Oleh :
Preseptor :
dr. Mawaddah Fitria, Sp. PD
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulispanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan rahmat, karunia dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus
yang berjudul “NUTRISI PARENTERAL DAN ENTERAL” sebagai salah satu tugas
dalam menjalani Kepanitraan Klinik Senior (KKS) di bagian Penyakit Dalam Rumah Sakit
Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara.
Pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terimakasih banyak kepada
dr.MAWADDAH FITRIA, Sp.PD sebagai pembimbing yang telah meluangkan waktunya
memberi arahan kepada penulis selama mengikuti KKS di bagian/SMF Penyaki Dalam
Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan
kasusini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan
masukan yang membangun demi kesempurnaan referat ini. Semoga referat ini dapat berguna
dan bermanfaat bagi semua pihak.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya
yaitu membentuk energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan. Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk
fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh. Masalah nutrisi erat kaitannya dengan
makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umum
faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk kebutuhan
metabolisme basal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang menganggu
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung
melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan. Nutrisi parenteral diberikan
apabila pasien tidak dapat menelan atau karena sesuatu hal, misalnya: Malformasi Kongenital
Malnutrisi dengan berbagai tingkatan sering terjadi pada pasien di rumah sakit. Hal
luka, meningkatkan komplikasi, meningkatkan respon terhadap terapi medis, operasi yang
kurang optimal, dan mengarah pada hasil klinis yang jelek. Banyak penyakit yang
pencernaan dan infeksi pada mulut sehingga makan menjadi sulit dan menyakitkan.. Selain
itu obat dapat menyebabkan kehilangan selera makan, mual dan muntah sehingga pemberian
4
BAB II
PEMBAHASAN
fungsi normal setiap organ dan jaringan tubuh . Status nutrisi normal menggambarkan
keseimbangan yang baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Kekurangan nutrisi
memberikan efek yang tidak diinginkan terhadap struktur dan fungsi hampir semua organ dan
sistem tubuh .
Terdapat 3 pilihan dalam pemberian nutrisi yaitu diet oral, nutrisi enteral dan nutrisi
parenteral. Diet oral diberikan kepada penderita yang masih bisa menelan cukup makanan
dan keberhasilannya memerlukan kerjasama yang baik antara dokter, ahli gizi,penderita dan
keluarga. Nutrisi enteral bila penderita tidak bisa menelan dalam jumlah cukup, sedangkan
fungsi pencernaan dan absorbsi usus masih cukup baik. Selama sistem pencernaan masih
berfungsi atau berfungsi sebagian dan tidak ada kontraindikasi maka diet enteral (EN) harus
dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis karena meningkatkan aliran darah
hormon usus seperti gastrin, neurotensin enteroglucagon. Gastrin mempunyai efek tropik
Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung
melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan. Para peneliti sebelumnya
5
menggunakan istilah hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian makanan melalui
intravena, dan akhirnya diganti dengan istilah yang lebih tepat yaitu Nutrisi Parenteral Total,
namun demikian secara umum dipakai istilah Nutrisi Parenteral untuk menggambarkan suatu
pemberian makanan melalui pembuluh darah.Nutrisi parenteral total (TPN) diberikan pada
Pemberian nutrisi parenteral hanya efektif untuk pengobatan gangguan nutrisi bukan
untuk penyebab penyakitnya. Status nutrisi basal dan berat ringannya penyakit memegang
peranan penting dalam menentukan kapan dimulainya pemberian nutrisi parenteral. Sebagai
contoh pada orang-orang dengan malnutrisi yang nyata lebih membutuhkan penanganan dini
Pasien-pasien dengan kehilangan zat nutrisi yang jelas seperti pada luka dan fistula
juga sangat rentan terhadap defisit zat nutrisi sehingga membutuhkan nutrisi parenteral lebih
b) Subclavian atau internal vena jugularis digunakan dalam waktu singkat sampai <
4minggu.
device.
b) PPN digunakan untuk jangka waktu singkat 5 -7 hari dan ketika pasien perlu
6
c) PPN digunakan untuk mengalirkan isotonic atau mild hypertonic solution.High
a. Prabedah pada pasien yang mengalami emasiasi, deplesi nutrien yang berat, atau
yang kehilangan berat badan sampai lebih dari 10% berat badan semula.
b. Pasca bedah pada pasien yang tidak mampu makan secara normal selama lima hari
atau lebih.
c. Keadan trauma seperti luka bakar atau fraktur multipel dengan komplikasi lain
d. Penyakit kanker, khususnya sebagai terapi penunjangan pada terapi utama yang
e. Malnutrisi protein atau protein-kalori atau kalau berat badan tanpa edema atau
f. Penolakan atau ketidak mampuan makan seperti pada keadaan koma, anoreksia
nervosa, atau kelainan neurologis seperti para lisis pseudobular yang membuat
2.3 TUJUAN
Adapun tujuan pemberian nutrisi parenteral adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena, karena tidak memungkinkannya
2. Total Parenteral Nutrition (TPN) digunakan pada pasien dengan luka bakar yang berat,
3. Mencegah lemak subcutan dan otot digunakan oleh tubuh untuk melakukan
katabolisme energi.
7
4. Mempertahankan kebutuhan nutrisi.
b. Mencegah lemak subcutan dan otot digunakan oleh tubuh untuk melakukan
katabolisme energy.
c. Mempertahankan kebutuhan.
yaitu :
1. Menyediakan data untuk mendesain rencana asuhan nutrisional yang akan mencegah
dan
3. untuk mengidentifikasi individu-individu yang kurang terawat atau berada pada resiko
terbentuknya malnutrisi.
asupan makanan yang cukup, pengukuran tinggi dan berat, dan tes-tes laboratorium
8
rutin..Pengkajian nutrisional yang komprehensif direkomendasikan untuk semua individu
seperti itu berkembang melebihi informasi yang terkumpul selama penapisan dan
meliputi riwayati diet dan informasi asupan, pemeriksaan fisik atau tanda-tanda klinis,
ini tidak secara rutin dilakukan oleh farmasis, akan tetapi hasil umumnya diterjemahkan
a. Besarnya reseksi usus kecil: biasanya pasien dengan kurang dari 100
cm distal ligamentum kecil dari Treitz tanpa kolon, atau kurang dari 50
cm dari usus kecil dengan kolon utuh.
d. Obstruksi usus
b. Nutrisi parenteral tidak secara rutin diberikan bagi yang gizi baik
9
maupun yang mengalami malnutrisi selama pasien yang menjalani
operasi, kemoterapi dan terapi radiasi
4. Perawatan kritis
c. Luka bakar, nutrisi parenteral harus digunakan pada pasien yang tidak bisa
menerima nutrisi enteral dan tidak memungkinkan mendapatkan asupan gizi
yang memadai
a. Pra operasi: selama 7-14 hari untuk pasien dengan gizi buruk hebatyang
sedang menjalani operasi besar saluran cerna, jika operasi dapat dengan
amanditunda
10
Indikasi Pemerian Nutrisi Parenteral pada anak-anak
1. Bila nutrisi enteral tidak memungkin untuk menyediakan kebutuhan gizi yang
cukup
a. Reseksi besar pada usus halus yang mengakibatkan sindrom usus pendek
b. Neonatalnecrotizingenterocolitis
e. Penyakit Graft-versus-host
f. Poskemoterapi
a. Cairan
1. Volume Cairan
Jumlah cairan sebanyak 2-2,5 liter per hari sering diberikan melalui nutrisi parenteral,
tetapi kebutuhannya dapat beragam. Sebagai contoh, pada pasien dengan pengeluaran cairan
fistula intestinal dalam jumlah besar, perdarahan, muntah atau diare, hati dan jantung dan
11
pemberian cairan perlu dilakukan. Pasien lanjut usia, pada umumnya membutuhkan cairan
dalam jumlah yang lebih kecil dan pemberian obat secara parenteral merupakan pemasukan
berikutnya (lihat rumus dibawah). Perkiraan kebutuhan cairan juga dapat dihitung dengan
Tambahan cairan harus diberikan untuk mengganti kehilangan cairan akibat diare,
muntah, nasogastric aspirates, cairan yang dikeluarkan oleh fistula, dehidrasi (e.g. kadar urea
serum terlalu tinggi sehingga tidak sebanding dengan kreatinin serum), kehilangan darah
9misalnya pembedahan, luka, trauma) dan kehilangan cairan lain yang cukup bermakna
b. Osmolalitas Cairan
Merupakan faktor yang penting untuk dipertimbangkan karena larutan hipertonik mengiritasi
dinding pembuluh (vessels) dan pada penggunaan infuse vena perifer sering mengakibatkan
inflamasi pembuluh vena (phlebitis) dan oklusi vena. Larutan ini harus diinfuskan secara
perlahan-lahan ke dalam pembuluh darah besar yang aliran darahnya baik. Komplikasi
rendah (misalnya, volume yang lebih besar, glukosa lebih sedikit, dan lebih banyak lemak
karena emulsi lemak mempunyai osmolalitas yang hamper sama dengan osmolalitas darah).
Sebagai petunjuk, osmolalitas sediaan (campuran) untuk infus perifer tidak boleh lebih dari
Di lain pihak, osmolalitas larutan nutrisi parenteral sentral kira-kira 2000 mOsmol/kg
12
tetapi karena larutan tersebut diencerkan secara cepat dalam vena sentral, maka risiko
tromboplebitis berkurang.
b. Nitrogen
Pasien rata-rata menerima 9-14 g nitrogen per hari. Jumlah yang sesungguhnya
dibutuhkan, bagaimanapun tergantung pada situasi klinis dan derajat malnutrisi. Kebutuhan
pasien akan nitrogen kira-kira 0,15-0,3 g/kg/hari (1-2 g asam amino/kg/hari) tergantung pada
IMT Interpretasi
< 16 Kekurangan berat badan parah
16-19 Kekurangan berat badan
20-25 Berat badan normal
26-30 Kelebihan berat badan sedikit
31-40 Kelebihan berat badan sedang
>40 Kelabihan berat badan parah
Kalori adalah unsur yang mutlak harus diberikan cukup. Sumber kalori yang utama dan
harus selalu ada adalah glukosa. Otak dan eritrosit mutlak memerlukan glukosa ini setiap
saat. Jika tidak tersedia cukup, tubuh melakukan glukoneogenesis dari substrat lain. Sumber
13
kalori adalh karbohidrat dan lipid.
Kebutuhan kalori secara sederhana dapat diperkirakan dari berat badan. Howard Lyn6
Sumber kalori yang utama adalah karbohidrat dan lemak. Tetapi bila kebutuhan NP
hanya dipenuhi oleh karbohidrat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, terutama bila
1. Trombosis
4. Meningkat BMR
Untuk mengatasi keadaan ini, setengah sumber kalori nonprotein dapat digantikan
dengan emulsi lemak karena produksi CO2 akan ditekan. Jangan menggunakan protein
sebagai sumber energi, karena protein sangat penting untuk regenerasi sel dan sintesis protein
D. Karbohidrat
merupakan pilihan yang terbaik, karena non-glukosa (fruktose, xylitol, sorbitol, maltose dan
oligosakharida) lebih menyebabkan gangguan metabolik dari pada glukosa. Selain itu
glukosa juga lebih dipilih karena,glukosa merupakan substrat paling fisiologis, secara natural
ada dalam darah, banyak persediaan, murah, dan dapat diberikan dalam berbagai konsentrasi
14
dengan nilai kalori 4 kkal/g. Untuk dapat memberikan pengaruh maksimum terhadap
digunakan untuk memenuhi energi yang diperlukan oleh susunan saraf pusat dan perifer,
eritrosit, leukosit, fibrolas yang aktif dan fagosit tertentu yang menggunakan glukosa sebagai
Untuk menghindari hiperglikemia yang tiba- tiba, peningkatan konsentrasi glukosa, misal 5%
menuju 20% harap bertahap, (start slowand go slow). Kecepatan infus yang dianjurkan
Pada keadaan produksi insulin menurun, seperti pada sepsis, infus glukosa yang berlebihan
atau kecepatan infus lebih dari yang dianjurkan berakibat lipogenesis, yang akan
kecepatan infus glukosa debanding dengan pemberiaan insulin. Jika cairan glukosa diselingi
cairan yang lain, besar kemungkinan kadar glukosa darah fruktuasi karena over shoot insulin
dari waktu ke waktu.Agar fluktuasi seminimal mungkin, larutan karbohidrat dibagi rata
sepanjang 24 jam.
insulin untuk masuk ke dalam sel, lebih sedikit teriritasi vena,dimetabolisme lebih cepat di
hati dan mempunyai efek hemat nitrogen lebih baik. Tetapi kebanyakkan jaringan tidak
menggunakan fruktosa secara langsung. Perubahan menjadi glukosa terutama terjadi dalam
hati, dan jaringan hanya dapat menggunakan glukosa sebagai sumber energi. Kerugian lain
menggunakan fruktosa ialah bila infus terlalu cepat atau berlebihan dapat menyebabkan
asidosis laktat, hipoposfatemia, penurunan nukleotida adenin hati, peningkatan bilirubin dan
asam urat.
Gula alkohol (sorbitol dan xylitol). Jenis ini juga tidak memerlukaninsulin untuk
menembus dinding sel. Keduanya tidak dapat digunakan langsung sebelum diubah menjadi
15
glukosa di dalam hati. Mengingat adanya resiko asidosis laktat, peningkatan asam urat darah
dan diuresis osmotik, gula alkohol ini tidak mempunyai keunggulan dibanding glukosa.
Untuk mendapatkan efek positif, xylitol diberikan dalam kemasan kombinasi dengan glukosa
Isotonis, sehingga dapat diberikan melalui vena perifer dan dapat dicampur dengan
Meskipun tidak memerlukan insulin untuk masuk sel, tetapi proses intraselular mutlak
masih memerlukannya. Pemberian dosis yang aman dan efisien adalah 1,5 g/kgBB/hari.
Infus yang berlebihan menyebabkan pemborosan melalui urin, bisa sampai eksresi melebihi
Kandungan kalori dan osmolitas larutan glukosa (dinyatakan dalam glukosa anhidrat) dapat
16
10 % 380 1588 556
15 % 570 2382 834
20 % 760 3177 1112
40 % 1520 6352 2224
50 % 1900 7942 2780
e. Lemak
Selain karbohidrat, lemak juga berfungsi sebagai sumber energi dengan nilai 9
kkal/g, lebih tinggi nilai energinya per unit volume dibanding karbohidrat. Emulsi lemak
adalah emulsi minyak dalam air yang mengandung minyak kacang kedelai (atau kombinasi
minyak kacang kedelai dan safflower) dalam konsentrasi 10, 20 dan 30% b/v. Emulsi lemak
adalah sumber asam lemak essensial (asam linoleat dan asam linolenat) dan asam lemak lain
(asam oleat, asam palmitat dan asam stearat) dan dapat berfungsi sebagai medium pembawa
vitamin yang larut dalam lemak. Ada juga infus yang mengandung trigliserida rantai
panjang (long chain triglycerides, LCT) dan kombinasi trigliserida rantai panjang dan rantai
Lemak penting untuk integritas dinding sel, sintesis prostaglandin dan sebagai
pelarut vitamin yang larut lemak. Nutrisi parenteral dengan kemasan bebas lemak untuk
alopepsia, dermatits, perlemakan hati dan gangguan fungsi imunitas. Berbagai penelitian
menunjukkan bahwa pemberian emulsi lemak sebesar 30- 40% dari kalori total merupakan
juml;ah optimal. Untuk mencegah defisiensi asam lemak essensial, perlu diberikan asam
lemak essensial sebanyak 4- 8% dari kalori total sehari. Emulsi lemak 10% dan 20% tidak
hipertonis, dapat diberikan melalui vena perifer. Kecepatan infus emulsi lemak tidak
melebihi 0,5 g/kgBB/jam. Sesuai dengan batas maksimal kemampuan ambilan lemak. Tiap
500 ml diberikan dalam waktu 6- 8 jam, dapat diteteskan bersama karbohidrat dan asam
amino. Perkiraan kandungan energi berbagai konsentrasi emulsi lemak sebagai berikut:
17
Konsentrasi lemak Volume (ml) Perkiraan kandungan energi
(b/v) (kkal)
10 % 500 550
20 % 500 1000
30 % 333 1000
2. pH netral.
7. Mengurangi resiko hipoglikemia karena adanya lemak sebagai sumber energi maka
sedikit CO2/kkal dari pada glukosa, hal ini penting bagi pasien yang mengalami gagal
napas.
1. Reaksi dapat berubah demam sesekali dan respon anafilaksis yang jarang.
3. Endepan lemak pada organ tubuh utama, termasuk pada paru- paru (dapat mengganggu
pertukaran gas), pada pasien yang kemampuannya membersihkan lemak dari peredaran
darah berkurang.
lemaknyakurang dari normal (misalnya pada pasien gagal hati dan ginjal, diabetes dan
18
pada pasien yang sudah mempunyai gangguan hiperlipidemia sebelumnya).
2. Sistem energi ganda secara metabolik lebih efisien dari pada sistem energi tunggal.
3. Efek nitrogen-sparing.
f. Kebutuhan Energi
Kebutuhan energi perhari tergantung pada kondisi klinis pasien dan energi yang
digunakan. Kebutuhan energi orang dewasa dapat dihitung dengan memeprhatikan faktor-
faktor berikut :
Laju energi yang dikeluarkan oleh tubuh untuk kerja eksternal dan internal disebut
sebagai laju metabolik. Laju metabolik bervariasi, tergantung pada ada atau tidak adanya
beberapa faktor, seperti olahraga, konsumsi makanan, demam, dan kegelisahan. Laju
metabolik basal adalah energi yang diperlukan untuk memelihara fungsi tubuh dasar
pada saat istirahat. Ini dapat diperkirakan dari tabel di bawah dengan mempertimbangkan
19
Wanita kkal/hari Pria kkal/hari
15-18 th 13,3 B + 690 15-18 th 17,6 B + 656
18-3o th 14,8 B + 485 18-3o th 15,0 B + 690
30-60 th 8,1 B + 842 30-60 th 11,4 B + 870
Lebih dari 60 9,0 B + 656 Lebih dari 60 11,7 B + 585
Th th
B (berat badan) = dalam kg
2. Faktor Stress
Tabel 14.8
3. Faktor aktivitas
dipertimbangkan. Makin banyak aktivitas pasiean, makin besar energi yang dikeluarkan
Tabel 14.9
20
Terbaring ditempat tidur dan tidak bergerak +10%
Terbaring di tempat tidur dan bergerak atau +15% hingga 20%
dapat duduk
Bergerak di ruangan +25%
Tergantung pada kondisi klinis pasien, sasaran terapi nutrisi parenteral meliputi
kkal/hari. Jika diperlukan pengurangan cadangan energi, masukan energi dikurangi 400-
1000 kkal/hari. Dalam hal ini, penting untuk mempertimbangkan berat badan ideal pasien,
BBI pria
Jika T > 152, 4 cm = 45,5 + [(T- 152,4) x 0,89] Jika T < 152, 4 cm = 45,5 + [(152,4
- T) x 0,89]
LMD =
Faktor stress =
21
Faktor aktivitas =
JUMLAH = kkal/hari
Catatan : Metode lain yang lebih sederhana, diterima secara luas tetapi kurang akurat,
= 30 hingga 35 kkal/kg/hari
g. Elektrolit
spesifik. Dalam praktek klinis, konsentrasi solut diukur per liter larutan dan dinyatakan
sebagai milimol (mmol) per liter atau kadang-kadang dalam miliekivalen (mEk) per liter.
cenderung empiris tergantung pada hasil pemantauan dalam urin dan darah. Elektrolit yang
biasa ditambahkan dalam nutrisi parenteral adalah: natrium, kalium, magnesium, kalsium,
klorida, asetat (merupakan precursor metabolic bikarbonat dan lebih stabil dalam larutan),
mengalami:
Disfungsi hati
22
Disfungsi ginjal
Gangguan asam-basa
Elektrolit
(kadar Rata-rata
normal dalam Fungsi utama kebutuhan per
serum, mmol/l) hari (mmol)
Natrium Kation ekstraseluler utama 80 – 120
(135-145) Regulasi keseimbangan air
Kontraklitas neuromuskuler
Kalium Kation ekstraseluler utama 80 – 120
(3,5 - 5,0) Regulasi keseimbangan
asam-basa
Kontraklitas neuromuskuler
Kalsium terikat pada albumin luas. Hanya hasil kalsium “terkoreksi” yang
Jika konsentrasi albumin plasma sebesar [alb]g/l dan konsentrasi kalsium total terukur
23
sebesar [Ca]mmol/l, maka
[alb] = 30 g/l
Adalah komponen enzim dan ko-enzim esensial dalam berbagai proses biokimia
dalam tubuh (misalnya, sintesa, asam nukleat, transport membran dan pencegahan kerusakan
radikal bebas oleh bahan-bahan oksigen aktif). Pemberian mineral biasanya dimulai sejak
awal pemberian NPT untuk mencegah dan mungkin juga untuk mengobati defesiensi yang
ada. Jumlah mineral yang diberikan secara intravena harus lebih sedikit dari pada yang
diberikan per oral karena bila diberikan per oral hanya sebagian yang dapat diabsorpsi oleh
usus.
Magnesium
24
• Magnesium mengaktivasi banyak sistem enzim (misalnya alkali fosfatase, leusin
Kalium
• Perbedaan kadar kalium (kation utama dalam cairan intrasel) dan natrium (kation
utama dalam cairan ekstrasel) mengatur kepekaan sel, konduksi impuls saraf dan
protein. Penyebab hipokalemia yang paling sering adalah terapi diuretik terutama
tiazid.
• Penyebab hipokalemia lain adalah diare yang berkepanjangan terutama pada anak,
hiperaldosteronisme, terapi cairan parenteral yang tidak tepat atau tidak mencukupi,
• Hiperkalemia disebabkan gangguan ekskresi kalium oleh ginjal yang dapat terjadi
pada pasien dengan insufisiensi korteks adrenal, gagal ginjal akut, gagal ginjal kronik
terminal, suplementasi vitamin K yang tidak sesuai dosis atau indikasinya, atau
penggunaan
antagonis aldosteron
Natrium
tubuh.
• Pembatasan natrium seringkali dianjurkan pada pasien gagal jantung kongestif, sirosis
25
hati dan hipertensi.
Klorida
elektrolit.
• Alkalosis metabolik hipokloremik dapat terjadi setelah muntah yang lama atau
Sulfur
Fluor
• Fluor terdapat pada gigi dan bermanfaat untuk menurunkan insidens karies dentis
terutama pada anak. Selain itu fluor juga membantu retensi kalsium pada tulang.
• Fluoridasi air minum dengan kadar optimum 0,7-1,2 ppm merupakan cara yang paling
Seng (Zn)
• Zn kofaktor lebih dari 100 enzim & penting untuk metabolisme asam nukleat dan
sintesis protein.
• Absorpsi dipercepat oleh ligan berat molekul rendah yg berasal dari pankreas. ±20-
30% Zn peroral diabsorpsi pada duodenum & usus halus bagian proksimal.
• Didistribusikan keseluruh tubuh dan kadar tertinggi didapat pada koroid mata,
Selenium
26
• Selenium merupakan unsur enzim glutation peroksidase yang terdapat pada
Yodium
• Kebutuhan meningkat pd anak yg sedang tumbuh & wanita hamil dan laktasi.
Kromium
• Kromium trivalen berperan sebagai kompleks kofaktor untuk insulin dan berperan
Mangan
• Terdapat pada mitokondria sel, terutama pada kelenjar hipofisis, hati, pankreas,
Molibden
• Molibden 0,15-0,5 mg/hari diperkirakan cukup dan aman untuk orang dewasa dan
i. Vitamin
Vitamin adalah substansi organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil
pada berbagai proses metabolik. Vitamin tidak disintesa tubuh atau disintesa dalam jumlah
27
Vitamin dapat dibagi menjadi vitamin yang larut dalm lemak dan vitamin yang
larut dalam air. Vitamin yang lart dalam lemak (kelompok vitamin A, D, E, K) disimpan
dalam tubuh dan kecil kemungkinan kekurangan vitamin tersebut dalam waktu yang
pendek. Vitamin yang larut dalam air (kelompok vitamin B dan C) diekskresi melalui
ginjal tidak disimpan dalamjumlah yang besar. Defisiensi vitamin dapat terjadi dengan
28
Vitamin D Pemeliharaan 200 I.U.
homeostasis kalsium
dan fosfat
Struktur tulang normal
Vitamin E Antioksidan 10 I.U.
Memelihara struktur
dan integritas semua
membrane
Vitamin K Sintesa prothrombin 5 I.U.
dan faktor koagulasi
lainnya
Osmolritas plasma 300 mOsmol . Vena perifer dapat menerima sampai maksimal 900
mOsmol . Makin tinggi osmolaritas (makin hipertonis) maka makin mudah terjadi
digunakan vena setrral (vena cava, subclavia, jugularis) dimana aliran darah besar dan t
cepat dapat mengencerkan tetesan cairan NPE yang pekat hingga tidak dapat sempat
merusak dinding vena. Jika tidak tersedia kanula vena sentral maka sebaiknya dipilih
dosis rendah (larutan encer) lewat vena perifer, dengan demikian sebaiknya sebelum
memberikan cairan NPE harus memeriksa tekanan osmolaritas cairan tersebut ( tercatat
disetiap botol cairan ) Vena kaki tidak boleh dipakai karena sangat mudah deep vein
Sumber kalori yang utama dan harus selalu ada adalah dektrose. Otak dan eritrosit mutlak
memerlukan glukosa setiap saat. Jika tidak tersedia terjadi gluneogenesis dari subtrat
lain. Kalori mutlak dicukupi lebih dulu. Diperlukan deksrose 6 gram /kg.hari (300 gr)
untuk kebutuhan energi basal 25 kcal/kg. Asam amino dibutuhkan untuk regenerasi sel,
sintesis ensim dan viseral protein. Tetapi pemberian asam amino harus dilindungi kalori,
29
agar asam amino tersebut tidak dibakar menjadi energi (glukoneogenesis) Tiap gram
Nitrogen harus dilindungi 150 kcal berupa karbohidrat. Satu gram Nitrogen setara 6,25
gram protetin. Protein 50 gr memerlukan ( 50 : 6,25 ) x 150 k cal = 1200 kcal atau 300
gram karbohidrat. Kalori dari asam amino itu sendiri tidak ikut dalam perhitungan
kebutuhan kalori. Jangan memberikan asam amino jika kebutuhan kalori belum
dipenuhi.
Penyulit trombplebitis karena iritasi vena sering diikuti radang/ infeksi. Prevalensi
infeksi berkisar antara 2-30 % Kuman sering ditemukan adalah flora kulit yang terbawa
2.9.1 ASERING
Indikasi:
Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam
berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.
Komposisi:
Na 130 mEq
K 4 mEq
Cl 109 mEq
Ca 3 mEq
Keunggulan:
30
1. Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang
3. Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada
2.9.2 KA-EN 1B
Indikasi:
1. Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus
3. Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya
4. Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam
31
Indikasi:
1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral
terbatas
Indikasi :
1. Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral
terbatas.
2.9.4 KA-EN 4A
Indikasi :
2. Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai
32
Na 30 mEq/L.
K 0 mEq/L.
Cl 20 mEq/L.
Laktat 10 mEq/L.
Glukosa 40 gr/L.
2.9.5 KA-EN 4B
Indikasi:
1. Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun.
Komposisi:
o Na 30 mEq/L.
o K 8 mEq/L.
o Cl 28 mEq/L.
o Laktat 10 mEq/L.
2.9.6 Otsu-NS
Indikasi:
1. Untuk resusitasi
33
2.9.7 Otsu-RL
Indikasi:
1. Resusitasi.
3. Asidosis metabolic.
2.9.8 MARTOS-10
Indikasi:
2. Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat,
2.9.9 AMIPAREN
Indikasi:
2. Luka bakar.
3. Infeksi berat.
4. Kwasiokor.
5. Pasca operasi.
2.9.10 AMINOVEL-600
34
Indikasi:
3. Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar, trauma dan pasca operasi).
2.9.11 PAN-AMIN G
Indikasi:
3. Tifoid.
Nutrisi enteral merupakan salah satu bentuk “artificial nutrition”, juga disebut
asupan tabung, adalah salah satu cara untuk memberikan makanan melalui tabung
35
yang ditempatkan di hidung, perut, atau usus kecil. Sebuah tabung dalam hidung
disebut tabung nasogastrik atau nasoantral. Sebuah tabung yang masuk melalui kulit
(PEG). Sebuah tabung ke dalam usus kecil disebut tabung jejunostomi atau
Pada dasarnya nutrisi enteral ini aman, efektif dan secara umum terapi nutrisi
pasien yang masih dapat makan dan minum tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan
energi dan protein, untuk pengobatan, dan digunakan untuk mencukupi seluruh
kebutuhan zat gizi bila pasien tidak dapat makan sama sekali, selain dari pada itu tujuan
Pasien malnutrisi yang diperkirakan tidak akan dapat makan dalam waktu
Pasien dengan status gizi normal yang diperkirakan tidak akan dapat makan
Peningkatan kebutuhan gizi yang tidak bisa dipenuhi bila hanya melalui intake
36
Kurangnya intake oral yang menyebabkan memburuknya status gizi atau
Ileus .
Obstruksi intestinal
37
Nutrisi enteral dapat diberikan langsung melalui mulut (oral) atau melalui
selang makanan bila pasien tak dapat makan atau tidak boleh peroral. Yang harus
Underlying disease
Prognosis klinis
Terdapat beberapa teknik yang tersedia untuk akses enteral. Saat ini digunakan
38
PEG-jejunal tube Ditempatkan pada jejunum dengan endoskopi biasa yang
tergantung pada keahlian operator; jejunum sering tersangkut
retrograde; prosedur dua tahap dengan penempatan PEG, diikuti
dengan konversi fluoroskopi dengan tabung pengisi jejunum
melalui PEG
Direct percutaneous Menempatkan melalui endoskopik langsung dengan enteroscope;
endoscopic jejunostomy adanya tantangan dalam penempatan; risiko cedera lebih besar
(DPEJ)
Operasi Jejunostomi Umumnya diterapkan saat laparotomi; anestesi umum;
penempatan laparoskopi biasanya membutuhkan asisten untuk
penyisipan kateter; laparoskopi menawarkan visualisasi langsung
dari penempatan kateter
Fluoroscopic jejunostomy Pendekatannya sulit dengan risiko cedera; tidak umum dilakukan
a. Selang nasogastric
39
1) Selang nasogsatrik biasa yang terbuat dari plastic, karet, dan polietilen.
2) Selang nasogastrik yang terbuat dari polivinil. Selang ini berukuran 7 french,
3) Selang nasogastrik yang terbuat dari silicon. Ukuran selang ini bermacam-
c. Selang dan set untuk gastrotomi atau jejunostomi. Alat yang rutin dipakai untuk
pasien yang tidak dapat makan per oral atau terdapat obstruksi esophagus / gaster.
1. Bolus Feedings
Definisi
Indikasi
40
Tidak terjadi muntah atau diare
2.Continuous Feedings
Definisi
Indikasi
3. Intermittent Feedings
Definisi
lebih besar dari bolus feedings namun lebih kecil dari continous feedings,
Indikasi
4. Cyclic Feedings
Definisi
Pemberian formula enteral pada waktu malam hari, dalam kurun waktu 8 hingga
Indikasinya adalah pada masa transisi pemberian nutrisi enteral menjadi nutrisi
oral
41
3.7 Jenis Formula Makanan Pada Nutrisi Enteral
a. Makanan / nutrisi enteral formula rumah sakit (blenderized): Makanan ini dibuat dari
beberapa bahan makanan yang diracik dan dibuat sendiri dengan menggunakan
blender. Konsistensi larutan, kandungan zat gizi, dan osmolaritas dapat berubah pada
setiap kali pembuatan dan dapat terkontaminasi. Formula ini dapat diberikan melalui
Contoh:
1) Makanan cair tinggi energi dan tinggi protein (susu full cream, susu rendah
2) Makanan cair rendah laktosa (susu rendah laktosa, telur, gula pasir,maizena)
b. Makanan / nutrisi enteral formula komersial: Formula komersial ini berupa bubuk yang
siap di cairkan atau berupa cairan yang dapat segera diberikan. Nilai gizinya sesuai
Contoh:
2) Pradigesti : diet dibuat dengan formula khusus dalam bentuk susu elementar yang
mengandung asam amino dan lemak yang langsung diserap usus untuk pasien dengan
42
3.8 Kelebihan Nutrisi Enteral dibandingkan Nutrisi Parenteral
Nutrisi enteral memberi hasil lebih baik karena prosesnya berlangsung faali.
Nutrisi enteral lebih disukai daripada nutrisi parenteral atas dasar kurangnya biaya
yang harus dikeluarkan dan risiko yang terdapat jika diberikan secara intravena.
Pemberian nutrisi secara enteral telah menghasilkan beberapa manfaat klinis yang
Secara garis besar, kelebihan nutrisi enteral dibandingkan dengan parenteral adalah :
Menurunkan biaya
Dapat memfasilitasi pemberian nutrisi ketika pemberian oral tidak dapat dilakukan
43
Pasien trauma cenderung mengalami malnutrisi protein akut karena
hipermetabolisme yang persisten, yang mana akan menekan respon imun dan
infeksi nosokomial. Pemberian substrat tambahan dari luar lebih awal akan dapat
pasien. Nutrisi enteral total (TEN/Total Enteral Nutrition) lebih dipilih dari pada
Total Perenteral Nutrition (TPN) karena alasan keamanan, murah, fisiologis dan
kecuali pasien mengalami malnutisi berat. Komplikasi TEN dapat terjadi, yaitu
muntah, distensi atau cramping abdomen, diare, keluarnya makanan dari selang
nasogastrik.
Bila usus berfungsi baik, lebih baik diberikan nutrisi enteral dibandingkan
parenteral. Nutrisi enteral per oral diberikan bila makanan masih dapat melalui
mulut dan esophagus. Nutrisi enteral perselang makanan diberikan bila makanan
tak dapat diberikan melalui mulut dan esofagus atau melalui gastrostomi esofagus
atau melalui jejunostomi. Nutrisi enteral sangat penting untuk saluran cerna karena
dapat mencegah atrofivili usus serta tetap menjaga kelangsungan fungsi usus
sumber energy asam amino atau peptida, sumber karbohidrat glukosa polimer,
44
Penggunaan saluran gastroinstestinal yang utuh bagi pemberian nutrisi
merupakan pilihan pertama pada pemberian nutrisi pasien kanker. Pasien kanker
yang akan mendapat suplementasi enteral dapat diberikan melalui salah satu dari 3
Pada pasien penyakit ginjal akut, harus diberikan diet bebas protein atau
rendah protein, mengandung energy kalori atau gula. Pada pasien penyakit ginjal
kronik tidak terkomplikasi, untuk mencegah uremia protein yang diberikan dalam
bentuk protein nilai biologi tinggi (asam amino esensial) 20g per hari. Pada pasien
nitrogen netral dicapai dengan pemasukan nutrisi yang mengandung asam amino
pasien gagal ginjal kronik dan katabolic berat kebutuhan kalori energi dan nitrogen
lebih tinggi, tidak berbeda dengan pasien yang tidak menderita gagal ginjal. Pada
kalium atau diberikan fosfor. Pada pasien gagal ginjal dengan hipomagnesemia
Nutrisi enteral adalah metode yang disukai dari dukungan nutrisi ketika
saluran cerna fungsional dan pasien tidak mampu atau tidak mau untuk
mengkonsumsi diet lisan yang memadai. Rute efisien dan hemat biaya, namun
dan metabolik dapat terjadi. Hal ini penting untuk benar-benar menilai pasien
45
sebelum memulai makan melalui tabung dan memonitor mereka untuk
A. Komplikasi gastrointestinal
Sekitar 20% dari pasien yang menerima pemberian makanan enteral tube
yang multifaktorial tapi tertunda pengosongan lambung adalah yang paling umum.
makan pada suhu kamar, mengurangi tingkat administrasi, dan mengelola agen
promotility. Jika pasien tampak buncit, periksa residu lambung sebelum makan
bolus berikutnya, atau setiap empat jam untuk makan terus menerus. Jika residual
lambung yang rendah namun tetap ada mual, pertimbangkan obat antiemetik.
Diare
Diare adalah umum pada pasien tabung makan, yang terjadi di 2% sampai 63%
dari pasien. Definisi diare apabila feses > 200 gr/24 jam dan frekuensi lebih dari 3
46
x dalam 24 jam. Jika diare klinis yang signifikan berkembang selama enteral tube
o Mengubah rumus
Malabsorpsi
Malabsorpsi didefinisikan sebagai gangguan penyerapan dari satu atau lebih zat
gizi. Manifestasi klinis meliputi penurunan berat badan yang tidak dapat
tentang sejarah pasien dan pemilihan produk yang tepat enteral harus membantu
47
B. Komplikasi Mekanik
- Aspirasi
Aspirasi paru adalah komplikasi yang sangat serius dari makanan enteral dan
dapat pada pasien malnutrisi yang mengancam jiwa. Insiden pneumonia aspirasi
takipnea, mengi, rales, takikardia, agitasi, dan sianosis. Aspirasi dari sejumlah
- Tabung malposisi
tabung pengisi sendiri dapat menyebabkan komplikasi saluran napas atas dan
infeksi luka.
- Tabung tersumbat
Tabung tersumbat lebih sering terjadi dengan produk protein utuh dan produk
kental. Hal ini dapat dicegah dengan flushing rutin tabung makan, penggunaan
teknik bersih untuk meminimalkan kontaminasi susu formula, dan sangat hati-hati
sumbatan tabung adalah dengan menggunakan air hangat yang ditambah tekanan
manual sedikit.
C. Komplikasi Metabolik
48
Komplikasi metabolik nutrisi enteral yang mirip dengan yang terjadi selama
metabolic.
Change formula
Hyponatremia Overhydration
Restrict fluids
Excess K intake
Hyperkalemia Change formula
Renal insufficiency
D. Refeeding syndrome
ada penurunan akut pada tingkat kalium, magnesium, dan fosfat dalam darah.
Gejala dari sindrom refeeding termasuk disritmia jantung, gagal jantung, gagal
pernafasan akut, koma, kelumpuhan, nefropati, dan disfungsi hati. Saran terbaik
ketika memulai dukungan nutrisi adalah untuk "memulai rendah dan pergi
lambat".
49
Gambar 7. Sindroma Refeeding
Kenali pasien berisiko
a. Anorexia nervosa
c. Alkoholisme kronis
d. Puasa berkepanjangan
e. Hidrasi IV berkepanjangan
enteral adalah :
- Hindari overfeeding.
50
BAB III
KESIMPULAN
1. Nutrisi memiliki peranan yang penting yang tidak dapat dipisahkan dalam terapi
2. Penilaian status gizi pasien saat pasien masuk rumah sakit memiliki peranan yang
3. Dasar dari nutrisi suportif merupakan pemberian nutrisi pada pasien yang tidak dapat
melakukan intake secara per oral, dengan tujuan memperbaiki status nutrisi baik dengan
4. Nutrisi enteral memberi hasil lebih baik karena prosesnya berlangsung faali. Nutrisi
enteral lebih disukai daripada nutrisi parenteral atas dasar kurangnya biaya yang harus
51
DAFTAR PUSTAKA
2. Approach to oral and Enteral Nutrition In Adults. Available from URL: www. Espen.0rg ; 2011
ASPEN.com, 2011
5. Nutrition Assessment and Technique. Availlable from URL : www. Espen.0rg ; 2007
6. Graham L. Hill . Buku Ajar Nutrisi Bedah. Jakarta . Edisi ke 2. Faramedia . 2009
8. R Sjamsuhidayat ; Wim de Jong . Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta , Edisi ke 2 ;EGC ; 2003
9. Godoy DA; Intensive Care in Neurology and Neurosurgery. Italy, First Edition ;SEEd ; 2013
10. Oertel MF et all. Parenteral and enteral nutrition in the management of neurosurgical
11. Tianheng Zheng et all. Impact of early enteral nutrition on short term prognosis after
52