Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL

Dosen Pembimbing: Ns. Novita Sari, S.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Azura 19010050

Muhammad Izwal 19010068

Ulfa Riana Zahra 19010089

Zikratul Ula 19010073

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES MEDIKA NURUL ISLAM

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah
makalah tentang “Askep Retaldasi Mental” ini dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun masih
banyak kekurangan baik dari isi, sistematika, maupun cara penyajiannya. Makalah tentang “Askep
Retaldasi Mental” ini adalah sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Anak bagi
Semester 5 Program Studi S1 Keperawatan di STIKes MEDIKA NURUL ISLAM sigli. Ucapan
terimakasih kami ucapkan kepada dosen pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Anak ini. Serta
bagi semua pihak yang turut mendukung dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap semoga
makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari materi tentang Askep Retaldasi
Mental. Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lain yang akan menulis tentang tema
yang sama, khususnya bagi kami sendiri sebagai penyusun.

Sigli, 22 September 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................5
C. Tujuan...............................................................................................................5
D. Manfaat.............................................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN
A. Definisi Retardasi Mental.................................................................................6
B. Etiologi..............................................................................................................6
C. Klasifikasi.........................................................................................................7
D. Patofisiologi......................................................................................................8
E. Manisfestasi Klinis...........................................................................................9
F. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................9
G. Penatalaksaan Medis.........................................................................................9
H. Pencegahan.......................................................................................................9
BAB III: ASKEP PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL
A. Pengkajian.......................................................................................................11
B. Riwayat Kesehatan..........................................................................................11
C. Pemeriksaan Fisik...........................................................................................12
D. Analisa Data....................................................................................................12
E. Diagnosa.........................................................................................................13
F. Perencanaan....................................................................................................13
G. Evaluasi...........................................................................................................15
BAB IV: PENUTUP
A. Kesimpulan.....................................................................................................16
B. Saran...............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah yang dipakai terhadap orang yang punya batasan tertentu dalam fungsi mental
dan keterampilan komunikasi, menjaga diri sendiri, dan keterampilan sosial. Pembatasan ini
akan menyebabkan anak belajar dan berkembang dengan lambat daripada anak lain. Anak
dengan retardasi mental membutuhkan waktu lebih lama untuk berbicara, berjalan, dan
menjaga kebutuhan personalnya seperti memakai baju dan makan. Mereka punya masalah
belajar disekolah, mereka akan belajar tetapi itu akan makan waktu lebih lama dan ada
beberapa hal yang mereka tidak bisa pelajari.
Keterbelakangan mental ( Retardasi Mental, RM ) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan umum yang dibawah rata – rata disertai dengan kekurangan
kemampuannya untuk menyesuaikan diri (berprilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum
usia 18 tahun atau keadaan dengan intelegensia yang kurang (subnormal) sejak masa
perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak). Biasanya terdapat perkembangan mental
yang kurang secara keseluruhan, tetapi gejala utama ialah intelegensi yang terbelakang.
Retardasi mental disebut juga oligofrenia (oligo = kurang atau sedikit dan fren = jiwa) atau
tuna mental.

Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil
dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap
intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan
jiwa atau gangguan fisik lainnya.
Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki
perkembangan kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam
proses belajar serta adaptasi sosial. 3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan
mental.

B. Tujuan
Untuk mempelajari tentang retardasi mental pada anak

C. Rumusan Malasah
1. Apa Definisi, etiologi, gejala, pemeriksaan penunjang dari masalah retardasi mental (RM)
pada anak ?

4
2. Bagaimana Pengkajian pada anak RM ?
3. Apa saja Diagnosis yang muncul pada anak RM ?
4. Apa saja Intervensi yang dilakukan pada anak RM ?
5. Bagaiman Evaluasi pada anak RM ?

D. Manfaat
1. Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan kelompok dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan RM.
2. Menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca.
3. Sebagai sumber referensi bagi pembaca mengenai RM.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Retardasi Mental


ICG ( WHO, 1992 ) retardasi mental ialah suatu keadaan perkembangan mental
yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai dengan adanya hendaya
( impairment) keterampilan ( kecakapan, skill ) selama masa perkembangan, sehingga
berpengaruh terhadap intelegensia yaitu kemampuan kognitif, bahasa, motorik dan sosial.
DSM IV ( 1994 ) retardasi mental merupakan gangguan yang ditandai oleh fungsi intelektual
IQ yang di bawah rata – rata ( IQ kira – kira 70 atau lebih rendah yang bermula sebelum usia
18 tahun disertai dengan prilaku adaptif.
American Assosiation For Mental Deficiency ( AAMD ) yaitu : retardasi mental
adalah keadaan dimana intelegensia umum berfungsi di bawah rata – rata, yang bermula
sewaktu masa perkembangan dan disertai gangguan pada tingkah laku penyesuaian.
American Association on Mental Retardation (AAMR) 1992 : Kelemahan atau
ketidakmampuan kognitif muncul pada masa kanak - kanak (sbl 18 tahun) ditandai dengan
fs. Kecerdasan dibawah normal ( IQ 70-75 atau kurang), dan disertai keterbatasan lain pada
sedikitnya dua area berikut : berbicara dan berbahasa; ketrampilan merawat diri, ADL;
ketrampilan sosial; penggunaan sarana masyarakat; kesehatan dan keamanan; akademik
fungsional; bekerja dan rileks, dll.
Suatu keadaan yang ditandai dengan fs. Intelektual berada dibawah normal, timbul
pada masa perkembangan/dibawah usia 18 tahun, berakibat lemahnya proses belajar dan
adaptasi sosial (D.S.M/Budiman M, 1991).

B. Etiologi
Beberapa Penyebab Retardasi Mental yaitu
Akibat Infeksi.
Dalam Kelompok ini termasuk keadaan Retardasi Mental karena kerusakan jaringan
otak akibat infeksi Intrakranial, cedera Hipoksia (kekurangan oksigen), cedera pada bagian
kepala yang cukup berat, Infeksi sitomegalovirus bawaan, Ensefalitis, Toksoplasmosis
kongenitalis, Listeriosis, Infeksi HIV, karena serum, obat atau zat toksik lainnya.

6
Akibat Rudapaksa dan atau Sebab Fisik Lain.
Rudapaksa sebelum lahir serta juga trauma lain, seperti sinar x, bahan kontrasepsi dan
usaha melakukan abortus dapat mengakibatkan kelainan Retardasi Mental, Pemakaian
alkohol, kokain, amfetamin dan obat lainnya pada ibu hamil, Keracunan metilmerkuri,

Keracunan timah hitam juga dapat mengakibatkan Retardasi Mental.

Akibat Gangguan Metabolisme, Pertumbuhan atau Gizi.


Semua Retardasi Mental yang langsung disebabkan oleh gangguan Metabolisme
(misalnya gangguan metabolime lemak, karbohidrat dan protein), Sindroma Reye, Dehidrasi
hipernatremik, Hipotiroid kongenital, Hipoglikemia (diabetes melitus yang tidak terkontrol
dengan baik), pertumbuhan atau gizi termasuk dalam kelompok ini hal-hal seperti
Kwashiorkor, Marasmus, Malnutrisi dapat mengakibatkan Retardasi Mental.

Akibat Kelainan pada Kromosom


Kelainan ini bisa diartikan dengan kesalahan pada jumlah Kromosom (Sindroma
Down), defek pada Kromosom (sindroma X yang rapuh, sindroma Angelman, sindroma
Prader-Willi), dan Translokasi Kromosom.

Akibat Kelainan Genetik


Seperti Galaktosemia, Penyakit Tay-Sachs, Fenilketonuria, Sindroma Hunter,
Sindroma Hurler, Sindroma Sanfilippo, Leukodistrofi metakromatik, Adrenoleukodistrofi,
Sindroma Lesch-Nyhan, Sindroma Rett, Sklerosis tuberose

Akibat Penyakit Otak Yang Nyata (Postnatal).


Dalam kelompok ini termasuk Retardasi Mental akibat Neoplasma (tidak termasuk
pertumbuhan sekunder karena rudapaksa atau peradangan) dan beberapa reaksi sel-sel otak
yang nyata, tetapi yang belum diketahui betul etiologinya (diduga herediter). Reaksi sel-sel
otak ini dapat bersifat degeneratif, infiltratif, radang, proliferatif, sklerotik atau reparatif.

Akibat Penyakit/Pengaruh Pranatal Yang Tidak Jelas.

7
Keadaan ini diketahui sudah ada sejak sebelum lahir, tetapi tidak diketahui
etiologinya, termasuk Anomali Kranial Primer dan Defek Kogenital yang tidak diketahui
sebabnya.

Akibat Prematuritas dan Kehamilan Wanita diatas 40 tahun.


Kelompok ini termasuk Retardasi Mental yang berhubungan dengan keadaan bayi
pada waktu lahir berat badannya kurang dari 2500 gram dan/atau dengan masa hamil kurang
dari 38 minggu. Serta behubungan pula dengan kehamilan anak pertama pada wanita
Adolesen dan diatas 40 tahun.

C. Klasifikasi
Klasifikasi Retardasi mental menurut DSM-IV-TR yaitu :

1. Retardasi mental berat sekali


IQ dibawah 20 atau 25. Sekitar 1 sampai 2 % dari orang yang terkena Retardasii
mental.

2. Retardasi mental berat


IQ sekitar 20-25 sampai 35-40. Sebanyak 4 % dari orang yang terkena Retardasi
mental.

3. Retardasi mental sedang


IQ sekitar 35-40 sampai 50-55. Sekitar 10 % dari orang yang terkena Retardasi
mental.

4. Retardasi mental ringan


IQ sekitar 50-55 sampai 70. Sekitar 85 % dari orang yang terkena Retardasi mental.
Pada umunya anak-anak dengan Retardasi mental ringan tidak dikenali sampai anak
tersebut menginjak tingkat pertama atau kedua disekolah.

D. Patofisiologi
Retaldasi mental merujuk pada keterbatasan nyata fungsi hidup sehari-hari. Retardasi
mental ini termasuk kelemahan atau ketidakmampuan kognitif yang muncul pada masa
kanak-kanak ( sebelum usia 18 tahun ) yang ditandai dengan fungsi kecerdasan di bawah
normal ( IQ 70 sampai 75 atau kurang ) dan disertai keterbatasan-keterbatasan lain pada

8
sedikitnya dua area fungsi adaftif : berbicara dan berbahasa , kemampuan/ketrampilan
merawat diri, kerumahtanggaan, ketrampilan sosial, penggunaan sarana-sarana komunitas,
pengarahan diri , kesehatan dan keamanan , akademik fungsional, bersantai dan bekerja.
Penyebab retardasi mental bisa digolongkan kedalam prenatal, perinatal dan pasca
natal. Diagnosis retardasi mental ditetapkan secara dini pada masa kanak-kanak.
E. Manifestasi Klinis
- Gangguan kognitif ( pola, proses pikir )
- Lambatnya ketrampilan ekspresi dan resepsi bahasa
- Gagal melewati tahap perkembangan yang utama
- Lingkar kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau lebih
kecildari ukuran normal )
- Kemungkinan lambatnya pertumbuhan
- Kemungkinan tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah )
- Kemungkinan ciri-ciri dismorfik
- Terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar

F. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan kromosom
 Pemeriksaan urin, serum atau titer virus
 Test diagnostik spt : EEG, CT Scan untuk identifikasi abnormalitas perkembangan
jaringan otak, injury jaringan otak atau trauma yang mengakibatkan perubahan.

G. Penatalaksanaan Medis
Berikut ini adalah obat-obat yang dapat digunakan :
 Obat-obat psikotropika ( tioridazin,Mellaril untuk remaja dengan perilaku yang
membahayakan diri sendiri.
 Psikostimulan untuk remaja yang menunjukkan tanda-tanda gangguan
konsentrasi/gangguan hyperaktif.
 Antidepresan ( imipramin (Tofranil).
 Karbamazepin ( tegrevetol) dan propanolol ( Inderal ).

H. Pencegahan
1. Pencegahan primer

9
dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan pada masyarakat, perbaikan keadaan-sosio
ekonomi, konseling genetik dan tindakan kedokteran (umpamanya perawatan prenatal yang
baik, pertolongan persalinan yang baik, kehamilan pada wanita adolesen dan diatas 40 tahun
dikurangi dan pencegahan peradangan otak pada anak-anak).

2.Pencegahan sekunder
meliputi diagnosa dan pengobatan dini peradangan otak, perdarahan subdural, kraniostenosis
(sutura tengkorak menutup terlalu cepat, dapat dibuka dengan kraniotomi; pada mikrosefali
yang kogenital, operasi tidak menolong).

3.Pencegahan tersier
merupakan pendidikan penderita atau latihan khusus sebaiknya disekolah luar biasa. Dapat
diberi neuroleptika kepada yang gelisah, hiperaktif atau dektrukstif.
Konseling kepada orang tua dilakukan secara fleksibel dan pragmatis dengan tujuan antara
lain membantu mereka dalam mengatasi frustrasi oleh karena mempunyai anak dengan
Retardasi mental .Orang tua sering menghendaki anak diberi obat, oleh karena itu dapat
diberi penerangan bahwa sampai sekarang belum ada obat yang dapat membuat anak menjadi
pandai, hanya ada obat yang dapat membantu pertukaran zat (metabolisme) sel-sel otak.

Latihan dan Pendidikan


Pendidikan anak dengan Retardasi mental secara umum ialah:
Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-baiknya kapasitas yang ada.
Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau yang anti sosial.
Mengajarkan suatu keahlian (skill) agar anak itu dapat mencari nafkah kelak.
Latihan diberikan secara kronologis dan meliputi :
1. Latihan rumah: pelajaran-pelajaran mengenai makan sendiri, berpakaian sendiri,
kebersihan badan.
2. Latihan sekolah: yang penting dalam hal ini ialah perkembangan sosial.
3. Latihan teknis: diberikan sesuai dengan minat, jenis kelamin dan kedudukan sosial.
4. Latihan moral: dari kecil anak harus diberitahukan apa yang baik dan apa yang tidak baik.
Agar ia mengerti maka tiap-tiap pelanggaran disiplin perlu disertai dengan hukuman dan
tiap perbuatan yang baik perlu disertai hadiah.

10
BAB III
ASKEP PADA ANAK DENGAN RETARDASI MENTAL

A. Pengkajian
Pengkajian terdiri atas evaluasi komprehensif mengenai kekurangan dan kekuatan yang
berhubungan dengan ketrampilan adaptif ; komunikasi, perawatan diri, interaksi sosial,
penggunaan sarana-sarana di masyarakat pengarahan diri, pemeliharaan kesehatan dan
keamanan, akademik fungsional, pembentukan ketrampilan rekreasi dan ketenangan dan
bekerja.

B. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien menunjukkan Gangguan kognitif ( pola, proses pikir ), Lambatnya ketrampilan
ekspresi dan resepsi bahasa, Gagal melewati tahap perkembangan yang utama, Lingkar
kepala diatas atau dibawah normal ( kadang-kadang lebih besar atau lebih kecil dari ukuran
normal ), lambatnya pertumbuhan, tonus otot abnormal ( lebih sering tonus otot lemah ),
ciriciri dismorfik, dan terlambatnya perkembangan motoris halus dan kasar.

b. Riwayat kesehatan dahulu


Kemungkinan besar pasien pernah mengalami Penyakit kromosom ( Trisomi 21
( Sindrom Down), Sindrom Fragile X, Gangguan Sindrom ( distrofi otot Duchene ),
neurofibromatosis ( tipe 1), Gangguan metabolisme sejak lahir ( Fenilketonuria ), Abrupsio
plasenta, Diabetes maternal, Kelahiran premature, Kondisi neonatal termasuk meningitis dan
perdarahan intracranial, Cedera kepala, Infeksi, Gangguan degenerative.

c. Riwayat kesehatan keluarga


Ada kemungkinan besar keluarga pernah mengalami penyakit yang serupa atau
penyakit yang dapat memicu terjadinya retardasi mental, terutama dari ibu tersebut.

11
C. Pemeriksaan fisik
1. Kepala: Mikro/makrosepali, plagiosepali (btk kepala tdk simetris)
2. Rambut: Pusar ganda, rambut jarang/tdk ada, halus, mudah putus dan cepat berubah
3. Mata: mikroftalmia, juling, nistagmus, dll
4. Hidung : punggung hidung mendatar, ukuran kecil, cuping melengkung ke atas, dll
5. Mulut: bentuk “V” yang terbalik dari bibir atas, langit-langit lebar/melengkung tinggi
6. Telinga: keduanya letak rendah; dll
7. Muka: panjang filtrum yang bertambah, hipoplasia
8. Leher: pendek, tdk mempunyai kemampuan gerak sempurna
9. Tangan: jari pendek dan tegap atau panjang kecil meruncing, ibujari gemuk dan lebar
10. Dada & Abdomen : tdp beberapa putting, buncit, dll
11. Genitalia: mikropenis, testis tidak turun, dll
12. Kaki: jari kaki saling tumpang tindih, panjang & tegap/panjang kecil meruncing
diujungnya, lebar, besar, gemuk
D. Analisa data

No Data Etiologi Masalah


1 Ds :
1. Keluarga pasien mengatakan Adanya perubahan Perubahan proses
bahwa anaknya mengalami fisiologis pada anak. berfikir.
keterlambatan dalam berfikir,
2. Ketidakmampuan untuk
berbicara secara normal.
Do :
1. Kapala anak terlihat lebih
besar atau lebih kecil

2 Ds :
1. Keluarga pasien mengatakan Terjadinya penurunan Kerusakan mobilitas
anaknya tidak mampu kekuatan/tahanan pada fisik.
berinteraksi dengan baik. anak.
Do :
1. tonus otot abnormal.

12
E. Diagnosa
 Perubahan proses berfikir berhubungan dengan adanya perubahan
fisiologis pada anak.
 Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan
kekuatan/tahanan.

F. Perencanaan Asuhan KeperAwatan (Nurse Care Planing / NCP)

No Diagnosa Tujuan kriteria hasil Intervensi rasional


keperawatan
1 Perubahan Agar proses Mempertahankan Mandiri
proses berfiki kognitif atau melakukan - 1. kaji rentang - Rentang
berfikir dapat teratasi. kembali orientasi perhatian, perhatian/kemampua
berhubungan mental dan kebingungan, dan n untuk
dengan realisasi biasanya. catat tingkat berkonsentrasi
adanya ansitasnya. mungkin memendek
perubahan - 2. kurangi stimulus secara tajam yang
fisiologis yang merangsang, menyebabkan dan
pada anak. kritik yang negative, merupakan potensi
argumentasi, dan terjadinya asientas
konfrontasi. yang mempengaruhi
- 3. Hindari proses fikir pasien.
meninggalkan pasien- menurunkan resiko
sendirian ketika terjadinya
mengalami agitasi, peningkatan
gelisah, atau emosianal pada
berontak. anak.

- asientas dapat
mengakibatkan
kehilangan control
dan meningkatkan
kepanikan.
Dukungan dapat
memberikan
ketenangan yang
menurunkan asientas
dan resiko terjadinya
trauma
2 Perubahan Keluarga 1.Keluarga 1. Berikan informasi 1. Agar keluarga
proses menerima membuat pada keluarga karena dapat

13
keluarga kondisi keputusan yang keluarga dapat mengidentifikasi
berhubungan anaknya. realistis mencurigai adanya sasaran realistis
dengn berdasarkan masalah dan untuk perawatan
mempunyai kebutuhan dan mungkin anak di masa yang
anak yang kemampuan memerlukan akan datang.
menderita mereka. dukungan.
retaldasi
mental 2. Anggota 2. Berikan informasi
keluarga pada keluarga 2. Keluarga
menunjukan tentang kondisi anak mendapat informasi
penerimaan untuk dijadikan tentang kondisi
terhadap anak. bahan rujukan anaknya.
keluarga di
kemudian hari.

G. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dalam proses keperawatan. Tahap evaluasi dalam proses
keperawatan menyangkut pengumpulan data subjektif dan data objektif yang akan
menunjukkan apakah tujuan asuhan keperawatan sudah tercapai sepenuhnya, sebagian atau
belum tercapai. Serta menentukan masalah apa yang perlu di kaji, direncanakan, dilaksanakan
dan dinilai kembali.
Tujuan tahap evaluasi adalah untuk memberikan umpan balik rencana keperawatan,
menilai, meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui perbandingan asuhan keperawatan
yang diberikan serta hasilnya dengan standar yang telah di tetapkan lebih dulu. Pada tahap
evaluasi yang perawat lakukan pada anak tersebut adalah melihat apakah masalah yang telah
diatasi sesuai dengan kriteria waktu yang telah ditetapkan.

14
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keterbelakangan Mental (Retardasi Mental, RM) adalah suatu keadaan yang ditandai
dengan fungsi kecerdasan umum yang berada dibawah rata-rata disertai dengan berkurangnya
kemampuan untuk menyesuaikan diri (berpelilaku adaptif), yang mulai timbul sebelum usia
18 tahun
Orang-orang yang secara mental mengalami keterbelakangan, memiliki perkembangan
kecerdasan (intelektual) yang lebih rendah dan mengalami kesulitan dalam proses belajar
serta adaptasi sosial. 3% dari jumlah penduduk mengalami keterbelakangan mental.
Retardasi mental bukan suatu penyakit walaupun retardasi mental merupakan hasil
dari proses patologik di dalam otak yang memberikan gambaran keterbatasan terhadap
intelektual dan fungsi adaptif. Retardasi mental dapat terjadi dengan atau tanpa gangguan
jiwa atau gangguan fisik lainnya.

B. SARAN
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu perawatan keluarga pasien
yang mengalami gangguan retaldasi mental. Dan sebagai pedoman bagi seang perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan retaldasi mental.

15
DAFTAR PUSTAKA

 Down Syndrome: prenatal Risk Assessment and Diagnosis by DS Newberger (American


Family Physician August 15, 2000, http://www.aafp.org/afp/20000815/825.html).
 Keperawatan Pediatrik edisi 4, Penerbi t buku kedokteran. EGC1999 : Jakarta.
 Rencana asuhan keperawatan : Marlynn E. Doenges, Mary Frances Moorhouse. EGC. 1999 :
Jakarta.

16

Anda mungkin juga menyukai