Anda di halaman 1dari 8

1. Apakah etiologi terjadinya penyakit sindrom uremik?

2. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit sindrom uremik?


3. Bagaimana patofisiologi terjadinya penyakit sindrom uremik?
4. Apakah komplikasi dan prognosis dari penyakit sindrom uremik?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang atau diagnostik pada klien dengan sindrom
uremik?
6. Bagaimana penatalaksanaan penyakit sindrom uremik?
7. Bagaimana pencegahan yang tepat untuk menghindari terjadinya sindrom
uremik?
8. Bagaimana asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan penyakit sindrom
uremik?

1.1 Tujuan Penulisan


1.1.1 Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui definisi dari penyakit sindrom uremik
2. Untuk mengetahui epidemilogi kejadian penyakit sindrom uremik
3. Untuk mengetahui etiologi yang menyebabkan penyakit sindrom uremik
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit sindrom uremik
5. Untuk mengetahui patofisiologi dan clinical pathway penyakit sindrom uremik
6. Untuk mengetahui komplikasi dan prognosis dari penyakit sindrom uremik
7. Untuk mengetahui penatalaksaan yang tepat untuk klien dengan sindrom
uremik
8. Untuk mengetahui cara pencegahan yang tepat terjadinya panyakit sindrom
uremik.
1.1.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui konsep dasar penyakit sindrom uremik sehingga dapat
dengan mudah melakukan asuhan keperawatan bagi klien dengan penyakit sindrom
uremik secara tepat dan sesuai standar asuhan keperawatan.

1.2 Manfaat Penulisan


1. Dapat mengetahui definisi penyakit sindrom uremik secara komprehensif
2. Dapat mengetahui epidemilogi penyakit sindrom uremik
3. Dapat mengetahui etiologi penyakit sindrom uremik
4. Dapat mengetahui manifestasi klinis yang muncul pada klien dengan sindrom
uremik
5. Dapat mengetahui patofisiologi dan clinical pathway dari penyakit sindrom uremik
6. Dapat mengetahui komplikasi dan prognosis yang akan muncul pada klien dengan
penyakit sindrom uremik
7. Dapat mengetahui pemeriksaan penunjang atau diagnostik pada klien dengan
penyakit sindrom uremik
8. Dapat mengetahui penatalaksanaan yang tepat pada klien dengan penyakit sindrom
uremik
9. Dapat mengetahui cara pencegahan terjadinya penyakit sindrom uremik
10. Dapat mengetahui asuhan keperawatan yang tepat bagi klien dengan penyakit
sindrom uremik.

1.3 Implikasi dalam Keperawatan


Perawat diharapkan mampu untuk melakukan tindakan asuhan keperawatan pada
klien dengan penyakit sindrom uremik dengan cepat, tepat dan efektif sesuai dengan
standar operasional prosedur. Dengan penegtahuan ini akan membantu perawat dalam
melakukan tindakan mandiri maupun kolaboratif secara tepat untuk melakukan
penatalaksanaan klien dengan penyakit sindrom uremik. Pengalaman dan keterampilan
seorang perawat juga diperlukan dalam melakukan pengkajian dasar pada pasien
.Seorang perawat juga dituntut untuk mampu memberikan layanan asuhan
keperawatannya secara prima, baik itu kepada pasien maupun kepada keluarga pasien.
Seorang perawat yang mampu memberikan layanan asuhan keperawatannya dengan
tepat dan baik mulai dari pengkajian, mendiagosa, memberikan intervensi dan
implementasi serta evaluasi, maka dapat mempertahankan kondisi kesehatan pasien dan
mempercepat kesembuhannya.Layanan asuhan keperawatan yang diberikan mulai dari
pengkajian hingga evaluasi, didalamnya terdapat pemeriksaan fisik yang menjadi
indikator penting dalam mengevaluasi keadaan fisik pasien dengan masalah kesehatan
sindrom uremik.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Uremia merupakan suatu kondisi sindroma klinis yang disebabkan oleh adanya
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, hormon, dan metabolisme tubuh yang terjadi dan
berkembang secara paralel akibat adanya penurunan atau gangguan fungsi gnjal. Pada penderita
dengan gangguan gagal ginjal kronis yang mencapai stadium akhir sering kali berkembang
menjadi sindroma uremik. Kondisi sindrom uremik ini dikatakan dialami oleh penderita apabila
kadar ureum dalam darah mencapai atau lebih dari 50 mg/dl.
Sindrom uremia merupakan suatu penyimpangan biokimia dalam tubuh yang pada
umumnya ditandai dengan kondisi azotemia, asidosis metabolik, hiperkalemia, pengaturan dan
pengendalian keseimbangan volume cairan yang buruk, hipokalsemia, anemia berat dan
hipertensi. Sindroma uremik merupakan kondisi dimana terjadi penurunan GFR kurang dari 10-
15 ml/menit.

2.2 Epidemilogi
Sindrom uremik terjadi seiring dengan jumlah penderita penyakit gangguan fungsi ginjal
seperti gagal ginjal baik akut maupun kronik. Jumlah pasien yang menderita penyakit sindrom
uremik hampir seimbang atau sama dengan kejadian penderita penyakit gagal ginjal, dimana
pasien yang mengalami gagal ginjal cenderung mengalami sindrom manifestasi klinis yang
dinamakan dengan sindrom uremik ini. menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan
bahwa pada tahun 2013 jumlah pasien dengan sindrom uremik mengalami peningkatan hingga
50 % dari tahun sebelumnya(Depkes, 2016).
Berdasarkan pusat data dan informasi rumah sakit seluruh indonesia mengatakan bahwa
jumlah penyakit ginjal kronik stadium akhir menjadi sindroma uremik diperkirakan sekitar 50
orang per satu juta penduduk, 60 % persennya menunjukkan penderita dengan usia dewasa dan
usia lanjut. Di Indonesia sendiri telah mencapai 350 per satu juta penduduk. Saat ini telah ada
70000 orang penderita dengan gagal ginjal yang menjalani terapi hemodialisis.
2.3 Etiologi
Pada penyakit ginjal kronis terjadi kerusakan regional glomerulus dan penurunan LFG
terhadap pengaturan cairan tubuh, keseimbangan asam basa, keseimbangan elektrolit, sistem
hematopoesisi dan hemodinamik, fungsi ekskresi dan fungsi metabolik endokrin. Sehingga
mnyebabkan munculnya beberapa gejala klinis secara bersamaan, disebut sebagai sindrom
uremia (Suwitra, 2006).
Penyebab dari uremia dapat dibagi menjadi tiga, yaitu prarenal, renal dan post renal. Uremia
prerenal disebabkan oleh gagalnya mekanisme sebelum filtrasi glomerulus. Mekanisme tersebut
meliputi penurunan aliran darah ke ginjal (syok, dehidrasi dan kehilangan darah) dan
peningkatan katabolisme protein. Uremia renal terjadi akibat gagal ginjal apabila fungsi ginjal
menurun dengan cepat yang dapat menyebabkan gngguan ekskresi urea sehingga urea akan
tertahan di dalam darah menyebabkan intoksikasi oleh urea dalam konsentrasi tinggi yang
disebut uremia. Sedangkan uremia postrenal terjadi oleh obstruksi saluran urinari dibawah ureter
(vesica urinaria atau urethra) yang dapat menghambat ekskresi urin. Obstruksi dapat berupa batu/
kristaluria, tumor serta peradangan.

2.4 Manifestasi Klinis


Pasien dengan gangguan sindrom uremia akan mengalami atau menunjukkan tanda dan
gejala berupa:
1. Sistem Kardiovaskuler
Konsentrasi darah yang pekat akibat penumpukan elektrolit dalam darah menimbulkan
perpindahan cairan di ekstra vaskuler kedalam intravaskuler, kondisi ini menyebabkan
terjadinya peningkatan cairan dan elektrolit dalam darah secara sistemik. Seluruh sirkulasi
tubuh mengalami gangguan sirkulasi akibat kondisi ini, tidak terkecuali dengan di jantung,
akibatkan pembuluh darah di jantung mengalami peningkatan vaskuler, peningkatan tekanan
darah, penurunan kontraksi jantung, sehingga jantung menjadi kongestif dan berpotensi
menimbulkan gagal jantung.
2. Sistem Pernafasan
Gangguan biokimia ini mengakibatkan tubuh mengalami asidosis metabolik. Pada
kondisi ini terjadi peningkatan asam bikarbonat, sehingga tubuh mengkompensasi dengan
meningkatkan pernafasan (hiperventilasi) dengan tujuan meningkatkan ekskresi karbon
dioksida dalam tubuh.
3. Sistem Gastrointestinal
Pasien yang menderita sindrom uremi akan mengalami mual muntah, anoreksia, adanya
rasa kecap logam pada mulut, pernafasan yang berbau amonia, serta adanya peradangan
hingga perdarahan pada gastrointestinal akibat peningkatan uremia yang mempengaruhi
adhesi platelet yang berkepanjangan pada saluran atau sistem pencernaan.
4. Sistem neurologi
Peningkatan uremia dalam darah diseluruh tubuh dapat menembus hingga kelapisan otak,
kondisi ini menyebabkan ensepalopati. Kondisi ensepalopati yang terjadi dimanifestasikan
dengan kelelahan yang berlebihan, malaise, sakit kepala,polineuritis, kejang, perubahan
status mental penderita, pingsan hingga bahkan koma.
5. Sistem Hematologi
Sindrom uremia akan menyebabkan terjadinya anemia normasitik dan normokromik.
Kondisi ini disebabkan oleh adanya penurunan pembentukan sel darah merah akibat kondisi
peningkatan urea dalam darah dan juga ginjal menyebabkan penyebabkan gangguan pada
aktivitas pembuatan hormaon eritropietin (Brunner & Suddarth, 2005).
6. Sistem Dermatologi
Sindroma uremik akan mengakibatkan penimbunan pigmen urin yaitu terutama urokrom
bersama dengan terjadinya anemia pada insufisiensi ginjal lanjut akan menyebabkan kulit
penderita seakan-akan berlilin kekuning-kuningan. Selain itu, kulit akan menjadi kering dan
bersisir yang dinamakan dengan mengalami frost uremik pada permukaan kulit akibat
prningkatan kadar natrium.

2.5 Patofisiologi
Pada penyakit sindrom uremik ini diawali dengan adanya cedera sel-sel endotel ginjal
ataupun glomerulus yang disebabkan oleh infeksi virus, bakteri dn lain-lain, kerusakan jaringan
glomerulus itu sendiri, ataupun kerusakan dan gangguan fungsi saluran urin seperti uterer,
kandung kemih ataupun uretra. Kondisi tersebut akan berkembang secara paralel dengan
terjadinya fungsi ginjal atau bahkan mengalami gagal ginjal. Hilangnya fungsi ginjal tersebut
mengakibatkan terjadinya penurunan GFR terhadap pengaturan cairan tubuh, keseimbangan
asam basa, keseimbangan elektrolit dan juga fungsi metabolik. Kekacan fungsi pengaturan cairan
dan elektrolit inilah yang menyebabkan adanya zat atau elektrolit yang seharusnya tidak boleh
terdapat dalam darah menyebar keseluruh pembuluh darah, termasuk salah satunya urea yang
tertahan di dalam darah. Manifestasi ini dapat dikatakan sebagai sindrom uremik.
Sindrom uremik dapat menyebabkan intoksikasi oleh urea dalam konsentrasi tinggi. Hal ini
terjadi akibat gangguan biokimia dalam tubuh. Sindrom uremik dapat dengan mudah
mempelopori terjadinya perburukan kondisi tubuh yaitu mengalami perubahan keseimbangan
cairan akut, seperti diare, mual dan muntah, dehidrasi cepat, kelebihan beban sirkulasi, edema
serta komplikasi terjadinya gagal jantung kongestif (Brunner & Suddarth, 2005)

2.6 Komplikasi dan Prognosis


2.6.1 Komplikasi
a. Anemia Kronis
Kondisi peningkatan uremia atau sindrom uremia menyebabkan terjadinya penurunan
aktivitas eritropoietin dalam merangsang pembentukan sel darah merah, hal ini terjadi karena
fungsi ginjal khususnya kapiler peritubular mengalami tekanan atau gangguan dalam
memproduksi hormon eritropoietin. Akibatnya, jumlah sel darah merah berkurang termasuk
juga oksigen yang dibutuhkan tubuh sangat berkurang.
b. Trombositopenia
Peningkatan uremia dalam vaskuler juga berdampak pada penurunan trombosit. Kondisi ini
meningkatkan resiko terjadinya perdarahan diseluruh tubuh akibat tidak ada lagi kempuan
dalam melakukan pembekuan darah.
c. Resistensi insulin
Ketika sindrom uremia terjadi maka akan dikuti dengan penurunan filtrasi dalam ginjal,
sehingga kondisi ini mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit termasuk
juga kadar gula darah dalam tubuh. Pemberian insulin untuk membantu menurunkan kadar gula
darah dalam tubuh seakan tidak berdampak.
d. Hiperamonemia
Sindrom uremia ini berawal dari terjadinya kegagalan ginjal dalam melakukan fungsinya.
Kegagalan ginjal mengekskresikan ureum merangsang atau menyebabkan enzin usus urease
mengubah kelebih ureum tersebut menjadi amonia sehingga terjadilah hiperamonia dalam
tubuh.
2.6.2 Prognosis
Sindrom uremik ini berprognosis jelek apabila tidak segera mendapatkan penatalaksanaan
yang tepat dan sesuai karena kondisi ini didukung penuh oleh ketidakmampuan ginjal dalam
melakukan fungsinya secara optimal atau bahkan secara total. Terjadi kematian kemungkinan
terjadi secara cepat akibat komplikasi kondisi yang menyerang seluruh sistem organ tubuh.

2.7 Pemeriksaan Diagnostik


1. Pemeriksaan laboratorium
Tujuan pemeriksaan laboratorium yaitu memastikan dan menentukan derajat penurunan faal
ginjal (LFG), identifikasi etiologi dan menentukan perjalanan penyakit termasuk semua faktor
pemburuk faal ginjal.
a. Pemeriksaan faal ginjal (LFG)
Pemeriksaan ureum, kreatinin serum, dan asam urat serum sudah cukup memadai sebagai
uji saring untuk faal ginjal (LFG).
b. Etiologi gagal ginjal kronik (GGK)
Analisis urin rutin, mikrobiologi urin, kimia darah, elektrolit dan immodiagnosis.
c. Pemeriksaan laboratorium untuk perjalanan penyakit
Progesivitas penurunan faal ginjal, hemopoiesis, elektrolit, endoktrin, dan pemeriksaan
lain berdasarkan indikasi terutama faktor pemburuk faal ginjal (LFG).

2. Pemeriksaan BUN
Urea adalah produk akhir metabolisme protein dan asam amino yang mengandung nitrogen.
Pada penurunan fungsi ginjal kadar nitrogen urea darah (BUN) meningkat. Sehingga dengan
demikian peningkatan BUN akan menjadi salah satu ukuran atau tanda adanya gangguan fungsi
ginjal dalam mengeliminasi elektrolit tersebut.
3. Kreatinin Serum
Konsentrasi kreatinin dalam plasma relatif tetap dari hari ke hari. Konsentrasi normalnya
sekita 0,7 per 100 ml darah. Kadar yang yang lebih besar dari nilai normal diatas
mengisyaratkan adanya ganggun fungsi ginjal. Peningkatan kadar kreatinin dua kali lipat dari
nilai normal mengnindikasikan adanya penurunan fungsi ginjal sebasar 50%.
4. Urinalisis
Sampel dalam pememriksaan urin dilakukan untuk mengevaluasi adanya sel darah merah,
protein, glukosa, dan leukosit yang pada kondisi normal tidak terdapat dalam urin. Selain itu,
osmolalitas (berat jenis spesifik) dapat diukur dan harus menunjukkan besaran anatar 1,015
sampai dengan 1,025.

2.8 Penatalaksanaan
1. Tindakan konservatif
a. Pengaturan diet protein
Pembatasan asupan protein penting dalam pengobatan gagal ginjal kronik. Pembatasan
protein tidak hanya mengurangi kadar BUN dan mungkin juga hasil metabolisme protein
toksik yang belum diketahui, tetapi juga mengurangi asupan kalium, fosfat dan produksi ion
hidrogen yang berasal dari protein. Gejala seperti mual, muntah, dan letih mungkin dapat
membaik.
b. Pengaturan diet kalium
Penggunaan makanan dan obat-obatan yang tiggi kadar kaliumnya dapat menyebabkan
hiperkalemia. Hiperkalemia merupakan masalah pada gagl ginjal lanjut sehingga asupan
kalium harus dikurangu. Diet yang dianjurkan adalah 40-80 mEq/hari.
c. Pengaturan diet natrium dan cairan

Anda mungkin juga menyukai