Anda di halaman 1dari 43

VERTIGO

TUTORIAL B4
• Ribka Carolin / 1710211043
• Diana Khoirun Nida / 1710211042
• Tobi Arna Dalimunthe / 1710211035
• Arty Griyaning Rahayu / 1710211030
• Jiyi Malikah Adilah / 1710211052
• Tiara Josephine Gracienta / 1710211029
• Astried Monica Adekayanti / 1710211156
• Vivera Thessalonica / 1710211150
• Refitania Isnaeni Hartono / 1710211152
• Asyraf Rais Jatnika / 1710211071
• Definisi : Vertigo adalah perasaan berputar atau bergerak pada diri
seseorang atau terhadap benda-benda yang berada disekitarnya
pada bidang apapun.
• Klasifikasi :
• Berdasarkan letaknya :
a. Sentral
b. Perifer
1. Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)
2. Neuritis vestibularis
3. Meniere disease
Vertigo Sentral
Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak,
khususnya di bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan
otak dan serebelum (otak kecil).
Etiologi
Gangguan kesehatan yang berhubungan antara lain :
• Stroke,
• Multiple sclerosis (gangguan tulang belakang dan otak),
• Tumor, trauma di bagian kepala,
• Migreine, infeksi, kondisi peradangan,
• Neurodegenerative illnesses (penyakit akibat kemunduran fungsi saraf) yang
menimbulkan dampak pada otak kecil.
Penyebab dan gejala keluhan vertigo biasanya datang mendadak, diikuti gejala
klinis tidak nyaman seperti banyak berkeringat, mual, dan muntah.
Gejala klinik
Gejala vertigo sentral biasanya 4. Sakit kepala yang parah,
terjadi secara bertahap, 5. Kesadaran terganggu,
penderita akan mengalami hal-
hal seperti: 6. Tidak mampu berkata-kata,
1. Penglihatan ganda, 7. Hilangnya koordinasi,
2. Sukar menelan, 8. Mual dan muntah-muntah,
3. Kelumpuhan otot-otot wajah, 9. Tubuh terasa lemah.
Diagnosis
• Pemeriksaan Keseimbangan
1. Uji Romberg
Pasien berdiri tegak, tangan dilipat di dada, mata ditutup, kaki
menempel satu sama lain. Pada orang normal dapat berdiri lebih dari
30 detik. Tes ini dinyatakan positif apabila pasien jatuh ketika matanya
tertutup.
2. Uji Berjalan
Berjalan di tempat 50 langkah, bila tempat berubah melebihi jarak 1
meter dan badan berputar lebih dari 30° berarti sudah terdapat
gangguan keseimbangan.
3. Tandem Gait
Pasien diminta jalan pada garis lurus,
dengan tumit berada di depan ibu jari
kaki lainnya. Pada kelainan serebelar
pasien tidak bisa berjalan tandem dan
jatuh ke satu sisi. Pada kelainan
vestibular pasien akan mengalami
deviasi ke sisi lesi.
• Pemeriksaan Nistagmus
1. Tes Kalori
Test ini menggunakan 2 macam air, dingin dan panas. Volume air yang
dialirkan ke dalam liang telinga masing-masing 250 mL, dalam waktu 40
detik. Setelah air dialirkan, dicatat lama nistagmus yang timbul. Setelah
liang telinga kiri diperiksa dengan air dingin, diperiksa telinga kanan
dengan air dingin juga. Kemudian telinga kiri dialirkan air panas, lalu
telinga kanan. Pada tiap-tiap selesai pemeriksaan (telinga kiri atau
kanan atau air dingin atau air panas) pasien diistirahatkan selama 5
menit (untuk menghilangkan pusingnya).
Dalam rumus ini dihitung selisih waktu nistagmus kiri dan kanan. Bila
selisih waktu ini kurang dari 40 detik maka berarti kedua fungsi
vestibuler dalam keadaan seimbang. Tetapi bila selisih ini lebih besar
dari 40 detik, maka berarti yang mempunyai waktu nistagmus lebih
kecil mengalami paresis kanal.
2. Elektronistagmografi (ENG)
Untuk memonitor gerakan bola mata dan dapat membantu
membedakan vertigo oleh karena kelainan di sentral atau perifer.
Vertigo Perifer
• Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut
kanalis semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas
mengontrol keseimbangan.
• Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan antara lain seperti :
• Benign Parozysmal Positional Vertigo atau BPPV (ggn keseimbangan krn
ada perubahan posisi kepala),
• Meniere’s disease (gangguankeseimbangan yang sering kali
menyebabkan hilang pendengaran),
• Vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf keseimbangan).
Vertigo jenis ini biasanya diikuti gejala-gejala seperti:
1. Rasa lelah dan stamina menurun
2. Hilang keseimbangan
3. Tidak mampu berkonsentrasi
4. Perasaan seperti mabuk
5. Mual dan muntah-muntah
6. Memori dan daya pikir menurun
7. Sensitif pada cahaya terang dan suara
Benign Paroxysmal Positional
Vertigo (BPPV)
Definisi
• Vertigo akibat perubahan posisi kepala/badan yang tiba-tiba.
Etiologi
• Idiopatik
• Post trauma kepala/leher
• Teori:
• Cupulolithiasis : Partikel
menempel di kupulo.
• Canalithiasis : Partikel berada
di kanal.
Epidemiologi
• Sering dijumpai, kira-kira 107 kasus per 100.000 penduduk.
• Lebih banyak pada perempuan serta usia tua (51-57 tahun).
• Jarang ditemukan pada orang berusia dibawah 35 tahun yang tidak
memiliki riwayat cedera kepala.
• Paling sering tipe perifer.
• Penyebab tersering vertigo.
Klasifikasi
• Letak
• Superior semicircular canal
• Posterior semicircular canal
• Horizontal semicircular canal
• Bilateral/unilateral
• Etiologi
• Cupulolithiasis
• Canalithiasis
Gejala klinis
• Gejala vertigo selama beberapa detik-1 menit,
• Terjadi beberapa kali dalam sehari,
• Terjadi setelah perubahan posisi kepala/badan.

Gejala vertigo
- mual, muntah
- Nystagmus
- Pusing berputar
- Imbalance
- Lelah
- Loss of coordination
Diagnosis
1. Anamnesis
• Vertigo dengan onset akut kurang dari 10-20 detik.
• Posisi yang memicu adalah berbalik di tempat tidur pada posisi
lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke atas dan belakang,
dan membungkuk.
• Mual muntah.
2. Pemeriksaan Fisik
• TV normal
3. Pemeriksaan Test Provokasi
1. Dix-Hallpike
Paling sering digunakan karena posisi kepala sangat
sempurna untuk Canalith Repositioning Treatment. Terdiri dari
dua gerakan:
• Dix-Hallpike kanan pada bidang kanal anterior kiri dan kanal
posterior kanan.
• Dix-Hallpikekiri pada bidang kanal anterior kanan dan kanal
posterior kiri.
• Pasien duduk tegak pada meja
pemeriksaan dengan kepala menoleh
45° ke kanan. Dengan cepat pasien
dibaringkan dengan kepala tetap miring
45° ke kanan sampai kepala
menggantung 20-30° pada ujung meja
pemeriksaan, tunggu sampai 40 detik
sampai respon abnormal timbul. Bila
ditemukan adanya respon abnormal,
dapat dilanjutkan dengan CRT (Canalith
Repositioning Treatment), bila tidak
ditemukan respon abnormal pasien
secara perlahan-lahan didudukan
kembali.
• Lanjutkan pemeriksaan Dix-Hallpike
sebelah kiri.
2. Side Lying
Digunakan untuk menilai BPPV pada
kanal posterior dan anterior. Terdiri dari
dua gerakan:
• Side lying kanan
Pasien duduk pada meja pemeriksaan
dengan kaki menggantung di tepi meja,
pasien secara cepat dijatuhkan ke
posisis kanan dengan kepala menoleh
45° ke kiri, tunggu 40 detik sampai
timbul respon abnormal. Pasien kembali
ke posisi duduk untuk dilakukan side
lying kiri.
• Side lying kiri
3. Perasat Roll
Untuk menilai vertigo yang melibatkan
kanal horizontal.
• Pasien berada dalam posisi supinasi atau
berbaring telentang dengan kepala pada
posisi netral diikuti dengan rotasi kepala
90° dengan cepat ke satu sisi dan
pemeriksa mengamati mata pasien untuk
melihat ada tidaknya nistagmus.
• Setelah nistagmus mereda, kepala
kembali menghadap ke atas dalam posisi
supinasi. Kemudiaan dimiringkan kembali
90° ke sisi yang berlawanan dan mata
pasien diamati untuk memeriksa ada
tidaknya nistagmus horisontal.
4. Pemeriksaan Penunjang
• Electronystagmography (ENG)
• Untuk memonitor gerakan bola mata dan dapat membantu
membedakan vertigo oleh karena kelainan di sentral atau
perifer.
• Lab
• Tidak perlu kecuali ada infeksi telinga dalam.
Tatalaksana
1. Non farmakologi
• Observasi  self limiting
• Epley maneuver  Mengeluarkan
padatan/partikel yang terdapat di
kanal ke urtikulus.
2. Farmakologi
• Vestibular supressant
3. Bedah
• Canal-plugging
• Indikasi: gejala sudah 6-12 bulan, sudah mengganggu lifestyle,
talak dan manuever gagal.
Prognosis
• Penanganan cepat dan tepat  bonam
• Self limiting  rekuren
Meneire Desease
• Meniere desease adalah gangguan telinga bagian dalam yang juga
dikenal sebagai hidrops endolimfatik.
• Etiologi : idiopatik.
• Gejala Klinis:
• Vertigo, tinitus, dan gangguan pendengaran.
• Rasa penuh atau tertekan pada telinga.
• Mual dan muntah.
• Pendengaran menurun.
Neuronitis Vestibular
• Neuritis vestibular adalah penyebab paling umum dari vertigo
spontan akut.
• Etiologi : idiopatik.
• Gejala Klinis:
• Vertigo akut (mendadak) dalam beberapa hari.
• Mual dan muntah
• Ketidakseimbangan saat berusaha berdiri atau berjalan
• Oscillopsia atau lingkungan sekeliling terasa berputar
• Tidak ditemukan gangguan pendengaran
FISIOLOGI
KESEIMBANGAN
Mekanisme vestibular untuk menstabilkan mata
• Bila terjadi perubahan posisi kepala secara tiba – tiba, seseorang tidak
mungkin dapat mempertahankan bayangan stabil dalam retina saat
terjadi perputaran arah gaerakan mata akan bergerak ke arah
berlawanan denagn arah putaran keapala (Nistagmus).
• Keadaan ini timbul akibat adanya refleks yang dikirimkan melalui
nuklei vestibular dan fasikulus longitudinalis medialis menuju nuklei
okulomotor
Makna informasi visual dalam menjaga
keseimbangan
• Sesudah kerusakan aparatus vestibular dan bahkan sesudah sebagian
besar informasi proprioseptif tubuh hilang, ternyata pasien masih bisa
menggunakan mekanisme visualnya secara agak efektif untuk
menjaga keseimbangan. Bahkan gerakan linear atau gerakan rotasi
tubuh akan segera menggeser bayangan penglihatan yang ada di
retina, dan selanjutnya informasi ini akan dikirimkan ke pusat
keseimbangan
Hubungan Neuronal antara Aparatus Vestibutar
dengan Sistem Saraf Pusat
• Jaras primer refleks-refleks keseimbangan dimulai dalam nervus
• Vestibularis berjalan ke nuklei vestibular dan serebelum sinyal
dikirim ke nuklei retikular batang otak maupun ke
• medula spinalis melalui traktus vestibulospinalis dan traktus
• Retikulospinalis Sinyal-sinyal ke medula mengatur fasilitasi dan
• inhibisi banyak otot antigravitasi yang saling mengatur satu sama lain.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai