Anda di halaman 1dari 25

FEDORA JOLIE

112018166

VERTIGO
PEMBIMBING: DR. NADIA HUSEIN, SP.S
DEFINISI VERTIGO
Vertigo berasal dari bahasa Latin
VERTERE yang artinya memutar
merujuk pada sensasi berputar
sehingga menganggu keseimbangan
seseorang.

Suatu ilusi gerakan, biasanya berupa


sensasi berputar yang akan meningkat
dengan perubahan posisi kepala.

Sensasi gerakan atau rasa gerak dari


tubuh atau lingkungan sekitarnya
dengan gejala lain yang timbul,
terutama dari jaringan otonomik yang
disebabkan oleh gangguan alat
keseimbangan tubuh oleh berbagai
keadaan atau penyakit.
EPIDEMIOLOGI
• Pada individu dengan prevalensi sebesar 7 %
• Vertigo lebih banyak ditemukan pada wanita dibanding
pria (2:1)
• 88% pasien mengalami episode rekuren
• Benign Paroxysmal Potitional Vertigo (BPPV) disebut
sebagai gangguan vestibular yang umum dikenal;
dalam suatu kelompok pasien, onset umur rata-ratanya
adalah 54 tahun, dengan range 11 sampai 84 tahun
• BPPV 107 kasus per 100.000 populasi per tahun
KLASIFIKASI

Batang otak,
SENTRAL serebelum,
VESTIBULER serebrum

Labirin dan saraf


PERIFER vestibula

Retina : otot bola


mata
VISUAL DAN
NON VESTIBULER
SOMATOKINETIK

Kulit, sendi, otot


ETIOLOGI
Infeksi telinga bagian dalam karena
Keadaan lingkungan : mabuk darat, bakteri, labirintis, penyakit
mabuk laut maniere. Peradangan saraf
vestibuler, herpes zoster

Kelainan sirkularis : gangguan


fungsi otak sementara karena
Obat-obatan : alkohol, gentamisin
berkurangnya aliran darah ke salah
satu bagian otak

Kelainan telinga : endapan kalsium


Kelainan neurologis : tumor otak,
pada salah satu kanalis
tumor yang menekan saraf
semisirkularis di dalam telinga
vestibularis
bagian dalam
PATOFISIOLOGI
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi alat
keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan proprioseptik
kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron dan
wajar, akan diproses lebih lanjut

Respons yang muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh
dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan
tubuhnya terhadap lingkungan sekitar

Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak
normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan,
maka proses pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala
vertigo
GEJALA KLINIS
• Ataksia adalah ketidakstabilan berjalan, biasanya universal
pada pasien dengan vertigo otologik dan sentral
• Gejala pendengaran biasanya berupa tinnitus, pengurangan
pendengaran atau distorsi dan sensasi penuh di telinga
• Gejala sekunder meliputi mual, gejala otonom, kelelahan,
sakit kepala, dan sensiivitas visual
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Sekitar
20 sampai 40% pasien dapat didiagnosis segera setelah anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Diagnosis juga dapat ditentukan berdasarkan
komplek gejala yang terdapat pada pasien.
ANAMNESIS
• Perlu ditanyakan mengenai sensasi
yang dirasakan pasien apakah sensasi
berputar atau hanya suatu perasaan
yang berbeda (kebingungan)
• Onset dan durasi vertigo
• Faktor Pencetus
Jika gejala terjadi hanya ketika perubahan
posisi, penyebab yang paling mungkin adalah
BPPV. Infeksi virus yang baru pada saluran
pernapasan atas kemungkinan berhubungan
dengan acute vestibular neutritis atau acute
labyrinthitis
• Gejala penyerta
• Riwayat keluarga
• Riwayat pengobatan
PEMERIKSAAN FISIK
Penegakan Diagnosis (Neurologis)
1. Uji Romberg :
Penderita berdiri dengan kedua kaki dirapatkan, mula-
mula dengan kedua mata terbuka kemudian tertutup.
• Biarkan pada posisi demikian selama 20-30 detik.
• Harus dipastikan bahwa penderita tidak dapat
menentukan posisinya (misalnya dengan bantuan titik
cahaya atau suara tertentu).
• Pada kelainan vestibuler hanya pada mata tertutup
badan penderita akan bergoyang menjauhi garis
tengah kemudian kembali lagi, pada mata terbuka
badan penderita tetap tegak.
• Sedangkan pada kelainan serebeler badan penderita
akan bergoyang baik pada mata terbuka maupun pada
mata tertutup.
UJI TANDEM GAIT

Penderita berjalan lurus dengan


tumit kaki kiri/ kanan diletakkan
pada ujung jari kaki kanan/ kiri
ganti berganti. Pada kelainan
vestibuler perjalanannya akan
menyimpang, dan pada kelainan
serebeler penderita akan
cenderung jatuh.
UJI UNTERBERGER
• Berdiri dengan kedua lengan lurus horisontal ke
depan dan jalan di tempat dengan mengangkat
lutut setinggi mungkin selama satu menit.
• Pada kelainan vestibuler, posisi penderita akan
menyimpang/ berputar ke arah lesi dengan
gerakan seperti orang melempar cakram; kepala
dan badan berputar ke arah lesi, kedua lengan
bergerak ke arah lesi dengan lengan pada sisi lesi
turun dan yang lainnya naik.
• Keadaan ini disertai nistagmus dengan fase
lambat ke arah lesi.
UJI TUNJUK BARANY

• Dengan jari telunjuk ekstensi dan lengan


lurus ke depan, penderita disuruh mengangkat
lengannya ke atas, kemudian diturunkan
sampai menyentuh telunjuk tangan pemeriksa.

• Hal ini dilakukan berulang-ulang dengan mata


terbuka dan tertutup.

• Pada kelainan vestibuler akan terlihat


penyimpangan lengan penderita ke arah lesi.
UJI BABINSKY-WEIL

• Pasien dengan mata tertutup


berulang kali berjalan lima langkah ke
depan dan lima langkah ke belakang
selama setengah menit; jika ada
gangguan vestibuler unilateral, pasien
akan berjalan dengan arah berbentuk
bintang.
DIX-HALLPIKE

Dari posisi duduk di atas tempat tidur,


penderita dibaringkan ke belakang dengan
cepat, sehingga kepalanya menggantung 45º
di bawah garis horisontal, kemudian
kepalanya dimiringkan 45º ke kanan lalu ke
kiri. Perhatikan saat timbul dan hilangnya
vertigo dan nistagmus, dengan uji ini dapat
dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral.
Tes Menulis Vertikal
• Penderita duduk didepan meja, tangan dan tubuh penderita tidak boleh menyentuh
meja, tangan yang satu diatas lutut yang lainnya disuruh menulis huruf A,B,C dst
bersusun kebawah. Mula-mula dengan mata terbuka kemudian tertutup. Bila ada
deviasi dari deretan huruf-huruf yang paling atas terhadap yang paling bawah lebih
besar dari 10 derajat berarti ada kelainan labirin unilateral. Bila tulisan tidak teratur
atau makin lama huruf makin besar (makrografi) berarti ada kelainan serebellum.

Tes dismetria
• Adalah gangguan kemampuan untuk mengelola kecepatan, kekuatan dan jangkauan
gerakan.
• Tes yang sering digunakan dalam klinik adalah :
– tes telunjuk hidung
– tes hidung-telunjuk hidung
– tes telunjuk-telunjuk
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Tes audiometri
• Vestibular testing
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan radiologi sebaiknya dilakukan pada
pasien dengan vertigo yang memiliki tanda dan
gejala neurologis
PENATALAKSANAAN

TERAPI

TERAPI TERAPI TERAPI KAUSAL


SIMTOMATIK REHABILITATIF (bedah)

VESTIBULAR EPLEY MANUVER LATIHAN BRAND


ANTIEMETIK
SUPRESSANT SEMONT MANUVER DARROFT

ANTIKOLINERGIK,
ANTIHISTAMIN,
BENZODIAZEPIN.
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
• Antihistamin (Betahistin, Dimenhidrinat,
DifhenhidraminHcl)
• Antagonis kalsium (Cinnarizine, Flunarizine)
• Fenotiazine (Promethazine,Khlorpromazine)
• Obat simpatomimetik (efedrin)
• Obat penenang (Lorazeoam, diazepam)
MANUEVER EPLEY
• Menolehkan kepala ke sisi yang sakit
sebesar 450,
• Pasien berbaring dengan kepala
tergantung dan dipertahankan 1-2
menit.
• Lalu kepala ditolehkan 900 ke sisi
sebaliknya, dan posisi supinasi
berubah menjadi lateral dekubitus
dan dipertahan 30-60 detik.
• Setelah itu pasien mengistirahatkan
dagu pada pundaknya dan kembali
ke posisi duduk secara perlahan
Manuver Semont

• Pasien diminta duduk tegak, lalu


kepala dimiringkan 450 ke sisi
yang sehat,
• Lalu secara cepat bergerak ke
posisi berbaring dan
dipertahankan selama 1-3 menit.
• Ada nistagmus dan vertigo dapat
diobservasi. Setelah itu pasien
pindah ke posisi berbaring di sisi
yang berlawanan tanpa kembali
ke posisi duduk lagi
Latihan Mandiri di rumah
• Latihan Brandt-Daroff: dapat dikerjakan
sendiri oleh pasien apabila gejala tidak
membaik dengan manuever Epley

Latihan dilakukan 3 set/ hari, masing-masing 5 siklus ke kiri dan ke kanan


selama 2 minggu.
Pencegahan
• Tidurlah dengan posisi kepala yang agak tinggi
• Bangunlah secara perlahan dan duduk terlebih dahulu sebelum kita
berdiri dari tempat tidur
• Hindari posisi membungkuk bila mengangkat barang
• Hindari posisi mendongakkan kepala, misalnya untuk mengambil suatu
benda dari ketinggian
• Gerakkan kepala secara hati-hati jika kepala kita dalam posisi datar
(horisontal) atau bila leher dalam posisi mendongak.
• Makan secara teratur, tidak berlebihan atau kekurangan dan mengandung
gizi yang lengkap
• Mengurangi beban pikiran (stress psikis) & Istirahat yang cukup (tidur
pulas)

Anda mungkin juga menyukai