1. Anamnesis
yang diderita
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
saraf.
2. Gejala awal
atau perlahan
3. Riwayat keluarga
Tanya apakah ada anggota keluarga yang berpenyakit sama untuk menentukan
penyakit herediter
Pemeriksaan ini menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS adalah alat
yang diberikan.
1. Compos Mentis
2. Somnolen
3. Sopor
4. Koma
berurutan:
2. GCS
7. Pola nafas
Pola Nafas
1. Nafas cepat
Pola nafas selama koma yang ditandai dengan nafas regular yang dalam
periode nafas yang bergantian antara nafas dalam dan dangkal, dan
4. Ataxic Respiration
Ditandai dengan pola nafas ireguler dengan fase jeda ireguler dan semakin
seringnya terjadi periode apneu. Pada kondisi yang berat pernafasan akan
medulla oblongata.
5. Apneustic Respiration
Ditandai dengan inspirasi gasping yang dalam dengan periode jeda saat
inspirasi penuh diikuti dengan ekspirasi yang tidak penuh dan singkat.
Tipen nafas ini biasanya disertai postur deserebasi, pupil dilatasi dan koma
atau spoor dalam. Pernafasan ini biasanya terjadi akibat kerusakan pada
6. Pernafasan Kusmaul
Pola nafas dalam dan cepat, biasanya disertai asidosis metabolik berat
- Pupil asimetri : Pupil yang besar, unreactive dapat sebabkan karena lesi
Posisi/Pergerakan Mata:
Ditentukan oleh CN III, IV dan IV. Pada posisi primer, lesi yang mengenai saraf
conjugate gaze ke sisi lesi. Nistagmus jarang terlihat, namun gerakan seperti
Gerakan bola mata berupa gerakan lambat dari satu sisi ke sisi yang lain, kelopak
mata tertutup, dan mungkin disertai posisi mata yang divergen ringan dari aksis
okuler. Gerakan ini biasanya terjadi pada tidur normal atau pasien koma ringan ,
fungsi batang otak normal dan tidak menunjukkan suatu lokasi lesi tertentu.
Doll’s eye movement
Horizontal doll’s head eye movement yang abnormal menunjukkan adanya lesi
yang mengenai CN III, IV dan pons. Vertikal doll’s head eye movement yang
Tes Kalorik
Merupakan tes untuk memeriksa fungsi batang otak disebut juga test
okulovestibuler.
Cara : pasien dibaringkan dengan tubuh bagian atas dan kepala membentuk sudut
300 dengan bidang horizontal, kemudian disuntikkan 50-100 cc air dingin pada
salah satu telinga, yang akan berefek sama jika kepala digerakkan ke sisi yang
berlawanan, mata pasien akan menghadap pada sisi dimana air dimasukkan. Posisi
mata ini akan bertahan beberapa waktu. Jika hasil negative, kemungkinan terdapat
lesi pada pons, medulla, pada kasus yang jarang pada lesi CN III, IV, VI, VIII
Refleks Kornea
Interpretasi :
Gag Reflex
Anggota Gerak
Tonus/ Posturing
1. Postur dan posturing terhadap rangsang yang kuat harus dicatat. Rangsang
yagn kuat dilakukan pada daerah saraf kranial, biasanya stimulus nyeri
pada saraf trigeminal atau stimulus pada daerah vagus pada saat suctioning
endotracheal.
2. Postur dekortikasi
lengan dan tangan dan adduksi bahu. Kedua tungkai ekstensi dan kaki
inversi dan plantar fleksi. Ini dapat disebabkan lesi yang mengenai traktus
3. Postur deserebrasi
Adalah ekstensi dari kedua lengan dengan rotasi internal dari bahu. Posisi
thalamus dan nucleus subthalamic, namun dapat juga terjadi pada lesi
Refleks
Asimetris dari tonus, reflex anggota tubuh, dan plantar respon dapat membantu
menunjukkan lokasi lesi. Perlu diperhatikan bahwa reflex dan tonus dapat