Anda di halaman 1dari 22

1

LAPORAN KASUS
CVA Bleeding
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik
Madya

Disusun oleh:

Dosen Pembimbing:
dr. Zainal Abidin, Sp.S.

LABORATORIUM ILMU PENYAKIT SARAF


RSUD SYARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit serebrovaskuler/cerebrovascular disease (CVD) merupakan
penyakit sistem persarafan yang paling sering dijumpai. Stroke merupakan bagian
dari CVD. Menurut World Health Organization, stroke adalah manifestasi klinis
dari gangguan fungsi serebri fokal atau global yang berkembang dengan cepat
atau tiba-tiba, berlangsung lebih dari 24 jam atau berakhir dengan kematian,
dengan tidak tampaknya penyebab lain selain penyebab vaskular. Stroke juga
disebut sebagai Cerebrovascular accident (CVA) (WHO, 2012). Berdasarkan
American Heart Association (AHA), stroke ditandai sebagai defisit neurologi
yang dikaitkan dengan cedera fokal akut dari sistem saraf pusat (SSP) yang
disebabkan oleh pembuluh darah termasuk infark serebral, pendarahan
intraserebral (ICH) dan pendarahan subaraknoid (SAH) (AHA, 2017).
Stroke hemoragik menyumbang 10% hingga 20% stroke setiap tahunnya.
Persentase perdarahan pada stroke adalah 8-15% di Amerika Serikat, Inggris, dan
Australia, dan 18% hingga 24% di Jepang dan Korea. Insidennya sekitar 12%
hingga 15% kasus per 1.00.000 per tahun. Angka kejadiannya tinggi di negara-
negara berpendapatan rendah dan menengah serta di Asia. Insiden ini lebih sering
terjadi pada pria dan meningkat seiring bertambahnya usia. Insiden global
meningkat, terutama di negara-negara Afrika dan Asia. Data di Jepang
menunjukkan bahwa pengendalian hipertensi mengurangi kejadian ICH. Tingkat
kematian akibat penyakit ini adalah 25% hingga 30% di negara-negara
berpendapatan tinggi, sementara itu 30% hingga 48% di negara-negara
berpendapatan rendah dan menengah. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018
oleh Kementrian Kesehatan RI, prevalensi stroke adalah sebesar 10,9%. Sebanyak
713.783 orang menderita stroke setiap tahunnya. Kalimantan Timur merupakan
provinsi dengan angka kejadian stroke tertinggi di Indonesia, yaitu sebanyak
9.696 atau sebesar 14,7% dari total penduduknya. Selain itu, penderita ditemukan
paling banyak pada kelompok umur di atas 75 tahun. Menurut Sample
Registration System (SRS) Indonesia tahun 2016, stroke merupakan penyebab
kematian tertinggi, yaitu sebesar 19,9%. Tingkat kematian ICH bergantung pada
3

kemanjuran perawatan kritis. Stroke hemoragik disebabkan paling sering oleh


ruptur spontan pembuluh darah, aneurisma, atau kejadian sekunder karena trauma.
Stroke hemoragik dibagi menjadi dua tipe yaitu perdarahan intraserebral dan
perdarahan subarakhnoid. Perdarahan yang terjadi pada stroke hemoragik dapat
dengan cepat menimbulkan gejala neurologik karena tekanan pada struktur saraf
di dalam tengkorak. Stroke hemoragik lebih jarang terjadi dibanding stroke
iskemik akan tetapi stroke hemoragik menyebabkan lebih banyak kematian.
Stroke menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian di dunia.
Angka mortalitas tahunan mencapai 5,5 juta. Stroke juga memiliki morbiditas
yang tinggi karena dapat mengakibatkan disabilitas kronis pada hingga 50%
penderita. Pasien stroke dapat mengalami penurunan kemandirian bermakna,
seperti kesulitan dalam melakukan aktivitas harian, mengalami hendaya kognitif,
juga lebih rentan mengalami gangguan mental. Pasien stroke juga lebih rentan
terhadap infeksi. Infeksi ini dapat terjadi akibat adanya imobilitas ataupun
gangguan imun. Jenis infeksi yang sering dialami pasien stroke antara lain
pneumonia dan infeksi saluran kemih. Kasus stroke termasuk dalam Standar
Kompetensi Dokter dengan grade 3B yang berarti dokter umum harus mampu
mendiagnosa klinik berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
tambahan sederhana. Dokter umum harus mampu memutuskan dan memberikan
terapi pendahuluan serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus gawat darurat).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi, etiopatofisiologi, epidemiologi, gejala, diagnosa,
tatalaksana, komplikasi dan prognosis CVA Bleeding ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang definisi, etiopatofisiologi, epidemiologi, gejala,
diagnosa, tatalaksana, komplikasi dan prognosis CVA Bleeding
1.4 Manfaat
Laporan kasus ini dibuat agar klinisi dapat menegakan diagnosis,
memberikan terapi kasus CVA Bleeding dengan mengetahui definisi, etiologi,
gejala yang ditimbulkan, alur penegakan diagnosa dan tatalaksana CVA
Bleeding.
4

BAB II

LAPORAN KASUS

2.1. Identitas Pasien


Nama : Tn. M
Umur : 68 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal MRS : 07-01-2024
TTL : 04 April 1955
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : -
Suku : Madura
Alamat : Marenget Lao
Pekerjaan : Petani
Status Pernikahan : Sudah Menikah
No RM. : 0309363
2.2. Anamnesa
1. Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Syamrabu dengan keluhan mengalami
penurunan kesadaran secara tiba-tiba sejak 3 hari yang lalu. Sebelumnya
pasien sedang marit disawah dan tiba tiba terjadi penurunan kesadaran
dan kelemahan anggota gerak kiri. Sakit kepala (+), mual (-), muntah (+),
kejang (-), sesak (-).
Faktor yang memperberat :-
Faktor yang memperingan : -
Gejala Penyerta :-
3. Riwayat Penyakit Dahulu : Hipertensi (+), DM (-), Stroke (-)
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Hipertensi (+), riwayat stroke disangkal,
riwayat diabetes (-)
5. Riwayat Alergi :-
6. Riwayat Kebiasaan : Kopi (-) Rokok (-)
5

7. Riwayat Sosial Ekonomi : Menengah

2.3 Pemeriksaan Fisik


Status Presens
1. Keadaan Umum : Tampak lemah
2. Kesadaran : Somnolen GCS :E2V2 M4
3. Vital sign : TD : 140/90 mmHg Nadi : 68 x/menit regular
RR : 20 x/menit Suhu : 36 oC
SpO2 : 99% (dengan NRM)
4. Antopometri : TB : - cm BB : - kg BMI : -
5. Kulit
Warna kulit coklat, turgor kulit normal, ikterik (-), pucat (-), ptechie (-)
6. Kepala
Bentuk normosephalic, luka (-), makula (-), papula (-), nodul (-).
7. Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+), katarak (-/-),
edema palpebra (-/-), cowong (-/-), pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm,
radang (-/-).
8. Hidung
Nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas (-/-).
9. Mulut
Sianosis (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (-), gusi berdarah (-),
deviasi pada bibir saat pasien diminta untuk meringis (SDE)
10. Telinga
Secret (-/-), pendengaran berkurang (-/-)
11. Tenggorokan
Hiperemi (-), tonsil membesar (-/-)
12. Leher
Trakea ditengah, pembesaran KGB (-)
13. Toraks
Simetris, retraksi subkostal (-), pembesaran kelenjar limfe (-)
Cor
6

I : ictus cordis tidak tampak


P : ictus cordis kuat angkat
P : Batas kiri atas : ICS II linea para sternalis sinistra
Batas kanan atas : ICS II linea para sternalis dekstra
Batas kiri bawah : ICS V linea medio clavicularis sinistra
Batas kanan bawah : ICS IV linea para sterna dekstra
A : BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-)
Pulmo : statis (depan dan belakang)
I : pengembangan dada kanan dan kiri simetris, benjolan (-), luka (-)
P : fremitus taktil kanan = kiri, nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Sonor Sonor
Sonor Sonor
Sonor Sonor
P :

A : suara dasar vesikuler di semua lapang paru, suara tambahan (-)


Rhonki Wheezing
- - - -
- - - -
- - - -

14. Abdomen
I : dinding perut tampak datar
A : bising usus normal
P : supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, pembesaran lien (-)
P : timpani seluruh lapang perut, nyeri ketok abdomen (-)
15. Sistem Collumna Vertebralis :
I : deformitas (-), skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
P : nyeri tekan (-)
16. Ektremitas:
7

Atas : HKM, Edema (-/-), parese dextra (+)


Bawah : HKM, Edema (-/-), parese dextra (+)
17. Sistem genetalia : Tidak dievaluasi
Status Psikis
i. Cara berpikir : Sulit dievaluasi
ii. Perasaan hati : Sulit dievaluasi
iii. Tingkah Laku : Menurun
iv. Ingatan : Sulit dievaluasi
v. Kecerdasan : Sulit dievaluasi
Status Neurologi
1. Kepala
Bentuk : Normosefal
Nyeri tekan : Sulit dievaluasi
Simetris : Simetris
Mata ( Pupil ) : Bentuk bulat isokor,
ukuran 3mm/ 3mm
Reflek Cahaya :+/+
2. Leher
Sikap : Tegak, lurus
Pergerakan : Bebas
Meningeal Sign : Kaku kuduk ( - ) Kernig sign (-), Laseque (-), Brudzinski
I/ II (-)
3. Nervus Kranial
Nevus I : Pembauan (SDE)
Nervus II : Visus (SDE), konfrontasi (SDE), pemeriksaan buta warna
(SDE), funduskopi (tidak dilakukan)
Nervus III : Pupil bulat isokor, diameter 3mm/3mm, Reflek cahaya
(+/+), ptosis (-), konvergensi (SDE), gerak bola mata (SDE)
Nervus IV : Gerak bola mata (SDE)
Nervus V : Rangsangan nyeri suhu raba (SDE), gerak mengunyah
(SDE), reflek kornea (SDE), reflek maseter (SDE)
Nervus VI : Gerak bola mata (SDE)
8

Nervus VII : Pengecapan 2/3 anterior lidah (SDE), otot gerak wajah
(SDE), sekresi kelenjar lakrimalis (SDE)
Nervus VIII : Rinne (tidak dilakukan), webber (tidak dilakukan),
swabach (tidak dilakukan), reflek vestibulospinal (SDE),
reflek vestibulookular (SDE), nistagmus (SDE)
Nervus IX : Pengecapan 1/3 posterior (SDE), deviasi uvula dan arkus
faring (SDE)
Nervus X : Reflek muntah/batuk (SDE)
Nervus XI : m. trapezius (SDE), m. sternocleidomastoid (SDE)
Nervus XII : Deviasi lidah (SDE) Atrofi lidah (SDE) Fasikulasi lidah
(SDE)
4. Anggota Gerak
Motorik : Kesan lateralisasi dextra
Motorik Superior Inferior

Gerak N/menurun N/menurun

Kekuatan Kesan lateralisasi ke Kesan lateralisasi ke


sinistra sinistra

Tonus N/N N/N

Trofi E/E E/E

Reflek Fisiologis BPR+/+ APR+/+

TPR +/+ KPR+/+

Reflek patologis Hoffman -/- Babinski -/-

Tromner -/- Chaddock -/-

Openheim -/-

Gonda -/-

Gordon -/-

Schaefer -/-
9

Klonus -/-

Sensorik
Sensorik Superior Inferior

Tekan SDE SDE

Raba SDE SDE

Nyeri SDE SDE

5. Gerakan-Gerakan Abnormal
Tremor :-
Athetose :-
Mioklonik :-
Khorea :-
6. Alat Vegetatif
Miksi : Inkontinensi (-), Retensi (-)
Defekasi : Inkontinesi (-), Retensi (-)

2.4. Perhitungan Score


Siriraj Score
(2,5 x S) + (2 x M) + (2 x N) + (0,1 x D) – (3 x A) – 12
(2,5 x 1) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 95) – (3 x 0) – 12
2,5 + 2 + 2 + 9,5 – 0 – 12
4 (CVA Bleeding)
10

Skor Gajah Mada

Penurunan kesadaran + Nyeri kepala = Stroke Perdarahan


Skor Hasanuddin

Skor Hasanuddin = 1 + 6,5 + 7,5 + 10 + 10 = 35 (Stroke Hemorragik)


2.5. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah Lengkap dan Elektrolit (07/01/2024)
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai
11

rujukan

Hematologi lengkap

Hemogloibin 12.0 gr/dL 11,7 – 15,5

Eritrosit 4,25 Juta/uL 3,8 – 5,2

Leukosit 9,3 Ribu/uL 3,6 – 11,0

Trombosit 295 Ribu/mm3 150-440

MPV 6,5 fL 7,2 – 11,1

Hematokrit 34,3 % 35 – 47

Index Eritrosit

MCV 80,6 Fl 70 – 96

MCH 28,1 Pg 26 – 34

MCHC 34,9 % 30 – 36

RDW-CV 12,7 % 11,5 – 14,5

Hitung Jenis Leukosit

Basofil 1,0 % 0–1

Neutrofil 82,6 % 40 – 70

Limfosit 8,3 % 22 – 40

Eosinofil 0,6 % 2– 4

Monosit 7,3 % 4–8

Klinik

Natrium 143 mmol/L 137 – 150

Kalium 3,85 mmol/L 3,5 – 5,0

Fungsi Ginjal

Blood Urea Nitrogen 31 mg/Dl 4,6 – 23

Kreatinin 1,01 mg/dL 0,45 – 0,75

2. Foto Thorax
12

Hasil foto thorax didapatkan kesan aorta elongasi ringan, kalsifikasi di


arcus aorta, cor dan pulmo normal.

3. CT Scan Kepala
13

Hasil CT Scan didapatkan gambaran ICH di parietal dextra dengan volume


61,4 cc disertai ischemia jaringan disekitarnya, kesan SAH parietal dextra
dan sinistra, IVH di ventrikel lateral dextra dan sinistra.

2.6. Resume
Pasien datang ke RSUD dengan keluhan mengalami penurunan
kesadaran secara tiba – tiba sejak 3 hari yang lalu Ketika sedang di sawah.
Sebelum penurunan kesadaran pasien merasa pusing hebat dan muntah. Pasien
datang dengan GCS E2 V2 M4, dengan TD : 140/90 mmHg Nadi : 68 x/menit
RR : 20 x/menit Suhu : 36 oC. Pemeriksaan motorik didapatkan kesan
lateralisasi sinistra. Reflex fisiologis dan reflex patologis dalam batas normal.
Status psikis meliputi cara berpikir, perasaan hati, ingatan, dan kecerdasan
sulit dievaluasi karena pasien memiliki GC5 E2 V2 M4. Status psikis
mengenai tingkah laku mengalami penurunan. Hasil dari pemeriksaan darah
lengkap didapatkan hasil MPV menurun, hematokrit menurun, neutrofil
meningkat, eosinofil menurun, limfosit menurun dengan fungsi ginjal
memiliki nilai yang baik. Hasil CT Scan didapatkan gambaran ICH di parietal
14

dextra dengan volume 61,4 cc disertai ischemia jaringan disekitarnya, kesan


SAH parietal dextra dan sinistra, IVH di ventrikel lateral dextra dan sinistra.
Hasil foto thorax didapatkan kesan aorta elongasi ringan, kalsifikasi di arcus
aorta, cor dan pulmo normal.
2.7 Diagnosa Kerja
Diagnosa klinis : Penurunan kesadaran + Hipertensi + Cephalgia + Kesan
lateralisasi sinistra
Diagnosa etiologi : Perdarahan Intra cerebral + Perdarahan Intra Ventrikel +
Perdarahan Sub arachnoid
Diagnosa topis : Kortikal
2.8 Penatalaksanaan

● Non farmakologi :
Bed rest
Head up 30o
Pasang Nasogastric tube (NGT) dan DC (Dower Cateter)
● Farmakologi:
IVFD RL 14 tpm
Inj. Piracetam 3 x 3 g
Inj. Citicolin 2 x 250 mg
Inj. Asam Traneksamat 3 x 1 gram
Aterovastatin 1x40
Mecobalamin 3x500
Diet Entrasol 5 x 100 cc

2.9 SOAP

Hari
S O A P
Tanggal

Kamis- Diagnosa - Non farmakologi :


● Penurunan ● KU: tampak lemah
Jumat, klinis :
26-27 kesadaran Hipertensi + Bed rest
Septemb ● GCS: 215 Hemiparese
Pasang NGT dan DC
er 2019 dextra +
Cephalgia + - Farmakologi:
(08.31) ● VS :
Perdarahan
cerebrovaskul IVFD RL + Neurosanbe
TD: 185/103 mmHg
ar 5000 2 fl/hari
(ICU) HR:69x/mnt
Inj. Asam traneksamat 3 x

Diagnosa
15

RR: 18x/mnt etiologi : 1 gr


Perdarahan
T: 36oC Intra Serebral Inj. Citicolin 2 x 250 mg

SpO2 : 99 % nasal Inj. Paracetamiol 3 x 500


mg
● Mata : Pupil bulat isokor 2mm/2mm, Diagnosa
topis: Kortikal Inj. Manitol 20% 4 x 125
cc
RC +/+
Inj. Nicardipin 2 mg/jam
● MS : KK -, L -, K -, Brudz I/II –
Diet Entrasol 5 x 100 cc

● N. Cranialis (N.I-XII) : SDE

● Motorik : Kesan lateralisasi dextra

Gerakan N/N N/N

Kekuatan 2/5 2/5

Tonus N/N N/N

Trofi E/E E/E

Klonus -/- -/-

● RF (+)

● RP (-)

● Sensitibilitas : Hipestesi -, parestesi –

● Vegetatif

DC +

Retensi urin/alvi -/-

Inkontinensia urin/alvi -/-

Sabtu, 28 Diagnosa - Non farmakologi :


● Kelemahan ● KU : tampak lemah
Septemb klinis :
er 2019 ekstremitas Hipertensi + Bed rest
kanan ● GCS : 315 Hemiparese
Pasang NGT dan DC
dextra +
● Cairan Perdarahan
● VS : - Farmakologi:
coklat di cerebrovaskul
bibir (+) IVFD RL + Neurosanbe
16

TD : 172/70 mmHg ar 5000 2 fl/hari


● Pusing (+)
HR : 100x/mnt Inj. Asam traneksamat 3 x
● Pelo (+) 1 gr
RR : 24x/mnt Diagnosa
etiologi : Inj. Citicolin 2 x 250 mg
● Nyeri T : 37,9oC Perdarahan
Intra Serebral Inj. Paracetamiol 3 x 500
kepala (-) ● Mata : Pupil bulat isokor 2mm/2mm, mg

Inj. Manitol 20% 4 x 125


● Muntah (-) RC +/+
Diagnosa cc
topis: Kortikal
● MS : KK -, L -, K -, Brudz I/II – PO. Lisinopril 1 x 10 mg
● Mual (-)
PO. Dilitazem 3 x 60 mg
● N. Cranialis (N.I-XII) : SDE
● Sesak (-)
Diet Entrasol 5 x 100 cc
● Motorik : Kesan Lateralisasi Dextra

Gerakan N/N N/N

Kekuatan 2/5 2/5

Tonus N/N N/N

Trofi E/E E/E

Klonus -/- -/-

● RF (+)

● RP (-)

● Sensitibilitas : Hipestesi -, parestesi –

● Vegetatif

DC +

Retensi urin/alvi -/-

Inkontinensia urin/alvi -/-

Minggu, Diagnosa - Non farmakologi :


● Kelemahan ● KU: tampak lemah
29 klinis :
Septemb ekstremitas Hipertensi + Bed rest
er 2019 kanan ● GCS: 315 Hemiparese
Pasang NGT dan DC
dextra +
Perdarahan
17

cerebrovaskul - Farmakologi:
● Pusing (+) ● VS :
ar
IVFD RL + Neurosanbe
TD: 165/92 mmHg 5000 2 fl/hari
● Demam (+)
HR:92x/mnt Diagnosa Inj. Asam traneksamat 3 x
● Pelo (+) etiologi : 1 gr
RR: 20x/mnt
Perdarahan
Intra Serebral Inj. Citicolin 2 x 250 mg
● Nyeri T: 38oC
Inj. Paracetamiol 3 x 500
kepala (-) ● Mata : Pupil bulat isokor 2mm/2mm, mg
Diagnosa
RC +/+ topis: Kortikal Inj. Manitol 20% 4 x 125
● Muntah (-)
cc
● MS : KK -, L -, K -, Brudz I/II – PO. Lisinopril 1 x 10 mg
● Mual (-)
PO. Dilitazem 3 x 60 mg
● N. Cranialis (N.I-XII) : SDE
● Sesak (-)
Diet Entrasol 5 x 100 cc
● Motorik : Kesan Lateralisasi Dextra

Gerakan N/N N/N

Kekuatan 2/5 2/5

Tonus N/N N/N

Trofi E/E E/E

Klonus -/- -/-

● RF (+)

● RP (-)

● Sensitibilitas : Hipestesi -, parestesi –

● Vegetatif

DC +

Retensi urin/alvi -/-

Inkontinensia urin/alvi -/-

Senin, 30 Diagnosa - Non farmakologi :


● Kelemahan ● KU: tampak lemah
Septemb klinis :
er 2019 ekstremitas Hipertensi + Bed rest
kanan Hemiparese
18

dextra + Pasang NGT dan DC


● Pusing (+) ● GCS: 315
Perdarahan
cerebrovaskul - Farmakologi:
● Pelo (+) ● VS : ar
IVFD RL + Neurosanbe
5000 2 fl/hari
TD: 145/80 mmHg
● Demam (-)
Diagnosa Inj. Asam traneksamat 3 x
HR: 90x/mnt
etiologi : 1 gr
● Nyeri
RR: 20x/mnt Perdarahan
Inj. Citicolin 2 x 250 mg
Intra Serebral
kepala (-) T: 37 C o
Inj. Paracetamiol 3 x 500
mg
● Muntah (-) ● Mata : Pupil bulat isokor 2mm/2mm,
Diagnosa
Inj. Manitol 20% 4 x 125
topis: Kortikal
● Mual (-) RC +/+ cc

PO. Lisinopril 1 x 10 mg
● MS : KK -, L -, K -, Brudz I/II –
● Sesak (-)
PO. Dilitazem 3 x 60 mg
● N. Cranialis (N.I-XII) : SDE
Diet Entrasol 5 x 100 cc

● Motorik : Kesan Lateralisasi Dextra

Gerakan N/N N/N

Kekuatan 2/5 2/5

Tonus N/N N/N

Trofi E/E E/E

Klonus -/- -/-

● RF (+)

● RP (-)

● Sensitibilitas : Hipestesi -, parestesi –

● Vegetatif

DC +

Retensi urin/alvi -/-

Inkontinensia urin/alvi -/-

Selasa, 1 Diagnosa - Non farmakologi :


● Kelemahan ● KU: tampak lemah
19

Oktober ekstremitas klinis :


● GCS: 315
2019 kanan Hipertensi +
Hemiparese Bed rest
● Pusing (+) ● VS : dextra +
Perdarahan Pasang NGT dan DC
TD : 112/99 mmHg cerebrovaskul
● Pelo (+) - Farmakologi:
ar
HR : 92x/mnt IVFD RL + Neurosanbe
● Demam (-) 5000 2 fl/hari
RR: 20x/mnt
Diagnosa
Inj. Asam traneksamat 3 x
T: 38oC etiologi :
● Nyeri 1 gr
Perdarahan
● Mata : Pupil bulat isokor 2mm/2mm, Intra Serebral Inj. Citicolin 2 x 250 mg
kepala (-)

RC +/+ Inj. Paracetamiol 3 x 500


● Muntah (-)
mg
Diagnosa
● MS : KK -, L -, K -, Brudz I/II – topis: Kortikal Inj. Manitol 20% 4 x 125
● Mual (-)
cc
● N. Cranialis (N.I-XII) : SDE
● Sesak (-) PO. Lisinopril 1 x 10 mg

● Motorik : Kesan Lateralisasi Dextra PO. Dilitazem 3 x 60 mg

Diet Entrasol 5 x 100 cc


Gerakan N/N N/N

Kekuatan 2/5 2/5

Tonus N/N N/N

Trofi E/E E/E

Klonus -/- -/-

● RF (+)

● RP (-)

● Sensitibilitas : Hipestesi -, parestesi –

● Vegetatif

DC +

Retensi urin/alvi -/-

Inkontinensia urin/alvi -/-

Rabu, 2 Diagnosa - Non farmakologi :


● Kelemahan ● KU: tampak lemah
20

Oktober ekstremitas klinis :


● GCS: 314
2019 kanan (+) Hipertensi +
Hemiparese Pro KRS
● Pelo (+) ● VS : dextra +
Perdarahan Bed rest
TD: 146/96 mmHg cerebrovaskul
● Pusing (-) Jangan diposisikan duduk
ar
dulu
HR: 86x/mnt
● Demam (-) Sabtu kontrol DPJP
RR: 20x/mnt
Diagnosa
T: 36,8oC etiologi :
● Nyeri
Perdarahan
● Mata : Pupil bulat isokor 2mm/2mm, Intra Serebral
kepala (-)

RC +/+
● Muntah (-)
Diagnosa
● MS : KK -, L -, K -, Brudz I/II – topis: Kortikal
● Mual (-)

● N. Cranialis (N.I-XII) : SDE


Sesak (-)

● Motorik : Kesan Lateralisasi Dextra

Gerakan N/N N/N

Kekuatan 2/5 2/5

Tonus N/N N/N

Trofi E/E E/E

Klonus -/- -/-

● RF (+)

● RP (-)

● Sensitibilitas : Hipestesi -, parestesi –

● Vegetatif

DC +

Retensi urin/alvi -/+

Inkontinensia urin/alvi -/-


21

2.10 PROGNOSIS
Skor ICH untuk memprediksi klinis kematian dalam 30 hari perawatan :

0 + 0 +1 + 0 + 0 = 1 (13 %
kematian dalam 30 hari)
22

Anda mungkin juga menyukai