BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Stroke atau serangan otak (brain attack) merupakan penyakit neurologi
yang sering dijumpai. Penderita yang paling banyak dirawat di pusat-pusat
pelayanan neurologi, demikian pula di Ruang Saraf RSUD dr. Soetomo
Surabaya adalah penderita stroke. Di seluruh dunia, angka kejadian rata-rata
stroke sekitar 180 per 100.000 pertahun (0,2%), dengan angka prevalensi
500-600 per 100.000 (0,5%). Stroke menduduki urutan ketiga terbesar
penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker, dengan laju
mortalitas 18% sampai 37% untuk stroke pertama dan 62% untuk stroke
berulang.
Penyakit yang terutama menyerng kelompok usia madya dan usia tua
ini, juga merupakan penyakit neurologi yang paling sering mengakibatkan
cacat dan kematian. Diperkirakan 25% orang yang sembuh dari stroke yang
pertama akan mendapatkan stroke berulang dalam kurun waktu 5 tahun. Hasil
penelitian epidemiologis menunjukkan bahwa terjadinya risiko kematian
pada 5 tahun pasca-stroke adalah 45 61% dan terjadinya stroke berulang 25
37%. Menurut studi Framingham, insiden stroke berulang dalam kurun
waktu 4 tahun pada pria 42% dan wanita 24%. Makmur dkk. (2002)
mendapatkan kejadian stroke berulang 29,52%, yang paling sering terjadi
pada usia 60-69 tahun (36,5%), dan pada kurun waktu 1-5 tahun (78,37%)
dengan faktor risiko utama adalah hipertensi (92,7%) dan dislipidemia
(34,2%).
Penderita Stroke saat ini menjadi penghuni terbanyak di bangsal atau
ruangan pada hampir semua pelayanan rawat inap penderita penyakit syaraf.
Karena, selain menimbulkan beban ekonomi bagi penderita dan keluarganya,
Stroke juga menjadi beban bagi pemerintah dan perusahaan asuransi
kesehatan. Untuk mengatasi masalah krusial ini diperlukan strategi
penangulangan Stroke yang mencakup aspek preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif.
Keberadaan unit Stroke di rumah sakit tak lagi sekadar pelengkap,
tetapi sudah menjadi keharusan, terlebih bila melihat angka penderita Stroke
Rumusan Masalah
1. Bagaimana patofisiologi stroke perdarahan intraserebral (ICH)?
2. Bagaimana cara penegakan diagnosa stroke perdarahan intraserebral
(ICH)?
3. Bagaimana penatalaksanaan stroke perdarahan intraserebral (ICH)?
1.3.
Tujuan
1. Mengetahui patofisiologi stroke perdarahan intraserebral (ICH).
2. Mengetahui cara penegakan diagnose stroke perdarahan intraserebral
(ICH).
3. Mengetahui penatalaksanaan stroke perdarahan intraserebral (ICH).
1.4.
Manfaat
Untuk Penelaah
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang stroke.
2. Khususnya dapat memahami tentang stroke perdarahan intraserebral
(ICH)
baik
itu
patofisiologi,
cara
penegakan
diagnosa
serta
penatalaksanaannya.
Untuk Pembaca
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang stroke.
2. Dapat memahami tentang stroke perdarahan intraserebral (ICH) baik itu
patofisiologi, cara penegakan diagnosa serta penatalaksanaannya.
3. Sebagai bekal bagi para dokter muda, khususnya mahasiswa FK Unisma
dalam prakteknya dan aplikasinya di lapangan sesuai dengan kompetensi
dokter umum.
Untuk Ilmu Pengetahuan
1. Sebagai salah satu literatur dalam mengembangkan ilmu pengetahuan
2.
untuk
dapat
BAB II
STATUS PENDERITA
2.1. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Ny.R
Umur
: 50 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Pekerjaan
: IRT
Pendidikan
:-
Agama
: Islam
Alamat
: Dampit
Status perkawinan
: Menikah
Suku
: Jawa
Tanggal Periksa
: 8 Oktober 2012
No. Registrasi
: 312147
2.2. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama :
Tangan dan kaki kanan tidak bisa digerakan.
2. Keluhan Tambahan :
Sakit kepala, tidak bisa bicara.
3. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke UGD pukul 10.00 WIB dengan keluhan tangan dan
kaki kiri tiba-tiba lemas sejak pagi tadi pukul 06.00 WIB setelah
bangun tidur dan kemudian tdak bisa digerakan. Kemudian bicara agak
sulit (pelo), keluhan juga disertai dengan sakit kepala, sakit kepala
dirasakan cekot-cekot di seluruh bagian kepala, pasien tidak mual dan
tidak muntah. Sebelumnya pasien tidak pernah jatuh dan terbentur.
Pasien mengaku tidak ada masalah BAB maupun BAK.
:-
- Riwayat mondok
:-
:-
- Riwayat Hipertensi
:-
:-
:-
:-
- Riwayat stroke
:-
: Riwayat Pengobatan
: Menyangkal
: Menyangkal
- Riwayat jantung
: Menyangkal
: Menyangkal
:-
7. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat merokok
:-
:+
: Tidak pernah
: Tidak pernah
: Tidak pernah
2. Kepala
3. Mata
4. Hidung
5. Telinga
6. Mulut
7. Tenggorokan
8. Pernafasan
9. Kadiovaskuler
10. Gastrointestinal : mual (-), muntah (-), diare (-), nafsu makan turun (-),
nyeri perut (-), BAB normal.
11. Genitourinaria
12. Neurologik
13. Psikiatri
14. Muskuloskeletal : kaku sendi (-), nyeri/liu-linu pada lutut kanan-kiri (-),
nyeri otot (-)
15. Ekstremitas
o Atas kanan
o Atas kiri
o Bawah kanan
o Bawah kiri
: 190/110 mmHg
Nadi
: 96x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu
: 36C
3. Kulit
:
Kulit sawo mateng, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-),
venektasi (-), petechie (-), spider nevi (-).
4. Kepala
:
Luka (-), rambut tidak mudah di cabut, keriput (-), makula (-), papula (-),
nodula (-), kelainan mimik wajah/meringis (lipatan nasolabialis kiri
tertinggal).
5. Mata
:
Mata tidak cowong, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil
isokor (+/+), reflek kornea (+/+), radang (-/-), warna kelopak mata (coklat
kehitaman).
6. Hidung
:
Nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung
(-/-), hiperpigmentasi (-/-).
7. Mulut
:
Bibir pucat (-), bibir kering (+), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi
lidah hiperemi (-), gusi berdarah (-), sariawan (-).
8. Telinga
:
Nyeri tekan mastoid (-/-), sekret (-/-), pendengaran berkurang (-/-),
cuping telinga dalam batas normal.
9. Tenggorokan :
(-),
Palpasi
luka (-)
: Fremitus taktil kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-),
Perkusi
krepitasi (-)
Auskultasi
Sonor
Sonor
sonor
Sonor
sonor
12.
Abdomen
:
Inspeksi
wheezing
-
Palpasi
: GCS E4V3M6
Pembicara
: Disartri (+), afasia (-), monoton (-), scanning (-)
Kepala
: simetris
B. Pemeriksaan Khusus
1. Rangsangan selaput otak : tidak dilakukan
2. Saraf Otak
N.I
: tidak dilakukan
N.II
: tidak dilakukan
N. III, IV, VI: kedudukan bola mata (+/+), exophtalmus (-/-), ptosis
N.V
N. VII
N.VIII
N.IX, X
tertinggal sedikit).
: tidak dilakukan
: suara biasa, kedudukan arcus pharynx (kanan
tertinggal/lebih
N.XI
N.XII
3. Saraf Motorik
4. Saraf Sensoris
5. Reflek-refleks
rendah),
kedudukan
(bergerak ke kiri).
: mengangkat bahu (+/+)
: kedudukan lidah waktu bergerak ke kanan.
:
1
5
1
5
Kekuatan
:
N
Tebal
N
Tebal
Rasa nyeri
:
1
2
1
2
+
R.Fisiologis R.Patologis
ovula
Hasil
14,9
42,0
4,95
13.400
193.000
Satuan
g/dl
%
juta/cmm
sel/cmm
sel/mm3
Nilai Normal
L:13,5-18; P: 12-16
L: 40-54; P: 35-47
L: 4,5-6,5; P: 3,0-6,0
4.000 11.000
150.000 450.000
Item periksa
Hasil Pemeriksaan Satuan
Gula Darah Sewaktu
138
mg/dl
SGOT
28
U/L
SGPT
16
U/L
Ureum
22
mg/dl
Kreatinin
0,87
Mg/dl
Elektrolit
Natrium
136
mmol/L
Kalium
3,3
mmol/L
Chlorida
103
mmol/L
CT-SCAN CRANIUM
Nilai Normal
< 140
L: < 43; P: <36
L: < 43; P: <36
20-40
L: 0,6-1,1; P: 0,5-0,9
136 - 145
3,5 5,1
97 - 111
10
11
2.7. PENATALAKSANAAN
1. Terapi Umum (5B)
a. Breath
: menjaga fungsi pernafasan dengan memberikan
b. Blood
tidak
boleh
duduk
maupun
berdiri
karena
12
2.8. PROGNOSA
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Definisi
Definisi stroke menurut World Health Organization (WHO) adalah
tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal
(atau global), dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau
lebih, dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain
vaskuler.
WHO juga mendefinisikan stroke sebagai gejala-gejala defisit fungsi
susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan
bukan oleh yang lain dari itu. Menurut sumber Wikipedia, Stroke adalah
suatu kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke suatu bagian otak tibatiba terganggu. Dalam jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi bio-kimia, yang dapat merusakkan atau mematikan selsel otak. Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilangnya fungsi yang
dikendalikan oleh jaringan itu.
Pengertian Stroke menurut Iskandar Junaidi adalah merupakan penyakit
gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf/deficit neurologik akibat
gangguan aliran darah pada salah satu bagian otak. Secara sederhana Stroke
didefinisi sebagai penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak
karena sumbatan atau perdarahan, dengan gejala lemas / lumpuh sesaat atau
gejala berat sampai hilangnya kesadaran, dan kematian.
13
Sumber
lain
menyebutkan
bahwa
Stroke
termasuk
penyakit
14
mandiri dan tidak mengalami kecacatan yang berarti, dalam 6 bulan setelah
mengalami serangan PIS.
Dalam salah satu populasi yang melibatka 1041 penderita PIS, 50%
perdarahan terjadi didaerah subkortikal dalam, 35% di substransia slbs
(lobar), 20% di serebelum, dan 6% di batang otak. Sedangkan kematian yang
terjadi dalam selang waktu 1 tahun setelah serangan dialamin oleh 65% PIS
di batang otak, 57% PIS di substansia alba (lobar), 51% PIS di subkortikal
dalam, dan 42% PIS di serebelum.
Populasi dimana frekuensi hipertensinya tinggi, seperti Amerika-Afrika
dan orang-orang Cina, Jepang dan keturunan Thai, memiliki frekuensi yang
tinggi terjadinya PIS. Perdarahan intraserebral dapat terjadi pada rentang
umur yang lebar, dapat terjadi pada dekade tujuh puluh, delapan puluh dan
sembilan puluh. Walaupun persentase tertinggi kasus stroke pada usia
dibawah 40 tahun adalah kasus perdarahan, PIS sering juga terjadi pada usia
yang lebih lanjut. Usia lanjut dan hipertensi merupakan faktor resiko paling
penting dalam PIS. Perdarahan intraserebral terjadi sedikit lebih sering pada
pria dibanding wanita dan lebih sering pada usia muda dan setengah-baya
pada ras kulit hitam dibanding kulit putih di usia yang sama.
3.3. Klasifikasi
Stroke diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Berdasarkan kelainan patologis
a. Stroke hemoragik
1) Perdarahan intra serebral
2) Perdarahan ekstra serebral (subarakhnoid)
b. Stroke non-hemoragik (stroke iskemik, infark otak, penyumbatan)
1) Stroke akibat trombosis serebri
2) Emboli serebri
3) Hipoperfusi sistemik
2. Berdasarkan waktu terjadinya
1) Transient Ischemic Attack (TIA)
2) Reversible Ischemic Neurologic Deficit (RIND)
3) Stroke In Evolution (SIE) / Progressing Stroke
4) Completed stroke
3. Berdasarkan lokasi lesi vaskuler
1) Sistem karotis
a. Motorik : hemiparese kontralateral, disartria
15
Faktor Hemodinamik
Faktor Hemostatis
Faktor Lain
3.5. Patofisiologi
Kebanyakan kasus PIS terjadi pada pasien dengan hipertensi kronik.
Keadaan ini menyebabkan perubahan arteriosklerotik pembuluh darah kecil,
terutama pada cabang-cabang arteri serebri media, yang mensuplai ke dalam
basal ganglia dan kapsula interna. Pembuluh-pembuluh darah ini menjadi
lemah, sehingga terjadi robekan dan reduplikasi pada lamina interna,
hialinisasi lapisan media dan akhirnya terbentuk aneurisma kecil yang
16
Influks Ca2+
Vasocontriction
Nerve cell
necrosis
Focal ischaemi
17
18
19
KORTIKAL
++
++
++
++
++
++
++
SUBKORTIKAL
-
++
++
++
20
21
22
3.8. Penatalaksanaan
Prinsip tujuan utama terapi stroke adalah :
Mencegah kerusakan otak yang bersifar irreversible
Mencegah komplikasi
Mencegah kecacatan yang lebih parah
Mencegah serangan ulang
Penanganan penderita PIS terutama bertujuan untuk mengatasi edema serebri
dan peningkatan tekanan intracranial.
Penatalaksanaan strok meliputi:
23
untuk
perdarahan
dan
200/100
untuk
dekubitus
kulit,higienis oral.
Terapi Khusus :
1. Pemberian neuroprotektor untuk mencegah kerusakan otak
seperti pirasetam, Colinar dll.
2. Pembedahan
Tidak dioperasi
1. Perdarahan kecil ( < 10 cm3 ) atau dengan defisit neurologi
minimal
2. GCS < 4. Tetapi penderita dengan GCS < 4 dengan
Dioperasi
1. Perdarahan serebelum dengan diameter > 3 cm dengan
deteriorasi atau mengalami kompresi batang otak dan
hidrosefalus akibat obstruksi ventrikel
24
Komplikasi
Pasien yang mengalami gejala berat, misalnya imobilisasi dengan
Ketidakseimbangan cairan
Ulkus dekubitus
Epilepsi
Depresi
25
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
26
DAFTAR PUSTAKA
27
Zullies.
2009.
Stroke.
http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/stroke.pdf.
Islam M.S. 1997. Patofisiologi Stroke. Surabaya. Lab./SMF Ilmu Penyakit saraf
FK Unair. RSUD Dr Sutomo Surabaya.
Israr,
Yayan.
A.
2008.
Stroke.
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/01/case-s-t-r-o-k-e.pdf
Ritarwan, Kiking. 2003. Pengaruh Suhu Tubuh Terhadap Outcome Penderita
Stroke
yang
Dirawat
di
RSUP
H.
Adam
Malik
Medan.
http://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-kiking.pdf.
Sari, Intan Mustika. 2008. Rasionalitas Penggunaan Obat Antihipertensi Pada
Penderita Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah dr.
M. Ashari Pemalang. http://etd.eprints.ums.ac.id/8036/2/K100050246.pdf.
Setyopranoto,
Ismail.
2010.
Manajemen
Stroke
Akut.
http://clinicalupdates2010.files. wordpress.com/2010/03/dr-ismail.pdf.
Siswanto, Yuliaji. Beberapa Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kejadian Stroke
Berulang
(Studi
Kasus
di
RS
dr.
Kariadi
Semarang).
http://eprints.undip.ac.id/4942/1/Yuliaji_Siswanto.pdf.
Sunardi. Asuhan Keperawatan pada Tn.Am dengan Stroke Hemoragik (+) di
IRNA B Lt I Kanan
http://nardinurses.files.
strore-hemoragik.pdf.