Oleh :
- ESQHA ARINI
- HARIYATI WAHYUNI
- ZAHROTUL UYUN
Pembimbing :
111001082
111001110
111001345
Hal ini
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 OSTEOARTRITIS
2.1.1 Definisi
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan
dengan kerusakan kartilago sendi. Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki
paling sering terkena. OA biasanya mengeluh nyeri pada waktu melakukan
aktivitas atau jika ada pembebanan pada sendi yang terkena. Pada derajat yang
lebih berat nyeri dapat dirasakan terus menerus sehingga dapat mengganggu
mobilitas pasien. Penyakit ini disebut juga degenerative arthritis, hypertrophic
arthritis, dan degenerative joint disease. Osteoartritis adalah bentuk artritis yang
paling umum terjadi yang mengenai mereka di usia lanjut atau usia dewasa dan
salah satu penyebab terbanyak kecacatan di negara berkembang. 2,4
2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi Berdasarkan Etiologi
Osteoartritis diklasifikasikan berdasarkan etiologi oleh Altman et al
menjadi 2 golongan, yaitu OA primer dan OA sekunder. 4
Osteoartritis Primer
Osteoartritis sekunder
lainnya,
seperti
pada
post-traumatik,
kelainan
kongenital
dan
B. Tengah
C. Bawa
sendi tertentu.
Kegemukan, faktor genetik dan jenis kelamin adalah faktor risiko umum
yang paling.
2.1.4.1 Umur
Faktor ketuaan adalah yang terkuat dari semua faktor untuk timbulnya
OA. OA tak pernah pada anak-anak, jarang pada usia dibawah 40 tahun dan sering
pada usia diatas 60 tahun. OA bukan akibat ketuaan saja, perubahan tulang sendi
pada ketuaan berbeda dengan ketuaan pada perubahan pada OA. 2
2.1.4.2 Jenis Kelamin
Wanita lebih sering terkena OA lutut dan banyak sendi, dan lelaki lebih
sering pada paha, pergelangan tangan dan leher. Pada usia dibawah 45 frekuensi
OA laki-laki dan pewanita adalah sama., tetapi pada usia diatas 50 tahun OA lebih
banyak pada wanita. Hal ini menunjukan adanya perqn hormonal pada
patogenesis OA. 2
2.1.4.3 Suku Bangsa
OA paha lebih jarang diantara orang-orang berkulit hitam dan Asia dari
pada Kaukasia. Sering dijumpai pada orang Amerika asli (Indian) dari pada
berkulit putih. Hal ini berkaitan dengan kelainan kongenital dan pertumbuhan. 2
2.1.4.4 Genetik
Herediter berperan untuk timbulnya OA. Adanya mutasi dalam gen
prokolagen II atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan sendi
seperti kolagen tipe IX dan XII, prtotein pengikat, atau proteoglikan dikatakan
berperan dalam timbulnya kecendrungan familial pada OA tertentu (terutama OA
sendi). 2
2.1.4.5 Kegemukan Dan Penyakit Metabolik
Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan OA sendi yang
menanggung beban, tapi juga dengan OA sendi lain (tangan atau sternoclavikula).
Selain karena faktor mekanis, disuga faktor lain (metabolik) juga berperan. Peran
faktor metabolik dan hormonal kaitannya dengan OA dan kegemukan juga
10
disokong oleh adanya kaitan antara OA dan penyakit jantung koroner, diabetes
melitus, dan hipertensi. Pasien osteoarthritis ternyata mempunyai risiko yang
tinggi terhadap penyakit jantung koroner dan hipertensi x c yx xx lebih tinggi dari
pada pasien tanpa osteoarthritis. 2
2.1.4.6 Cedera Sendi, Pekerjaan Dan Olahraga
Pekerjaan berat dengan pemakaian satu sendi yang terus-menerus
(misalnya tukang pahat, pemetik kapas), cedera olahraga berkaitan dengan resiko
OA. Aktivitas-aktivitas tertentu dapat menjadi predisposisi OA cedera traumatik
(misalnya robek meniscus, ketidakstabilan ligamen) yang mengenai satu sendi. 2
2.1.4.7 Kelainan Pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha (misalnya penyakit pethes dan
dislokasi kongenital paha) telah dikaitkan dengan timbulnya OA paha pada usia
muda. 2
2.1.4.8 Faktor-Faktor Lain
Tingginya kepadatan tulang meningkatkan resiko OA. Hal ini mungkin
timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tak membantu mengurangi benturan
beban yang diterima oleh tulang rawan sendi, akibatnya tulang rawan sendi
mudah robek. Faktor ini diduga berperan pada lebih tingginya OA pada orang
gemuk dan pelari (yang memiliki tulang padat) dan kaitan negatif antara
osteoporosis dan dab OA. Merokok dilaporkan menjadi faktor yang melindungi
untuk timbulnya OA, meskipun mekanismenya belum jelas. 2
2.1.4.9 Faktor-Faktor Untuk Timbulnya Keluhan
Bagaimana mekanisme timbulnya nyeri pada OA masih belum jelas.
Demikian juga faktor-faktor yang membedakan OA radiografik saja (asimtomatik)
dan OA simtomatik masih belum jelas. Beberapa penelitian menunjukan bahwa
wanita dan orang gemik cenderung lebih sering mempunyai keluhan dari pada
orang-orang dengan perubahan yang lebih ringan. Faktor-faktor lain yang diduga
meningkatkan timbulnya keluhan ialah hipertensi, merokok, kulit putih dan
psikologis yang tak baik. 2
2.1.5 Riwayat Penyakit
11
intermitten).
Hambatan gerakan sendi : biasanya bertambah berat dengan pelan-pelan
Hambatan Gerak
Hambatan gerak dapat konsentris (seluruh arah gerakan) maupun
eksentris (salah satu arah gerakan saja).
Krepitasi
Pada awalnya hanya berupa perasaan akan adanya sesuatu yang
patah atau remuk, namun dengan bertambah beratnya penyakit
krepitasi dapat terdengar sampai jarak tertentu.
12
Tanda-tanda Peradangan
Tanda-tanda adanya peradangan pada sendi seperti nyeri tekan,
gangguan gerak, rasa hangat dan warna kemerahan.
Kista tulang
dapat digradasi menjadi ringan sampai berat. Kriteria Kellgren dan Lawrence
(Albar, 2004) : 5
Grade 1 : ragu-ragu (tanpa osteofit, permukaan sendi normal)
Grade 2 : minimal (osteofit sedikit pada tibia dan patella, permukaan
sendi menyempit asimetris)
Grade 3 : moderat (adanya osteofit moderat pada beberapa tempat,
permukaan sendi menyempit dan tampak sklerosis subkondral)
13
14
RF
: Rheumatoid Factor
15
ini:
1. Pembengkakan jaringan keras dari 2 atau lebih sendi-sendi tangan di bawah
ini:
- Sendi distal interfalang ke-2 dan ke-3
- Sendi proksimal interfalang ke-2 dan ke-3
- dan sendi pertama karpometakarpofalang kedua tangan
2. Pembengkakan jaringan keras dari 2 atau lebih sendi distal interfalang
3. Kurang dari 3 pembengkakan sendi metakarpofalang
4. Deformitas sedikitnya pada 1 dari 10 sendi-sendi tangan pada kriteria 2
diatas.
Sensitivitas 92% dan spesifisitas 98%.
Catatan :
10 sendi yang dimaksud adalah: DIP 2 dan 3, PIP 2 dan 3 dan CMC 1 masingmasing tangan. DIP = distal interfalang; PIP = proximal interfalang; CMC = carpo
metacarpal; MCP = metacarpofalang.
KRITERIA DIAGNOSIS OA Panggul
Berdasarkan kriteria klinis dan laboratoris :
Nyeri pada sendi panggul/koksa dan paling sedikit salah 1 dari 2 kelompok
kriteria di bawah ini :
1. Rotasi internal sendi panggul < 15 disertai LED 45 mm/jam atau fleksi
sendi panggul 115 (jika LED sulit dilakukan)
2. Rotasi internal sendi panggul 15 disertai nyeri yang terkait pergerakan
rotasi internal sendi panggul, kekakuan sendi panggul pagi hari 60 menit, dan
usia > 50 tahun.
Sensitivitas 89% dan spesifisitas 91%.
16
3. Penyempitan celah sendi secara radiologis (superior, axial dan atau medial)
Sensitivitas 89% dan spesifisitas 91%.
Catatan :
Radiografi pada panggul, lutut dan pergelangan kaki : dibuat dengan film yang
panjang, dengan pasien berdiri pada posisi tegak dapat menilai adanya perubahan
bentuk/ deformitas OA. Pasien harus dapat berdiri dengan seluruh berat badannya
menumpu pada seluruh tungkainya, untuk mendapatkan ketepatan deformitas
tungkai. Pemeriksaan radiografi harus dilakukan bilateral dan dibandingkan,
termasuk penilaian anteroposterior pelvis, pada posisi berdiri (weight-bearing
dengan rotasi interna dari jari-jari kaki 15-20 derajat), dan penilaian
anteroposterior dengan fokus pada satu panggul.
2.1.10 Pemantauan Progresivitas dan Outcome OA
Ada 3 cara utama untuk memantau progresivitas dan outcome OA : 2
digunakan pada berbagai uji klinik OA, tetapi hanya nilai algofungsional saja
yang telah divalidasi sebagai instrumen outcome. 2
17
Foto polos sendi selama ini digunakan sebagai standard emas untuk
menilai perubahan struktur sendi pada berbagai uji klinik penggunaan obat
DMOA (Disease Modifying Osteoartritis Drugs). 2
2.1.11 Derajat Beratnya penyakit Osteoartritis Lutut dan Hip
1. Berdasarkan Western Ontario and McMaster Universities
(WOMAC) Composite index:
Penilaian WOMAC terbagi atas beberapa kelompok pertanyaan
Derajat nyeri ( 5 pertanyaan) Seberapa nyerikah anda :
1) Berjalan di permukaan yang rata ?
2) Naik atau turun tangga?
3) Malam hari saat tidur?
4) Duduk atau berbaring?
5) Berdiri tegak?
Derajat kekakuan (2 pertanyaan)
1) Seberapa berat kekakuan yang anda rasakan setelah anda berjalan di
pagi hari?
2) Seberapa berat kekakuan anda setelah duduk, bangun tidur dan setelah
istirahat dalam sehari?
Derajat gangguan fungsi
Seberapa sukarkah anda melakukan aktivitas berikut :
1) Turun tangga
2) Naik tangga
3) Berdiri dari duduk
4) Berdiri
5) Membungkuk menyentuh lantai
6) Berjalan di tempat datar
7) Naik atau turun dari kendaraan
8) Berbelanja
9) Memakai kaus kaki
10) Bangun dari tidur
11) Melepas kaus kaki
18
ringan
Keterangan :
Penilaian nyeri untuk menilai Index WOMAC dapat dilakukan berdasarkan nilai
VAS (visual analog scale = 0 100)
Skor :
1
= Tidak
= Sedikit
= Sedang
= Berat
= Sangat Berat
Skor = Dijumlahkan
Rata-rata skor=( jumlah skor/ 96)%
Interpretasi skor:
Minimum skor:0
Maksimum skor: 96
19
Parameter
Nyeri atau
ketidaknyamanan saat
tidur dimalam hari
Lamanya kekakuan pada
pagi hari atau nyeri saat
bangun tidur
Nyeri bertambah bila
berdiri selama 30 menit
Nyeri saat berjalan
Nyeri atau
ketidaknyamanan
saat bangun dari duduk,
tanpa
bantuan kedua tangan
II.
Temuan Klinis
Tidak ada
Ada, hanya pada saat bergerak
satau pada posisi tertentu
Ada, meski tanpa gerakan
Tidak ada
<15 menit
>15 menit
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Ada, hanya setelah berjalan
beberapa langkah
Ada, segera saat pertama
melangkah
Tidak ada
Ada
Besar Nilai
0
1
2
0
1
2
0
1
0
1
2
0
1
20
Parameter
Jarak
tempuh
maksimal
dengan berjalan
Perlu alat bantu berjalan
III.
Temuan Klinis
Besar Nilai
Tidak terbatas
1
2
3
4
5
6
0
1
2
Temuan Klinis
Besar Nilai
Mudah
Mampu dengan sedikit
kesulitan/ringan
Mampu dengan kesulitan
sedang
Mampu dengan sangat
kesulitan
Tidak mampu sama sekali
Mudah
Mampu dengan sedikit
kesulitan/ringan
Mampu dengan kesulitan
sedang
Mampu dengan sangat
kesulitan
Tidak mampu sama sekali
0
0,5
Mudah
Mampu dengan sedikit
0
0,5
1
1,5
2
0
0,5
1
1,5
2
21
kesulitan/ringan
Mampu dengan kesulitan
sedang
Mampu dengan sangat
kesulitan
Tidak mampu sama sekali
Mudah
Mampu dengan sedikit
kesulitan/ringan
Mampu dengan kesulitan
sedang
Mampu dengan sangat
kesulitan
Tidak mampu sama sekali
1
1,5
2
0
0,5
1
1,5
2
:0
:8
:0
: 24
0
1-4
5-7
8 - 10
11 - 13
14
Normal
Ringan
Sedang
Berat
Sangat Berat
Berat Sekali (Extremely Severe)
2.1.12 Pengelolaan
22
Terapi non-farmakologis :
Edukasi atau penerangan
Terapi fisik dan rehabilitasi
Penurunan berat badan
- Terapi farmakologis :
Analgesik oral non-opiat
Analgesik topikal
OAINS (Obat Abti Inflamasi Non Steroid)
Chondroprotective
Steroid intra-artekuler
- Terapi bedah :
Malaligment, deformitas lutt Valgus-Varus dsb
Arthroscopic debridment dan joint lavage
Osteotomi
Artroplasti sendi total
1. TERAPI NON-FARMAKOLOGIS
a) Penerangan : menerangkan agar pasien mengetahui sediit seluk-beluk
tentang penyakitnya , bagaimana menjaga penyakitnya tidak bertambah
parah serta persendiannya tetap dipakai.
b) Terapi fisik dan rehabilitasimelatih pasien agar persendiannya tetap dapat
dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit.
c) Penurunan berat badan : berat badan merupakan faktor yang memperberat
penyakit OA, maka dianjurkan unrtuk menurunkan berat badan, bila
mungkin mendekati berat badan ideal.
2. TERAPI FAKMAKOLOGIS
a) Analgesik
oral
non-opiat
berfungsi
untuk
mengurangi
atau
23
b) Analgesik topikal : pada umumya pasien telah mencoba terapi dengan cara
ini, sebelum memakai obat-obatan peroral lainnya.
c) Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) : apabila dengan cara diatas
tidak berhasil, pada umumnya pasien akan datang ke dokter. Dalam hal
seperti ini kita pikirkan pemeberian OAINS, oleh karena obat golongan ini
selain punya analgetik juga memiliki efek antiinflamasi. untuk usia lanjut
pemberian obat ini harus hati-hati, jadi pilihlah obat yang efek samping
minimal dan dengan cara pemakaian yang sederhana, disamping itu
pengawasan tehadap kemungkinan timbulnya efek samping selalu harus
ditekan,
d) Chondroprotective agent
Chondroprotective agent adalah obat-obatan yang dapat menjaga dan
merangsang perbaikan (repair) tulang rawan sendi pada pasien OA.
Sebagian peneliti menggolongkan obat-obatan tersebut dalam slow Anti
Osteoarhtritis
Drugs
(SAAODs)
atau
Diseaese
Modifying
Anti
dipakai manusia.
Asal hialuronat disebut juga sebagai viscosupplementI oleh karena salah
satu obat ini adalah dapat memperbaiki viskositas cairan sinovial, obat ini
diberikan intra-artikuler. Asam hialuronat memliki peran penting dalam
pembentukan matriks tulang rawan melalui agregasi dengan proteoglikan.
Disamping itu binatang percobaan, asam hialuronat dapat mengurangi
inflamasi pada sinovium , menghambat angiogenesis dan khemotaksis selsel inflamasi.
24
melalui 3 mekanisme :
1) anti inflamasi
2) efek metabolik terhadap sintesis hialuronat dan proteoglikan
3) anti-degeneratif melalui hambatan efek oksigen reaktif.
Vitamin C , dalam penelitian ternyata dapat menghambat efek aktivitas
enzim lisozim. Pada pengamatan ternyata vitamin C mempunyai manfaat
25
3. TERAPI BEDAH
Terapi ini diberikan jika terapi farmakologis tidak berhasil untuk mengurangi
rasa sakit dan juga untuk koreksi apabila terjadi deformitas sendi yang
mengganggu aktivitas sehari-hari.
BAB 3
Laporan Kasus
Anamnesa Pribadi
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Status Kawin
26
Agama
Pekerjaan
Suku
Anamnesa Penyakit
Keluhan Utama
Telaah
: Kristen
: Wiraswasta
: Batak
: BAB warna hitam
: Pasien datang ke RSHM dengan keluhan BAB berwarna
hitam yang sudah dialami 1 hari sebelum masuk rumah
sakit dengan frekuensi 4 kali sebelum masuk rumah sakit
dan konsistensi cair. Selain itu pasien juga mengeluhkan
mual dan muntah, frekuensi muntah 1 kali dalam sehari.
Muntah disertai darah berupa gumpalan berwarna hitam
dengan volume setengah sendok teh dan bercampur
makanan. Os juga mengeluhkan nyeri ulu hati disertai rasa
panas di dada, pusing (+), lemas (+).
Pasien juga mengeluhkan nyeri pada sendi lutut yang
sudah dialami kurang lebih satu tahun ini. Nyeri bersifat
terus menerus dan memberat saat pasien beraktifitas, yaitu
saat berjalan, bangkit dari duduk, dll. Nyeri akan mereda
jika pasien beristirahat. Pasien juga mengeluhkan adanya
suara gesekan yang terasa di lutut ketika berjalan. Setiap
pasien merasa sakit pasien mengkonsumsi obat penghilang
rasa nyeri yang dibeli di warung.
Pasien mempunyai riwayat meminum tuak sejak umur 20
tahun
RPT : Dispepsia, OA
RPO : Antasida dan obat penghilang rasa sakit
RPK : -
Anamnesis Umum
- Badan kurang enak
- Merasa capek / lemas
- Merasa kurang sehat
- Menggigil
- Nafsu makan
: Ya
: Ya
: Ya
: Tidak
: Meurun
- Tidur
- Berat badan
- Demam
- Malas
- Pening
Anamnesa Organ
1. Cor
- Dyspnoe deffort
: Tidak
- Cyanosis
: Normal
: Menurun
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
27
- Dyspnoe d repos
: Tidak
- Angina pectoris
- Oedema
: Tidak
- Palpitasi cordis
- Nycturia
: Tidak
- Asma Cardial
2. Sirkulasi perifer
- Claudicatio intermiten
: Tidak
- Gangguan tropis
- Sakit waktu istirahat
: Tidak
- Kebas-kebas
- Rasa mati ujung jari
: Tidak
3. Traktus respiratorius
- Batuk
: Tidak
- Stridor
- Berdahak
: Tidak
- Sesak Nafas
- Haemaptoe
: Tidak
- Suara parau
- Pernafasan cuping hidung
: Tidak
- Sakit dada waktu bernafas
: Tidak
4. Tractus digestivus
A. Lambung
- Sakit di epigastrium
: Ya
- Sendawa
- Sebelum/sesudah makan :
- Anoreksia
- Rasa panas di epigastrium: Tidak
- Dysphagia
- Muntah ( freq,warna,isidll ):Ya
- Foetor ex ore
- Mual-Mual
: Ya
- Pyrosis
- Hematemesis
: Ya
- Ructus
: Tidak
B. Usus
- Sakit di abdomen
: Tidak
- Melena
- Borborygmi
: Tidak
- Tenesmi
- Defekasi
: Ya (2x/hari) - Flatulensi
- Obstipasi
: Tidak
- Haemorrhoid
- Diare ( freq,warna,konsistensi ) : Tidak
C. Hati dan saluran empedu
- Sakit perut kanan
: Tidak
- Gatal-gatal di kulit
- Memancar ke
: Tidak
- Asites
- Kolik
: Tidak
- Oedema
- Icterus
: Tidak
- Berak dempul
5. Ginjal dan saluran kencing
- Muka sembab
: Tidak
- Sakit pinggang memancar ke
- Kolik
: Tidak
- Oliguria
- Miksi (freq,warna,sebelum/
-Anuria
Sesudah miksi,mengendan: Ya(>3x/hari)
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Ya
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Ya
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
28
Polyuria
: Ya
6. Sendi
- Sakit
: lutut
- Sendi kaku: Tidak
- Merah
: Ya
7. Tulang
- Sakit
: ya
- Bengkak : Tidak
8. Otot
- Sakit
- Kebas-kebas
: Tidak
: Tidak
9. Darah
- Sakit di mulut dan lidah
- Mata berkunang-kunang
- Pembengkakan kelenjar
- Merah di kulit
10. Endokrin
A. Pangkreas
- Polidipsi
- Polifagi
- Poliuri
B. Tiroid
- Nervositas
- Exoftalmus
C. Hipofisis
- Akromegali
11. Fungsi genital
- Menarche
- Siklus haid
- Menopause
- G/P/Ab
12. Susunan saraf
- Hipoatesia
- Parastesia
- Paralisis
13. Panca indra
- Penglihatan
- Pendengaran
- Polakisuri
:Tidak
- Sakit digerakkan
- Bengkak
- stand abnormal
: Ya
: Ya
: Tidak
- Fraktur spontan
- Deformitas
: Tidak
: Tidak
- Kejang-kejang
: Tidak
- Atrofi
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
- Muka pucat
: Ya
- Bengkak
: Tidak
- Penyakit darah
: Tidak
-Pendarahan subkutan : Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
- Pruritus
- Pyorrhea
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
- Struma
- Miksodem
- Tidak
- Tidak
: Tidak
::: ya
: 4 / 3/ 1
- Ereksi
- Libido sexual
- Coitus
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Normal
: Normal
- Sakit kepala
- Gerakan tics
- Pengecapan
- Perasaan
:::-
: Ya
: Tidak
:Normal
:Normal
29
Penciuman
: Normal
14. Psikis
- Mudah tersinggung
- Takut
- Gelisah
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Wirasasta
: Baik
- Pelupa
:Tidak
: Dispepsia, OA
- Pyuria
- Bisul-bisul
: TDT
: TDT
:: 2x / hari
: Ya
- Sayur sayuran
- Daging
: Ya
: Tidak
Anamnesa family
- Penyakit-penyakit family
: Tidak
- Penyakit seperti orang sakit : - Anak-anak 4, hidup 3, mati 1
Status present
Keadaan umum
- Sensorium
: Compos mentis
- Tekanan darah
: 130/70 mmHg
- Temperature
: 37 C
- Pernafasan
: 20x/menit, reg, tipe pernafasan abdominothorakal
- Nadi
: 80x/menit, reg, teg/vol (sedang/sedang)
Keadaan penyakit
- Anemia
: Ya
- Eritema
: Tidak
- Ikterus
: Tidak
- Turgor
: Baik
- Sianose
: Tidak
- Gerakan aktif
: Tidak
- Dyspnoe
: Tidak
- Sikap tidur paksa : Tidak
- Edema
: Tidak
Keadaan gizi
- BB
: 60 kg
- TB
: 158 cm
RBW
:
BB
60
TB - 100 X 100% = 158 - 100 X 100% = 103 %
Kesan : Normoweight
30
Pemeriksaan fisik
1. Kepala
- Pertumbuhan rambut
o Sakit klau di pegang
o Perubahan local
: Normal
: Tidak
: Tidak
a.
-
Muka
Sembab
Pucat
Kuning
: Tidak
: Tidak
: Tidak
- Parase
- Gangguan local
: Tidak
: Tidak
b.
-
Mata
Stand mata
Gerakan
Exoftalmus
: Normal
: Normal
: Tidak
- Ikterus
- Anemia
- Reaksi pupil
Ptosis
: Tidak
- Gangguan local
: Tidak
: Ya
: 3 mm
isokor ka=ki
: Tidak
: Tidak
: Tidak
- Bentuk
- Atrofi
c. Telinga
- Secret
- Radang
d. Hidung
- Secret
- Bentuk
: Tidak
: Normal
: Normal
: Tidak
- Benjolan-benjolan
: Tidak
e. Bibir
- Sianosis
- Pucat
: Tidak
: Tidak
- Kering
- Radang
: Tidak
: Tidak
f. Gigi
- Karies
- Pertumbuhan
: Tidak
: Normal
- Jumlah
- Pyorroe alveolaris
: 30
: Tidak
g. Lidah
- Kering
- Pucat
: Tidak
: Tidak
- Beslag
- Tremor
: Tidak
: Tidak
31
h. Tonsil
- Merah
- Bengkak
: Tidak
: Tidak
- Membran
- Angina lacunaris
: Tidak
: Tidak
2. Leher
Inspeksi
- Struma
: Tidak Membesar
- Venektasi
: Tidak
- Kelenjar bengkak : Tidak
- Torticolis
: Tidak
- Pulsasi vena
: Tidak
Palpasi
- Posisi trakea
: Medial -Tekanan vena jugularis: R-2 cmH20
- Sakit / nyeri tekan : Tidak - kosta servikalis
: Tidak
3. Thorax depan
Inspeksi
- Bentuk
: Fusiformis - venektasi
: Tidak
- Simetris / asimetris: Simetris
- Pembengkakan
: Tidak
- Bendungan vena : Tidak
- pylsasi verbal
: Tidak
- Ketinggalan bernafas: Tidak
- Mammae
: Normal
Palpasi
- Nyeri tekan
: Tidak
- Iktus
:Tidak Teraba
- Fremitus suara
: normal Ka=ki
a. Lokalisasi
:- Fremissement
: Tidak
b. Kuat angkat
:c. Melebar
:d. Iktus negative
:perkusi
- Suara perkusi paru
: Sonor
- Batas paru hati
o Relative
: ICR IV
o Absolute
: ICR VI
Batas jantung
- Atas
: ICR II Sinistra
- Kanan
: Linea Sternalis Dextra
- Kiri
: 2cm Lateral Linea Midclavicularis
Sinistra
Auskultasi
Paru-paru
- Suara pernafasan
- Suara tambahan
a. Ronchi basah
b. Ronchi kering
c. Krepitasi
: Vesikuler
:
:::-
32
d. Gesekan pleura
Cor
- Heart rate
- Suara katup
-
Suara tambahan
o Desah jantung fungsional / organis
o Gesek pericardial / pleurocardial
::-
4. Thorax belakang
Inspeksi
- Bentuk
: Fusiformis
- scapula alta
: Tidak
- Simetris / asimetris: Simetris
- Ketinggalan bernafas: Tidak
- Benjolan-benjolan : Tidak
- Venektasi
: Tidak
Palpasi
- Nyeri tekan
: Tidak
- penonjolan-penonjolan : Tidak
- Fremitus suara
: normal Ka=ki
Perkusi
- Suara perkusi paru
: Sonor
- Gerakan bebas
: 2 cm
Batas bawah paru
a. Kanan : proc.spin.vert.tho : ICR IX
b. Kiri : proc.spin.vert.tho : ICR X
Auskultasi
- Suara pernafasan
- Suara tambahan
5. Abdomen
Inspeksi
- Bengkak
- Venektasi / pembentukan vena
- Gembung
- Sirkulasi collateral
- Pulsasi
Palpasi
- Defens muscular
- Nyeri tekan
- Lien
- Ren
- Hepar
Perkusi
- Pekak hati
- Pekak beralih
: Vesikuler kanan/kiri
:-
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Ya, nyeri pada epigastrium
: Tidak Teraba
: Tidak Teraba
: Tidak Teraba
: Ya
: Tidak
33
Auskultasi
- Peristaltik usus
: Normal
6. Genetalia
- Luka
- Cikatrik
- Nanah
- Hernia
: TDP
: TDP
: TDP
: TDP
7. Ekstremitas
a. Atas
-
Bengkak
Merah
Stan abnormal
Gangguan fungsi
Test rumple leed
b.
-
Bawah
Bengkak
Merah
Oedema
Pucat
Gangguan fungsi
Varises
Krepitasi
Reflex
o KPR
o APR
o Struple
Kanan
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: TDP
Kiri
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
TDP
kanan
: Ya
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Tidak
: Ya
Kiri
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
:
:
:
+
+
+
+
+
+
- Reflex
- Biceps
- Triceps
- Radio periost
Kanan
: +
: +
: +
Kiri
+
+
+
34
Satuan
10,7 g/dl
3,4x 106
9.700 mm3
%
420.000 /L
1%
0%
0%
63 %
31 %
53%
11mm/jam
96,7 fl
31,7 pg
32,9 %
Urin
Warna
Reduksi
Protein
Bilirubin
Urobilinogen
Sedimen
Eritrosit
Leukosit
Silinder
Epitel
Fungsi ginjal
Ureum
Kreatinin
Asam Urat
Glukosa darah
sewaktu
Satuan
Kuning
Negative
Negative
Negative
57
1,86
10,4
85 mg/dL
Tinja
Warna
Konsistensi
Eritrosit
Leukosit
Amuba/ kista
Telur cacing
Askaris
Ankilosis
T. Trichura
Kremi
Satuan
35
Resume
Anamnesa
Keluhan Utama
Melena
Telaah
Melena (+)
Hematemesis (+)
Nyeri epigastrium (+)
Nausea (+)
Malaise (+)
Nyeri lutut (+)
Keadaan Umum
Sens : Compos Mentis
Keadaan Penyakit
Anemia
: Ya
Keadaan Gizi
BB: 60 kg
TD : 130/70 mmHg
Ikterus
: Tidak
TB :158 cm
Nadi : 80x/menit
Sianosis
: Tidak
Nafas:20x/menit
Dyspnoe
: Tidak
Suhu : 37 C
Oedema
: Tidak
Eritema
: Tidak
Turgor
: Baik
RBW= BB
TB-100 x 100%
= 60
Gerakan aktif : Ya
158-100 x 100%
Sikap paksa
= 103 %
: Tidak
Kesan : Normoweight
Pemeriksaan Fisik
Kepala
: Dalam batas normal
Leher
: Dalam batas normal
Thorax
: Dalam batas normal
Abdomen
: Nyeri pada regio epigastrium
Ektremitas
: Adanya bengkak dan krepitasi di lutut kanan
Diagnosa Banding
1. PSMBA ec Gastritis Erosif + Osteoartritis Genu
2. PSMBA ec Ulcus Pepticum + Rheumathoid arthritis Genu
3. PSMBA ec Varises Esofagus +Gout arthritis Genu
36
: Bedrest
: Puasa maksimal 24 jam pasca Haematemesis dan
diberikan Cooling spooling NaCl 0,9 % 100 cc
lalu di observasi setiap 1 - 2 jam sekali. Jika
spooling NGT bersih maka NGT bisa dilepas dan
diberi M II. Jika spooling masih kotor diberi diet
2. Medikamentosa
sonde.
: IVFD RL 20 gtt/menit
Inj Omeprazole 40 mg/ 8jam
Paracetamol 3x 500mg
Antasida tab 3x600 mr
Sulcrofat tab 3x4 mg
Glucosamin tab 3x500 mg
Pemeriksaan anjuran/Usul
: Darah Rutin
Foto rontgen genu
Endoscopi
Analisa cairan lambung
37
DAFTAR PUSTAKA
1. Davey Patrick. Medicine at a Glance. In: Safitri Amalia, S.Tp.M.si, dr.
Rahmalia Annisa, dr. Novianty R. Cut. Editors. Translation by Penerbit
Erlangga. Setting: Tim Perti MIPA. Jakarta: Erlangga;2005.p.374
2. Soeroso S, Isbagio H, Kalim H, Broto R, Pramudiyo R. Osteoartritis. In:
Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editors. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia;2006.p.1195-1201
38
39
LAMPIRAN 1
Derajat Beratnya penyakit Osteoartritis Lutut dan Hip Pada Laporan
Kasus
1. Berdasarkan Western Ontario and McMaster Universities
(WOMAC) Composite index:
Derajat nyeri ( 5 pertanyaan) Seberapa nyerikah anda :
1)
2)
3)
4)
5)
1
2
1
1
2
2
3
2
2
2
1
1
0
1
1
0
0
0
1
1
3
1
TOTAL SKOR
31
RATA-RATA
TOTAL DERAJAT NYERI
32%
7
40
21
Parameter
Nyeri atau
ketidaknyamanan saat
tidur dimalam hari
Lamanya kekakuan pada
pagi hari atau nyeri saat
bangun tidur
Nyeri bertambah bila
berdiri selama 30 menit
Nyeri saat berjalan
Nyeri atau
ketidaknyamanan
saat bangun dari duduk,
tanpa
bantuan kedua tangan
II.
Besar Nilai
0
1
2
0
1
2
0
Tidak ada
<15 menit
>15 menit
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Ada, hanya setelah berjalan
beberapa langkah
Ada, segera saat pertama
melangkah
Tidak ada
Ada
1
0
1
2
0
1
Jarak
Temuan Klinis
Tidak ada
Ada, hanya pada saat bergerak
satau pada posisi tertentu
Ada, meski tanpa gerakan
tempuh
maksimal
dengan berjalan
Perlu alat bantu berjalan
Temuan Klinis
Besar Nilai
Tidak terbatas
1
2
3
41
300-500 m
100-300 m
< 100 m
Tidak
Perlu 1 tongkat
Perlu 2 tongkat
III.
4
5
6
0
1
2
Temuan Klinis
Besar Nilai
Mudah
Mampu dengan sedikit
kesulitan/ringan
Mampu dengan kesulitan
sedang
Mampu dengan sangat
kesulitan
Tidak mampu sama sekali
Mudah
Mampu dengan sedikit
kesulitan/ringan
Mampu dengan kesulitan
sedang
Mampu dengan sangat
kesulitan
Tidak mampu sama sekali
0
0,5
Mudah
Mampu dengan sedikit
kesulitan/ringan
Mampu dengan kesulitan
sedang
Mampu dengan sangat
kesulitan
Tidak mampu sama sekali
Mudah
Mampu dengan sedikit
kesulitan/ringan
0
0,5
1
1,5
2
0
0,5
1
1,5
2
1
1,5
2
0
0,5
42
1
1,5
2
TOTAL SKOR
= 7
KESAN