Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DASAR TINGKAT KESADARAN

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

DOSEN PENGAMPU :

NS. SUMITRO DI PUTRA, S.Kep, M.Kes

DISUSUN OLEH :

TINGKAT II B

KHOFIFA PO.71.20.1.19.050

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
Alam Sadar (Kesadaran = Conscious)

A. Pengertian Tingkat Kesadaran


Kesadaran merupakan kemampuan individu mengadakan hubungan dengan
lingkungannya serta dengan dirinya sendiri (melalui panca inderanya) dan mengadakan
pembatasan terhadap lingkungannya serta terhadap dirinya sendiri (melalui perhatian).
Alam sadar adalah alam yang berisi hasil-hasil pengamatan kita kepada dunia luar
(Maramis, 1999).
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap
rangsangan dari lingkungan.

B. Bentuk-bentuk tingkat kesadaran meliputi :


1. Compos Mentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
2. Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh.
3. Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-
teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.
4. Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah
dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.
5. Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap
nyeri.
6. Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap
rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga
tidak ada respon pupil terhadap cahaya).

C. Faktor tingkat kesadaran


Perubahan tingkat kesadaran dapat diakibatkan dari berbagai faktor, termasuk perubahan
dalam lingkungan kimia otak seperti keracunan, kekurangan oksigen karena
berkurangnya aliran darah ke otak, dan tekanan berlebihan di dalam rongga tulang
kepala. Adanya defisit tingkat kesadaran memberi kesan adanya hemiparese serebral atau
sistem aktivitas reticular mengalami injuri. Penurunan tingkat kesadaran berhubungan
dengan peningkatan angka morbiditas (kecacatan) dan mortalitas (kematian).

D. Mengukur Tingkat Kesadaran


Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil seobjektif mungkin
adalah menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan
derajat cidera kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil
pengukuran dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami
cidera kepala, yang menunjukan adanya penurunan kesadaran.
Metoda lain adalah menggunakan sistem AVPU, dimana pasien diperiksa apakah sadar
baik (alert), berespon dengan kata-kata (verbal), hanya berespon jika dirangsang nyeri
(pain), atau pasien tidak sadar sehingga tidak berespon baik verbal maupun diberi
rangsang nyeri (unresponsive).
Ada metoda lain yang lebih sederhana dan lebih mudah dari GCS dengan hasil yang
kurang lebih sama akuratnya, yaitu skala ACDU, pasien diperiksa kesadarannya apakah
baik (alertness), bingung / kacau (confusion), mudah tertidur (drowsiness), dan tidak ada
respon (unresponsiveness).

E. Tingkat menurunnya kesadaran :


a. Amnesia, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan atau lupa tentang
kejadian tertentu.
b. Apatis, menurunnya kesadaran ditandai dengan acuh tak acuh terhadap stimulus yang
masuk (mulai mengantuk)
c. Somnolensi, menurunnya kesadaran ditandai dengan mengantuk (rasa malas dan
ingin tidur).
d. Spoor, menurunnya kesadaran ditandai dengan hilangnya ingatan, orientasi, dan
pertimbangan.
e. Subkoma dan koma, menurunnya kesadaran ditandai dengan tidak ada respons
terhadap rangsang yang keras.

F. Penyebab Penurunan Kesadaran


Penurunan tingkat kesadaran mengindikasikan difisit fungsi otak. Tingkat kesadaran
dapat menurun ketika :
1. Otak mengalami kekurangan oksigen (hipoksia)
2. Kekurangan aliran darah (seperti pada keadaan syok)
3. Penyakit metabolic seperti diabetes mellitus (koma ketoasidosis)
4. Pada keadaan hipo atau hypernatremia
5. Dehidrasi; asidosis, alkalosis
6. Pengaruh obat-obatan, alkohol, keracunan: hipertermia, hipotermia; peningkatan
tekanan intrakranial (karena perdarahan, stroke, tomor otak)
7. Infeksi (encephalitis); epilepsi.

G. ALAM SADAR DAN TAK SADAR


Alam tak sadar adalah daerah kesadaran yang berisi berbagai ide dan afek yang ditekan,
yang tidak dapat diingat kembali karena ditahan oleh alam prasadar sebagai sensor.
Pengertian lain alam tak sadar adalah alam yang berisi kompleks-kompleks terdesak Das
Es, Das Ich dan Das Uber ich (Maramis, 1999)
Ciri-ciri alam tak sadar :
a. Mengandung ide dan afek yang ditekan.
b. Hal-hal yang terdapat dalam alam tak sadar tidak dapat diingat kembali.
c. Apabila mau muncul kealam sadar harus melewati sensor alam prasadar.
d. Memiliki prinsip kesenangan dengan tujuan memuaskan keinginan.
e. Berhubungan erat dengan naluri terutama naluri seksual.
Alam bawah sadar mengatur sekitar 85% aktifitas kita, misalnya yg berkaitan dengan
suhu badan, jalan darah perubahan hormone, emosi, dan jutaan hal kecil dan besar dalam
tubuh kita. Selain itu, lebih dari 85% emosi dan cara berpikir kita diatur oleh alam bawah
sadar. Kita tidak sepenuhnya bisa mengontrol diri kita seperti yang kita duga.

H. Mengendalikan alam bawah sadar


Kebanyakan manusia tidak mampu mengelola, mengatur, dan mengendalikan alam
bawah sadarnya sehingga mereka sering mengalami stress yang sebenarnya tidak perlu
terjadi. Ketika masih sekolah di SMA seseorang mungkin tenar dan disenangi banyak
orang, tetapi ketika kuliah di universitas dia merasa tidak mampu menghadapi perubahan.
Kinerjanya lalu dibawah rata-rata karena dia tidak bisa memprogram ulang alam bawah
sadarnya untuk memasuki dunia mahasiswa di perguruan tinggi. Sukses pada masa lalu
kadang mengakibatkan kegagalan pada masa depan karena seseorang tidak bisa
mengubah instruksi alam bawah sadarnya dengan hal-hal yang lebih baru dan mutahir.
Sewaktu SMA, seseorang mungkin berasumsi bahwa orang yang keren adalah yang
punya mobil tetapi bagi seorang mahasiswa orang yang keren adalah orang pandai,
berwibawa, fasih berwibawa dan berwawasan internasional. Jadi, seseorang harus mampu
memprogram ulang alam bawah sadarnya secara baik dan proporsional.

DAFTAR PUSTAKA

H.Martokoesoemo, P. (2007). Spiritual Thingking : Sukses Dengan Neuro Linguistic


Programming (NLP) dan Tasawuf . Bandung : Mizan Pustaka .

Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan . Jakarta : EGC.

http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com/2010/04/tingkat-kesadaran.html

http://delsajoesafira.blogspot.com/2012/05/tingkat-kesadaran.html

Anda mungkin juga menyukai