Anda di halaman 1dari 41

Disusun Oleh :

dr. Gressi Dwitasari

Pembimbing :
dr. Meidi Fazirin
Anatomi Telinga
Telinga Dalam
Keseimbangan
• Kanalis semisirkularis berperan pada
gerakan kepala berputar  gerakan
endolimfe dalam kanalis semisirkularis
yang merangsang sel-sel rambut
• Otolit sakulus dan utrikulus; bergerak
oleh perubahan posisi kepala/gerak linier
Gambar labirin :
• Informasi keseimbangan tubuh akan
ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual
dan propioseptif.
• Dari ketiga jenis reseptor tersebut,
reseptor vestibuler yang punya kontribusi
paling besar ( >50% ) disusul kemudian
reseptor visual dan yang paling kecil
konstibusinya adalah propioseptik.
• bila ada gerakan atau perubahan dari
kepala atau tubuh  perpindahan cairan
endolimfe di labirin  hair cells menekuk
• Tekukan hair cells  menyebabkan
permeabilitas membran sel berubah
sehingga ion Kalsium menerobos masuk
kedalam sel (influx)
• Influx Ca  menyebabkan depolarisasi
dan juga merangsang pelepasan NT
eksitator (glutamat)  saraf aferen
(vestibularis)  pusat-pusat
keseimbangan di otak .
BENIGN PAROXYSMAL
POSITIONAL VERTIGO
• Vertigo berasal dari bahasa latin “vertere”
yaitu memutar
• Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau
rasa gerak dari tubuh seperti rotasi
(memutar) tanpa sensasi peputaran yang
sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa
berputar atau badan yang berputar
• Termasuk vertigo vestibuler tipe perifer
yang paling sering dijumpai
EPIDEMIOLOGI
• Penelitian Baloh mendapatkan usia rata-
rata penderita BPPV adalah 54 tahun,
dengan rentang usia 11-84 tahun. Wanita :
pria 1.6 : 1.0, sedangkan pada yang
idiopatik 2:1. Insidensi dari BPPV berkisar
10.7-64 per 100.000 orang dan meningkat
38% setiap dekadenya
ETIOLOGI

• 50% BPPV tidak diketahui


IDIOPATIK penyebabnya

• Pasca Trauma
• Meniere
• Mastoiditis Kronik
SIMPTOMATIK • Pasca Operasi
• Ototoksisitas
PATOFISIOLOGI
• Ada 2 Hipotesa :
• TEORI KUPULOTIASIS  th 1962 Harold
Schuknecht MD  photomicrographs 
byk partikel padat mngandung ca+ yg trdpt
di kupula  Adanya debris yg berisi
kalsium karbonat brasal dr fragmen
otokonia yg terlepas dari makula
utrikulus yg berdegenerasi  menempel
pd prmukaan kupula semisirkularis
posterior yg letaknya langsung di bawah
makula urtikulus  debris lebih berat drpd
endolimfe disekitarnya  sensitif
perubahan arah gravitasi
• TEORI KANALITIASIS debris otokonia
tidak melekat pada kupula  tp
ngambang di dlm endolimf kanalis
posterior  mis: perubahan posisi kepala,
debris bergerak ke posisi paling bawah 
endolimfe menjauhi ampula 
merangsang N. ampularis.
• Bila kepala digerakkan tertentu  debris
keluar dari kanalis posterior  masuk ke
dalam vestibulum  vertigo/nistagmus
hilang
KLASIFIKASI
• Vestibular sentral : terletak pada batang otak,
serebelum dan serebrum.
Pada infark di batang otak, radang otak,
insufisiensi a. verterobasiler, multiple sklerosis
• Vestibular perifer : meliputi labirin dan saraf
vestibular
Pada BPPV, meniere syndrome, ototoksik,
labirinitis
Gejala Vertigo Vertigo
Vestibular Perifer Vestibular
Sentral
Bangkitan vertigo lebih mendadak lebih lambat
Derajat vertigo berat ringan
Pengaruh gerakan ++ +/-
kepala
Gejala otonom ++ +
(mual, muntah,
keringat)
+ horizontal +/– (vertikal)
Nistagmus
Gangguan + -
pendengaran
(tinitus, tuli)
MANIFESTASI KLINIK

• Gejala umum pusing berputar setelah beberapa gerakan


kepala, setelah rasa berputar hilang biasanya pasien
merasa seperti melayang
• Muncul mendadak pada perubahan posisi kepala, mis:
miring ke satu sisi, bangkit dari tidur, menunduk atau
menengadah.
• Serangan berlangsung singkat biasanya <30dtk
• Mual, muntah
• Dapat menghilang sendiri dalam beberapa hari sampai
minggu dan kadang bisa kambuh lagi
DIAGNOSIS
• Anamnesis
– Adanya pusing berputar, timbul mendadak
pada perubahan posisi kepala atau badan,
<30dtk, disertai dengan mual dan muntah
• Pemeriksaan Fisik
– Pada yang idiopatik tidak ditemukan kelainan,
pada yang simptomatik bisa ditemukan
kelainan neurologik fokal, atau kelainan
sistemik.
• Test Dix Hallpike

» Hasil :
» - Normal
» - Abnormal
TATALAKSANA
• Komunikasi dan informasi
• Medikamentosa
Benzodiazepin
(cth: diazepam)

– memiliki efek anxiolitik, sedatif, muscle


relaksan, anti konvulsi derivate dari efek
inhibitor potensial sistem asam gamma-amino
butirat. Bisa mengurangi sensasi rasa
berputar, pada kondisi vestibular perifer.
Antihistamin
(cth: betahistine
mesylate dihidroklorida)

– antagonis reseptor H1 histamine yang efektif


untuk vertigo vestibuler ataupun meniere syn.
– Cara kerja : langsung berikatan dengan
reseptor histamin. Reseptor ini terletak di
dinding aliran darah, termasuk di dalam
telinga  dilatasi pembuluh darah  pe
sirkulasi darah  pengurangan tek. Telinga
– Mengurangi tinitus
• Exercise

– Epley Manuever
– Semont Manuever
– Metoda Brandt Daroff
PROGNOSIS
• Bukan penyakit serius, dapat membaik
dalam 6 mg dari awal onset
• Bahaya bagi usia lanjut  ggn
keseimbangan  jatuh  fraktur
• Dapat kambuh, bisa beberapa hari,
minggu atau bulan, ada yang tidak
kambuh
• Prognosis baik
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
• Pekerjaan :
• Nama : Tn. SK Pegawai Swasta
• Umur : 42 tahun • Alamat : Kampung
• Jenis kelamin : L Bali
• Status : Menikah • Tanggal masuk :
• Pendidikan : SLTA 29 Oktober 2016
• No CM : xxxxxx
• SUBJEKTIF
– Keluhan Utama:
Kepala Pusing berputar
– Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke rumah sakit dengan
keluhan kepala terasa pusing berputar sejak 3
hari SMRS. Pusing dirasakan selama kurang
lebih 20 detik. Pusing yang dirasakan timbul
secara tiba-tiba dan dirasakan hilang timbul.
Pasien merasa dirinya melayang mengitari
ruangan, terutama jika pasien membuka mata
dan mengubah posisi kepala, dari posisi tidur
ke posisi duduk atau tegak/berdiri.
– Tidak dirasakan rasa penuh dan suara
berdenging pada kedua telinga. Penurunan
pendengaran tidak dirasakan selama
serangan. Sebelumnya pasien tidak pernah
merasakan pusing yang sehebat ini. Keluhan
juga disertai dengan mual dan muntah
selama kepala terasa pusing. Pasien akan
merasakan pusing jika berubah posisi ke arah
kanan ataupun kiri. Pasien lebih nyaman jika
memejamkan matanya. Tidak ada gangguan
penglihatan selama keluhan ini dirasakan.
riwayat trauma/terjatuh dan demam (-).
riwayat kejang dan penurunan kesadaran (-).
• Riwayat Penyakit Dahulu
– Riwayat merokok disangkal
– Riwayat darah tinggi disangkal
– Riwayat penyakit DM disangkal
– Riwayat penyakit paru tidak ada
– Riwayat penyakit jantung tidak ada
• Riwayat Penyakit Keluarga
– Tidak ada keluarga pasien yang mengeluh
adanya keluhan yang sama seperti yang
dirasakan pasien.
OBJEKTIF (29 oktober 2016)
• Status Present
• Kesadaran : CM
• GCS : 15 (E4.M6.V5)
• TD: 120/70 mmHg
• Nadi : 84 x/menit
• Respirasi : 20 x/menit
• Suhu : 36,7 oC
• Kepala : dbn
• Leher : dbn
• Status Interna
– Jantung
• Inspeksi: Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea
midclavicula kiri
• Perkusi :
– Batas jantung kanan : ICS 4 parasternal kanan
– Batas jantung atas : ICS 2 parasternal
– Batas jantung kiri : ICS 5 midclavicula kiri
• Auskultasi : BJ I – II murni reguler G(-) M(-)
– Paru
• Inspeksi : Simetris hemitoraks kanan-kiri
• Palpasi : Simetris hemitorak kanan-kiri
• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : VBS ka=ki, ronkhi -/-, wheezing -/-
– Abdomen
• Inspeksi : Permukaan cembung
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
• Perkusi : Timpani pada 4 quadran abdomen
• Palpasi : NT/NK/NL : -/-/-. Hepar, lien, ginjal
sulit diraba.
• Status Neurologis
– Kepala Leher
• Bentuk : normocephalus Sikap : dbn
• Nyeri tekan : tidak ada Pergerakan : dbn
• Simetris : (+) Kaku kuduk : (-)
• Pulsasi : (-)
Nervus kranialis
Pada pemeriksaan nervus kranialis N.III
(Oculomotor) ditemukan :
– Sela mata : simetri kanan kiri sama
– Pergerakan bulbus: baik ke segala arah
– Strabismus : (-)
– Nistagmus : (+/+) horizontal
– Eksopftalmus : (-)
– Pupil
• Besar : ± 3 mm
• Bentuk : simetris bulat isokor
– Refleks cahaya : (+/+)
• Subyektif RINGKASAN
– Pasien mengalami pusing berputar kurang lebih 3
hari SMRS
– Pusing dirasakan selama kurang lebih 20 detik
– Pusing dirasakan mendadak dan hilang timbul
– Mual dan muntah pada saat sedang pusing
– Lebih nyaman memejamkan mata atau
memandang lurus kedepan
– Tidak ada telinga berdengung dan infeksi telinga
– Tidak ada gangguan penglihatan
– Trauma tidak ada
• Obyektif
• Status Presents
– Kesadaran : Composmentis
– GCS : 15 (E4.M6.V5)
– Tekanan darah : 120/70 mmHg
– Nadi : 84 x/ menit
– Respirasi : 20 x/ menit
– Suhu : 36,7 oC
– Jantung : dalam batas normal
– Paru dan abdomen : dalam batas normal
• Status Neurologis
– Nistagmus (+/+) horizontal
tidak ada tanda
tidak ada gejala penekanan saraf kranial
tidak ada gejala penyerta vertigo ec tumor dsb,
sentral (penurunan penglihatan ganda N.II
penyakit infeksi kesadaran, kejang, dan N.III), rasa baal di
(tidak ada demam) kelemahan anggota sekitar mulut (N.V),
gerak) telinga berdenging
(N.VIII).

tidak ada sebab


BAK dan BAB
terbanyak vertigo biasa (tidak ada
sentral (riwayat kepala kelainan pada
terbentur sebelumnya pons sampai
tidak ada)
medula spinalis)
Diagnosis klinis : benign paroxysmal positional
vertigo
Diagnosis diferensial : penyakit Meniere.

BPPV ini didiagnosis banding dengan penyakit


Meniere dikarenakan usia pasien 42 tahun, namun
penyakit Meniere kurang didukung karena tidak ada
gejala tinitus dan gangguan pendengaran pada
pasien ini.
• Tatalaksana
Medikamentosa
– Betahistin Mesylate tab 3x6mg
– Ondansetron tab 3x4mg
– Ranitidin tab 2x150mg
Rencana edukasi
– Minum obat sesuai anjuran
– Melakukan latihan Brandt daroff exercise 3
kali setelah bangun tidur dan menjelang tidur
– Menerapkan pola hidup sehat (makan
makanan yang bergizi, tidur cukup, dan
olahraga teratur)
• Prognosis
– Ad vitam : ad bonam
– Ad fungsionam : ad bonam
– Ad sanationam : ad bonam
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai