1. Doni Damara
2. Elisa Fitri
Spondilitis Tuberkulosis
• Spondilitis tuberkulosis (TB) atau dikenal dengan
Pott’s disease adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
yang mengenai tulang belakang. Spondilitis TB telah
ditemukan pada mumi dari Spanyol dan Peru pada
tahun 1779. Infeksi Mycobakcterium tuberculosis
pada tulang belakang terbanyak disebarkan melalui
infeksi. Mekanisme infeksi terutama oleh penyebaran
melalui hematogen.
Epidemiologi
Berdasarkan laporan WHO, kasus baru TB di dunia
lebih dari 8 juta per tahun. Diperkirakan 20-33% dari
penduduk dunia terinfeksi oleh Mycobacterium
tuberculosis. Indonesia adalah penyumbang terbesar
ketiga setelah India dan China yaitu dengan
penemuan kasus baru 583.000 orang pertahun,
kasus TB menular 262.000 orang dan angka kematian
140.000 orang pertahun. Kejadian TB ekstrapulmonal
sekitar 4000 kasus setiap tahun di Amerika, tempat
yang paling sering terkena adalah tulang belakang
yaitu terjadi hampir setengah dari kejadian TB
ekstrapulmonal yang mengenai tulang dan sendi.
Etiologi
• Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis
yang merupakan anggota ordo Actinomicetales dan
famili Mycobacteriase. Basil tuberkel berbentuk
batang lengkung, gram positif lemah yaitu sulit
untuk diwarnai dan sulit untuk dihapus walaupun
dengan zat asam, sehingga disebut sebagai kuman
batang tahan asam. Hal ini disebabkan oleh karena
kuman bakterium memiliki dinding sel yang tebal
yang terdiri dari lapisan lilin dan lemak (asam lemak
mikolat).
Patogenesis
• Paru merupakan port d’entree lebih dari 98% kasus
infeksi TB, karena ukuran bakteri sangat kecil 1-5 μ,
kuman TB yang terhirup mencapai alveolus dan segera
diatasi oleh mekanisme imunologis nonspesifik.
Makrofag alveolus akan memfagosit kuman TB dan
sanggup menghancurkan sebagian besar kuman TB.
Pada sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu
menghancurkan kuman TB dan kuman akan bereplikasi
dalam makrofag. Kuman TB dalam makrofag yang
terus berkembang-biak, akhirnya akan menyebabkan
makrofag mengalami lisis, dan kuman TB membentuk
koloni di tempat tersebut. Lokasi pertama koloni
kuman TB di jaringan paru disebut fokus primer Ghon.
Lanjutan
Di dalam koloni yang sempat terbentuk dan
kemudian dibatasi pertumbuhannya oleh imunitas
selular, kuman tetap hidup dalam bentuk dorman.
Fokus tersebut umumnya tidak langsung berlanjut
menjadi penyakit, tetapi berpotensi untuk menjadi
fokus reaktivasi, disebut sebagai fokus Simon.
Bertahun-tahun kemudian, bila daya tahan tubuh
pejamu menurun, fokus Simon ini dapat mengalami
reaktivasi dan menjadi penyakit TB di organ terkait,
misalnya meningitis, TB tulang dan lain-lain.
Manifestasi Klinik
• Seperti manifestasi klinik pasien TB pada umumnya,
pasien mengalami keadaan sebagai berikut, berat
badan menurun selama 3 bulan berturut-turut tanpa
sebab yang jelas, demam lama tanpa sebab yang jelas,
pembesaran kelenjar limfe superfisial yang tidak sakit,
batuk lebih dari 30 hari, terjadi diare berulang yang
tidak sembuh dengan pengobatan diare.
Etiologi
Penyebab pasti ulkus tropikum belum diketahui
secara pasti. Ada tiga faktor yang memegang peranan
penting dalam menimbulkan penyakit ini, yaitu
trauma,higiene dan gizi serta infeksi oleh kuman
Bacillus fusiformis.
Manifestasi Klinis
Biasanya dimulai dengan luka kecil, kemudian terbentuk
papula yang dengan cepat meluas menjadi vesikel. Vesikel
kemudian pecah dan terbentuklah ulkus kecil. Setelah ulkus
diinfeksi oleh kuman, ulkus meluas ke samping dan ke dalam
dan memberi bentuk khas ulkus tropikum.
Penatalaksaan Khusus
Penatalaksanaan khusus terdiri dari pengobatan sistemik dan
topikal.
a.Pengobatan Sistemik Penisillin intramuskular selama 1
minggu sampai 10 hari, dosis sehari600.000 unit sampai 1,2
juta unit. Tetrasiklin peroral dengan dosis 3x500mg sehari
dapat juga dipakai sebagai pengganti penicillin.
b.Pengobatan Topikal
Salap salisilat 2%
Kompres KMnO
2. Ulkus Varikosum
Ulkus varikosum adalah ulkus pada tungkai bawah yang
disebabkan olehgangguan aliran darah vena.
Etiologi
Gangguan aliran darah balik pada tungkai bawah secara garis
besar dapat dibagi menjadi dua yaitu, berasal dari pembuluh
darah seperti trombosisatau kelainan katup vena dan yang
berasal dari luar pembuluh darah seperti bendungan di
daerah proksimal tungkai bawah oleh karena tumor di
abdomen,kehamilan atau pekerjaan yang dilakukan dengan
banyak berdiri.
Manifestasi Klinis
Tanda yang khas dari ekstrimitas dengan insufisiensi vena
menahun adalahedema. Penderita sering mengeluh bengkak
pada kaki yang semakin meningkatsaat berdiri dan diam.
Keluhan lain adalah kaki terasa pegal, gatal, rasa terbakar,
tidak nyeri dan berdenyut. Biasanya terdapat riwayat
trombosis vena, trauma operasi juga adanya riwayat obesitas
dan gagal jantung kongestif.
Diagnosa Banding
Ulkus varikosum atau ulkusarteriosum.
Ulkus Varikosum
Tatalaksana
Tatalaksana Umum
Tinggikan letak tungkai saat berbaring untuk mengurangi
hambatan aliranvena, sementara untuk varises yang terletak
di proksimal dari ulkus diberi bebat elastin agar dapat
membantu kerja otot tungkai bawah memompadarah ke
jantung.
Konsul pasien ke Bagian Penyakit Dalam untuk mengobati
penyebab(varises).
Tatalaksana Khusus
Pengobatan Sistemik Seng Sulfat 2x200 mg/hari
Pengobatan TopikalBila terdapat pus kompres dengan larutan
permanganas kalikus 1:5000 ataularutan perak nitrat 0,5%
atau 0,25%.
3. Ulkus Arteriosum
Ulkus arteriosum adalah ulkus yang terjadi akibat gangguan
peredarandarah arteri.
Etiologi
Secara garis besar penyebab gangguan tersebut dapat dibagi
menjaditiga kelompok, yaitu: Ekstra mural, mural dan intra
mural.
Ekstra Mural :
Aliran darah arteri terganggu oleh karena pembuluh darah
arterioleterjepit oleh jaringan fibrosis, misalnya karena edema
yang lama, dapat juga olehsklerosis karena skleroderma.
Mural :
Aliran darah terganggu karena kelainan pada dinding
pembuluh darah,misalnya vaskulitis atau aterosklerosis.
Inti Mural :
Aliran darah terganggu karena sumbatan lumen pembuluh
darah kecil, misalnya akibat perubahan viskositas darah,
perlekatan, platelet,fibrinogenesis, dan sebagainya.
Manifestasi Klinis :
Ulkus yang timbul biasanya dalam, berbentuk plong (punched
out) kotor tepi ulkus jelas. Rasa nyeri,terasa lebih hebat pada
malam hari, dapat timbul mendadak atau perlahan-lahan,
terus menerus atau hilang timbul.
Pemeriksaan Dan Diagnosis
Kelainan kulit berupa: ulkus yang timbul biasanyadalam,
berbentuk plong (Punchedout), kotor, dan tepi ulkus jelas.
Rasa nyerimerupakan gejala penting pada penyakit ini.
Pemeriksaan flebografi juga dapat dilakukan untuk
mengetahui letak vena yang terganggu.
Diagnosis Banding
Sebagai diagnosis banding adalah ulkus varikosum. Ulkus ini
lebihdangkal, umumnya tidak nyeri.
Ulkus Arteriosum
Tatalaksana :
Tatalaksana Umum
Hindari suhu dingin, hindari merokok.
Tatalaksana Khusus
Pengobatan Sistemik
Untuk menanggulangi infeksi dapat diberikan antibiotik atau
metronidazol dan analgetik untuk mengurangi nyeri.
Pengobatan Topikal
Vaseline agar kulit normal di sekitar ulkus tidak teriritasi, Seng
Oksida untuk mengabsorbsi eksudat dan bakteri
4. Ulkus Neurotrofik
Ulkus neurotrofik adalah ulkus yang terjadi karena tekanan
atau trauma pada kulit yang anastetik.
Etiologi :
Karena kerusakan saraf terjadi neuropati perifer yang
berakibat hilangnyarasa nyeri (anestesi). Hal ini terjadi
misalnya pada penderita siringomieli, spina bifida, tabes
dorsalis atau cedera pada saraf. Ulkus tungkai bawah dan kaki
paling sering di temukan pada penderita diabetes melitus
yang mengalami komplikasi neuropati perifer sehingga
berbahaya karena bila menginjak benda tajam tidak akan
dirasa padahal telah timbul luka, ditambah dengan mudahnya
terjadi infeksi.
Manifestasi Klinis
Ulkus paling sering terjadi pada kaki, di daerah yang paling
kuat terkena tekanan, yaitu di tumit dan metatarsal,
umumnya tunggal atau multipel. Bentuk ulkus bulat, tidak
nyeri, berisi jaringan nekrotik, biasanya kering
(anhidrotik),kulit di sekeliling ulkus hiperkeratotik (kalus).
Ulkus dapat sampai di subkutismembentuk sinus, bahkan
mengenai tulang, dan dapat pula mengalami infeksi sekunder.
Manifestasi Klinis
pasien dengan luka penetrasi datang dengan sakit kemerahan
pada tangan dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan
adanya 4 tanda dari kanavel, yaitu:
Jari dalam posisi sedikit fleksi
Bengkak dalam bentuk fusiform
Nyeri pada saat dilakukan pasif fleksi jari
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
Pemeriksaan dan Tes Finkelstein positif cara
melakukannya adalah dengan menyuruh pasien untuk
mengepalkan tanganya di mana ibu jari diletakkan di
bagian dalam dari jari-jari lainya.
Lakukan tes Finskelstein secara bilateral untuk
membandingkan dengan bagian yang tidak terkena
dapat menyebabkan – palsu.
Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang spesifik untuk
menunjang diagnosis penyakit ini. Kadang dilakukan
pemeriksaan serum untuk melihat adanya faktor rheumatoid
untuk mengetahui penyebab penyakit.
Ultrasonografi dengan transduser 13 MHz resolusi tinggi
diambil potongan aksial dan koronal didapatkan adanya
penebalan dan edema pada tendon.
MRI terlihat adanya penebalan pada tendon sheath tendon
otot ekstensor polisis brevis dan otot abduktor polisis longus.
Diagnosa Banding
1. Carpal Tunnel Syndrome, di mana pada penyakit ini dirasakan
nyeri pada ibu jari tangan. Nyeri ini tidak hanya dirasakan
pada ibu jari tangan, akan tetapi dapat ke seluruh
pergelangan tangan bahkan dapat sampai ke lengan.
2. Osteoarthritis pada persendian di pergelangan tangan.
3. Kienbock disease yaitu osteonekrosis pada os lunate.
4. Degenerative arthritis pada sendi radioscaphoid, cervical
radiculopathy terutama pada segmen C5 atau C6.
5. Cheiralgia paresthetica atau neuropati pada sensorik dari
nervus radial.
Tatalaksana
Pengobatan yang dilakukan adalah dengan terapi konservatif
dan intervensi bedah. Pada terapi konservatif kasus-kasus
dini, sebaiknya penderita menghindari pekerjaan yang
menggunakan jari-jari mereka.
Terapi Konservatif :
Nonsteroid anti-inflammatory drug misalnya ibuprofen yang
merupakan drug of choice untuk pasien dengan nyeri sedang.
Bekerja sebagai penghambat reaksi inflamasi dan nyeri
dengan jalan menghambat sintesa prostaglandin. Dosis
dewasa 200-800 mg, sedang dosis untuk anak-anak usia 6-12
tahun 4-10 mg/kgBB/hari. Untuk anak > 12 tahun sama
dengan dewasa. Adapun kontra indikasi pemberian obat ini
adalah adanya riwayat hipersensitif, ulkus peptikum,
perdarahan gastrointestinal atau resiko tinggi perdarahan
Kortikosteroid dapat digunakan sebagai anti inflamasi karena
dapat mensupresi migrasi dari sel-sel polimorfonuklear dan
mencegah peningkatan permeabilitas kapiler. Pada orang
dewasa dapat diberikan dosis 20-40 mg metilprednisolon
atau dapat juga diberikan hidrokortison.
Terapi Bedah :
Intervensi bedah diperlukan jika terapi konservatif tidak
efektif lagi terutama pada kasus-kasus lanjut di mana telah
terjadi perlengketan pada tendon sheath
TERIMA KASIH