A. PENGERTIAN
Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu. ( Corwin, 2001 )
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimanapenderita tidak sadar dalam arti tidak
terjaga / tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons yang
normal terhadap stimulus.
Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaan dimana seseorang
mengenal / mengetahui tentang dirinya maupun lingkungannya.
Dalam menilai penurunan kesadaran dikenal beberapa istilah yaitu :
1. Kompos mentis
Kompos mentis adalah kesadaran normal, menyadari seluruh asupan dari panca
indra dan bereaksi secara optimal terhadap seluruh rangsangan baik dari luar
maupun dalam.
2. Somnelen / drowsiness / clouding of consciousness
consciousness
A. ETIOLOGI
Untuk memudahkan mengingat dan menelusuri kemungkinan –
kemungkinan – kemungkinan
kemungkinan penyebab
penurunan kesadaran dengan istilah “ SEMENITE “ yaitu :
:
1. S : Sirkulasi
Meliputi stroke dan penyakit jantung
2. E : Ensefalitis
Dengan tetap mempertimbangkan adanya infeksi sistemik / sepsis yang mungkin
melatarbelakanginya atau muncul secara bersamaan.
3. M : Metabolik
Misalnya hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, koma hepatikum
4. E : Elektrolit
Misalnya diare dan muntah yang berlebihan.
5. N : Neoplasma
arteriovena.
7. Ekoensefalography
Untuk mendeteksi sebuuah perubahan struktur garis tengah serebral yang
disebabkan hematoma subdural, perdarahan intraserebral, infark serebral yang luas
dan neoplasma.
8. EEG ( elektroensefalography )
Untuk menilai kejaaang epilepsy, sindrom otak organik, tumor, abses, jaringan
parut otak, infeksi otak
9. EMG ( Elektromiography )
Untuk membedakan kelemahan akibat neuropati maupun akibat penyakit lain.
3. Circulation
a. Hipotensi / hipertensi
b. Takipnu
c. Hipotermi
d. Pucat
e. Ekstremitas dingin
f. Penurunan capillary refill
g. Produksi urin menurun
h. Nyeri
i. Pembesaran kelenjar getah bening
Data obyektif:
1. Perubahan Tingkat Kesadaran
2. Perubahan Tonus Otot
Otot ( Flasid Atau Spastic), Paraliysis ( Hemiplegia ) ,
Kelemahan Umum.
3. Gangguan Penglihatan
b. Sirkulasi
Data Subyektif:
1. Riwayat penyakit stroke
2. Riwayat penyakit jantung
Penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung , endokarditis bacterial.
3. Polisitemia
Data obyektif:
1. Hipertensi arterial
2. Disritmia
3. Perubahan EKG
4. Pulsasi : kemungkinan bervariasi
5. Denyut karotis, femoral dan arteri iliaka atau aorta abdominal
c. Eliminasi
Data Subyektif:
1. Inkontinensia urin / alvi
2. Anuria
Data obyektif
1. Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh )
2. Tidak adanya suara usus( ileus paralitik )
d. Makan/ minum
Data Subyektif:
1. Nafsu makan hilang
2. Nausea
3. Vomitus menandakan adanya PTIK
4. Kehilangan sensasi lidah , pipi , tenggorokan
5. Disfagia
Bahu aduksi dan rotasi interna, ekstensi lengan bawah, fleksi pergelangan tangan dan
tinju mengepal, bila diberi rangsang nyeri ( decerebrate rigidity )
)
6. Nilai 1 : Sama sekali tidak ada respon
Catatan :
a. Rangsang nyeri yang diberikan harus kuat
b. Tidak ada trauma spinal, bila hal ini ada hasilnya akan selalu negatif
Respon verbal atau bicara
Respon verbal diperiksa pada saat pasien terjaga (bangun). Pemeriksaan ini tidak berlaku bila
pasien :
a. Dispasia atau apasia
b. Mengalami trauma mulut
c. Dipasang intubasi trakhea (ETT)
1. Nilai 5 : pasien orientasi penuh atau baik dan mampu berbicara . orientasi waktu,
tempat , orang, siapa dirinya , berada dimana, tanggal hari.
2. Nilai 4 : pasien “confuse” atau tidak orientasi penuh
penuh
3. Nilai 3 : bisa bicara , kata-kata
kata -kata yang diucapkan jelas dan baik tapi tidak menyambung
men yambung
dengan apa yang sedang dibicarakan
4. Nilai 2 : bisa berbicara tapi tidak dapat ditangkap jelas apa artinya (“ngrenyem”), suara
suara--
suara tidak dapat dikenali makna katanya
5. Nilai 1 : tidak bersuara apapun walau diberikan rangsangan nyeri
Respon membukanya mata :
Perikasalah rangsang minimum apa yang bisa membuka satu atau kedua matanya
Catatan:
Mata tidak dalam keadaan terbalut atau edema kelopak mata.
1. Nilai 4 : Mata membuka spontan misalnya sesudah disentuh
2. Nilai 3 : Mata baru membuka bila diajak bicara atau dipanggil
d ipanggil nama atau diperintahkan
membuka mata
3. Nilai 2 : Mata membuka bila dirangsang kuat atau nyeri
4. Nilai 1 : Tidak membuka mata walaupaun dirangsang nyeri
Menilai reflek-reflek patologis :
3. N.III
N.III// Okulomotoris
4. N.IV/TROKLERIS , N.VI/ABDUSEN
Diperiksa bersama dengan menilai kemampuan pergerakan bola mata kesegala arah ,
diameter pupil , reflek cahaya dan reflek akomodasi
5. N.V. Trigeminus
Berfungsi sensorik dan motorik,
a. Sensorik diperiksa pada permukaan kulit wajah bagian dahi , pipi, dan rahang
bawah serta goresan kapas dan mata tertutup
b. Motorik diperiksa kemampuan menggigitnya, rabalah kedua tonus
muskulusmasketer saat diperintahkan untuk gerak menggigit
6. N.VII/ Fasialis fungsi motorik
N.VII diperiksa kemampuan mengangkat alis, mengerutkan dahi, mencucurkan
men cucurkan bibir ,
tersentum , meringis (memperlihatkan gigi depan )bersiul , menggembungkan
peningkatan TIK, nekrosis jaringan, pembengkakan jaringan otak, depresi SSP dan
oedema
Tujuan : gangguan perfusi jaringan berkurang/hilang setelah dilakukan tindakan
keperawatan
selama 1 jam.
Kriteria hasil :
a. Tidak ada tanda –
tanda – tanda
tanda peningkatan TIK
b. Tanda
Tanda –
– tanda
tanda vital dalam batas normal
c. Tidak adanya penurunan kesadaran
Intervensi :
Mandiri :
a. Tentukan faktor yang berhubungan dengan keadaan tertentu, yang dapat
menyebabkan penurunan perfusi dan potensial peningkatan TIK
b. Catat status neurologi secara teratur, bandingkan dengan nilai standart
c. Kaji respon motorik terhadap perintah sederhana
d. Pantau tekanan darah
e. Evaluasi : pupil, keadaan pupil, catat ukuran pupil, ketajaman pnglihatan dan
penglihatan kabur
f. Pantau suhu lingkungan
g. Pantau intake, output, turgor
h. Beritahu klien untuk menghindari/ membatasi batuk,muntah
i. Perhatikan adanya gelisah meningkat, tingkah laku yang tidak sesuai
j. Tinggikan kepala 15-45 derajat
Kolaborasi :
a. Berikan oksigen sesuai indikasi
b. Berikan obat sesuai indikasi
2. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d obstruksi jalan nafas oleh sekret
Tujuan : bersihan jalan nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1 jam.
Kriteria hasil:
a. Pasien memperlihatkan kepatenan jalan napas
b. Ekspansi dada simetris
c. Bunyi napas bersih saat auskultasi
d. Tidak terdapat tanda distress pernapasan
e. GDA dan tanda vital dalam batas normal
Intervensi:
Mandiri :
a. Kaji dan pantau pernapasan, reflek batuk dan sekresi
b. Posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan
memberikan pengeluaran sekresi yang optimal
c. Penghisapan sekresi
d. Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi jalan napas setiap 4 jam
Kolaborasi :
a. Berikan oksigenasi sesuai advis
b. Pantau BGA dan Hb sesuai indikasi
3. Pola nafas tak efektif berhubungan dengan adanya depresan pusat pernapasan
Tujuan :
Pola nafas efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 jam
Kriteria hasil:
a. RR 16-24 x permenit
b. Ekspansi dada normal
c. Sesak nafas hilang / berkurang
d. Tidak suara nafas abnormal
Intervensi :
Mandiri :
a. Kaji frekuensi, irama, kedalaman pernafasan.
b. Auskultasi bunyi nafas.
c. Pantau penurunan bunyi nafas.
d. Catat kemajuan yang ada pada klien tentang pernafasan
Kolaborasi :
a. Berikan oksigenasi sesuai advise
b. Berikan obat sesuai indikasi
c. Gas-gas darah dalam batas normal untuk usia yang diperkirakan
Intervensi :
Mandiri :
a. Kaji terhadap tanda dan gejala hipoksia dan hiperkapnia
b. Kaji TD, nadi apikal dan tingkat kesadaran setiap[ jam dan prn, laporkan
perubahan tingkat
c. kesadaran pada dokter.
d. Pantau dan catat pemeriksaan gas darah, kaji adanya kecenderungan kenaikan
dalam PaCO2 atau penurunan dalam PaO2
e. Bantu dengan pemberian ventilasi mekanik sesuai indikasi, kaji perlunya
CPAP atau PEEP.
f. Auskultasi dada untuk mendengarkan bunyi nafas setiap jam
g. Tinjau kembali pemeriksaan sinar X dada harian, perhatikan peningkatan atau
penyimpangan
h. Evaluasi AKS dalam hubungannya dengan penurunan kebutuhan oksigen.
i. Pantau irama jantung
Kolaboraasi :
a. Berikan cairan parenteral sesuai pesanan
b. Berikan obat-obatan sesuai pesanan : bronkodilator, antibiotik, steroid.
2. GCS:
E: 2 M:5 V: 3
Kesadaran: Delirium
SPO2:98%
ANALISA DATA
Ds :
Keluarga mengatakan klien Pola nafas tak efektif Penurunan Kesadaran
mengalami penurunan berhubungan dengan
kesadaran
Do :
TD: 140/90 mmHg
N: 112x/i
S: 36o C
GCS:
E: 2 M:5 V: 3
Kesadaran: Delirium
SPO2:98%
Pola nafas tak efektif Setelah dilakukan Terapi oksigen Terapi oksigen
suara paru
CATATAN PERKEMBANGAN
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Pantau TTV
Oksigen nasal kanul 3l/i
S :-
Defisit perawatan diri b/d O:
Kelemahan K/u membaik
klien sadar
Klien masih total care
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Jaga hygenitas klien
S :-
Resiko tinggi gangguan
O:
intergritas kulit b/d tirah K/u membaik
Pola nafas semakin teratur
baring lama.
klien sadar
Kulit Klientidk ada tanda-tanda
dekubitus
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
Ubah posisi klien tiap 2 jam
DAFTAR PUSTAKA
Padmosantjojo, Keperawatan
Padmosantjojo, Keperawatan Bedah Saraf , Jakarta, Bagian Bedah Saraf FKUI, 2000
Markum, Penuntun
Markum, Penuntun Anamnesis dan Pemeriksaan Fi
Fisis,
sis, Jakarta, Pusat
Pusat Informasi
Informasi dan
Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2000
www.scribd.com