitas Brawijaya, Malang)

PENDAHULUAN
Indonesia saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak mennular (PTM). Hal ini tidak dapat dipisahkan dari perubahan demografis
yaitu pergeseran struktur umur penduduk Indonesia yang bergerak ke arah penduduk usia
tua (aging population). PTM yang meningkat berperan dalam peningkatan morbiditas dan
mortalitas penduduk Indonesia. WHO memprediksi kondisi Indonesia tahun 2030, kematian
yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular (30%), kanker (13%), diabetes melitus (3%)
PTM lainnya 10%, dan cedera (9%). Penyakit kardiovaskular seperti penyakit jantung
koroner, stroke dan penyakit pembuluh darah perifer masih menduduki peringkat pertama
penyebab kematian. Berbeda dengan penyakit menular, pengendalian PTM sangat
tergantung dari pengendalian gaya hidup untuk mendorong masyarakat memiliki gaya hidup
sehat. WHO memperkirakan bahwa 90% penyakit diabetes melitus tipe 2, 80% penyakit
kardioserebrovaskular, dan 33% penyakit kanker sebenarnya dapat dicegah dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat, oalahraga teratur dan tidak merokok. Karena itu,
dokter layanan primer harus menguasai cara modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan
mengendalikan penyakit tidak menular (PTM)

PENGERTIAN
Gaya hidup adalah segala upaya untuk menerapkan kebiasaan, baik dalam menciptakan
hidup sehat maupun menghindari kebiasaan buruk yang dapat menggangu kesehatan.
Indikator perilaku hidup sehat menurut Departemen Kesehatan RI adalah :
a. Cek kesehatan berkala
a. Perilaku Tidak Merokok
b. Pola Makan Seimbang
c. Aktivitas Fisik yang Teratur
d. Kelola Stress

TUJUAN
- Mengembangkan kegiatan pencegahan faktor resiko PTM
- Mengembangkan kegiatan deteksi dini (skrining)
- Mengembangkan keterampilan KIE dan konseling gaya hidup di layanan primer
- Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengendalian PTM

ALAT DAN BAHAN


- Alat penimbang badan
- Alat pengukur tinggi badan
- Meteran
- Alat pengukur gula darah
- Genogram
- Lembar konseling
LANGKAH-LANGKAH
1. Identifikasi faktor resiko dan skreening
Faktor resiko PTM ada yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor resiko
yang tidak dapat dimodifikasi seperti riwayat penyakit dalam keluarga, kelahiran prematur,
usia dan jenis kelamin. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi antara lain, kurang aktivitas
fisik, pola makan tidak sehat dan tidak seimbang, gaya hidup tidak sehat (merokok, minum
alkohol), berat badan berlebih/obesitas, stress, hiperglikemia, dislipidemia.
Faktor resiko tersbut dapat diindentifikasi dengan atau tanpa alat. Kegiatan skrining tanpa
alat berupa anamnesa mendalam tentang :
- Riwayat PTM di keluarga (dapat dibuat dalam bentuk genogram)
- Pola makan sehari hari (dapat diperkirakan jumlah kalori dan makanan tidak sehat)
- Pola aktivitas fisik
- Keadaan yang menimbulkan stress baik di kantor, rumah tangga, lingkungan lain
Faktor resiko yang dapat dideteksi dengan alat yaitu status antropometri sederhana yaitu
Indeks massa tubuh (IMT) dari berat badan dan tinggi badan serta lingkar perut. Demikian
juga dengan pemeriksaan tanda tanda vital seperti tensi, palpasi nadi, auskultasi jantung
paru, test sensasi pada tungkai dan nadi dorsalis pedis, mengingat hipertensi dan DM adalah
faktor resiko dan penyebab cerebrovaskular disease.
2. KIE dan Konseling
Kementrian Kesehatan membuat mnemonic yang dapat digunakan dalam konseling gaya
hidup yaitu CERDIK dan Patuh yang merupakan singkatan dari :
C Cek kesehatan secara berkala
E Enyahkan asap rokok
R Rajin aktivitas fisik
D Diet sehat dengan kalori seimbang
I - Istirahat yang cukup
K Kelola stress
Dan
Patuh pada Pengobatan

Cek kesehatan secara berkala :


Mendorong pasien dan masyrakat untuk mau memeriksakan diri dalam melakukan deteksi
dini khususnya bagi yang beresiko tinggi PTM baik dengan atau tanpa keluhan

Enyahkan asap rokok :


Konseling berhenti merokok dapat dilakukan dengan langkah 5A yaitu :
A1. Ask (Tanyakan)
Tanyakan kepada pasien apakah ia merokok. Jika tidak, berikan puji dan beri dukungan
untuk terus tidak merokok. Jika Ya, coba perdalam kebiasaannya merokoknya meliputi
kapan mulai merokok, kretek/filter, jumlah batang per hari, dan perdalam belief
(kepercayaan) pasien tentang rokok.
A2. Advice (Menasehati)
Nasihatkan untuk berhenti merokok dengan memberikan pandangan jernih, kuat dan
personal. Pendekatan Health belief Model dapat dilakukan seperti :
Mempengaruhi Perceived susceptibility dan severity :
Menikatkan pemahaman pasien tentang penyakit apa saja yang diakibatkan rokok serta
akibat serius dari merokok, contoh : Pak merokok itu akibatnya kemana-mana, bisa
jantung, stroke, kanker,impoten dan kondisi berbahaya lainnya. Bahkan mohon maaf, tidak
sedikit yang mengancam jiwa. Stop merokok mulai sekarang ya pak
Mempengaruhi Perceived barrier :
Mengidentifikasi hambatan pasien untuk merokok dan ambivalensi yang terjadi : Bapak
pasti merasa sulit ya berhenti merokok ? kenapa pak ? (dengarkan alasan pasien dengan
empati)......Setiap kebiasaan itu perlu perjuangan untuk berhenti pak. Buktinya saat puasa
bapak bisa kan?
Mempengaruhi Perceived benefit :
Memotivasi pasien dengan mengingatkan hal personal -bermakna dan bermanfaat jika
berhenti merokok, contoh :Pak, anak bapak masih kecil kecil, masih butuh bapak untuk
mendidik mereka, ayo berhenti merokok pak agar bapak bisa mendidik dan terus menemani
mereka dalam kondisi sehat.
Cues to action :
Berikan leaflet berhenti merokok, tunjukkan gambar akibat merokok, artikel dll
A3. Asses (mengkaji)
Tanyakan kembali Apakah anda ingin berhenti merokok sekarang ?
A4. Assist ( berikan dukungan)
Bantu mempersiapkan rencana berhenti merokok seperti :
- Tetapkan tanggal berhenti
- Informasikan rencana berhenti pada keluarga dan teman
- Meminta dukungan mereka
- Buang jauh- jauh rokok
- Singkirkan benda-benda yang menimbulkan keinginan merokok
- Mengatur Kunjungan tindak lanjut (Idealnya kunjungan follow up kedua dianjurkan
dalam bulan yang sama, kemudian setiap bulan, setelah itu 4 bulan, enam bulan dan
satu tahun. Jika tidak memungkinkan lakukan konseling setiap kali pasien datang
berobat)
A5. Arrange (Pengaturan).
- Ucapkan selamat dan sukses karena pasien sudah berhasil berhenti merokok
- Jika pasien kambuh, pertimbangkan tindak lanjut untuk konseling psikologis karena
60-80% relapse berhubungan dengan masalah stress. Pertimbangkan family
conference untuk meminta dukungan keluarga

Rajin Aktivitas Fisik


Sampaikan kepada pasien bahwa Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga (pembakaran kalori), yang meliputi aktivitas fisik sehari-hari dan
olahraga. Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
menggerakkan tubuh. contoh aktivitas fisik berupa berjalan kaki, mengetik, membersihkan
kamar, berbelanja. Aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga cukup besar, bergerak yang menyebabkan nafas sedikit lebih cepat dari
biasanya,contoh bersepeda, menari, tennis, dan menaiki tangga. Aktivitas fisik berat adalah
pergerakan tubuh yang menyebabkan pengeluaran tenaga cukup banyak (pembakaran
kalori) sehingga nafas jauh lebih cepat dari biasanya, contoh sepak bola, berenang, dan ,
basket angkat beban.
Keuntungan dari melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah perbaikan fungsi jantung
dan paru, berkurangnya faktor resiko penyakit jantung koroner dan rasa depresi, serta
menurunkan resiko osteoporosis.
Usahakan lakukan olahraga teratur minimal 3 kali seminggu dengan meningkatkan secara
moderat dari ringan ke berat

Diet sehat dengan kalori seimbang


Sampaikan kepada pasien untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang
memerlukan zat gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam
jumlah yang cukup. Ragam pangan yang dikonsumsi harus dapat memenuhi tiga fungsi
makanan, yang dikenal dengan istilah Tri Guna Makanan. Fungsi ini terdiri atas zat tenaga
yang berasal dari karbohidrat, zat pembangun yang berasal dari protein, dan zat pengatur
yang berasal dari vitamin dan mineral.
- Perhatikan konsumsi garam dengan cara : membatasi sampai < 5 gram (1 sendok
teh) per hari, kurangi garam saat memasak, dan batasi makanan olahan atau cepat
saji
- Konsumsi buah-buahan/sayuran dengan 1 buah jeruk/ apel/pisang/mangga atau 3
sendok makan sayur
- Hindari makanan berlemak dengan cara membatasi daging berlemak (gajih), lemak
susu, minyak goreng (< 2 sendok makan per hari). Ganti dengan minyak
sawit/zaitun, kedelai, jagung, dan ganti daging berlemak dengan ayam tanpa kulit
- Konsumsi ikan sedikitnya 3 kali perminggu
- Konsumsi air putih

Istirahat cukup
Usahakan memperhatikan kualitas istirahat setiap 7 jam bekerja. Perhatikan kuantitas dan
kualitas tidur minimal 6-8 jam perhari
Tips membuat istirahat berkualitas :
- Miliki jadwal tidur yang tetap
- Evaluasi lingkungan disekitar tempat tidur apakah ada yang sering membuat
terbangun
- Olahraga teratur
- Batasi kafein (kopi)
- Hindari makan berat saat akan memasuki jam tidur
- Kelola stress

Kelola stress
Berpikir positif, beribadah dan berdzikir, bersyukur, meditasi, dengarkan musik relaksasi,
pemijatan, miliki sikap mental positif, visualisasi

Patuh pada Pengobatan


- Bila pasien diberi resep obat, maka ajarkan : cara minum obat di rumah, jelaskan
erbedaan obat yang diminum jangka panjang dan jangka pendek. Jelaskan efek
samping obat dan warning sign (contoh hipoglikemia pada OAD)
- Jelaskan cara kerja obat dengan cara sederhana, hindari medical jargon
- Pastikan pemahaman pasien dan persilakan untuk bertanya

ANALISIS/INTERPRETASI
1. Interpretasi Obesitas Sentral

Jika lingkar perut >102 (Asia : > 90 cm) dan pada wanita > 82 cm (Asia > 80 cm)

2. Interepretasi Berat badan berlebih dan obesitas dari Indeks Massa Tubuh versia Asia

Tabel Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT

Klasifikasi IMT

Berat badan kurang (underweight) <18,5

Normal 18,5-22,9

Berat badan lebih (overweight) 23,0

Beresiko 23,0-24,9

Obese I 25,0-29,9

Obese II > 30,0

3. Interpretasi Tekanan Darah

Tabel Klasifikasi Hipertensi (JNC VII, 2003)


Klasifikasi Sistolik Diastolik
Normal <120 <80
Prehipertensi 121-139 81-90
Hipertensi stage 1 140-159 91-99
Hipertensi stage 2 160 100

REFERENSI
Donatelle. R. 2008. Acces to Health. Pearson Bejamin Cummings. San Fransisco
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular di Puskesmas.
Prochasca J, Norcros, Diclemente. 2007. Changing for Good : A Revolutionary Six-Stage
Program for Overcoming Bad Habits and Moving Your Life Positively Forward. Collins, US

Anda mungkin juga menyukai