TINJAUAN PUSTAKA
tulang tersebut dapat bergerak satu sama lain, maupun tidak dapat bergerak satu
sama lain.pada sendi sinovial dilapisi oleh suatu kartilago yang terbagi atas dua
mengandung banyak kolagen tipe II, IX, dan XI serta proteoglikan (terutama
agregat). Agregat adalah hubungan antara terminal sentral protein dengan asam
hilang maka air akan kembali pada matriks dan kartilago kembali seperti semula.
(reparasi). Agar tetap berfungsi dengan baik, rawan sendi hanya dapat menanggung
perubahan sebab fisis sedikit yaitusebesar 25kg/cm3. Fungsi utama rawan sendi yaitu
dengan mengubah bentuk dan dengan efektif menyebarkan beban tersebut pada suatu
daerah yang luas. Mekanisme pertahanan sendi diperankan oleh pelindung sendi
yaitu : Kapsula dan ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori aferen dan tulang di
sendi sehingga mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat gesekan. Protein yang
disebut dengan lubricin merupakan protein pada cairan sendi yang berfungsi sebagai
3
pelumas. Protein ini akan berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan
peradangan pada sendi Ligamen, bersama dengan kulit dan tendon, mengandung
suatu mekanoreseptor yang tersebar di sepanjang rentang gerak sendi. Umpan balik
tegangan yang cukup pada titik-titik tertentu ketika sendi bergerak. Otot-otot dan
tendon yang menghubungkan sendi adalah inti dari pelindung sendi. Kontraksi otot
yang terjadi ketika pergerakan sendi memberikan tenaga dan akselerasi yang cukup
pada anggota gerak untuk menyelesaikan tugasnya. Kontraksi otot tersebut turut
meringankan stres yang terjadi pada sendi dengan cara melakukan deselerasi
sendi sehingga mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang terjadi ketika
tumbukan yang diterima sendi. Perubahan pada sendi sebelum timbulnya OA dapat
terlihat pada kartilago sehingga penting untuk mengetahui lebih lanjut tentang
kartilago 3
Terdapat dua jenis makromolekul utama pada kartilago, yaitu Kolagen tipe dua
dan Aggrekan. Kolagen tipe dua terjalin dengan ketat, membatasi molekul – molekul
yang berikatan dengan asam hialuronat dan memberikan kepadatan pada kartilago.
Kondrosit, sel yang terdapat di jaringan avaskular, mensintesis seluruh elemen yang
kolagen tipe dua dan aggrekan. MPM memiliki tempat kerja di matriks yang
dikelilingi oleh kondrosit. Namun, pada fase awal OA, aktivitas serta efek dari MPM
matriks, namun stimulasi IL-1 yang berlebih malah memicu proses degradasi
nitrit (NO), dan protein lainnya yang memiliki efek terhadap sintesis dan degradasi
protein pada jaringan. Hal ini berlangsung pada proses awal timbulnya OA. 4
Osteoarthritis merupakan gangguan pada satu sendi atau lebih, bersifat lokal,
progresif dan degeneratif yang ditandai dengan perubahan patologis pada struktur
sendi tersebut yaitu berupa degenerasi tulang rawan atau kartilago hialin. Hal
tersebut disertai dengan peningkatan ketebalan dan sklerosis dari subchondral yang
bisa disebabkan oleh pertumbuhan osteofit pada tepian sendi, peregangan kapsul
menghubungkan persendian 5
seluruh belahan dunia, bersifat kronis, berdampak besar dalam masalah kesehatan
Osteoarthritis lutut adalah penyeab utama nyeri dan disabilitas lokomotor di seluruh
dunia Prevalensi osteoartritis di Eropa dan America lebih besar dari pada prevalensi
5
di negara lainnya. The National Arthritis Data Workgroup (NADW) memperkirakan
penderita osteoartritis di Amerika pada tahun 2005 sebanyak 27 juta yang terjadi
dari keseluruhan kasus (1297) reumatik pada tahun 2007 yang berobat ke klinik
reumatologi RSHS . Enam puluh sembilan persen diantaranya adalah wanita dan
penyakit orang tua yang secara progresif mengakibatkan fungsi sendi berkurang
tetapi saat ini osteoartritis tidak lagi dianggap penyakit degeneratif, namun usia tetap
2.3 Etiologi
lain kapsul sendi, ligamen, otot-otot persendian, serabut aferen, dan tulang-tulang.
protektif tersebut. Osteoarthritis juga bisa terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain
2.4 Klasifikasi
a. Osteoarhritis primer adalah degeneratif artikular sendi yang terjadi pada sendi
tanpa adanya abnormalitas lain pada tubuh. Penyakit ini sering menyerang
sendi penahan beban tubuh (weight bearing joint), atau tekanan yang normal
pada sendi dan kerusakkan akibatproses penuaan. Paling sering terjadi pada
sendi lutut dan sendi panggul, tapi ini juga ditemukan pada sendi lumbal,
6
sendi jari tangan, dan jari pada kaki
b. Osteoarthritis sekunder, paling sering terjadi pada trauma atau terjadi akibat
dari suatu pekerjaan, atau dapat pula terjadi pada kongenital dan adanya
2.5 Epidemiologi
Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang
prevalensi osteoartritis pada populasi dengan usia di atas 65 tahun mencapai 80%
dan diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020. OA terjadi pada 13,9% orang
dewasa berusia lebih dari 25 tahun dan 33,6% dari mereka yang berusia lebih dari 65
tahun. Prevalensi sendi yang terkena OA menurut temuan radiologis adalah pada
tangan 7,3%, kaki 2,3%, lutut 0,9%, dan panggul 1,5%. Prevalensi OA menurut
gejala yang ditemui yaitu pada tangan 8%, kaki 2%, lutut 12,1% pada orang dewasa
berusia lebih dari 60 tahun dan 16% pada orang dewasa berusi 45 – 60 tahun, dan
panggul 4,4% 7
Angka kematian yang diakibatkan osteoarthritis adalah sekitar 0,2 hingga 0,3
kematian per 100.000. Angka kematian akibat OA sekitar 6% dari semua kematian
akibat arthritis. Hampir 500 kematian per tahun disebabkan OA dan angka
1. Usia : merupakan faktor risiko paling umum pada OA. Proses penuaan
pada sendi orang tua sudah kurang responsif dalam mensintesis matriks
7
Akibatnya, sendi pada orang tua memiliki kartilago yang lebih tipis.
Kartilago yang tipis ini akan mengalami gaya gesekan yang lebih tinggi
pada lapisan basal dan hal inilah yang menyebabkan peningkatan resiko
semakin lemah dan memiliki respon yang kurang cepat terhadap impuls.
menopause.
mutasi dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-
b. Faktor intrinsik
2.7 Patofisiologi
8
Sasaran utama OA adalah kartilago sendi yang memiliki dua fungsi mekanik
utama 8
sendi satu tulang menggelincir tanpa hambatan terhadap tulang yang lain(dengan
pengumpulan tekanan pada tulang sehingga tulang tidak patah sewaktu sendi
mendapat beban.
2. Beban yang ada secara fisiologis normal, tetapi sifat bahan kartilago
kerusakan fokal kartilago sendi yang progresif dan pembentukan tulang baru
(osteofit) pada dasar lesi kartilago dan tepi sendi. Perubahan mana yang lebih
dengan baik 7
9
(PAI-1) yang disintesis oleh kondrosit, serta faktor-faktor pertumbuhan, seperti
Peningkatan sintesis dan sekresi enzim degradatif tersebut dapat distimulasi oleh
interleukin-1 (IL-1) atau faktor stimulasi mekanik. IL-1 sendiri diproduksi oleh sel
fagosit mononuklear, sel sinovial, dan kondrosit. IL-1 bersifat katabolik terhadap
kartilago, dan berkurangnya kadar air kartilago, sehingga terjadi kerusakan fokal
degradasi. Jejas mekanik dan kimiawi merupakan faktor penting yang merangsang
synovial sendi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa ketika hal tersebut terjadi,
rawan sendi dapat melakukan perbaikan sendiri yaitu kondrosit akan bereplikasi dan
Faktor mekanik (penggunaan sendi yang berlebihan dan terus menerus) dan
disertai factor-faktor resiko seperti usia, genetic, dan factor kebudayaan kemudian
pemecahan proteoglikan dan gangguan kolagen tipe II. Hal tersebut menyebabkan
10
Kondrosit menjadi tidak responsive terhadap factor pertumbuhan seperti TGF-B dan
Ketidakseimbangan antara sintesis dan degradasi kartilago ini terjadi dengan abrasi,
tekanan mekanis besar pada tulang subkondral sehingga tulang trabekular subkondral
rusak dan dapat terbentuk kista tulang akibat tekanan yang berlebihan tersebut.
a. Nyeri sendi
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan dan
tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang melebihi gerakan lain.
Perubahan ini dapat ditemukan meski OA masih tergolong dini ( secara radiologis ).
Umumnya bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya
( seluruh arah gerakan ) maupun eksentris ( salah satu arah gerakan saja ).
Kartilago tidak mengandung serabut saraf dan kehilangan kartilago pada sendi
tidak diikuti dengan timbulnya nyeri. Sehingga dapat diasumsikan bahwa nyeri yang
11
Pada penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari nyeri
yang timbul diduga berasal dari peradangan sendi ( sinovitis ), efusi sendi, dan
dan menuju ke osteofit yang sedang berkembang Hal ini menimbulkan nyeri. Nyeri
dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di dekat sendi. Sumber nyeri
yang umum di lutut adalah akibat dari anserine bursitis dan sindrom iliotibial band.
c. Kaku pagi
Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau tidak
melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu yang
d. Krepitasi
Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala ini
umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan akan
adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa.
tertentu.
Pembengkakan sendi dapat timbul dikarenakan terjadi efusi pada sendi yang
biasanya tidak banyak ( < 100 cc ) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk
Tanda – tanda adanya peradangan pada sendi ( nyeri tekan, gangguan gerak, rasa
hangat yang merata, dan warna kemerahan ) dapat dijumpai pada OA karena adanya
synovitis. Biasanya tanda – tanda ini tidak menonjol dan timbul pada perkembangan
penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering dijumpai pada OA lutut.
Gejala ini merupakan gejala yang menyusahkan pasien dan merupakan ancaman
yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien lanjut usia. Keadaan
ini selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat badan terutama
pada OA lutut.
2.9 Diagnosis
a. Klinis:
3. krepitus
13
3. krepitus disertai osteofit
3. Krepitus
5. pembesaran tulang
7. LED<40 mm/jam
8. RF <1:40
Kriteria diagnosis osteoarthritis tangan adalah nyeri tangan, ngilu atau kaku
Catatan: 10 sendi yang dimaksud adalah: DIP 2 dan 3, PIP 2 dan 3 dan CMC 1
2.10.1Pemeriksaan Radiologi
14
Diagnosis OA selain dari gambaran klinis, juga dapat ditegakkan dengan
gambaran radiologis
, yaitu menyempitnya celah antar sendi, terbentuknya osteofit,
15
Keterangan :
16
pembentukan osteofit (panah).9
Pemeriksaan darah tepi masih dalam batas – batas normal. Pemeriksaan imunologi
masih dalam batas – batas normal. Pada OA yang disertai peradangan sendi dapat
dijumpai peningkatan ringan sel peradangan ( < 8000 / m ) dan peningkatan nilai
protein. 10
Pemeriksaan tambahan lain yang dapat dilakukan adalah MRI yaitu untuk
B. Tumbuhan Aren
Tetapi sekarang lebih banyak dipustakakan dengan nama Arenga pinnata Merr.
Tanaman aren bisa dijumpai dari pantai barat India sampai ke sebelah selatan
Cina dan juga kepulauan Guam. Habitat aren juga banyak terdapat di Philipina,
Srilanka dan Thailand (Lutony, 1993). Akan tetapi konon, tanaman yang termasuk
Epidemiologi
Aren (Arenga pinnata Merr.) adalah salah satu species yang termasuk
dalam famili Aracaceae. Banyak nama daerah (Vernacular names) yang diberikan
17
untuk aren di Indonesia, hal ini karena tingkat penyebarannya sangat luas. Nama-
nama daerah tanaman aren di Indonesia (Lutony, 1993) antara lain: bak juk
(Minangkabau), kawung, taren (Sunda), aren, lirang (Jawa, Madura), jaka, hano
(Bali), pola (Sumbawa), nao (Bima), kolotu (Sumba), moke (Flores), seho
aren dikenal dengan nama indruk dan di Tana Toraja disebut induk. Sedangkan
(Jerman) 11
Taksonomi Aren
Regnum : Plantae
Ordo : Arecales
Famili : Arecaceae
Genus : Arenga
Akar (radix)
Akar Familia Arecaceae adalah akar serabut kaku keras dan cukup besar
18
seperti tambang 10
Batang (caulis)
yang berbatang tunggal. Tinggi pohon bisa mencapai 30 m yang batangnya kokoh
ramping memanjat. Tinggi batanggnya (caulis) sangat beragam dan ada yang
digolongkan berupa pohon tinggi lebih dari 10 meter, pohon sedang (2-10 meter)
maupun kurang dari 2 meter. Batang famili Arecaceae ada yang tumbuh tegak ada
pula yang merambat pada pohon lain sebagai liana, bentuk yang seperti ini
Daun (folium)
kipas, dengan pelepah daun (vagina) atau tangkai daun (petiolus) yang melebar.
membentuk tajuk dari batang kokoh yang tidak bercabang, dasar petiole luas,
Bunga (flos)
panjang mencapai 60 cm atau lebih. Tandan bunga tumbuh pada daerah bekas
menyusul pada bagian bawah. Biasanya 2-5 bunga pertama betina, sedangkan
19
rangkaian bunga pada bagian bawah adalah bunga jantan. Bunga jantan berwarna
kecoklatan, berbentuk bulat telur memanjang, daun bunga tiga, dan kelopak
bunga tiga helai. Bunga betina warna kehijauan dengan mahkota bunga segitiga
beruas-ruas dan bakal buah memiliki ruang tiga dan putik tiga. Tandan bunga
betina aren hanya menghasilkan sedikit nira, oleh sebab itu tidak disadap dan
Buah (fructus)
Buah aren berupa buah buni, yaitu buah yang berair tanpa dinding dalam
yang keras. Bentuknya bulat lonjong, bergaris tengah 4 cm. Tiap buah aren
mengandung tiga biji. Buah aren yang setengah masak, kulit bijinya tipis, lembek
dan berwarna kuning. Inti biji (endosperm) berwarna putih agak bening dan lunak.
Endosperma buah aren berupa protein albumin yang lunak dan putih seperti kaca
kalau masih muda. Inti biji inilah yang disebut kolang-kaling dan biasa digunakan
sebagai bahan makanan. Dari segi komposisi kimia, kolang-kaling memiliki nilai
gizi sangat rendah, akan tetapi serat kolang kaling baik sekali untuk kesehatan.
Serat kolang-kaling dan serat dari bahan makanan lain yang masuk ke dalam
tubuh menyebabkan proses pembuangan air besar teratur sehingga bisa mencegah
jenis makanan dan minuman. Antara lain dalam pembuatan kolak, ronde, ice
20
Cara mengolahan buah kolang-kaling ialah dengan mengkonsumsi secara
rutin sebanyak 100gram kolangk-kaling yang direbus tanpa gula dan tanpa
pewarna 12
dan flavonoid adalah yang penting senyawa kimia dalam menyebabkan efek
dan Gelsemium 12
COX-2, dan 5-lipoksigenase (5-LO). Selain itu triterpenoid dan tanin juga
21
mengeluarkan mengeluarkan myeloperoxidase yang akan mengaktivasi neutrofil.
Respon inflamasi ini yang akan menyebakan peradangan dan kerusakan pada
respon inflamasi dan kerusakan pada jaringan tersebut. Selain itu kandungan
pengaruh sebagai zat analgesik dan anti-inflamasi. Daya analgesik terbaik yaitu
98.00% dan untuk aktivitas antiinflamasi yang terbaik yaitu natrium diklofenak
22