0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
73 tayangan6 halaman
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tingkat kesadaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tingkat kesadaran adalah ukuran respon seseorang terhadap lingkungan dan berkisar dari sadar sepenuhnya hingga koma. Penurunan kesadaran dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan oksigen, aliran darah, infeksi, atau pengaruh obat-obatan. Metode pengukuran tingkat kesad
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tingkat kesadaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tingkat kesadaran adalah ukuran respon seseorang terhadap lingkungan dan berkisar dari sadar sepenuhnya hingga koma. Penurunan kesadaran dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan oksigen, aliran darah, infeksi, atau pengaruh obat-obatan. Metode pengukuran tingkat kesad
Dokumen tersebut membahas konsep dasar tingkat kesadaran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tingkat kesadaran adalah ukuran respon seseorang terhadap lingkungan dan berkisar dari sadar sepenuhnya hingga koma. Penurunan kesadaran dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti kekurangan oksigen, aliran darah, infeksi, atau pengaruh obat-obatan. Metode pengukuran tingkat kesad
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2021/2022 Alam Sadar (Kesadaran = Conscious)
A. Pengertian Tingkat Kesadaran
Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan mengadakan pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian). Alam sadar adalah alam yang berisi hasil-hasil pengamatan kita kepada dunia luar (Maramis, 1999). Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan.
B. Bentuk-bentuk tingkat kesadaran meliputi :
1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya. 2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh. 3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak- teriak, berhalusinasi, kadang berhayal. 4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal. 5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri. 6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).
C. Faktor tingkat kesadaran
Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang kepala. Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).
D. Mengukur Tingkat Kesadaran
Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang menunjukan adanya penurunan kesadaran. Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri (pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi rangsang nyeri (unresponsive). Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang kurang lebih sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah baik (alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada respon (unresponsiveness).
E. Tingkat menurunnya kesadaran :
a. Amnesia, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan atau lupa tentang kejadian tertentu. b. Apatis, menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh tak acuh terhadap stimulus yang masuk (mulai mengantuk) c. Somnolensi, menurunnya kesadaran ditandai dengan mengantuk (rasa malas dan ingin tidur). d. Spoor, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan, orientasi, dan pertimbangan. e. Subkoma dan koma, menurunnya kesadaran ditandai dengan tidak ada respons terhadap rangsang yang keras.
F. Penyebab Penurunan Kesadaran
Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran dapat menurun ketika : 1. Otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia) 2. Kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok) 3. Penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis) 4. Pada keadaan hipo atau hypernatremia 5. Dehidrasi; asidosis, alkalosis 6. Pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan: hipertermia, hipotermia; peningkatan tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak) 7. Infeksi (encephalitis); epilepsi.
G. ALAM SADAR DAN TAK SADAR
Alam tak sadar adalah daerah kesadaran yang berisi berbagai ide dan afek yang ditekan, yang tidak dapat diingat kembali karena ditahan oleh alam prasadar sebagai sensor. Pengertian lain alam tak sadar adalah alam yang berisi kompleks-kompleks terdesak Das Es, Das Ich dan Das Uber ich (Maramis, 1999) Ciri-ciri alam tak sadar : a. Mengandung ide dan afek yang ditekan. b. Hal-hal yang terdapat dalam alam tak sadar tidak dapat diingat kembali. c. Apabila mau muncul kealam sadar harus melewati sensor alam prasadar. d. Memiliki prinsip kesenangan dengan tujuan memuaskan keinginan. e. Berhubungan erat dengan naluri terutama naluri seksual. Alam bawah sadar mengatur sekitar 85% aktifitas kita, misalnya yg berkaitan dengan suhu badan, jalan darah perubahan hormone, emosi, dan jutaan hal kecil dan besar dalam tubuh kita. Selain itu, lebih dari 85% emosi dan cara berpikir kita diatur oleh alam bawah sadar. Kita tidak sepenuhnya bisa mengontrol diri kita seperti yang kita duga.
H. Mengendalikan alam bawah sadar
Kebanyakan manusia tidak mampu mengelola, mengatur, dan mengendalikan alam bawah sadarnya sehingga mereka sering mengalami stress yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Ketika masih sekolah di SMA seseorang mungkin tenar dan disenangi banyak orang, tetapi ketika kuliah di universitas dia merasa tidak mampu menghadapi perubahan. Kinerjanya lalu dibawah rata-rata karena dia tidak bisa memprogram ulang alam bawah sadarnya untuk memasuki dunia mahasiswa di perguruan tinggi. Sukses pada masa lalu kadang mengakibatkan kegagalan pada masa depan karena seseorang tidak bisa mengubah instruksi alam bawah sadarnya dengan hal-hal yang lebih baru dan mutahir. Sewaktu SMA, seseorang mungkin berasumsi bahwa orang yang keren adalah yang punya mobil tetapi bagi seorang mahasiswa orang yang keren adalah orang pandai, berwibawa, fasih berwibawa dan berwawasan internasional. Jadi, seseorang harus mampu memprogram ulang alam bawah sadarnya secara baik dan proporsional.
DAFTAR PUSTAKA
H.Martokoesoemo, P. (2007). Spiritual Thingking : Sukses Dengan Neuro Linguistic
Programming (NLP) dan Tasawuf . Bandung : Mizan Pustaka .
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan . Jakarta : EGC.