Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

PENURUNAN KESADARAN

Pengampu : Cahyo pranomo, S.Kep.,Ns.M.Kep

Disusun oleh :

Muhammad Lanang Damarjati

2002066

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KLATEN

PRODI DIII KEPERAWATAN 3B

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan
syafa’atnya di akhirat. Tidak lupa, saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan Kritis dengan
judul Makalah Asuhan Keperawatan Penurunan Kesadaran.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf
yang sebesarnya. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yaitu khususnya kepada
dosen Keperawatan Kritis bapak Cahyo pranomo, S.Kep.,Ns.M.Kep yang telah membimbing
dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah kami ini dapat memberikan manfaat
untuk pembaca.

Klaten, 4 November 2022

Muhammad Lanang Damarjati


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimanapenderita tidak sadar dalam arti tidak
terjaga atau tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons yang
normal terhadap stimulus. Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaan
dimana seseorang mengenal atau mengetahui tentang dirinya maupun lingkungannya.
Dalam menilai penurunan kesadaran dikenal beberapa istilah yaitu :
1. Kompos mentis
Kompos mentis adalah kesadaran normal, menyadari seluruh asupan dari panca indra
dan bereaksi secara optimal terhadap seluruh rangsangan baik dari luar maupun
dalam.
2. Somnelen atau drowsiness atau clouding of consciousness
Mata cenderung menutup, mengantuk, masih dapat dibangunkan dengan perintah,
masih dapat menjawab pertanyaan walau sedikit bingung, tampak gelisah dan
orientasi terhadap sekitarnya menurun.
3. Stupor atau Sopor
Mata tertutup dengan rangsang nyeri atau suara keras baru membuka mata atau
bersuara satu dua kata . Motorik hanya berupa gerakan mengelak terhadap rangsang
nyeri.
4. Soporokoma atau Semikoma
Mata tetap tertutup walaupun dirangsang nyeri secara kuat, hanya dapat mengerang
tanpa arti, motorik hanya gerakan primitif.
5. Koma
Dengan rangsang apapun tidak ada reaksi sama sekali, baik dalam hal membuka
mata, bicara maupun reaksi motorik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penurunan kesadaran ?
2. Apa etiologi penurunan kesadaran ?
3. Apa manifestasi klinis penurunan kesadaran ?
4. Apa pathways penurunan kesadaran ?
5. Apa pemeriksaan penunjang penurunan kesadaran ?
6. Apa pengkajian penurunan kesadaran ?
7. Apa Diagnosa Keperawatan penurunan kesadaran?
8. Apa Implementasi Keperawatan penurunan kesadaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penurunan kesadaran
2. Untuk mengetahui etiologi penurunan kesadaran
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis penurunan kesadaran
4. Untuk mengetahui pathways penurunan kesadaran
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penurunan kesadaran
6. Untuk mengetahui pengkajian penurunan kesadaran
7. Untuk mengetahui Diagnosa Keperawatan penurunan kesadaran
8. Untuk mengetahui Implementasi Keperawatan penurunan kesadaran
BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian
Kesadaran adalah pengetahuan penuh atas diri, lokasi dan waktu (Corwin, 2001).
Sedangkan menurut (Padmosantjojo, 2000). Penurunan kesadaran adalah keadaan
dimanapenderita tidak sadar dalam arti tidak terjaga  / tidak terbangun secara utuh
sehingga tidak mampu memberikan respons yang normal terhadap stimulus.
Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaan dimana seseorang
mengenal atau mengetahui tentang dirinya maupun lingkungannya.
II. Etiologi
Untuk memudahkan mengingat dan menelusuri kemungkinan- kemungkinan
penyebab penurunan kesadaran dengan istilah “ SEMENITE “ yaitu :
1. S : Sirkulasi Meliputi stroke dan penyakit jantung
2. E : Ensefalitis Dengan tetap mempertimbangkan adanya infeksi sistemik / sepsis
yang mungkin melatarbelakanginya atau muncul secara bersamaan
3. M : Metabolik  Misalnya hiperglikemia, hipoglikemia, hipoksia, uremia, koma
hepatikum
4. E : Elektrolit Misalnya diare dan muntah yang berlebihan
5. N : Neoplasma Tumor otak baik primer maupun metastasis
6. I : Intoksikasi Intoksikasi berbagai macam obat maupun bahan kimia dapat
menyebabkan penurunan kesadaran
7. T : Trauma Terutama trauma kapitis : komusio, kontusio, perdarahan epidural,
perdarahan subdural, dapat pula trauma abdomen dan dada
8. E : Epilepsi Pasca serangan Grand Mall atau pada status epileptikus dapat
menyebabkan penurunan kesadaran.
III. Manifestasi Klinis
Gejala klinik yang terkait dengan penurunan kesadaran adalah :
1. Penurunan kesadaran secara kwalitatif 
2. GCS kurang dari 13
3. Sakit kepala hebat
4. Muntah proyektil
5. Papil edema
6. Asimetris pupil
7. Reaksi pupil terhadap cahaya melambat atau negatif 
8. Demam
9. Gelisah
10. Kejang
11. Retensi lendir / sputum di tenggorokan
12. Retensi atau inkontinensia urin
13. Hipertensi atau hipotensi
14. Takikardi atau bradikardi
15. Takipnu atau dispnea
16. Edema lokal atau anasarka
17. Sianosis, pucat dan sebagainya
IV. Pathways
V. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk menentukan penyebab penurunan
kesadaran yaitu :
1. Laboratorium darah
Meliputi tes glukosa darah, elektrolit, ammonia serum, nitrogen urea darah
(BUN), osmolalitas, kalsium, masa pembekuan, kandungan keton serum, alcohol,
obatobatan dan analisa gas darah (BGA).
2. CT Scan
Pemeriksaan ini untuk mengetahui lesi-lesi otak 
3. PET (Positron Emission Tomography)
Untuk meenilai perubahan metabolik otak, lesi-lesi otak, stroke dan tumor otak 
4. SPECT ( Single Photon Emission Computed Tomography )
Untuk mendeteksi lokasi kejang pada epilepsi, stroke.
5. MRI
Untuk menilai keadaan abnormal serebral, adanya tumor otak.
6. Angiografi serebral
Untuk mengetahui adanya gangguan vascular, aneurisma dan malformasi
arteriovena.
7. Ekoensefalography
Untuk mendeteksi sebuuah perubahan struktur garis tengah serebral yang
disebabkan hematoma subdural, perdarahan intraserebral, infark serebral yang
luas dan neoplasma.
8. EEG ( elektroensefalography )
Untuk menilai kejaaang epilepsy, sindrom otak organik, tumor, abses, jaringan
parut otak, infeksi otak
9. EMG ( Elektromiography )
Untuk membedakan kelemahan akibat neuropati maupun akibat penyakit lain.
VI. Pengkajian
1. Riwayat penyakit sebelumnya
Apakah klien pernah menderita :
a. Penyakit stroke
b. Infeksi otak
c. DM
d. Diare dan muntah yang berlebihan
e. Tumor otak
f. Intoksiaksi insektisida
g. Trauma kepala h. Epilepsi dll.
2. Pemeriksaan fisik 
a. Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif :
- Penglihatan berkurang
- Sentuhan : kehilangan sensor pada ekstremitas dan pada muka
- Gangguan rasa pengecapan
- Gangguan penciuman

Data obyektif :
- Status mental
- Penurunan kesadaran
- Gangguan tingkah laku (seperti: letargi, apatis, menyerang)
- Gangguan fungsi kognitif 
- Ekstremitas : kelemahan/paraliysis genggaman tangan tidak imbang,
berkurangnya reflek tendon dalam
- Wajah: paralisis/parese
- Afasia (kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa, kemungkinan ekspresif
atau kesulitan berkata kata, reseptif atau kesulitan berkata kata
komprehensif, global atau kombinasi dari keduanya).
- Kehilangan kemampuan mengenal atau melihat, stimuli taktil
- Kehilangan kemampuan mendengar
- Apraksia : kehilangan kemampuan menggunakan motorik 
- Reaksi dan ukuran pupil : reaksi pupil terhadap cahaya positif /  negatif,
ukuran pupil isokor atau anisokor, diameter pupil
b. Nyeri (kenyamanan)
Data Subyektif :
- Sakit kepala yang bervariasi intensitasnya

Data obyektif :

- Tingkah laku yang tidak stabil


- Gelisah
- Ketegangan otot
c. Respirasi
Data Subyektif : perokok (faktor resiko)
d. Keamanan
Data obyektif :
- Motorik/sensorik : masalah dengan penglihatan
- Perubahan persepsi terhadap tubuh
- Kesulitan untuk melihat objek 
- Hilang kewaspadaan terhadap bagian tubuh yang sakit
- Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah
dikenali
- Gangguan berespon terhadap panas, dan dingin/gangguan regulasi suhu
tubuh
- Gangguan dalam memutuskan, perhatian sedikit terhadap keamanan
- Berkurang kesadaran diri
e. Interaksi sosial
Data obyektif :
- Problem berbicara
- Ketidakmampuan berkomunikasi
f. Menilai GCS
Ada 3 hal yang dinilai dalam penilaian kuantitatif kesadaran yang
menggunakan Skala Coma Glasgow :
- Respon motorik 
- Respon bicara
- Pembukaan mata

Ketiga hal di atas masing-masing diberi angka dan dijumlahkan.

VII. Diagnosa
a. Perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan hipoksia jaringan
(D.0017)
b. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan Obstruksi jalan nafas oleh
sekret (D.0001)
c. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan Depresan pusat pernapasan
(D.0005)
VIII. Intervensi

No. Tujuan & kriteria hasil Intervensi


DX
1. Setelah dilakukan asuhan keperawatan - Monitor TTV
3x24 jam,diharapkan masalah perfusi - Kaji tingkat kesadaran
jaringan serebral dapat efektif kembali pasien
dengan kriteria hasil : - Pantau turgor kulit pasien
- Tanda-tanda vital dalam batas - Posisikan kepala 15-450
normal atau dengan posisi semi
- Tidak adanya penurunan fowler
kesadaran - Kolaborasi dengan tim
- Akral hangat medis dalam pemberian
terapi obat
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Kaji dan pantau pernapasan,
selama 3x24 jam,diharapakan bersihan reflek batuk dan sekresi
jalan napas dapat efektif dengan kriteria - Posisikan tubuh dan kepala
hasil : untuk menghindari
- Jalan napas paten obstruksi jalan napas dan
- Tidak ada suara napas tambahan memberikan pengeluaran
- Tanda-tanda vital dalam batas sekresi yang optimal
normal - Penghisapan sekresi dengan
suction langsung melalui
mulut atau melalui alat ET
- Auskultasi dada untuk
mendengarkan bunyi jalan
napas
- Kolaborasi dengan tim
medisdalam pemberian
oksigenasi sesuai advis dan
pemberian nebulizer
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Kaji frekuensi, irama,
selama 3x24 jam,diharapakan masalah kedalaman pernafasan.
pola napas dapat efektif dengan kriteria - Berikan posisi yang
hasil : nyaman : semi fowler
- RR 16-24 x/menit - Catat kemajuan yang ada
- Ekspansi dada normal pada klien tentang
- Sesak nafas hilang atau berkurang pernafasan
- Tidak ada suara nafas abnormal - Kolaborasi Berikan
oksigenasi sesuai advis dan
berikan obat sesuai indikasi
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penurunan kesadaran adalah keadaan dimanapenderita tidak sadar dalam arti tidak
terjaga  / tidak terbangun secara utuh sehingga tidak mampu memberikan respons yang
normal terhadap stimulus. Kesadaran secara sederhana dapat dikatakan sebagai keadaan
dimana seseorang mengenal atau mengetahui tentang dirinya maupun lingkungannya.
Gejala penurunan kesadaran : Penurunan kesadaran secara kwalitatif, GCS kurang dari
13, Sakit kepala hebat, Muntah proyektil, Papil edema.

DAFTAR PUSTAKA

Barbara C Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran, Bandung.

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
Marlyn E. Doengoes, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untukPerencanaan &
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta.

Priguna Sidharta, 1994, Neurogi Klinis dalam Praktek Umum, Dian Rakyat, Jakarta.

Susan Martin Tucker, 1998, Standar Perawatan Pasien : Proses Perawatan, Diagnosa dan
Evaluasi, Edisi V, Vol 2, EGC, Jakarta.

Sylvia G. Price, 1997, Patofisologi, konsep klinik proses – proses penyakit. EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai