PENDAHULUAN
(impetigo).
Bakterinya
(Staphylococcus
aureus,
Streptococcus,
keterlambatan
dalam
memberikan
pengobatan
yang
memadai.
Pada orang dewasa, osteomyelitis juga dapat awali oleh bakteri dalam
aliran darah, namun biasanya akibat kontaminasi jaringan saat cedera atau
operasi.
Osteomyeelitis kronik adalah akibat dari osteomyelitis akut yang tidak
ditangani dengan baik. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya,
BAB II
OSTEOMYELITIS
2.1. Definisi
Ostemomyelitis adalah suatu proses inflamasi akut maupun kronik
pada tulang dan struktur disekitarnya yang disebabkan oleh organisme
pyogenik. Dalam kepustakaan lain dinyatakan bahwa osteomyelitis adalah
radang tulang yang disebabkan oleh organism piogenik, walaupun berbagai
agen infeksi lain juga dapat menyebabkannya. Ini dapat tetap terlokalisasi
atau dapat tersebar melalui tulang, melibatkan sumsum, korteks, jaringan
kanselosa dan periosteum. (Rasjad C,2007)
2.2. Epidemiologi
Pada keseluruhan insiden terbanyak pada negara berkembang.
Osteomyelitis pada anak-anak sering bersifat akut dan menyebar secara
hematogen, sedangkan osteomielitis pada orang dewasa merupakan infeksi
subakut atau kronik yang berkembang secara sekunder dari fraktur terbuka
dan meliputi jaringan lunak. (Siregar P,2005)
Kejadian pada anak laki-laki lebih sering dibandingkan dengan anak
perempuan dengan perbandingan 4:1. Lokasi yang tersering ialah tulangtulang panjang, misalnya femur, tibia, humerus, radius, ulna dan fibula.
Namun tibia menjadi lokasi tersering untuk osteomielitis post trauma karena
pada tibia hanya terdapat sedikit pembuluh darah. (Siregar P,2005)
Faktor-faktor pasien seperti perubahan pertahanan netrofil, imunitas
humoral, dan imunitas selular dapat meningkatkan resiko osteomielitis. (King
R,2008)
1. Mortalitas
Tingkat mortalitas rendah, kecuali yang berhubungan dengan sepsis atau
keberadaan kondisi medis berat yang mendasari.
Ras
Jenis kelamin
Pria memiliki resiko relatif lebih tinggi, yang meningkatkan melalui masa
kanak-kanak, memuncak pada masa remaja dan jatuh ke rasio rendah pada
orang dewasa.
Usia
atau factor lainnya sehingga istilah akut dan kronik tidak dipergunakan pada
system Cierny-Mader derajat pada system ini bersifat dinamik dan dapat
berubah-ubah sesuai sesuai kondisi medik pasien, keberhasilan terapi
antibiotic dan pengobatan lainnya.(Lew D,1997)
Tabel 2.1 Klasifikasi Osteomyelitis (Khoshhal,2009)
Waldvogel Classification System
for Osteomyelitis
Osteomyelitis
Hematogenous osteomyelitis
Anatomic type
Stage 1: medullary osteomyelitis
Osteomyelitis secondary to
contiguous focus of infection
No generalized vascular disease
A host: healthy
B host:
deficiency
- Local factors (Bl): chronic
lymphedema, venous stasis, major
vessel compromise, arteritis, extensive
scarring, radiation fibrosis, smallvessel disease, neuropathy, tobacco
abuse
Ross dan Cole (1985) membagi lesi-lesi ini sebagai yang bersifat agresif
atau rongga di dalam daerah metafisis atau diafisis. Klasifikasi ini membantu
dalam perencanaan pengobatan sebagai lesi yang sifatnya menyerang yang
seharusnya diobati dengan pembedahan untuk mendiagnosisnya. Gledhill
mengklasifikasikan
osteomyelitis
subakut
berdasarkan
gambaran
radiologinya (1973), dan klasifikasi ini telah dimodifikasi oleh Robert, dkk
pada tahun 1982. Klasifikasi ini berguna untuk pelaporan hasil pengobatan
berdasarkan lokasi dan ini bukan merupakan suatu prognosis atau rencana
pengobatan.( Khoshal K,2008)
A. Tipe I adalah lesi metafisis
-
D.
Lesi tipe IV merupakan lesi yang sama dengan lesi metafisis, yang
didefinisikan sebagai bagian dari tulang yang rata atau ireguler yang
dibatasi oleh kartilago (pertumbuhan lempeng apofisis, kartilago artikuler,
atau fibrokartilago), seperti vertebra, pelvis, dan tulang-tulang pendek
seperti tulang tarsal dan klavikula (Nixon, 1978).
Tipe IVa meliputi tulang belakang dengan proses erosi atau
destruksi.
-
osteomielitisvertebra).(KhoshalK,2008)
10
Alkoholisme
Penggunaan steroid jangka panjang
Penyakit sendi kronik
aureus
(75%),
Pseudomonas
aeruginosa.
atau
Escherichia
Staphylococcus
coli,
epidermidis
Proteus
atau
merupakan
juga dapat
Comments
Staphylococcus aureus
11
types of osteomyelitis
Coagulase-negative staphylococci
Foreign-bodyassociated infection
or Propionibacterium species
Enterobacteriaceae
species
or
Pseudomonas aeruginosa
Streptococci or anaerobic bacteria
by
contact
with
another
species
or
Streptococcus pneumoniae
Bartonella henselae
Human
immunodeficiency
virus
infection
Pasteurella multocida or Eikenella
corrodens
Aspergillus
Mycobacterium
species,
Immunocompromised patients
avium-
are endemic
12
2.6. Patogenesis
2.6.1 Osteomielitis primer
Osteomyelitis primer disebabkan penyebaran secara hematogen dari
fokus lain. Osteomyelitis primer disebabkan oleh implantasi mikroorganisme
secara langsung ke dalam tulang dan biasanya terbatas pada tempat
13
penyebaran umum
2.
penyebaran lokal
14
lambat. Aliran darah yang lambat pasda daerah ini memudahkan bakteri
berkembang biak.
Teori trauma
Bila trauma artifisial dilakukan pada binatang percobaan, maka
akan
terjadi
hematoma
pada
daerah
lempeng
epifisis.
Dengan
dalam tulang
mengakibatkan
15
pada akhir minggu kedua. Apabila pus menembus tulang, maka terjadi
pengaliran pus atau (discharge) dari involukrum keluar melalui lubang yang
disebut kloaka atau melalui sinus pada jaringan lunak dan kulit. (Rasjad
C,2007)
Direct or contigous inoculation osteomyelitis
Direct or contigous inoculation osteomyelitis disebabkan kontak
langsung antara jaringan tulang dengan bakteri, biasa terjadi karena trauma
terbuka dan tindakan pembedahan. Manisfestasinya terlokalisasi dan lebih
jelas dari pada hematogenous osteomyelitis. (King R,2008)
Osteomyelitis sering menyertai penyakit lain seperti diabetes melitus,
anemia sel sabit, AIDS, penggunaan obat-obatan intra vena, alkoholisme,
penggunaan steroid yang berkepanjangan, imunosupresan dan penyakit
sendi yang kronik. Pemakaian prostetik adalah salah satu faktor resiko,
begitu juga dengan pembedahan ortopedi dan fraktur terbuka. (King R,2008)
2.6.1.2. Osteomyelitis subakut
Osteomyelitis subakut adalah bentuk lain dari osteomyelitis, dan abses
Brodie adalah salah satu tipe yang paling umum dari osteomyelitis subakut.
Abses ini biasanya ditemukan dalam spongiosa tulang dekat ujung tulang.
Bentuk abses ini biasanya bulat atau lonjong dengan pinggiran skleroti,
kadang-kadang terlihat sekuester. Abses tetap terlokalisasi dan kavitas dapat
secara bertahap terisi jaringan granulasi. Abses Brodie juga dapat ditemukan
pada osteomielitis kronik. (Lew D,1997)
Osteomyelitis subakut terjadi lebih banyak pada tulang-tulang
dibandingkan dengan tipe akut, dan itu terjadi pada bermacam-macam
daerah diantara tulang-tulang yang terinfeksi. Ekstremitas bawah terinfeksi
lebih banyak dibandingkan ekstremitas atas. Tibia terinfeksi lebih sering
dibandingkan femur. (Rasjad C,2007)
16
tidak diterapi
secara
adekuat, akan
17
18
Kelelahan
Irritabilitas
Onset cepat
Diduga
berhubungan
dengan
insufisiensi
pembuluh
darah
disampingnya
19
Osteomyelitis kronik
Kelelahan kronik
Drainase saluran sinus (biasanya ditamukan pada stadium lanjut atau jika
terjadi infeksi kronis).
Berdasarkan lama infeksi, osteomyelitis terbagi menjadi 3, yaitu:
Osteomyelitis akut, yaitu osteomyelitis yang terjadi dalam 2 minggu sejak
infeksi pertama atau sejak penyakit pendahulu timbul. Osteomyelitis akut
ini biasanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa dan biasanya
terjadi sebagai komplikasi dari infeksi di dalam darah (osteomyelitis
hematogen)
Osteomyelitis akut terbagi lagi menjadi 2, yaitu:
-
Osteomyelitis
hematogen,
merupakan
infeksi
yang
20
atau
bakteri
akibat
trauma
atau
pembedahan.
timbul.
Osteomyelitis kronis, yaitu osteomielitis yang terjadi dalam 2
bulan atau lebih sejak infeksi pertama atau sejak penyakit
pendahulu timbul.
Osteomyelitis sub-akut dan kronis biasanya terjadi pada orang dewasa dan
biasanya terjadi karena ada luka atau trauma (osteomielitis kontangiosa),
misalnya osteomielitis yang terjadi pada tulang yang fraktur.
2.8. Diagnosis
Diagnosis
dari
osteomyelitis
pada
awalnya
didasarkan
pada
penemuan klinik, melalui data dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan laboratorium memberikan data dimana respon terapi dapat
diukur.
Untuk
menegakkan
diagnosis
osteomielitis
dapat
ditentukan
melalui
Edema
21
Teraba hangat
Fluktuasi
Penurunan
dalam
penggunaan
ekstremitas
(misalnya
Pemeriksaan Laboratorium
-
Kultur
Kultur dari luka superficial atau saluran sinus sering tidak berkorelasi
dengan bakteri yang menyebabkan osteomielitis dan memiliki penggunaan
yang terbatas. Darah hasil kultur, positif pada sekitar 50% pasien dengan
osteomielitis hematogen. Bagaimanapun, kultur darah positif mungkin
menghalangi kebutuhan untuk prosedur invasif lebih lanjut untuk mengisolasi
22
organisme. Kultur tulang dari biopsi atau aspirasi memiliki hasil diagnostik
sekitar 77% pada semua studi.
Pemeriksaan Radiologi
a. Foto polos
Pada osteomielitis awal, tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan
radiograf. Setelah 7-10 hari, dapat ditemukan adanya area osteopeni,
yang mengawali destruksi cancellous bone. Seiring berkembangnya
infeksi, reaksi periosteal akan tampak, dan area destruksi pada
korteks tulang tampak lebih jelas. Osteomielitis kronik diidentifikasi
dengan adanya detruksi tulang yang masif dan adanya involukrum,
yang membungkus fokus sklerotik dari tulang yang nekrotik yaitu
sequestrum.
Infeksi jaringan lunak biasanya tidak dapat dilihat pada radiograf
kecuali apabila terdapat oedem. Pengecualian lainnya adalah apabila
terdapat infeksi yang menghasilkan udara yang menyebabkan
terjadinya gas gangrene. Udara pada jaringan lumak ini dapat dilihat
sebagai area radiolusen, analog dengan udara usus pada foto
abdomen.
23
gejala.
USG
dapat
menunjukkan
ketidakabnormalan
osteomielitis
akut.
Ultrasonografi
dapat
menunjukkan
24
(MRI)
sangat
membantu
dalam
dalam
mendeteksi
osteomielitis.
MRI
juga
memberikan
25
26
27
2. 10. Penatalaksanaan
2. 10. 1 Osteomyelitis akut
Osteomielitis akut harus diobati segera. Biakan darah diambil dan
pemberian antibiotika intravena dimulai tanpa menunggu hasil biakan.
Karena Staphylococcus merupakan kuman penyebab tersering, maka
antibiotika yang dipilih harus memiliki spektrum antistafilokokus. Jika biakan
darah negatif, maka diperlukan aspirasi subperiosteum atau aspirasi
intramedula pada tulang yang terlibat. Pasien diharuskan untuk tirah baring,
keseimbangan cairan dan elektrolit dipertahankan, diberikan antipiretik bila
demam, dan ekstremitas diimobilisasi dengan gips. Perbaikan klinis biasanya
terlihat dalam 24 jam setelah pemberian antibiotika. Jika tidak ditemukan
perbaikan, maka diperlukan intervensi bedah. Terapi antibiotik biasanya
diteruskan hingga 6 minggu pada pasien dengan osteomielitis. LED dan CRP
sebaiknya
diperiksa
secara
serial
setiap
minggu
untuk
memantau
keberhasilan terapi.
Bila ada cairan yang keluar perlu dibor di beberapa tempat untuk
mengurangi tekanan intraosteal. Cairan tersebut perlu dibiakkan untuk
menentukan jenis kuman dan resistensinya. Bila terdapat perbaikan,
antibiotik parenteral diteruskan sampai 2 minggu, kemudian diteruskan
secara oral paling sedikit 4 minggu .(Rasjad C,2007)
Penyulit berupa kekambuhan yang dapat mencapai 20%, cacat berupa
dekstruksi sendi, gangguan pertumbuhan karena kerusakan cakram epifisis,
dan osteomielitis kronik.
Indikasi untuk melakukan tindakan pembedahan ialah: (Siregar P,2005)
a.
Adanya abses.
b.
28
c.
Adanya sekuester.
d.
Bila
mencurigakan
adanya
perubahan ke
arah
keganasan
(karsinoma epidermoid).
Saat yang terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila
involukrum telah cukup kuat untuk mencegah terjadinya fraktur pasca
pembedahan. (Siregar P,2005)
2. 10. 2. Osteomyelitis subakut
Kegagalan gejala untuk timbulnya perbaikan setelah 6 minggu
pengobatan dengan antibiotik atau perburukan kondisi selama pengobatan
harus dipikirkan untuk mengevaluasi ulang dan mendiagnosis secara
bakteriologis, diikuti penatalaksanaan operasi dan antibiotik yang sesuai.
Indikasi lain untuk operasi adalah perubahan bentuk sinus yang selanjutnya
dan drainase ke dalam sendi sinovial. Tanda-tanda klinis dari pus
subperiosteal atau sinovitis mengindikasikan bahwa infeksi subakut telah
berubah menjadi komponen akut, dan ini harus dilakukan drainase secara
bedah. (Khoshal K,2008)
Indikasi tindakan bedah :
a.
b.
c.
d.
29
Mengontrol eksaserbasi
2. Tindakan operatif
Tindakan operatif dilakukan bila fase eksaserbasi akut telah reda
setelah pemberian dan pemayungan antibiotik yang adekuat.
Operasi yang dilakukan bertujuan:
30
kontinu
selama
beberapa
hari.
Adakalanya
Sebagai
dekompresi
pada
tulang
dan
memudahkan
Pemberian
antibiotik
yang
tidak
sesuai
dengan
mikroorganisme penyebab
b.
c.
d.
Timbulnya resistensi
e.
f.
Antibiotik antagonis
g.
h.
Kesalahan diagnostik
Bila proses akut telah dikendalikan, maka terapi fisik harian dalam rentang
gerakan diberikan. Kapan aktivitas penuh dapat dimulai tergantung pada
jumlah tulang yang terlibat. Pada infeksi luas, kelemahan akibat hilangnya
tulang dapat mengakibatkan terjadinya fraktur patologis. Luka dapat ditutup
rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau dipasang tampon agar
dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan grafting dikemudian hari.
Dapat dipasang drainase berpengisap untuk mengontrol hematoma dan
mebuang debris. Dapat diberikan irigasi larutan salin normal selama 7
sampai 8 hari. Dapat terjadi infeksi samping dengan pemberian irigasi ini.
(Canale, 2007)
31
Rongga yang didebridemen dapat diisi dengan graft tulang kanselus untuk
merangsang penyembuhan. Pada defek yang sangat besar, rongga dapat
diisi dengan transfer tulang berpembuluh darah atau flup otot (dimana suatu
otot diambil dari jaringan sekitarnya namun dengan pembuluh darah yang
utuh). Teknik bedah mikro ini akan meningkatkan asupan darah; perbaikan
asupan darah kemudian akan memungkinkan penyembuhan tulang dan
eradikasi infeksi. Prosedur bedah ini dapat dilakukan secara bertahap untuk
menyakinkan penyembuhan. Debridemen bedah dapat melemahkan tulang,
kemudian memerlukan stabilisasi atau penyokong dengan fiksasi interna atau
alat penyokong eksterna untuk mencegah terjadinya patah tulang. Saat yang
terbaik untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila involukrum telah
cukup kuat; mencegah terjadinya fraktur pasca pembedahan.
Tabel 2.4 Regimen Antibiotik Osteomyelitis (Rasjad,2007)
Antibiotic(s) of first
Alternative
Organism
choice
antibiotics
Staphylococcus
Nafcillin (Unipen), 2 g
First-generation
aureus or coagulase-
IV every 6 hours, or
cephalosporin
negative (methicillin-
clindamycin
vancomycin
sensitive)
phosphate
staphylococci
Phosphate), 900 mg
(Cleocin
or
(Vancocin)
IV every 8 hours
S.
aureus
or
coagulase-negative
Vancomycin, 1 g IV
Teicoplanin
every 12 hours
(Targocid),*
32
(methicillin-resistant)
trimethoprim-
staphylococci
sulfamethoxazole
(Bactrim, Septra) or
minocycline (Minocin)
plus rifampin (Rifadin)
Various streptococci
Penicillin G, 4 million
Clindamycin,
(groups A and B b-
units IV every 6
erythromycin,
hemolytic organisms
hours
vancomycin or
or penicillin-sensitive
ceftriaxone
Streptococcus
(Rocephin)
pneumoniae)
Intermediate
Cefotaxime
Erythromycin or
penicillin-resistant S.
(Claforan),1 g IV
clindamycin
Pneumoniae
every 6 hours, or
ceftriaxone, 2 g IV
once daily
Penicillin-resistant S.
Vancomycin, 1 g IV
Levofloxacin
pneumonia
every 12 hours
(Levaquin)
Enterococcus
Ampicillin, 1 g IV
Ampicillin-sulbactam
species
every 6 hours,
(Unasyn)
orvancomycin, 1 g IV
every 12 hours
Enteric gram-
Fluoroquinolone
Third-generation
negative rods
(e.g., ciprofloxacin
cephalosporin
33
Serratia species or
Ceftazidime (Fortaz),
Imipenem (Primaxin
Pseudomonas
2 g IV every 8 hours
I.V.), piperacillin-
aeruginosa
(with an
tazobactam (Zosyn)
aminoglycoside given
or cefepime
IV once daily or in
an aminoglycoside)
Clindamycin, 600 mg
For gram-negative
IV or orally every 6
anaerobes:
hours
amoxicillinclavulanate
(Augmentin) or
metronidazole
(Flagyl)
Amoxicillin-
Imipenem
anaerobic organisms
clavulanate, 875 mg
and 125 mg,
respectively, orally
every 12 hours
IV
intravenous.
34
Debridement
Debridement pada pasien dengan osteomielitis kronis dapat dilakukan.
Kualitas
debridement
merupakan
faktor
penting
dalam
suksesnya
lokal,
pemindahan
jaringan
dan
penggunaan
antibiotik.
Septikemia
Dengan makin tersedianya obat-obatan antibiotik yang memadai,
kematian akibat
menyebabkan kematian tulang. Jika terjadi nekrosis pada area yang luas,
kemungkinan harus diamputasi untuk mencegah terjadinya penyebaran
infeksi.
Arthritis septic
Dalam beberapa kasus, infeksi dalam tuolang bias menyebar ke dalam sendi
di dekatnya.
35
Artritis Supuratif
Artritis Supuratif dapat terjadai pada bayi muda karena lempeng epifisis bayi
(yang bertindak sebagai barier) belum berfungsi dengan baik.
Komplikasi
metafisis yang
Gangguan Pertumbuhan
merupakan
stimulasi bagi tulang untuk bertumbuh. Pada keadaan ini tulang bertumbuh
lebih cepat dan menyebabkan terjadinya pemanjangan tulang
Osteomielitis Kronik
Apabila diagnosis dan terapi yang tepat tidak dilakukan, maka osteomielitis
akut
Fraktur Patologis
Ankilosis
Abses Tulang
Kanker kulit
Selulitis
2. 12. Prognosis
Angka mortalitas pada osteomielitis akut yang diobati adalah kira-kira
1 %, tetapi morbiditas tetap tinggi. Bila terapi efektif dimulai dalam waktu 48
jam setelah timbulnya gejala, kesembuhan yang cepat dapat diharapkan
pada kira-kira 2/3 kasus. Kronisitas dan kambuhnya infeksi mungkin terjadi
bila terapinya terlambat. (King R,2008)
36
37
Penghentian terapi yang terlalu awal terutama bila kurang dari empat minggu
akan mengakibatkan terjadinya infeksi kronik dan rekuren dari osteomielitis.
38
BAB III
PENUTUP
Osteomielitis merupakan infeksi tulang ataupun sumsum tulang,
biasanya disebabkan oleh bakteri piogenik atau mikobakteri. Osteomielitis
bisa mengenai semua usia tetapi umumnya mengenai anak-anak dan orang
tua. Oteomielitis umumnya bakteri, jamur dan virus juga dapat menginfeksi
langsung melalui fraktur terbuka. Tibia bagian distal, femur bagian distal,
humerus , radius dan ulna bagian proksimal dan distal, vertebra, maksila, dan
mandibula
merupakan
tulang
yang
paling
beresiko
untuk
terkena
memperlihatkan
reaksi
periosteal,
sklerosis,
sekwestrum
dan
involikrum.
Osteomielitis dapat diobati dengan terapi antibiotik selama 2-4 minggu
atau dengan debridement. Prognosis osteomielitis bergantung pada lama
perjalanan penyakitnya, untuk yang akut prognosisnya umumnya baik, tetapi
yang kronis umumnya buruk.
39
DAFTAR PUSTAKA
Ajar Ilmu Bedah. Edisi kedua. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal
903 910.
Gomes, Diana. 2013. Osteomyelitis: an overview of antimicrobial therapy.
Brazillian Journal Pharmateucal Science vol. 49 no. 1 So Paulo Jan.
/Mar. 2013
Jong W., Sjamsuhidayat R. 2005. Infeksi Muskuloskeletal. In Buku King R.,
Johnson D. 2008. Osteomyelitis
Khoshhal K., Letts R. M. Subacute Osteomyelitis (Brodie Abscess).
Lew, Daniel P., Waldvogel, Francis A. 1997. Osteomyelitis. The New
England Journal of Medicine.
Lippincott, Williams. 2012. Professional Guide to Disease. 10th edition.
Clinical Medicine Handbooks. p 314-315
Rasad S., Kartoleksono S, Ekayuda I. Infeksi Tulang dan Sendi. Radiologi
Diagnostik. Bagian Radilogi FKUI. Jakarta. 1995. Hal: 62-72.
Rasjad C. Struktur dan fungsi Tulang. Dalam Pengantar Ilmu Bedah
Ortopedi. Edisi 3. Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta.2007. Hal 6-11
Rasjad C., Infeksi dan Inflamasi. Dalam Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi.
Edisi 3. Penerbit Yarsif Watampone. Jakarta. 2007. Hal 132- 41.
Siregar P. Osteomielitis. Dalam Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Bagian Bedah
Staff Pengajar FK UI. Binarupa Aksara. Jakarta. 1995. Hal 472 74
40
BAB IV
LAPORAN KASUS
RESPONSI ILMU BEDAHRSU HAJI SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HANG TUAH SURABAYA
Pembimbing : dr. Erwien Isparnadi, Sp. OT
Oleh
: Elisia, S.Ked.
(NIM. 2010.04.0.0054)
: Tn. M
Umur
: 63 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: swasta
Pendidikan
: sma
Alamat
No. RM
Keluhan Utama :
luka pada kaki kanan dan kiri
2.
41
Dengan keluhan luka pada kedua kaki . luka pada kaki kiri sejak 1 tahun yang
lalu sudah berobat tapi luka tidak kunjung juga sembuh, awalnya kaki kiri
terluka karena menginjak batu kemudian luka tersebut tidak sembuh juga
padahal sudah dibawa berobat ke dokter, namun pasien tidak merasakan
sakit pada luka yang diderita. Luka pada kaki kanan sejak 1 minggu smrs
awalnya
hanya
bengkak
kemerahan
kemudian
timbul
luka
yang
4.
5.
A : Bebas
B : Spontan, RR: 18x/mnt
C : T: 140/90 mmHg, N: 72 x/mnt
D : 4-5-6
Secondary survey :
42
Keadaan umum
Vital sign
: - Tensi
: 140/90 mmHg
- Nadi
: 72 x/menit, irreguler
- RR
: 18 x/menit, reguler
- Taxilla
: 36,5oC
Status Generalis
Kepala/ wajah: Anemi/Ikterik/Cyanosis/Dsypneu: -/-/-/ Thorax
:
Gerakan nafas simetris, retraksi (-)
Pulmo : Vesikuler, Rh -/-, Wh -/Cor : S1/S2 tunggal, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
: I: flat simetris
P: soepel, H/L tidak terdapat pembesaran
- - - -
nyeri tekan
P: R: sonor
s s
s s
s s
A: BU (+) normal
Genitalia: Laki-laki
Ekstremitas: akral hangat
+
+
oedem
+
+
+
Status Lokalis
Regio : Pedis Dextra dan Sinistra
43
Feel
AVN
Status Neurologis
Motorik
5
5
Sensorik:
44
hiperdanse
(involukrum)
pada
korteks
pada
metatarsal 1
Tampak soft tissue swelling
Kesan : osteomyelitis
Foto Pedis Sinistra:
-
hiperdanse
(involukrum)
pada
korteks
pada
: Ulcus
a. Primer
b. Sekunder
: diabetes tipe II
c. Komplikasi
: (-)
V. PLANNING
1. Tatalaksana Diagnostik
Cefixime 2x100 mg
dikerjakan)
2. Tatalaksana Terapi
Meloxicam 2x15 mg
45
3. Tatalaksana Operatif
:-
4. Tatalaksana Rehabilitasi
:-
46