VERTIGO
Dibawakan oleh: DM Reynardo Purba
Dibimbing oleh: dr. Johana Herlin, Sp. N
Definisi
Propioseptif (somatosensori)
Inti vesstibularis
Cerebellum
Cortex cerebri
Perbedaan gejala klinis vertigo vestibular & non-vestibular
PATOFISIOLOGI
Teori rangsang berlebihan (overstimulation)
rangsang yang berlebihan menyebabkan hiperemi kanalis semisirkularis sehingga fungsinya terganggu;
akibatnya akan timbul vertigo, nistagmus, mual dan muntah.
Teori otonomik
perubahan reaksi susunan saraf otonom sebagai usaha adaptasi gerakan/perubahan posisi, gejala
klinis timbul jika sistim simpatis terlalu dominan, sebaliknya hilang jika sistim parasimpatis mulai
berperan.
Teori neurohumoral
teori histamin (Takeda), teori dopamin (Kohl) dan teori serotonin (Lucat) yang masing-masing
menekankan peranan neurotransmiter tertentu dalam mempengaruhi sistim saraf otonom
yang menyebabkan timbulnya gejala vertigo.
Diagnosa
2. Keadaan keadaan yang memprovokasi timbulnya vertigo misalnya perubahan posisi kepala dan
tubuh.
3. Profil waktu: apakah timbulnya akut, perlahan-lahan, paroksismal, kronik, progresif atau
membaik.
salisilat, dll.
6. Apakah ada penyakit sistemik seperti anemia, penyakit jantung, hipertensi, hipotensi, dll.
Pemeriksaan fisik umum
Meliputi:
Keadaan umum.
Tekanan darah berbaring dan tegak.
Nadi, jantung, paru-paru dan abdomen.
Pemeriksaan fisik neurologis
e. Fukuda test:
Dengan mata tertutup pasien disuruh berjalan di tempat sebanyak 50
tindak. Setelah itu diukur sudut penyimpangan kedua kaki.
Normal: sudut penyimpangan tidak lebih dari 30 derajat.
2. Saraf-saraf otak:
Meliputi pemeriksaan: visus, kampus, okulomotor, sensoris di
wajah, otot wajah, pendengaran dan fungsi menelan.
3. Fungsi motorik:
Kelumpuhan anggota gerak.
4. Fungsi sensorik
Fungsi sensorik: Gangguan sensibilitas.
PEMERIKSAAN KHUSUS NEURO-
OTOLOGI
1. Fungsi vestibuler:
a. Tes Nylen Barany atau Dix Hallpike.
Dari posisi duduk di tempat tidur penderita dibaringkan ke belakang
dengan cepat, sehingga kepalanya menggantung 45o dibawah garis
horizontal, kemudian kepalanya dimiringkan 45o ke kanan lalu ke kiri.
Perhatikan saat timbul dan hilangnya vertigo dan nistagmus.
Dari sini dapat dibedakan apakah lesinya perifer atau sentral.
Perifer:
Vertigo dan nistagmus timbul setelah periode laten 2 – 20
detik, dan menghilang dalam waktu kurang dari 1 menit,
akan berkurang atau menghilang bila tes diulang
beberapa kali.
Sentral:
Tidak ada periode laten, nistagmus dan vertigonya
berlangsung lebih dari 1 menit. Bila tes diulang-ulang
reaksi tetap seperti semula.
Perbedaan Nistagmus Posisional Perifer Dengan Nistagmus Posisional
Sentral
NISTAGMUS POSISIONAL
PERIFER SENTRAL
Somato sensorik
Perifer Sentral 3. Tentukan Letak Visual (Proprioseptif)
Lesinya
4. Cari Kausanya
5. Pilih Terapi:
- Kausal
- Simtomatik
Algoritma Vertigo - Rehabilitasi
VERTIGO VESTIBULER
BPPV didefinisikan sebagai gangguan telinga bagian dalam yang ditandai dengan
episode berulang dari vertigo posisional
Kata benign secara historis menyiratkan bahwa BPPV adalah bentuk vertigo
posisional bukan karena sistem saraf pusat yang serius
Mastoiditis khronis.
Patofisiologi BPPV:
Hipotesa kupulolitiasis.
Debris yang berisi
CaCO3 berasal dari
fragmen otokonia yang
terlepas dari macula
utrikulus dan sacculus
yang terdegenerasi,
menempel pada
permukaan kapula kanalis
semicircularis posterior..
Patofisiologi BPPV:
Hipotesa kanalitiasis
Otokonia tidak melekat
pada kapula, melainkan
mengambang di dalam
endolimp kanalis
semisirkularis posterior
Diagnosis:
Anamnesis :
1. Bentuk serangan vertigo : pusing berputar, rasa goyang atau melayang
2. Sifat : periodic, continue, ringan atau berat
3. Faktor pencetus : perubahan gerakan kepala atau posisi, situasi (keramaian dan emosional, suara.
4. Gejala otonom : mual, muntah keringat dingin
5. Ada atau tidaknya gangguan pendengaran (tinnitus, tuli)
6. Obat-obatan yang dapat menimbulkan gejala vertigo (streptomisin, gentamisin)
7. Tindakan tertentu: temporal bone surgery
8. Penyaki yang diderita pasien: DM, Hipertensi kelainan jantung
9. Defisit neurologis
Diagnosis: