Osteoarthritis
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
padaBagian/SMF Ilmu Bedah RSUDZA/FK Unsyiah
Banda Aceh
Oleh:
Aulia Rachman
Ridha Chaharsyah Mulya
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWTkarena dengan berkat
rahmat dan hidayah-Nya, penulisan laporan kasusyang berjudulOsteoarthtritis
dapat diselesaikan. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing umat manusia dari alam kegelapan ke alam yang
penuh dengan ilmu pengetahuan.
Adapun laporan kasus ini diajukan sebagai salah satu tugas dalam menjalani
Kepaniteraan Klinik Senior pada Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Mata dr.
ZainoelAbidinFakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dr. safrizal Rahman,
M.Kes, Sp.OT yang telah bersedia meluangkan waktu membimbing penulis
untuk penulisan tugas ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada para
sahabat dan rekan-rekan yang telah memberikan dorongan moril dan materil
sehingga tugas ini dapat selesai.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................
2.1 Definisi Osteoarthritis..........................................................................................
2.2 Etiologi....................................................................................................................
2.3 Klasifikasi...............................................................................................................
2.4 Epidemiologi...........................................................................................................
2.5 Patogenesis..............................................................................................................
2.6 Tanda dan Gejala klinis...........................................................................................
2.7 Klasifikasi...............................................................................................................
2.8 Diagnosis.................................................................................................................
BAB III KESIMPULAN...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Osteoarthritis (OA) merupakan salah satu penyakit muskoskeletal yang
paling sering terjadi pada manusia dan menyerang sendi lutut yang menyebabkan
keterbatasan dari fungsi sendi dan dapat mengurangi kualitas hidup penderita.
Angka kejadian osteoarthritis dikalangan masyarakat sangatlah tinggi dan terus
mengalami peningkatan seiring bertambahnya usia seseorang.1
Menurut British Orthopaedic Assosiation insidensi osteoarthritis pada usia
50 tahun adalah sebesar 20 % dan meningkat pada usian 80 tahun menjadi 40 %,
sedangkan di Amerika sebanyak 240 orang dari 100.000 orang menderita
osteoarthritis dan di Indonesia Prevalensi osteoarhtritis lutut secara radiologis
mencapai 15,5% pada pria dan 12,7% pada wanita. sedangkan berdasarkan riset
yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007
mencapai 30,3% dan Aceh merupakan salah satu provinsi dari 11 provinsi yang
mempunyai prevalensi penyakit sendi diatas angka nasional. Osteoartritis
merupakan penyakit sendi yang paling sering terjadi dibandingkan semua
penyakit sendi lainnya.2,3
Untuk mencegah terjadinya kecacatan pada penderita osteoarthritis,
diperlukan penegakan diagnosis secara dini dan penentuan derajat berat
osterorthritis secara akurat, namun penilaian derajat beratnya osteorthritis saat ini
masih belum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terjadinya
osteoarthritis.
Faktor
biomekanik
yaitu
kegagalan
a.
b.
akibat dari suatu pekerjaan, atau dapat pula terjadi pada kongenital dan
adanya penyakit sistem sistemik. Osteoarthritis sekunder biasanya terjadi
pada umur yang lebih awal daripada osteoarthritis primer.
2.4 Epidemiologi
Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi, terutama pada orang
tua. Prevalensinya
meningkat
seiring
bertambahnya
usia.
Di Amerika
ujung tulang dapat dijumpai pembentukan osteofit serta penebalan jaringan ikat
sekitarnya. Oleh sebab itu pembesaran tepi tulang ini memberikan gambaran
seolah persendian yang terkena itu bengkak6,8.
2.6 Tanda dan Gejala Klinis
Pada umumnya, pasien OA mengatakan bahwa keluhan-keluhan yang
dirasakannya telah berlangsung lama, tetapi berkembang secara perlahan Berikut
adalah keluhan yang dapat dijumpai pada pasien OA :
a.
Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama pasien. Nyeri biasanya bertambah
dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan dan
tertentu terkadang dapat menimbulkan rasa nyeri yang melebihi gerakan lain.
Perubahan ini dapat ditemukan meski OA masih tergolong dini ( secara
radiologis). Umumnya bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit sampai
sendi hanya bias digoyangkan dan menjadi kontraktur, Hambatan gerak dapat
konsentris ( seluruh arah gerakan ) maupun eksentris ( salah satu arah gerakan
saja)7.
Kartilago tidak mengandung serabut saraf dan kehilangan kartilago pada
sendi tidak diikuti dengan timbulnya nyeri. Sehingga dapat diasumsikan bahwa
nyeri yang timbul pada OA berasal dari luar kartilago7.
Pada penelitian dengan menggunakan MRI, didapat bahwa sumber dari
nyeri yang timbul diduga berasal dari peradangan sendi ( sinovitis ), efusi sendi,
dan edema sumsum tulang.
Osteofit merupakan salah satu penyebab timbulnya nyeri. Ketika osteofit
tumbuh, inervasi neurovaskular menembusi bagian dasar tulang hingga ke
kartilago dan menuju ke osteofit yang sedang berkembang Hal ini menimbulkan
nyeri5.
Nyeri dapat timbul dari bagian di luar sendi, termasuk bursae di dekat sendi.
Sumber nyeri yang umum di lutut adalah akibat dari anserine bursitis dan
sindrom iliotibial band.
b.
Kaku pagi
Rasa kaku pada sendi dapat timbul setelah pasien berdiam diri atau
tidak melakukan banyak gerakan, seperti duduk di kursi atau mobil dalam waktu
yang cukup lama, bahkan setelah bangun tidur di pagi hari9.
d.
Krepitasi
Krepitasi atau rasa gemeratak yang timbul pada sendi yang sakit. Gejala
ini umum dijumpai pada pasien OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan
akan adanya sesuatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang
memeriksa. Seiring dengan perkembangan penyakit, krepitasi dapat terdengar
hingga jarak tertentu.9
e.
f.
biasanya tidak banyak ( < 100 cc ) atau karena adanya osteofit, sehingga bentuk
permukaan sendi berubah.9
g. Tanda tanda peradangan
Tanda tanda adanya peradangan pada sendi ( nyeri tekan, gangguan gerak,
rasa hangat yang merata, dan warna kemerahan ) dapat dijumpai pada OA karena
adanya synovitis. Biasanya tanda tanda ini tidak menonjol dan timbul pada
perkembangan penyakit yang lebih jauh. Gejala ini sering dijumpai pada OA
lutut.9
h.
ancaman yang besar untuk kemandirian pasien OA, terlebih pada pasien lanjut
usia. Keadaan ini selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat
badan terutama pada OA lutut.9
2.7 Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, OA dibedakan menjadi dua jenis yaitu OA
primer dan OA Sekunder. OA primer adalah jenis OA yang tidak diketahui secara
pasti penyebabnya atau biasanya disebut idiopatik. OA primer atau idiopatik dapat
6
Deskripsi
Normal tidak ada gambaran osteoartritis
Meragukan gambaran sendi normal, tetapi terdapat osteofit
2
3
minimal
Ringan osteofit kecil, kemungkinan penyempitan sendi
Sedang osteofit sedang, deformitas ujung tulang, dan celah
sendi sempit
Berat osteoartritis berat dengan osteofit besar, deformitas
ujung tulang, celah sendi hilang, serta adanya
sklerosis dan kista subkondral
Tabel Klasifikasi derajat OA lutut berdasarkan Kellgren-Lawrence.
2.8 Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis lutut berdasrkan klinis, klinis dan radiologis, serta
klinis dan laboratoris 11
a. Klinis:
Nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria di bawah ini:
1. umur > 50 tahun
2. kaku sendi < 30 menit
3. krepitus
4. nyeri tekan tepi tulang
5. pembesaran tulang sendi lutut
6. tidak teraba hangat pada sendi
Catatan: Sensitivitas 95% dan spesifisitas 69%.
b. Klinis, dan radiologis:
Nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini:
1. umur > 50 tahun
2. kaku sendi <30 menit
3. krepitus disertai osteofit
Catatan: Sensitivitas 91% dan spesifisitas 86%.
c. Klinis dan laboratoris:
Nyeri sendi ditambah adanya 5 dari kriteria di bawah ini:
1. usia >50 tahun
2. kaku sendi <30 menit
3. Krepitus
4. nyeri tekan tepi tulang
5. pembesaran tulang
6. tidak teraba hangat pada sendi terkena
7. LED<40 mm/jam
8. RF <1:40
9. analisis cairan sinovium sesuai osteoarthritis
Catatan: Sensitivitas 92% dan spesifisitas 75%.
Kriteria diagnosis osteoarthritis tangan adalah nyeri tangan, ngilu atau kaku
dan disertai 3 atau 4 kriteria berikut:
1.
2.
3.
4.
Catatan: 10 sendi yang dimaksud adalah: DIP 2 dan 3, PIP 2 dan 3 dan CMC 1
masing-masing tangan. Sensitivitas 94% dan spesifisitas 87%.
BAB III
KESIMPULAN
Osteoarthritis merupakan gangguan pada sendi yang ditandai
dengan perubahan patologis pada struktur sendi tersebut yaitu berupa
degenerasi tulang rawan/kartilago
prevalensi
yang
cukup
hialin.
Penyakit
ini
memiliki
terjadinya
osteoarthritis.
dalam
tertentu terutama sendi-sendi yang mendapat beban cukup berat dari aktivitas
sehari-hari.
Osteoarthritis
dapat didiagnosis
berdasarkan
kelainan
struktur
anatomis dan atau gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Gejala yang
sering muncul pada osteoarthritis adalah nyeri sendi yang diperburuk oleh
aktivitas dan gejala akan mereda setelah istirahat.
Diagnosis osteoarthritis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan
dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologis berupa foto
sinar-x sebagai penunjang/pemastian diagnosis.
Sampai saat ini belum ada terapi definitif untuk mengobati
osteoarthritis. Terapi yang sudah ada bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri
dan meminimalisasi hilangnya
fungsi
fisik.
Hal
ini
bertujuan
10
DAFTAR PUSTAKA
1. Arya
RK,
Jain
V.
Osteoarthritis
of
the
Knee
Joint
an
F,
Lapadula
G.
2003.
The
pathophysiology
of
11