Anda di halaman 1dari 6

Varises vena tungkai bawah adalah penyakit yang dikenal berhubungan dengan

kebiasaan hidup seseorang yang lebih banyak dalam posisi berdiri. Kejadian Varises vena

tungkai bawah meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Insiden tertinggi pada wanita

adalah usia 31-60 tahun sedangkan pada pria adalah usia 51-70 tahun. Menurut

kepustakaan disebutkan bahwa usia 15-60 termasuk dalam golongan usia produktif. [1,2]

Prevalensi Varises Vena Tungkai Bawah di Eropa sekitar 56 % dari penduduk


dewasa. Varises Vena Tungkai Bawah dapat terjadi pada pria dan wanita, namun wanita
lebih sering ditemukan dibanding pria. Pada tahun 2007 dilaporkan di Eropa dan Amerika
Serikat penderita Varises Vena Tungkai Bawah sebanyak 25-35 % pada wanita dan 15 %
pada pria. Pada data studi Framingham dilaporkan bahwa Varises Vena Tungkai Bawah
sebanyak 39,4/1000 pada pria dan 51,9/1000 pada wanita. Angka ini mungkin lebih rendah
pada penduduk Asia, namun angka statistik yang pasti khususnya untuk Indonesia belum
ada.[1,2]
Dewasa ini Varises Vena Tungkai Bawah mulai mendapat perhatian masyarakat
karena dapat menimbulkan problem kosmetik yang mengganggu penampilan. Selain itu
penderita juga menunjukkan adanya keluhan atau gejala yang mengganggu mulai dari rasa
berat pada tungkai, rasa nyeri/sensasi terbakar, kejang otot betis serta pembengkaan ringan
pada kaki. Pada kasus berat dapat terjadi edem tungkai permanen disertai pigmentasi,
ulserasi, dan selulitis kambuhan. Keadaan ini menyebabkan ketidaknyamanan pada banyak
penderita. Berdasarkan berbagai penelitian plebologi di Yunani, hal ini berdampak sosial
ekonomi akibat adanya penurunan produktivitas individu yang menderita, adanya
penarikan diri serta kebutuhan perawatan medis yang terus-menerus dan menimbulkan
masalah dalam keluarga.[1,2]
Banyak faktor, baik endogen maupun eksogen yang diduga berperan dan dapat
mempengaruhi timbulnya Varises Vena Tungkai Bawah. Beberapa diantaranya yaitu usia,
ras, faktor keturunan/riwayat keluarga, faktor berdiri lama, overweight/obesitas,
multiparitas kehamilan, faktor hormonal (pubertas, menopause, atau penggunaan obat
kontrasepsi), merokok, serta konsumsi alkohol.[1]
Pembuluh vena memiliki dinding yang lebih tipis dibandingkan dengan arteri,
berfungsi untuk mengalirkan darah kembali ke jantung dengan bantuan kontraksi otot-otot
skelet ekstremitas, dan dengan berfungsinya katup agar tidak terjadi refluks. Refluks atau
aliran balik vena dapat disebabkan oleh katup-katup vena yang tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Walaupun kelainan vena kronis pada ekstremitas tidak mengancam
jiwa, tetapi dapat menimbulkan morbiditas yang memerlukan penanganan yang tepat. [2,3]
Dari dulu sampai sekarang para ahli tiada henti-hentinya mencoba menangani
varises dan komplikasinya. Perdarahan spontan jarang terjadi, biasanya ada trauma ringan,
dan ini akan menyebabkan pasien datang berobat. Kemajuan yang besar telah dicapai
mengenai terapi, dan pengetahuan yang mendasar dihimpun melalui anatomi, etiologi,
patologi, dan patofisiologi. Varises dan komplikasinya jarang sekali menyebabkan
kematian, betapapun besar dan banyaknya keluhan yang diderita pasien. Karena itu
kesalahan yang berakibat fatal harus dicegah.[2,3]
BAB II
LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien


Nama : Lasaini
No. RM : 823711
Usia : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jl. lapija No27.Kabupaten Wajo
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Masuk RS : 10 desember 2017
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SMA

2.2 Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis ruangan Lontara 2 Bawah Depan Rs Wahidin
Sudirohusodo pada hari Selasa,6desember 2017 jam 15.30 WITA.

1) Keluhan Utama
Nyeri pada betis sebelah kanan

2) Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke rumah sakitdengan keluhan nyeri pada betis sebelah kanan
sejak5 tahun yang lalu. Nyeri dirasakan ketika pasien berdiri lama lebih dari 15 menit.
Nyeri semakin lama semakin berat, bersifat tajam, hilang timbul, dan nyeri berkurang
saat kaki pasien ditinggikan.Pasien juga merasakan bahwa kakinya terasa cepat lelah dan
berat, terutama pada saat berdiri lama. Kemudian, pasien juga mengeluh rasa kesemutan
dan kram pada kaki bagian tapak kaki yang dialami sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien juga mengeluh kakinya mengalami benjolan dibagian betis belakang
sebelah kirisejak 2 tahun yang lalu. Awalnya penonjolan hanya kecil. Namun, pada tahun
kedua, penonjolan semakin membesar dan berkelok-kelok .Selama 2 tahun terakhir
pasien tidak pernah berobat ke dokter maupun mengkomsumsi obat-obatan seperti obat
warung dan herbal,riwayat edema pada tungkai bawah tidak ada , Riwayat perubahan
warna kulit tidak ada, Riwayat penurunan nafsu makan turun dan penurunan berat badat
tidak ada ,Riwayat demam tidak ada.

3) Riwayat Penyakit Keluarga


Salah satu anggota keluarga pasien (ibu kandung) memiliki keluhan yang sama
usia 62 tahun namun tidak dioperasi.

4) Riwayat Masa Lampau


 Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat kencing manis (DM tipe 2) disangkal
- Riwayat darah tinggi (hipertensi)disangkal
- Riwayat alergi obat-obatan disangkal
- Riwayat varises sebelumnya disangkal
 Riwayat kebiasaan
Sehari-hari pasien bekerja sebagai pedagang di pasar sambil berdiri lama dalam
melayani pelanggan. Pasien juga jarang berolahraga dan sering makan-makanan yang
gurih dan manis.Pasienmerokok dengan satu bungkus perhari, Pasien juga tidak
pernah mengonsumsi alkohol.
 Riwayat pengobatan
Riwayat pengobatan disangkal
 Riwayat Trauma
Riwayat trauma disangkal
 Riwayat Operasi
Riwayat operasi disangkal

5) Tinjauan Sistem
 Sistem saraf : Kaki kesemutan (+), nyeri kepala (-), kejang (-), kelemahan motorik (-)
 Sistem kardiovaskular : nyeri dada (-), perasaan berdebar-debar (-)
 Sistem pernapasan : batuk (-), pilek (-), sesak (-)
 Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), kembung (-), diare (-), nyeri perut (-),
BAB normal
 Sistem urogenital : nyeri saat berkemih (-), BAK terganggu (-)
 Sistem intergumen : bercak-bercak kemerahan (-), gatal-gatal (-)
 Sistem muskuloskeletal : nyeri pada dorsum pedis dextra dan sinistra (+), kaki cepat
 pegal, terasa berat

2.3 Status Praesens


2.3.1 Survei Primer
 Airway (Jalan Napas) : Paten
 Breath (Pernapasan) : Bicara normal, tidak ada retraksi otot napas
 Circulation (Sirkulasi) : Nadi kuat, akral hangat
 Disability (Kecacatan) : GCS 15 (E4 M6 V5), kooperatif

2.3.2 Survei Sekunder: Status Generalis


Keadaan Umum
Kesadaran :Compos mentis
Kesan sakit :Tampak sakit sedang
Kesan gizi :Obesitas
Habitus :Atletikus (mesomorf)
Perkiraan usia :Tampak sesuai dengan usia sebenarnya
Cara berjalan :Antalgic gait (+)
Cara berbaring / duduk :Aktif
Penampilan :Sesuai usia, masih memperhatikan penampilan
Sikap pasien :kooperatif
Kelainan yang tampak :lemah (+), pucat (-), sianotik (-), ikterik (-), dispnoe (-),
edema (-), dehidrasi (-), kejang (-), korea (-), atetosis (-),
tremor (-)

Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah :130 / 80 mmHg
Denyut Nadi :Frekuensi: 80 kali / menit, isi cukup, teratur, ekual
Suhu :36,5oC
Pernapasan :18 kali / menit, teratur, tipe abdomino-torakal
Data Antropometri
Berat badan :98 kg
Tinggi badan :168 cm
IMT : 34,72
Kepala :Normocephali, deformitas (-)
Wajah :Simetris kanan & kiri, pucat (-), kemerahan (-), sianotik
(-), ikterik (-)
Rambut :warna hitam, distribusi merata, tak mudah dicabut
Leher
Gerak :keterbatasan gerak leher (-)
Kelenjar limfe :tak teraba membesar kanan & kiri
Kelenjar tiroid :tak teraba membesar kanan & kiri
Arteri karotis :(+) / (+)
Vena jugularis eksterna : JVP 5 + 2 cmH2O
Trakea :simetris, tracheal tug (-)

Anda mungkin juga menyukai