KLIEN KOMA
1. Sadar
Karakteristik :
a. Sadar penuh akan sekeliling, orientasi baik
terhadap orang, tempat dan waktu.
b. Kooperatif
c. Dapat mengulang beberapa angka beberapa
menit setelah diberitahu.
2. Otomatisme
Karakteristik :
a. Tingkah laku relatif normal (misal : mampu
makan sendiri)
b. Dapat berbicara dalam kalimat tetapi
kesulitan mengingat dan memberi penilaian,
tidak ingat peristiwa-peristiwa sebelum
periode hilangnya kesadaran; dapat
mengajukan pertanyaan yang sama
berulang kali.
c. Bertindak secara otomatis tanpa dapat
mengingat apa yang baru saja atau yang
telah dilakukannya.
d. Mematuhi perintah sederhana.
3. Konfusi
Karakteristik :
a. Melakukan aktivitas yang bertujuan (misal :
menyuapkan makanan ke mulut) dengan
gerakan yang canggung.
b. Disorientasi waktu, tempat dan atau orang
(bertindak seakan-akan tidak sadar).
c. Gangguan daya ingat, tidak mampu
mempertahankan pikiran atau ekspresi.
d. Biasanya sulit dibangunkan.
e. Menjadi tidak kooperatif.
4. Delirium
Karakteristik :
a. Disorientasi waktu, tempat dan orang.
b. Tidak kooperatif.
c. Agitasi, gelisah, bersifat selalu menolak
(mungkin berusaha keluar dan turun dari
tempat tidur, gelisah di tempat tidur,
membuka baju).
d. Sulit dibangunkan.
5. Stupor
Karakteristik :
a. Diam, mungkin tampaknya tidur.
b. Berespons terhadap rangsang suara yang
keras.
c. Terganggu oleh cahaya.
d. Berespons baik terhadap rangsangan rasa
sakit.
6. Stupor dalam
Karakteristik :
a. Bisu.
b. Sulit dibangunkan ( sedikit respons
terhadap rangsanag nyeri ).
c. Berespons terhadap nyeri dengan gerakan
otomatis yang tidak bertujuan.
7. Koma
Karakteristik :
a. Tidak sadar, tubuh flaksid.
b. Tidak berespons terhadap rangsangan nyeri
maupun verbal.
c. Refleks masih ada : muntah, lutut, kornea.
8) Koma irreversibel dan kematian
Karakteristik :
a. Refleks hilang.
b. Pupil terfiksasi dan dilatasi.
c. Pernapasan dan denyut jantung berhenti.
PENYEBAB KOMA
1. Lesi besar pada serebral dan herniasi.
a. Herniasi transtentorial uncal.
Merupakan impaksi girus temporal media
anterior (uncus) ke bagian anterior bukan
tentorial. Koma yang terjadi merupakan akibat
dari tekanan lateral dari otak tengah yang
berbenturan dengan sudut tentorial yang
berseberangan karena pergesseran gyrus
parahipokampus.
b. Herniasi transtentorial sentral.
Merupakan gerakan simetik kebawah dari
bagian thalamus atau melalui bukan tentorial,
tanda utama adalah pupil miotik dan
drowsiness.
Herniasi temporal dan sentral dianggap
sebagai penyebab tekanan progresif batang
otak dari atas : pertama otak tengah, kemudian
pons dan terakhir medula. Sehingga terjadi
tanda neurologis yang berhubungan dengan
tingkat yang terpapar.
2. Gangguan metabolik
Gangguan metabolik mengakibatkan koma dan
mengganggu pengiriman substrat energi
(hipoksia, iskemia, hipoglikemia) atau dengan
mengganti eksitabilitas neuron.
3. Epileptik
Pengeluaran listrik menyeluruh dan berkelanjutan
dari korteks berhubungan dengan koma,
walaupun tidak ada aktivitas motor epileptik.
Koma yang terjadi setelah kejang, merupakan
tahap postical, yang disebabkan oleh kekurangan
persediaan energi atau efek molekul toksik lokal
yang merupakan hasil dari kejang.
4. Farmakologis
Ensefalopati jenis ini sangat reversibel dan
tidak menimbulkan kerusakan residual yang
menyebabkan hipoksia. Overdosis beberapa
obat dan toksin dapat menekan fungsi sistem
saraf. Ada pula yang menyebabkan koma
dengan mengganggu nukleus batang otak
termasuk RAS dan korteks serebral.
MANIFESTASI KLINIS
7. Respirasi
Gejala :
a. Perokok ( factor resiko ).
8. Keamanan
Tanda :
a. Motorik / sensorik= masalah dengan
penglihatan.
b. Perubahan persepsi terhadap tubuh.
c. Kesulitan untuk melihat obyek.
d. Hilang kewaspadaan terhadap bagian tubuh
yang sakit.
e. Tidak mampu mengenali obyek, warna, kata
dan wajah yang pernah dikenali.
f. Gangguan berespon terhadap panas, dan
dingin / gangguan regulasi suhu tubuh.
g. Gangguan dalam memutuskan, perhatian
sedikit terhadap keamanan.
h. Berkurang kesadaran diri.
9. Interaksi sosial
Tanda :
a. Problem berbicara.
b. Ketidakmampuan berkomunikasi.
3. MENILAI GCS
Skala Koma Glasgow
a. Membuka mata ( E )
Spontan :4
Dengan perintah :3
Dengan nyeri :2
Tidak berespon :1
b. Respons motorik ( M )
Dengan perintah :6
Melokalisasi nyeri :5
Menarik area yang nyeri :4
Fleksi abnormal :3
Ekstensi abnormal :2
Tidak berespon :1
c. Respons verbal ( V )
Berorientasi :5
Bicara membingungkan :4
Kata-kata tidak tepat :3
Suara tidak dapat dimengerti :2
Tidak ada respons :1
4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Uji laboratorium digunakan untuk
mengidentifikasi penyebab kesadaran yang
mencakup tes glukosa darah, elektrolit,
amonia serum, nitrogen urea darah ( BUN ),
osmolalitas, kalsium, masa pembekuan,
kandungan keton serum, alkohol, obat-obatan
dan analisa gas darah arteri.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan
dengan hipoksia jaringan
2. Nyeri berhubungan dengan peningkatan
TIK
3. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan
adanya depresan pusat pernafasan
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan mual, muntah
5. Perubahan persepsi sensori visual
berhubungan dengan penurunan
ketajaman penglihatan
Sekian
terimakasih atas perhatiannya