Anda di halaman 1dari 28

BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL

VERTIGO (BPPV)
(4A)
DEFINISI
• BPPV atau vertigo postural/kupulolitiasis, merupakan
gangguan keseimbangan perifer.
• Didefiniskan sebagai gangguan yang terjadi di telinga
dalam dengan dengan tipikal nistagmu vertical atau
horizontal yang dicetuskan oleh perubahan posisi
kepala. Terdapat masa laten sebelum timbul
nistagmus, fenomena kelelahan (fatigue), dan lama
nistagmus terbatas < 30 detik.
ETIOLOGI

 Pada sekitar 50% kasus, penyebabnya tidak


diketahui (idiopatik).
 Beberapa kasus BPPV dijumpai setelah mengalami
jejas atau trauma kepala atau leher
 Infeksi telinga tengah
 Proses degenerasi pada telinga dalam juga
merupakan penyebab BPPV sehingga insiden BPPV
meningkat dengan bertambahnya usia
PATOFISIOLOGI

► KUPULOLITIASIS
► KANALOLITIASIS
PATOFISIOLOGI

Kupulolitiasis Kanalolitiasis
• Debris yang berisi CaCO3 berasal dari • Otokonia tidak melekat pada kupula,
fragmen otokonia yang terlepas dari macula namun mengambang di dalam endolimfe
utrikulus dan sakulus yang berdegenerasi, kanalis semisirkularis posterior.
menempel pada pemukaan kupula kanalis Perubahan kepala -> otokonia bergerak
semisikularis posterior. ke posisi paling bawah, endolip akan
• Dengan adanya partikel ini maka kanalis bergerak menjauhi ampula dan
semisirkularis menjadi lebih sensitif terhadap merangsang n. ampularis.
gravitasi. Debris mempunyai massa -> • Ketika kepala direbahkan hingga posisi
perubahan kepala -> mengganggu perubahan supinasi, terjadi perubahan posisi sejauh
posisi canalis semisircularis -> vertigo. 90°. Setelah beberapa saat, gravitasi
Pergesaran otokonia ini memerlukan waktu menarik kanalit hingga posisi terendah.
dan ada masa laten sebelum terjadi nistagmus Hal ini menyebabkan endolimfa dalam
dan vertigo. kanalis semisirkularis menjauhi ampula
• Gerakan posisi kepala berulan -> sehingga terjadi defleksi kupula. Defleksi
menyebabkan otokonia terlepas masuk ke kupula ini menyebabkan terjadinya
endolmfe -> timbul fatigue -> nistagmus nistagmus.
menghilang/berkurang
Diagnosis
 Anamnesis : 6. Obat2an pencetus
1. Bentuk serangan : pusing vertigo : streptomisin,
berputar, rasa goyang atau gentamisin, kemoterapi
melayang
7. Tindakan tertentu :
2. Sifat serangan : periodik,
kontinyu, ringan atau berat temporal bone surgery
8. Penyakit yang
3. Faktor pencetus : perubahan
gerakan kepala atau posisi, diderita : DM, HT,
situasi ramai, emosional, Kelainan jantung
suara 9. Defisit Neurologis :
4. Gejala Otonom : mual,
Hemipestesi
muntah, keringat dingin
5. Adanya gangguan
pendengaran : Tinitus atau
tuli
GEJALA
KLINIS
Dix dan Hallpike mendeskripsikan tanda dan gejala BPPV sebagai berikut :
1) terdapat posisi kepala yang mencetuskan serangan;
2) nistagmus;
3) adanya masa laten;
4) lamanya serangan terbatas;
5) arah nistagmus berubah bila posisi kepala dikembalikan ke posisi awal;
6) adanya fenomena kelelahan/fatique nistagmus bila stimulus diulang
PEMERIKSAAN FISIK DAN
PENUNJANG

Tes Dix-Halpike Tes Side-laying


Tes Dix-Hallpike

 Untuk melakukanDix-Hallpike :
• Px duduk diujung bed dengan kepala menoleh 450.
• Dengan cepat pasien dibaringkan dengan kepala tetap miring 450 ke kanan

sampai kepala pasien menggantung 20-300 pada ujung meja pemeriksaan,
pertahankan 15 detik.

• Perhatikan adanya nistagmus dan vertigo “semakin pusing pak?”
• Ulangi prosedur 2-3x : lihat fatigue/habituasi/adaptasi
 .
Tes Sidelying
 Terdiri dari dua gerakan yaitu sidelying kanan yang menempatkan kepala pada
posisi di mana kanalis anterior kiri/kanalis posterior kanan pada bidang tegak
lurus garis horizontal dengan kanal posterior pada posisi paling bawah, dan perasat
sidelying kiri yang menempatkan kepala pada posisi dimana kanalis anterior kanan
dan kanalis posterior kiri pada bidang tegak lurus garis horizontal dengan kanal
posterior pada posisi paling bawah.

 Pasien duduk pada meja pemeriksaan dengan kaki menggantung di tepi meja ,
kepala ditegakkan ke sisi kanan, tunggu 40 detik sampai timbul respon abnormal.
Pasien kembali ke posisi duduk untuk untuk dilakukan perasat sidelying kiri,
 pasien secara cepat dijatuhkan ke sisi kiri dengan kepala ditolehkan 45 ke kanan.
0

Tunggu 40 detik sampai timbul respon abnormal.


Pemeriksa dapat mengidentifikasi jenis kanal yang terlibat dengan mencatat
arah fase cepat nistagmus yang abnormal dengan mata pasien menatap lurus
ke depan.
•Fase cepat ke atas, berputar ke kanan menunjukkan VPPJ pada kanalis
posterior kanan
•Fase cepat ke atas, berputar ke kiri menunjukkan VPPJ pada
kanalis posterior kiri
•Fase cepat ke bawah, berputar ke kanan menunjukkan VPPJ pada kanalis
anterior kanan.
•Fase cepat ke bawah, berputar ke kiri menunjukkan VPPJ pada
kanalis anterior kiri
Tatalaksana Simptomatik

Antihistamin Kalsium Antagonis


Dimenhidrinat : lama kerja obat 4 – 6 jam.
Cinnarizine :
Obat dapat diberi PO atau parenteral (IM - Dapat menekan fungsi vestibular
dan IV), dosis 25 mg – 50 mg (1 tablet), 4
dan dapat mengurangi respons
kali sehari.
terhadap akselerasi angular dan
• Difenhidramin HCl : Lama aktivitas 4 – 6
linier.
jam, dosis 25 mg (1 kapsul) – 50 mg, 4 kali - Dosis 15-30 mg, 3x1 atau 1x75 mg
sehari PO.
sehari
• Senyawa Betahistin (suatu analog • ESO : Mengantuk, rasa capek, diare
histamin):
ata konstipasi, mulit dan kulit terasa
a) Betahistin Mesylate dosis 12 mg, 3x1 PO
kering (rash)
b) Betahistin HCl dosis 8-24 mg, 3x1.
Maksimum 6 tablet dibagi dalam beberapa
dosis
ESO : Mengantuk
Latihan Brandt Daroff


Latihan vestibular (vestibular exercise) dengan metode BrandDaroff.
Px duduk tegak di pinggir tempat tidur => Kedua tungkai tergantung => Mata

tertutup => Baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi => Pertahankan

selama 30 detik => Duduk kembali => Setelah 30 detik => Baringkan dengan
• cepat ke sisi lain => Pertahankan selama 30 detik => Duduk kembali.
Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan malam hari
• Masingmasing diulang 5 kali
Dilakukan selama 2 minggu atau 3 minggu
Komplikasi


Komplikasi yang paling umum termasuk Canal jam terjadi ketika bolus
• mual, muntah, pingsan, dan konversi ke canalithiasis tersangkut pada saluran
BPPV kanal lateral distal yang relatif lebih sempit (dekat
Dispersi kanalit dapat terjadi. Ketika daerah apex)
terkena guncangan, kanalit tercampur Gejala BPPV kontralateral atau bentuk
• dan tersuspensi ke dalam larutan seperti lain dari BPPV terjadi ketika bolus
kotoran di air berlumpur. Selama kanalit menyimpang ke Kanalis

mereka tetap tersuspensi, pasien tidak Semisirkularis lain.
memiliki gejala. Ketika kanalit akhirnya
• menetap atau menendap, maka vertigo
bisa kembali.


Prognosis

• • Dubia et bonam • Prognosis setelah dilakukan Canalith


Repositioning Procedure (CRP) biasanya
baik. Remisi spontan dapat terjadi dalam
• waktu 6 minggu, meskipun beberapa kasus
• tidak pernah sembuh. Setelah diobati,
tingkat kekambuhan adalah 10-25%.

• Sebuah studi retrospektif oleh Picciotti et al
menunjukkan bahwa pada individu yang
pernah mengalami BPPV, risiko

kekambuhan lebih tinggi pada pasien
wanita, pasien yang lebih tua, dan pasien
dengan penyakit penyerta (terutama
gangguan kejiwaan).
PENYAKIT MENIERE

DEFINISI
Penyakit Meniere adalah kelainan pada telinga
bagian dalam (labirin) yang mengakibatkan
gangguan pendengaran dan keseimbangan.
Faktor resiko
- Biasanya pada orang tua >60 tahun keatas
- >> Lk
- Autoimun
- Infeksi Virus
- Alergi
- Migrain
- Diet
- Stress
- Merokok
- Alkohol
Etiologi
- Etiologi pasti belum jelas/idiopatik
- Gangguan lokal cairan & elektrolit => volume
indolimfe bertambah
- Gangguan duktus & saccus endolimfe => Gangguan
absrobsi endolimfe
- Berkurangnya pneumatisasi dari mastoid &
hipoplasi akuaduktus vestibuler
- Metabolic-potassium intoxication
Patofisiologi
Gejala dan Tanda Klinis
1. Fluktuatif vertigo (disertai mual dan
muntah)
2. Gejala penurunan pendengaran yang
fluktuatif - Tuli sensorineural (Pendengaran
membaik
setelah serangan berakhir)
3. Tinnitus/persepsi bunyi berdenging
(kadang menetap)
4. Sensasi penuh pada telinga.
DIAGNOSIS

1. Vertigo hilang timbul


2. Tuli sensorineural nada rendah
3. Tinitus nada rendah
4. Rasa penuh di dlm telinga
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap
Audiometri
Tes gliserin +
MRI kepala
Tes immunologi
DIAGNOSA BANDING

1. Tumor N. VIII
2. Sklerosis Multipel
3. Neuronitis Vestibuler
4. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak
PENATALAKSANAAN
1. Simtomatis : sedatif, Anti emetik seperti prometazin
(untuk mengurangi mual, muntah, dan vertigonya)
2. Vasodilator : agonis histamin (betahistine), ca agonis
( Verapamil)
3. steroid (prednisone, deksametason) (untuk mengurangi
tekanan pada endolimfe)
4. Anti iskemia & neurotonik (Obat anti iskemia dapat
pula diberikan sebagai obat alternatif dan neurotonik
untuk menguatkan sarafnya)
5. diazepam: pada kasus akut untuk membantu
mengontrol vertigo
6. Diuretik seperti thiazide (hidrochlorotiazid 50mg/hari) :
menurunkan tekanan dalam sistem endolimfe
Prognosis

 ad vitam: ad bonam
 ad fungsionam: ad bonam
 ad sanationam: dubia ad bonam
NEURONITIS VESTIBULER
DEFINISI

Neuronitis vestibuler adalah kelainan nervus


vestibularis yg etiologinya belum jelas,
diduga
krn virus.

PATOFISIOLOGI

Belum jelas, diduga krn infeksi virus, oklusi


vaskuler & mekanisme imunologis.
DIAGNOSIS

1. Vertigo akut ~ ISPA


2. Nistagmus horisontal spontan
3. Postural instability
4. Pendengaran normal
5. Tdk ada tanda & gejala neurologis lain

DIAGNOSA BANDING

6. Stroke Batang Otak / Serebelum


7. Labirintitis
8. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak
9. Penyakit Meniere
PENATALAKSANAAN

1. Simtomatis : sedatif, anti emetik & anti


vertigo
2. Anti virus
3. Neurotonik
4. Edukasi : jgn mengerakkan kepala scr
tiba-tiba

Anda mungkin juga menyukai