Anda di halaman 1dari 28

1

BAB I
PENDAHULUAN
Osteoarthritis (OA) juga dikenal sebagai artritis degeneratif atau penyakit
sendi degeneratif, adalah sekelompok kelainan mekanik degradasi yang melibatkan
sendi, termasuk tulang rawan artikular dan tulang subchondral. OA merupakan
bentuk yang paling umum dari artritis. Penyakit ini memiliki prevalensi yang
cukup tinggi, terutama pada orang tua. elain itu, osteoarthritis ini juga
merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada orang tua. !aktor resiko
utama penyakit ini adalah obesitas. Oleh sebab itu, semakin tinggi prevalensi
obesitas padasuatu populasi akan meningkatkan angka kejadian penyakit
osteoarthritis.
Osteoarthritis menyerang sendi"sendi tertentu. endi yang sering terkena
meliputi tulang belakang pada bagian servikal dan lumbosakral, pinggul, lutut,
dan sendi phalangeal metatarsal. #i tangan, OA juga sering terjadi pada sendi
interphalangeal distal dan proksimal dan pangkal ibu jari. $iasanya sendi"send
yang tidak rentan terkena OA adalah pergelangan tangan, siku, dan pergelangan
kaki. %erjadinya OA pada sendi"sendi yang telah disebutkan di atas
dimungkinkan karena sendi" sendi tersebut mendapat beban yang cukup berat
dari aktivitas sehari"hari seperti memegang&menggenggam benda yang cukup berat
(memungkinkan OA terjadi di dasar ibu jari), berjalan (memungkinkan OA di
lutut dan pinggul), dan lain sebagainya.
'
Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan kelainan struktur
anatomis dan atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. (enurut studi
kadaver pada tahun"tahun terdahulu, perubahan struktural OA hampir
universal, antara lain hilangnya tulang rawan (dilihat sebagai
berkurangnya&menyempitnya ruang sendi pada pemeriksaan radiologis sinar"))
dan osteofit. $anyak orang yang didiagnosis mengalami OA berdasarkan
temuan radiologis tidak menunjukkan gejala pada sendi.
'

Osteoarthritis simptomatik (nyeri pada persendian yang didukung
gambaran radiologis OA) pada lutut terjadi sebesar '*+ dari orang usia ,- di
Amerika erikat dan ,+ dari seluruh orang dewasa usia .-. OA panggul
simptomatik kira"kira sepertiga dari penyakit OA pada lutut. ementara OA
asimtomatik (tidak menimbulkan gejala namun sudah dibuktikan dari
gambaran radiologis) pada tangan seringkali terjadi pada pasien usia lanjut.
(eski begitu, OA simptomatik di tangan juga terjadi pada '-+ orang tua dan
sering menghasilkan keterbatasan fungsi gerak sendi.
*,/
Prevalensi OA meningkat berbanding lurus dengan usia. %erlepas dari hal
tersebut, OA jarang terjadi pada orang dewasa di bawah usia /- tahun dan
sangat la0im terjadi pada orang di atas usia ,- tahun. Penyekit ini juga jauh
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
*.' Anatomi dan fisiologi
endi adalah semua persambungan tulang, baik yang memungkinkan tulang"
tulang tersebut dapatbergerak satu sama lain, maupun tidak dapat bergerak satu sama
lain.pada sendi sinovial dilapisi oleh suatu kartilago yang terbagi atas dua bagian yaitu
kondrosit dan matriks ekstraseluler. (atriksekstraseluler yang mengandung banyak
kolagen tipe 11, 12, dan 21 serta proteoglikan (terutama agregat). Agregat adalah
hubungan antara terminal sentral protein dengan asam hialuronatmebentuk agreratyang
dapat menghisap air. esudah kekuatan kompresi hilang maka air akan kembali pada
matriks dan kartilago kembali seperti semula. 3aringan kolagen merupakan
molekulprotein yang kuat. 4olagen ini berfungsi sebagai kerangka dan mencegah
pengembangan berlebihan dari agregat proteoglikan.
.
5awan sendi hanya mempunyai sedikit kemampuan untuk penyembuhan
(reparasi). Agar tetap berfungsi dengan baik, rawan sendi hanya dapat menanggung
perubahan sebab fisis sedikit yaitusebesar *6kg&cm.. !ungsi utama rawan sendi yaitu
disamping memungkinkan gesekan padagerakan, juga menyerap energi beban dengan
mengubah bentuk dan dengan efektif menyebarkan beban tersebut pada suatu daerah
yang luas.
',.
3
7ambar *.' endi normal
umber 8 www.emedicine.com
(ekanisme pertahanan sendi diperankan oleh pelindung sendi yaitu 8 4apsula
dan ligamen sendi, otot"otot, saraf sensori aferen dan tulang di dasarnya. 4apsula dan
ligamen"ligamen sendi memberikan batasan pada rentang gerak (Range of motion)
sendi.
9airan sendi (sinovial) mengurangi gesekan antar kartilago pada permukaan
sendi sehingga mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. Protein yang
disebut dengan lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai
pelumas. Protein ini akan berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan
peradangan pada sendi
:igamen, bersama dengan kulit dan tendon, mengandung suatu
mekanoreseptor yang tersebar di sepanjang rentang gerak sendi. ;mpan balik yang
dikirimkannya memungkinkan otot dan tendon mampu untuk memberikan tegangan
yang cukup pada titik"titik tertentu ketika sendi bergerak. Otot"otot dan tendon yang
menghubungkan sendi adalah inti dari pelindung sendi. 4ontraksi otot yang terjadi
4
ketika pergerakan sendi memberikan tenaga dan akselerasi yang cukup pada anggota
gerak untuk menyelesaikan tugasnya. 4ontraksi otot tersebut turut meringankan stres
yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan deselerasi sebelum terjadi tumbukan
(impact). %umbukan yang diterima akan didistribusikan ke seluruh permukaan sendi
sehingga meringankan dampak yang diterima. %ulang di balik kartilago memiliki
fungsi untuk menyerap goncangan yang diterima.
<
4artilago berfungsi sebagai pelindung sendi. 4artilago dilumasi oleh cairan
sendi sehingga mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika
bergerak. 4ekakuan kartilago yang dapat dimampatkan berfungsi sebagai penyerap
tumbukan yang diterima sendi. Perubahan pada sendi sebelum timbulnya OA dapat
terlihat pada kartilago sehingga penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang
kartilago.
%erdapat dua jenis makromolekul utama pada kartilago, yaitu 4olagen tipe dua
dan Aggrekan. 4olagen tipe dua terjalin dengan ketat, membatasi molekul = molekul
aggrekan di antara jalinan"jalinan kolagen. Aggrekan adalah molekul proteoglikan
yang berikatan dengan asam hialuronat dan memberikan kepadatan pada kartilago.
4ondrosit, sel yang terdapat di jaringan avaskular, mensintesis seluruh elemen yang
terdapat pada matriks kartilago. 4ondrosit menghasilkan en0im pemecah matriks,
sitokin > 1nterleukin"' (1:"'), %umor ?ecrosis !actor (%?!)@, dan faktor
pertumbuhan. ;mpan balik yang diberikan en0im tersebut akan merangsang
kondrosit untuk melakukan sintesis dan membentuk molekul"molekul matriks yang
baru. Pembentukan dan pemecahan ini dijaga keseimbangannya oleh sitokin faktor
pertumbuhan, dan faktor lingkungan.
4ondrosit mensintesis metaloproteinase matriks ((P() untuk memecah
kolagen tipe dua dan aggrekan. (P( memiliki tempat kerja di matriks yang
5
dikelilingi oleh kondrosit. ?amun, pada fase awal OA, aktivitas serta efek dari (P(
menyebar hingga ke bagian permukaan (superficial) dari kartilago.
timulasi dari sitokin terhadap cedera matriks adalah menstimulasi pergantian
matriks, namun stimulasi 1:"' yang berlebih malah memicu proses degradasi
matriks. %?! menginduksi kondrosit untuk mensintesis prostaglandin (P7), oksida
nitrit (?O), dan protein lainnya yang memiliki efek terhadap sintesis dan degradasi
matriks. %?! yang berlebihan mempercepat proses pembentukan tersebut. ?O yang
dihasilkan akan menghambat sintesis aggrekan dan meningkatkan proses pemecahan
protein pada jaringan. Aal ini berlangsung pada proses awal timbulnya OA.
.
*.* #efinisi Osteoarthritis
Osteoarthritis merupakan gangguan pada satu sendi atau lebih, bersifat lokal,
progresif dan degeneratif yang ditandai dengan perubahan patologis pada
struktur sendi tersebut yaitu berupa degenerasi tulang rawan&kartilago hialin.
Aal tersebut disertai dengan peningkatan ketebalan dan sklerosis dari
subchondral yang bisa disebabkan oleh pertumbuhan osteofit pada tepian
sendi, peregangan kapsul artikular, synovitis ringan pada persendian, dan
lemahnya otot"otot yang menghubungkan persendian.
'
*.. Btiologi
Btiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
biomekanik dan biokimia sepertinya merupakan faktor terpenting dalam proses
terjadinya osteoarthritis. !aktor biomekanik yaitu kegagalan mekanisme
protektif, antara lain kapsul sendi, ligamen, otot"otot persendian, serabut aferen,
dan tulang"tulang. 4erusakan sendi terjadi multifaktorial, yaitu akibat
6
terganggunya faktor"faktor protektif tersebut. Osteoarthritis juga bisa terjadi
akibat komplikasi dari penyakit lain seperti gout, rheumatoid arthritis, dan
sebagainya.
'
*./ 4lasifikasi
(enurut penyebabnya osteoarthritis dikategorikan menjadi
6
8
a. Osteoarhritis primer adalah degeneratif artikular sendi yang terjadi pada
sendi tanpa adanya abnormalitas lain pada tubuh. Penyakit ini sering
menyerang sendi penahan beban tubuh (weight bearing joint), atau
tekanan yang normal pada sendi dan kerusakkan akibatproses penuaan.
Paling sering terjadi pada sendi lutut dan sendi panggul, tapi ini juga
ditemukan pada sendi lumbal, sendi jari tangan, dan jari pada kaki
b. Osteoarthritis sekunder, paling sering terjadi pada trauma atau terjadi
akibat dari suatu pekerjaan, atau dapat pula terjadi pada kongenital dan
adanya penyakit sistem sistemik. Osteoarthritis sekunder biasanya terjadi
pada umur yang lebih awal daripada osteoarthritis primer.
*.6 Bpidemiologi
Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang
tua. Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. #i Amerika erikat,
prevalensi osteoartritis pada populasi dengan usia di atas ,6 tahun mencapai C-+
dan diperkirakan akan meningkat pada tahun *-*-.
',*
OA terjadi pada '.,D+
orang dewasa berusia lebih dari *6 tahun dan ..,,+ dari mereka yang berusia
lebih dari ,6 tahun. Prevalensi sendi yang terkena OA menurut temuan
7
radiologis adalah pada tangan <,.+, kaki *,.+, lutut -,D+, dan panggul ',6+.
Prevalensi OA menurut gejala yang ditemui yaitu pada tangan C+, kaki *+,
lutut '*,'+ pada orang dewasa berusia lebih dari ,- tahun dan ',+ pada orang
dewasa berusi /6 = ,- tahun, dan panggul /,/+.
Angka kematian yang diakibatkan osteoarthritis adalah sekitar -,* hingga
-,. kematian per '--.--- ('D<D"'DCC). Angka kematian akibat OA sekitar ,+ dari
semua kematian akibat arthritis. Aampir 6-- kematian per tahun disebabkan OA
dan angka tersebut meningkat selama '- tahun terakhir.
*,/
*., !aktor resiko
a. !aktor resiko sistemik
'. ;sia 8 merupakan faktor risiko paling umum pada OA. Proses penuaan
meningkatkan kerentanan sendi melalui berbagai mekanisme.
4artilago pada sendi orang tua sudah kurang responsif dalam
mensintesis matriks kartilago yang distimulasi oleh pembebanan
(aktivitas) pada sendi. Akibatnya, sendi pada orang tua memiliki
kartilago yang lebih tipis. 4artilago yang tipis ini akan mengalami
gaya gesekan yang lebih tinggi pada lapisan basal dan hal inilah yang
menyebabkan peningkatan resiko kerusakan sendi. elain itu, otot"otot
yang menunjang sendi menjadi semakin lemah dan memiliki respon
yang kurang cepat terhadap impuls. :igamen menjadi semakin
regang, sehingga kurang bisa mengabsorbsi impuls. !aktor"faktor ini
secara keseluruhan meningkatkan kerentanan sendi terhadap OA.
*. 3enis kelamin 8 masih belum banyak diketahui mengapa
prevalensi OA pada perempuan usila lebih banyak daripada laki"laki
8
usila. 5esiko ini dikaitkan dengan berkurangnya hormon pada
perempuan pasca menopause.
.. !aktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi
dalam gen prokolagen atau gen"gen struktural lain untuk unsur"unsur
tulang rawan sendi seperti kolagen, proteoglikan berperan dalam
timbulnya kecenderungan familial pada osteoartritis.
b. !aktor intrinsik
1. 4elainan struktur anatomis pada sendi seperti vagus dan valrus.
2. 9edera pada sendi seperti trauma, fraktur, atau nekrosis.
c. !aktor beban pada persendian
'. Obesitas 8 beban berlebihan pada sendi dapat mempercepat
kerusakan pada sendi.
*. Penggunaan sendi yang sering 8 aktivitas yang sering dan
berulang pada sendi dapat menyebabkan lelahnya otot"otot
yang membantu pergerakan sendi.
6,,,<
*.< Patogenesis
elama ini OA sering dipandang sebagai akibat dari proses penuaan dan tidak
dapat dihindari. ?amun telah diketahui bahwa OA merupakan gangguan
keseimbangan dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur yang
penyebabnya masih belum jelas diketahui. 4erusakan tersebut diawali oleh
kegagalan mekanisme perlindungan sendi serta diikuti oleh beberapa mekanisme lain
sehingga pada akhirnya menimbulkan cedera.
<
Pada Osteoarthritis terjadi perubahan"perubahan metabolisme tulang rawan
sendi. Perubahan tersebut berupa peningkatan aktifitas en0im"en0im yang merusak
9
makromolekul matriks tulang rawan sendi, disertai penurunan sintesis proteoglikan
dan kolagen. Aal ini menyebabkan penurunan kadar proteoglikan, perubahan sifat"
sifat kolagen dan berkurangnya kadar air tulang rawan sendi. Pada proses
degenerasi dari kartilago artikular menghasilkan suatu substansi atau 0at yang dapat
menimbulkan suatu reaksi inflamasi yang merangsang makrofag untuk
menhasilkan 1:"' yang akan meningkatkan en0im proteolitik untuk degradasi
matriks ekstraseluler.
6
7ambaran utama pada Osteoarthritis adalah 8
C
'. #ektruksi kartilago yang progresif
*. %erbentuknya kista subartikular
.. klerosis yang mengelilingi tulang
/. %erbentuknya osteofit
6. Adanya fibrosis kapsul
Perubahan dari proteoglikan menyebabkan tingginya resistensi dari tulang
rawan untuk menahan kekuatan tekanan dari sendi Penurunan kekuatan dari tulang
rawan disertai degradasi kolagen memberikan tekanan yang berlebihan
pada serabut saraf dan tentu saja menimbulkan kerusakan mekanik. 4ondrosit
sendiri akan mengalami kerusakan. elanjutnya akan terjadi perubahan komposisi
molekuler dan matriks rawan sendi, yang diikuti oleh kelainan fungsi matriks rawan
sendi. (elalui mikroskop terlihat permukaan mengalami fibrilasi dan berlapis"lapis.
Ailangnya tulang rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi. Pada tepi
sendi akan timbul respons terhadap tulang rawan yang rusak dengan pembentukan
10
osteofit. Pembentukan tulang baru (osteofit) dianggap suatu usaha untuk
memperbaiki dan membentuk kembali persendian. #engan menambah luas
permukaan sendi yang dapat menerima beban, osteofit diharapkan dapat
memperbaiki perubahan"perubahan awal tulang rawan sendi pada Osteoarthritis. :esi
akan meluas dari pinggir sendi sepanjang garis permukaan sendi. Adanya pengikisan
yang progresif menyebabkan tulang yang dibawahnya juga ikut terlibat. Ailangnya
tulang"tulang tersebut merupakan usaha untuk melindungi permukaan yang tidak
terkena. ehingga tulang subkondral merespon dengan meningkatkan selularitas dan
invasi vaskular,akibatnya tulang menjadi tebal dan padat (eburnasi). Pada akhirnya
rawan sendi menjadi aus, rusak dan menimbulkan gejala"gejala Osteoarthritis seperti
nyeri sendi, kaku, dan deformitas.
,,<,C
Patologik pada OA ditandai oleh kapsul sendi yang menebal dan mengalami
fibrosis serta distorsi. Pada rawan sendi pasien OA juga terjadi proses peningkatan
aktivitas fibrinogenik dan penurunan aktivitas fibrinolitik. Proses ini menyebabkan
terjadinya penumpukan trombus dan komplek lipid pada pembuluh darah subkondral
yang menyebabkan terjadinya iskemia dan nekrosis jaringan subkondral tersebut. 1ni
mengakibatkan dilepaskannya mediator kimiawi seperti prostaglandin dan
interleukin yang selanjutnya menimbulkan bone angina lewat subkondral yang
diketahui mengandung ujung saraf sensibel yang dapat menghantarkan rasa sakit.
,
Penyebab rasa sakit itu dapat juga berupa akibat dari dilepasnya mediator
kimiawi seperti kinin dan prostaglandin yang menyebabkan radang sendi,
peregangan tendon atau ligamentum serta spasmus otot"otot ekstraartikuler akibat
kerja yang berlebihan. akit pada sendi juga diakibatkan oleh adanya osteofit yang
11
menekan periosteum dan radiks saraf yang berasal dari medulla spinalis serta
kenaikan tekanan vena intrameduler akibat stasis vena intrameduler karena proses
remodelling pada trabekula dan subkondral.
inovium mengalami keradangan dan akan memicu terjadinya efusi serta
proses keradangan kronik sendi yang terkena. Permukaan rawan sendi akan retak dan
terjadi fibrilasi serta fisura yang lama"kelamaan akan menipis dan tampak kehilangan
rawan sendi fokal. elanjutnya akan tampak respon dari tulang subkhondral berupa
penebalan tulang, sklerotik dan pembentukkan kista. Pada ujung tulang dapat
dijumpai pembentukan osteofit serta penebalan jaringan ikat sekitarnya. Oleh sebab
itu pembesaran tepi tulang ini memberikan gambaran seolah persendian yang terkena
itu bengkak.
6,<
7ambar *.* Osteoarthritis
umber8 www.emedicine.com
*.C %anda dan 7ejala 4linis
Pada umumnya, pasien OA mengatakan bahwa keluhan"keluhan yang
12
dirasakannya telah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan $erikut
adalah keluhan yang dapat dijumpai pada pasien OA 8
a. ?yeri sendi
4eluhan ini merupakan keluhan utama pasien. ?yeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. $eberapa gerakan dan tertentu
terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang melebihi gerakan lain. Perubahan ini
dapat ditemukan meski OA masih tergolong dini ( secara radiologis ). ;mumnya
bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya bias
digoyangkan dan menjadi kontraktur, Aambatan gerak dapat konsentris ( seluruh
arah gerakan ) maupun eksentris ( salah satu arah gerakan saja ).
<
4artilago tidak mengandung serabut saraf dan kehilangan kartilago pada sendi
tidak diikuti dengan timbulnya nyeri. ehingga dapat diasumsikan bahwa nyeri yang
timbul pada OA berasal dari luar kartilago.
<
Pada penelitian dengan menggunakan (51, didapat bahwa sumber dari nyeri
yang timbul diduga berasal dari peradangan sendi ( sinovitis ), efusi sendi, dan
edema sumsum tulang.
Osteofit merupakan salah satu penyebab timbulnya nyeri. 4etika osteofit
tumbuh, inervasi neurovaskular menembusi bagian dasar tulang hingga ke kartilago
dan menuju ke osteofit yang sedang berkembang Aal ini menimbulkan nyeri.
,
?yeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di dekat sendi.
umber nyeri yang umum di lutut adalah akibat dari anserine bursitis dan sindrom
iliotibial band.
<,C
b. Aambatan gerakan sendi
7angguan ini biasanya semakin bertambah berat secara perlahan sejalan
dengan pertambahan rasa nyeri.
<
13
c. 4aku pagi
5asa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau
tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu
yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari.
<
d. 4repitasi
4repitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. 7ejala
ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan akan
adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa.
eiring dengan perkembangan penyakit, krepitasi dapat terdengar hingga jarak
tertentu.
<
e. Pembesaran sendi ( deformitas )
endi yang terkena secara perlahan dapat membesar.
<
f. Pembengkakan sendi yang asimetris
Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang
biasanya tidak banyak ( E '-- cc ) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk
permukaan sendi berubah.
<
g. %anda = tanda peradangan
%anda = tanda adanya peradangan pada sendi ( nyeri tekan, gangguan gerak, rasa
hangat yang merata, dan warna kemerahan ) dapat dijumpai pada OA karena adanya
synovitis. $iasanya tanda = tanda ini tidak menonjol dan timbul pada perkembangan
penyakit yang lebih jauh. 7ejala ini sering dijumpai pada OA lutut.
<
h. Perubahan gaya berjalan
7ejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan merupakan ancaman
yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien lanjut usia. 4eadaan
14
ini selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan terutama
pada OA lutut.
<
15
*.D #iagnosis
#iagnosis osteoarthritis lutut berdasrkan klinis, klinis dan radiologis, serta
klinis dan laboratoris (3A 4lippel, *--') 8
'-
a. 4linis8
?yeri sendi lutut dan . dari kriteria di bawah ini8
'. umur F 6- tahun
*. kaku sendi E .- menit
.. krepitus
/. nyeri tekan tepi tulang
6. pembesaran tulang sendi lutut
,. tidak teraba hangat pada sendi
9atatan8 ensitivitas D6+ dan spesifisitas ,D+.
b. 4linis, dan radiologis8
?yeri sendi dan paling sedikit ' dari . kriteria di bawah ini8
'. umur F 6- tahun
*. kaku sendi E.- menit
.. krepitus disertai osteofit
9atatan8 ensitivitas D'+ dan spesifisitas C,+.
c. 4linis dan laboratoris8
?yeri sendi ditambah adanya 6 dari kriteria di bawah ini8
'. usia F6- tahun
*. kaku sendi E.- menit
.. 4repitus
/. nyeri tekan tepi tulang
6. pembesaran tulang
,. tidak teraba hangat pada sendi terkena
<. :B#E/- mm&jam
C. 5! E'8/-
D. analisis cairan sinovium sesuai osteoarthritis
9atatan8 ensitivitas D*+ dan spesifisitas <6+.
16
4riteria diagnosis osteoarthritis tangan adalah nyeri tangan, ngilu atau kaku
dan disertai . atau / kriteria berikut8
'-
'. pembengkakan jaringan keras F * diantara '- sendi tangan
*. pembengkakan jaringan keras F * sendi distal interphalangea (#1P)
.. pembengkakan E . sendi metacarpo"phalanea ((9P)
/. deformitas pada G ' diantara '- sendi tangan
9atatan8 '- sendi yang dimaksud adalah8 #1P * dan ., P1P * dan . dan 9(9 '
masing"masing tangan. ensitivitas D/+ dan spesifisitas C<+.
*.'- Pemeriksaan penunjang
*.'-.'Pemeriksaan 5adiologi
#iagnosis OA selain dari gambaran klinis, juga dapat ditegakkan dengan
gambaran radiologis, yaitu menyempitnya celah antar sendi, terbentuknya osteofit,
terbentuknya kista, dan sklerosis subchondral.
'-
17
7ambar *... Pencitraan radiologis sinar") pada osteoarthritis lutut.
umber 8 :, #aniel, #eborah Aellinger. *--'. 5adiographic Assessment of
Osteoarthritis. American Family Physician. ,/ (*) 8 *<D"*C,
4eterangan 8
a. 7ambar atas kiri 8 pandangan anteroposterior menunjukkan
menyempitnya celah sendi (tanda panah)
b. 7ambar bawah kiri 8 pandangan lateral menunjukkan sklerosis
yang ditandai terbentuknya osteofit (tanda panah)
c. 7ambar atas kanan 8 menyempitnya celah sendi (tanda panah
putih) menyebabkan destruksi padapada kartilago dan sunchondral
(tanda panah terbuka)
d. 7ambar bawah kanan 8 ditemukan kista subchondral (tanda panah)
7ambar *./ Pencitraan radiologis sinar") osteoarthritis pada jari kaki.
umber 8 3acobson, 3A, et al. *--C. 5adiographic Bvaluation of Arthritis 8#egenerative
3oint #isease and Hariation. Radiology. */C(.) 8 <.<"</<.
4eterangan 8 gambaran radiologis anteroposterior kaki menunjukkan
menyempitnya celah sendi metatarsophalangeal pertama, sklerosis, dan
pembentukan osteofit (panah).
D
18
7ambar *.6. Pencitraan radiologis sinar") osteoarthritis pada lutut.
umber 8 3acobson, 3A, et al. *--C. 5adiographic Bvaluation of Arthritis 8
#egenerative 3oint #isease and Hariation. Radiology. */C(.) 8 <.<"</<.
4eterangan 87ambaran radiologis anteroposterior lutut
menunjukkan penyempitan ruang sendi, sklerosis, dan pembentukan
osteofit (panah).
'-
7ambar *.,. Pencitraan radiologis sinar") osteoarthritis pada pinggul.
umber 8 3acobson, 3A, et al. *--C. 5adiographic Bvaluation of Arthritis 8
#egenerative 3oint #isease and Hariation. Radiology. */C(.) 8 <.<"</<.
4eterangan 8 4edua gambar di atas menunjukkan penyempitan
ruang superolateral sendi, sklerosis, kista subkondral, dan pembentukan
osteofit (panah).
'-
19
*.'-.* Pemeriksaan :aboratorium dan (51
Aasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tidak banyak berguna.
Pemeriksaan darah tepi masih dalam batas = batas normal. Pemeriksaan imunologi
masih dalam batas = batas normal. Pada OA yang disertai peradangan sendi dapat
dijumpai peningkatan ringan sel peradangan ( E C--- & m ) dan peningkatan nilai
protein.
'-
Pemeriksaan tambahan lain yang dapat dilakukan adalah (51 yaitu untuk
mengetahui derajat patologisnya, namun pemeriksaan ini jarang dilakukan
sebagai penunjang diagnostik dalam osteoarthritis, karena sebagian besar
gambaran penyakit ini sudah bisa dinilai berdasarkan pemeriksaan sinar").
*.'' Penatalaksanaan
trategi pengelolaan pasien dan pilihan jenis pengobatan ditentukan oleh letak
sendi yang mengalami OA, sesuai dengan karakteristik masing"masing serta
kebutuhannya. Oleh karena itu diperlukan penilaian yang cermat pada sendi dan
pasiennya secara keseluruhan, agar pengelolaannya aman, sederhana,
memperhatikan edukasi pasien serta melakukan pendekatan multidisiplin atau
holistic.
''
%ujuan penatalaksanaan pasien dengan osteoarthritis adalah8
''
'. (eredakan nyeri
*. (engoptimalkan fungsi sendi
.. (engurangi ketergantungan kepada orang lain dan meningkatkan kualitas
hidup
/. (enghambat progresivitas penyakit
6. (encegah terjadinya komplikasi
20
Penatalaksanaan pada pasien dengan osteoarthritis yaitu8
*.''.' ?onfarmakologis8
''
a. (odifikasi pola hidup
b. Bdukasi
c. 1stirahat teratur yang bertujuan mengurangi penggunaan beban pada sendi
d. (odifikasi aktivitas
e. (enurunkan berat badan
f. 5ehabilitasi medik& fisioterapi
o :atihan statis dan memperkuat otot"otot
o !isioterapi, yang berguna untuk mengurangi nyeri, menguatkan otot,
dan menambah luas pergerakan sendi
g. Penggunaan alat bantu ((airun0i, *-'-).
*.'-.* !armakologis
'. istemik
a. Analgetik
" ?on narkotik8 parasetamol
" Opioid (kodein, tramadol)
b. Antiinflamasi nonsteroid (?A1#s)
" Oral
" injeksi
" suppositoria
c. 9hondroprotective
Iang dimaksud dengan chondoprotectie agent adalah obat"obatan
yang dapat menjaga dan merangsang perbaikan (repair) tuamg rawan sendi
pada pasien OA, sebagian peneliti menggolongkan obat"obatan tersebut
21
dalam Slow Acting Anti Osteoarthritis Drugs (AAO#s) atau Disease
odifying Anti Osteoarthritis Drugs (#(AO#s). ampai saat ini yang
termasuk dalam kelompok obat ini adalah8 tetrasiklin, asam hialuronat,
kondrotin sulfat, glikosaminoglikan, vitamin"9, supero)ide desmutase dan
sebagainya.
a. %etrasiklin dan derivatnya mempunyai efek menghambat kerja en0ime
((P. alah satu contohnya do)ycycline. ayangnya obat ini baru
dipakai oleh hewan belum dipakai pada manusia.
b. 7likosaminoglikan, dapat menghambat sejumlah en0im yang berperan
dalam degradasi tulang rawan, antara lain8 hialuronidase, protease,
elastase dan cathepsin $' in vitro dan juga merangsang sintesis
proteoglikan dan asam hialuronat pada kultur tulang rawan sendi.
Pada penelitian 5ejholec tahun 'DC<
c. pemakaian 7A7 selama 6 tahun dapat memberikan perbaikan dalam
rasa sakit pada lutut, naik tangga, kehilangan jam kerja (mangkir),
yang secara statistik bermakna.
d. 4ondroitin sulfat, merupakan komponen penting pada jaringan
kelompok vertebra, dan terutama terdapat pada matriks ekstraseluler
sekeliling sel. (enurut penelitian 5onca dkk ('DDC), efektivitas
kondroitin sulfat pada pasien OA mungkin melalui . mekanisme
utama, yaitu 8 '. Anti inflamasi *. Bfek metabolik terhadap sintesis
hialuronat dan proteoglikan. .. Anti degeneratif melalui hambatan
en0im proteolitik dan menghambat oksigen reaktif.
e. Hitamin 9, dalam penelitian ternyata dapat menghambat aktivitas
en0im liso0im dan bermanfaat dalam terapi OA
22
f. upero)ide #ismutase, dapat diumpai pada setiap sel mamalia dam
mempunyai kemampuan untuk menghilangkan supero)ide dan
hydro)yl radicals. ecara in vitro, radikal supero)ide mampu merusak
asam hialuronat, kolagen dan proteoglikan sedang hydrogen pero)yde
dapat merusak kondroitin secara langsung. #alam percobaan klinis
dilaporkan bahwa pemberian supero)ide dismutase dapat mengurangi
keluhan"keluhan pada pasien OA.
*. %opikal
a. 4rim rubefacients dan capsaicin.
' $eberapa sediaan telah tersedia di 1ndonesia dengan cara kerja pada
umumnya bersifat counter irritant!
b. 4rim ?A1#s
* elain 0at berkhasiat yang terkandung didalamnya, perlu diperhatikan
campuran yang dipergunakan untuk penetrasi kulit. alah satu yang dapat
digunakan adalah gel piro)icam, dan sodium diclofenac.
.. 1njeksi intraartikular&intra lesi
1njeksi intra artikular ataupun periartikular bukan merupakan pilihan utama
dalam penanganan osteoartritis. #iperlukan kehati"hatian dan selektifitas dalam
penggunaan modalitas terapi ini, mengingat efek merugikan baik yang bersifat lokal
maupun sistemik. Pada dasarnya ada * indikasi suntikan intra artikular yakni
penanganan simtomatik dengan steroid, dan viskosuplementasi dengan hyaluronan
untuk modifikasi perjalanan penyakit. #engan pertimbangan ini yang sebaiknya
melakukan tindakan, adalah dokter yang telah melalui pendidikan tambahan dalam
bidang reumatologi.
a. teroid8 ( triamsinolone he)acetonide dan methyl prednisolone )
23
Aanya diberikan jika ada satu atau dua sendi yang mengalami nyeri dan
inflamasi yang kurang responsif terhadap pemberian ?A1#s, tak dapat mentolerir
?A1#s atau ada komorbiditas yang merupakan kontra indikasi terhadap pemberian
?A1#s. %eknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar untuk menghindari
penyulit yang timbul. ebagian besar literatur tidak menganjurkan
dilakukanpenyuntikan lebih dari sekali dalam kurun . bulan atau setahun . kali
terutama untuk sendi besar penyangga tubuh. #osis untuk sendi besar seperti lutut
/-"6- mg&injeksi, sedangkan untuk sendi"sendi kecil biasanya digunakan dosis '-
mg.
b. Ayaluronan8 high molecular weight dan low molecular weight
#i 1ndonesia terdapat . sediaan injeksi Ayaluronan. Penyuntikan intra
artikular biasanya untuk sendi lutut (paling sering), sendi bahu dan koksa. #iberikan
berturut"turut 6 sampai , kali dengan interval satu minggu masing"masing * sampai
*,6 ml Ayaluronan. %eknik penyuntikan harus aseptik, tepat dan benar. 4alau tidak
dapat timbul berbagai penyulit seperti artritis septik, nekrosis jaringan dan abses
steril. Perlu diperhatikan faktor alergi terhadap unsur&bahan dasar hyaluronan
misalnya harus dicari riwayat alergi terhadap telur. Ada . sediaan di 1ndonesia
diantaranya adalah "yalgan, dan Osfle#!
/. Pembedahan
ebelum diputuskan untuk terapi pembedahan, harus dipertimbangkan
terlebih dahulu risiko dan keuntungannya.
Pertimbangan dilakukan tindakan operatif bila 8
' '. #eformitas menimbulkan gangguan mobilisasi
* *. ?yeri yang tidak dapat teratasi dengan penganan medikamentosa dan
rehabilitatif
Ada * tipe terapi pembedahan 8 5ealignment osteotomi dan replacement joint
24
'. 5ealignment osteotomi
Permukaan sendi direposisikan dengan cara memotong tulang dan merubah
sudut dari weightbearing. %ujuan 8 (embuat karilago sendi yang sehat menopang
sebagian besar berat tubuh. #apat pula dikombinasikan dengan ligamen atau
meniscus repair (%homas, *---).
*. . Arthroplasty
Permukaan sendi yang arthritis dipindahkan, dan permukaan sendi yang baru
ditanam. Permukaan penunjang biasanya terbuat dari logam yang berada dalam high"
density polyethylene (%homas, *---).
(acam"macam operasi sendi lutut untuk osteoarthritis 8
a. Partial replacement&unicompartemental
b. Aigh tibial osteotmy 8 orang muda
c. Patella Jcondyle resurfacing
d. (inimally constrained total replacement 8 stabilitas sendi dilakukan
sebagian oleh ligament asli dan sebagian oelh sendi buatan.
e. 9instrained joint 8 fi)ed hinges 8 dipakai bila ada tulang
hilangJsevere instability
1ndikasi dilakukan total $nee replacement apabila didapatkan nyeri,
deformitas, instability akibat dari 5heumatoid atau osteoarthritis. edangankan
kontraindikasi meliputi non fungsi otot ektensor, adanya neuromuscular dysfunction,
1nfeksi, %europathic &oint, Prior Surgical fusion!
''
25
BAB III
KESIMPULAN
Osteoarthritis merupakan gangguan pada sendi yang ditandai
dengan perubahan patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa
degenerasi tulang rawan&kartilago hialin. Penyakit ini memiliki
prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang tua. elain itu,
osteoarthritis ini juga merupakan penyebab kecacatan paling banyak pada
orang tua. Btiologi osteoarthritis belum diketahui secara pasti, namun
faktor biomekanik dan biokimia sepertinya merupakan faktor terpenting
dalam proses terjadinya osteoarthritis. 4etidakseimbangan antara
pembentukan dan penghancuran matriks"matriks kartilago merupakan
kata kunci dalam perjalanan penyakit ini. Osteoarthritis menyerang
sendi"sendi tertentu terutama sendi"sendi yang mendapat beban cukup
berat dari aktivitas sehari"hari.
Osteoarthritis dapat didiagnosis berdasarkan kelainan struktur
anatomis dan atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. 7ejala yang
sering muncul pada osteoarthritis adalah nyeri sendi yang diperburuk oleh
aktivitas dan gejala akan mereda setelah istirahat.
#iagnosis osteoarthritis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan
dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologis berupa foto
sinar") sebagai penunjang&pemastian diagnosis.7ambaran yang ditemukan
pada foto sinar") pasien dengan osteoarthritis adalah menyempitnya celah
antar sendi, terbentuknya osteofit, terbentuknya kista, dan sklerosis
26
subchondral. Pemeriksaan tambahan lain yang dapat dilakukan adalah (51
yaitu untuk mengetahui derajat patologisnya, namun pemeriksaan ini jarang
dilakukan sebagai penunjang diagnostik dalam osteoarthritis, karena
sebagian besar gambaran penyakit ini sudah bisa dinilai berdasarkan
pemeriksaan sinar").
ampai saat ini belum ada terapi definitif untuk mengobati
osteoarthritis. %erapi yang sudah ada bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri
dan meminimalisasi hilangnya fungsi fisik. Aal ini bertujuan
meningkatkan kualitas hidup pasien dengan cara membantu pasien agar
tetap bisa melakukan aktivitas sehari"hari.
27
DAFTAR PUSTAKA
'. !auci, Anthony , et al. *-'*. Osteoarthritis. #alam 8 AarrisonKs
Principles Of 1nternal (edicine Bighteenth Bdition. %he (c7raw"Aill
9ompanies.
*. :awrence 59, !elson #%, Aelmick 97, et al. *--C. Bstimates of the
prevalence of arthritis and other rheumatic conditions in the ;nited tates.
Part 11! Arthritis Rheum. 6C(')8*,=.6.
.. 9hristine 7, 'D**, $ones and 3oint. A 7uide for student, second edition, %okyo,
9hurchill :ivingstone.
/. #illon 9!, 5asch B4, et al. *--,. Prevalence of knee osteoarthritis in the
;nited tates8 arthritis data from the %hird ?ational Aealth and ?utrition
B)amination urvey 'DD'='DD/. & Rheumatol. ..('')8**<'=**<D.
6. #avid, %. *--,. Osteoarthritis of the $nee! %he ?ew Bngland 3ournal of
(edicine.
,. Lozada, Carlos J. 2009. Osteoarthritis. http://emedicine.medscape.com.
Diakses tanggal 15 maret 201.
<. 1 a n n o n e ! , : a p a d u la 7. *--.. %he pathophysiology of osteoarthritis.
A ging ' li n ( # p R e s . '6(6)8.,/=.<*.
C. %jokroprawiro, Askandar, *--<. )u$u A*ar +lmu Penya$it Dalam! urabaya8
Airlangga ;niversity Press.
D. 3acobson, 3A, et al. *--C. 5adiographic Bvaluation of Arthritis 8
#egenerative 3oint #isease and Hariation. Radiology. */C(.)8<.<=</<.
'-. :, #aniel, #eborah Aellinger. *--'. 5adiographic Assessment of
Osteoarthritis. American Family Physician. ,/(*)8*<D=*C,
''. 4asmir, Ioga. *--D. Penatalaksanaan Osteoartritis. ub"bagian 5eumatologi,
$agian 1lmu Penyakit #alam !4;1 & 5;P? 9ipto (angunkusumo, 3akarta
28

Anda mungkin juga menyukai