Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“HIPERTENSI”

MATA KULIAH : ILMU DASAR KEPERAWATAN II

DOSEN PENGAMPUH : Dr. DIAN PRATIWI IMAN, M.Kes

DISUSUN OLEH

KELOMPOK V:

1. ARFIAH BUGIS (2001031)


2. JULIA HANDAYANI DAMANIK (2001044)
3. SURYADI ASIS (1601120)

PRODI S1 KEPERAWATAN

STIKES MUHAMMADIYAH MANADO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah Kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “hipertensi” ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep dasar patofisiologi tentang
hipertensi ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Manado,23 Mei 2021

Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Hipertensi.................................................................................. 4


1.2 Etiologi Hipertensi........................................................................................ 4
1.3 Faktor resiko Hipertensi .............................................................................. 5
1.4 Patogenesis Hipertensi ................................................................................. 6
1.5 Patofisiologi Hipertensi ............................................................................... 8
1.6 Manifestasi Klinis ........................................................................................ 9
1.7 Komplikasi & Prognosis Hipertensi .......................................................... 10
1.8 Penatalaksanaan ..........................................................................................11
1.9 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi ........................................................... 12
1.10 Implikasi Keperawatan pada Hipertensi ...................................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 15
B. Saran ......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang ditemukan


pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang termasuk Indonesia.
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih
dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg.
Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau
esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat
disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit jantung, dan
gangguan anak ginjal. Hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara
tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan komplikasi. Oleh karena itu, hipertensi perlu dideteksi dini yaitu
dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala (Sidabutar, 2009).

Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola
makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan
seseorang yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan.
Hipertensi belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal
hipertensi termasuk penyakit pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi
merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya.
Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan
rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain. Dampak gawatnya hipertensi ketika
telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan
organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi
kognitif/stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para
penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa
mengakibatkan kematian. Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang
tinggi juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus
ditanggung para

1
penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan
kualitas hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak
mendapatkan pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka hal
ini akan membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan kematian.
Tekanan darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra
keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung,
ginjal, otak dan mata (Wolff, 2006).

B. RumusanMasalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan uraian diatas adalah:

1. Apa pengertian dari Hipertensi?


2. Apa saja etiologi dari Hipertensi?
3. Apa saja faktor resiko dari Hipertensi?
4. Bagaimana patogenesis dari Hipertensi?
5. Bagaimana patofiologi dari Hipertensi?
6. Apa saja manifestasi klinis dari Hipertensi?
7. Bagaimana komplikasi & prognosis dari Hipertensi?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari Hipertensi ?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang dari Hipertensi?
10. Apa saja implikasi Keperawatan pada Hipertensi?

C. Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Mampu menjelaskan pengertian dari Hipertensi


2. Mampu menjelaskanetiologi dari Hipertensi
3. Mampu menjelaskan faktor resiko dari Hipertensi
4. Mampu menjelaskan patogenesis dari Hipertensi
5. Mampu menjelaskan patofisiologi dari Hipertensi
6. Mampu menjelaskan manifestasi klinis dari Hipertensi

2
7. Mampu menjelaskan komplikasi & prognosis dari Hipertensi
8. Mampu menjelaskan penatalaksanaan dari Hipertensi
9. Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang dari Hipertensi
10. Mampu menjelaskan implikasi Keperawatan pada Hipertensi

3
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan padapembuluh


darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yangdibawa oleh darah,
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya (Sustrani,2006).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka kesakitan atau
morbiditas dan angka kematianatau mortalitas. Hipertensi merupakan keadaan
ketika seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal atau kronis
dalam waktu yang lama ( Saraswati,2009).

Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung danpembuluh


darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. WHO(World
HealthOrganization) memberikan batasan tekanan darah normaladalah 140/90
mmHg. Batasan ini tidak membedakan antara usia dan jeniskelamin (Marliani,
2007). Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persistendimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dandiastolik di atas 90 mmHg.

1.2 Etiologi Hipertensi

Penyebab hipertensi sesuai dengan tipe masing-masing hipertensi,yaitu :

a. Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial belum dapat diketahui, sementara


penyebab sekunder dari hipertensi esensial juga tidak ditemukan. Pada
hipertensi esensial tidak ditemukan penyakit renivaskuler, gagal ginjal
maupun penyakit lainnya, genetik serta ras menjadi bagian dari penyebab
timbulnya hipertensi esensial termasuk stress, intake alkohol moderat,
merokok, lingkungan dan gaya hidup (Triyanto, 2014).

4
b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan


pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),
hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal (Buss&Labus, 2013).

1.3 Faktor Resiko


a. Faktor resiko yang bisa dirubah
• Usia

Faktor usia merupakan salah satu faktor resiko yang berpengaruh


terhadap hipertensi karena dengan bertambahnya usia maka semakin
tinggi pula resiko mendapatkan hipertensi. Insiden hipertensi
meningkat seiring dengan bertambahnya usia, hal ini disebabkan oleh
perubahan alamiah dalam tubuh yang mempengaruhi pembuluh darah,
hormon serta jantung(Triyanto, 2014).

• Lingkungan (stres)

Faktor lingkungan seperti stress juga memiliki pengaruh terhadap


hipertensi. Hubungan antara stress dengan hipertensi melalui saraf
simpatis, dengan adanya peningkatan aktivitas saraf simpatis akan
meningkatkan tekanan darah secara intermitten (Triyanto, 2014).

• Obesitas

Faktor lain yang dapat menyebabkan hipertensi adalah kegemukan atau


obesitas. Perenderita obesitas dengan hipertensi memiliki daya pompa
jantung dan sirkulasi volume darah yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan penderita yang memiliki berat badan normal (Triyanto,2014)

• Rokok

Kandungan rokok yaitu nikotin dapat menstimulus pelepasan


katekolamin. Katekolamin yang mengalami peningkatan dapat
menyebabkan peningkatan denyut jantung, iritabilitas miokardial serta

5
terjadi vasokontriksi yang dapat meningkatkan tekanan darah
(Ardiansyah, 2012).

• Kopi

Substansi yang terkandung dalam kopi adalah kafein. Kafein sebagai


anti-denosine (adenosine berperan untuk mengurangi kontraksi otot
jantung dan relaksasi pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan
darah turun dan memberikan efek rileks) menghambat reseptor untuk
berikatan dengan adenosine sehingga menstimulus sistem saraf
simpatis dan menyebabkan pembuluh darah mengalami konstriksi
disusul dengan terjadinya peningkatan tekanan darah (Blush, 2014).

b. Faktor resiko yang tidak bisa dirubah

• Genetik

Faktor genetik ternyata juga memiliki peran terhadap angka kejadian


hipertensi. Penderita hipertensi esensial sekitar 70-80 % lebih banyak
pada kembar monozigot (satu telur) dari pada heterozigot (beda telur).
Riwayat keluarga yang menderita hipertensi juga menjadi pemicu
seseorang menderita hipertensi, oleh sebab itu hipertensi disebut
penyakit turunan (Triyanto, 2014).

• Ras

Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita
hipertensi primer ketika predisposisikadar renin plasma yang rendah
mengurangi kemampuan ginjal untuk mengekskresikan kadar natrium
yang berlebih (Kowalak, Weish, & Mayer, 2011).

1.4 Patogenesis Hipertensi

Hipertensi Essensial adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama


karena interaksi antara faktor – faktor resiko tertentu.

6
Faktor – faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah
tersebut adalah :

a. Diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok


b. Sistem saraf simpatis : tonus simpatis, variasi diurnal
c. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi : endotel
pembuluh darah berperan utama
d. Pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem renin,
angiotensin dan aldosteron

Perjalanan penyakit hipertensi berkembang dari hipertensi yang kadang – kadang


muncul menjadi hipertensi yang persisten. Setelah periode asimtomatik yang
lama, hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi dengan komplikasi,
dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina dan
susunan saraf pusat. Progresifitas hipertensi dimulai dari prehipertensi, pada
pasien dengan umur 10–30 tahun (dengan meningkatnya curah jantung) kemudian
menjadi hipertensi dini pada pasien umur 20-40 tahun (dimana tahanan perifer
meningkat), kemudian menjadi hipertensi pada umur 30-50 tahun dan ahirnya
menjadi hipertensi dengan komplikasi pada usia 40-60 tahun.

Lingkungan Hereditas

Prehipertensi

Hipertensi Dini

Hipertensi Menetap

Tanpa Komplikasi Dengan Komplikasi

Hipertensi Jantung : Pembuluh Ginjal:


Maligna Hipertropi darah :
Nefrosklerosis
gagal jantung 7
Aneurisma Gagal ginjal
infark
1.5 Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknyaangiotensin II


dari angiotensin I oleh angiotensin I convertingenzyme(ACE). ACE memegang
peran fisiologis penting dalam mengaturtekanan darah. Darah mengandung
angiotensinogen yang diproduksi dihati. Selanjutnya oleh hormon, renin
(diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang
terdapat di paru-paru,angiotensin I diubah menjadi angiotensin II. Angiotensin II
inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan tekanan darah melalui dua

aksi utama.

a. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon antidiuretik (ADH)


dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan
bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan
meningkatnya ADH, sangat sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh
(antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi osmolalitasnya. Untuk
mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan
cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah
meningkat yang pada akhirnya akan meningkatkan tekanan darah.
b. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.
Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting
pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler,aldosteron akan
mengurangi ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya dari
tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan
cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah.

8
Angiotensinogen

RENIN (disekresikan oleh ginjal)


Angiotensin I

Angiotensinconvertingenzyme (ACE)

Angiotensin II

Sekresi hormon ADH rasa haus Stimulasi sekresi aldosteron dari


korteks adrenal

Urin sedikit > pekat


&osmolaritas Ekskresi NaCl (garam) dengan
mereabsorpsi di tubulus ginjal

Mengentalkan
Konsentrasi NaCl (garam) di
pembuluh darah

Menarik cairan
Intraseluler > Ekstraseluler Diencerkan dengan volume
ekstraseluler

Volume darah naik


Volume darah naik

Tekanan darah naik


Tekanan darah naik

1.6 Manifestasi Klinis

Perjalanan penyakit hipertensi sangat perlahan. Penderita hipertensimungkin


tidak menunjukkan gejala selama bertahun – tahun. Masalaten ini menyelubungi
perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Sebagian
9
besar tanpa disertai gejalayang mencolok dan manifestasi klinis timbul setelah
mengetahui hipertensi bertahun-tahun berupa :

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual


danmuntah,akibat tekanan darah intrakranium.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina karena hipertensi.
c. Ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunansyaraf.
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan iltrasiglomerolus.
e. Edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler.

Peninggian tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala, terjadi


komplikasi pada ginjal, mata, otak, atau jantung. Gejala lain adalah sakit kepala,
epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa beratditengkuk, sukar tidur, mata
berkunang–kunang dan pusing.

1.7 Komplikasi & Prognosis Hipertensi

Menurut Ardiansyah, M. (2012) komplikasi dari hipertensi adalah :

a. Stoke

Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak. Stroke bisa terjadi pada
hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area
tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat melemah
dan meningkatkan terbentuknya aneurisma.

b. Infark Miokardium

Infark miokardium terjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik


tidak pada menyuplai cukup oksigen ke miokardium apabila terbentuk
thrombus yang dapat menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut.
Karena terjadi hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan
oksigen miokardioum tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia
jantung yang menyebabkan infark.
10
c. Gagal Ginjal

Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-


kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke
unti fungsional ginjal, neuron terganggu, dan berlanjut menjadi hipoksik
dan kematian. Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui
urine dan terjadilah tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga
terjadi edema pada penderita hipertensi kronik.

d. Ensefalopati

Ensefalopati (kerusakanotak) terjadi pada hipertensi maligna (hipertensi


yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi
disebabkan oleh kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan kedalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf
pusat. Akibatnya neuro-neuro disekitarnya terjadi koma dan kematian.

Prognosis hipertensi bergantung pada kontrol tekanan darah. Prognosis lebih


baik pada pasien dengan tekanan darah yang terkontrol. Sementara itu, kenaikan
tekanan darah sistolik dan diastolic justru meningkatkan risiko kematian dari
penyakit jantung atau stroke.

1.8 Penatalaksanaan
a. Non farmakologi

Pengobatan hipertensi tidak hanya mengutamakan pemberian obat –


obat antihipertensi tetapi juga harus disertai perubahan pola hidup. Terapi
non farmakologis terdiri dari menghentikan kebiasaan merokok,
menurunkan berat badan berlebih, konsumsi alkohol berlebih, asupan garam
dan asupan lemak, latihan fisik serta meningkatkan konsumsi buah dan
sayur.

Modifikasi gaya hidup yang dapat menurunkan tekanan darah antara


lain:

11
• Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih. Peningkatan berat
badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan
darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting
dalam prevensidan kontrol hipertensi.
• Meningkatkan aktifitas fisik. Orang yang aktivitasnya rendah
berisiko terkena hipertensi 30-50% daripada yangaktif. Oleh karena
itu, aktivitas fisik antara 30-45 menit sebanyak >3x/hari penting
sebagai pencegahan primer dari hipertensi.
• Mengurangi asupan natrium. Apabila diet tidak membantu dalam 6
bulan, maka perlu pemberian obat antihipertensi oleh dokter.
• Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol. Kafein dapat memacu
jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih dari
2-3 gelas perhari dapat meningkatkan risiko hipertensi
b. Farmakologi

Terapi farmakologis yaitu obat antihipertensi yang dianjurkan oleh


JNC VII yaitu:

• Diuretika (terutama jenis thiazide (Thiaz) atau aldosteron


antagonis)
• Beta blocker
• Antagonis Calcium Dihidropiridin
• Antagonis Calcium Non – Dihidropiridin (Verapamil, Diltiazem)
• Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor(ACEI)
• Angiotensin II Receptor Blocker atau AT1 receptor
antagonist/blocker (ARB)

1.9 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), Pemeriksaan penunjang yang dapat

dilakukan yaitu :

12
a. Pemeriksaan laboratorim
• Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
• BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
• Glucosa, hiperglikemi (DM adalah pencetur hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
• Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal
dan DM.
b. CT Scan ; Mangkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e. Photo dada : menujukkan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.

1.10 Implikasi Keperawatan pada Hipertensi

Dalam penatalaksanaan hipertensi, perawat sebagai petugas kesehatan


memiliki peran dalam mengubah perilaku sakit yang diderita dalam rangka
menghindari suatu penyakit atau memperkecil resiko dari penyakit yang diderita.

Peran perawat sebagai educator (pendidik), perawat membantu klien


mengenal kesehatan dan prosedur asuhan keperawatan yang perlu mereka
lakukan guna memulihkan atau memelihara kesehatannya.

Dalam memberikan informasi kesehatan, terkait dengan hipertensi tujuannya


adalah meningkatkan pengetahuan orang yang menderita hipertensi sehingga
dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pencegahan dan penanganan
hipertensi dan untuk membentuk sikap yang positif agar dapat melakukan

13
perawatan hipertensi secara mandiri sehingga dapat mencegah kemungkinan
terjadinya komplikasi.

Pemberian edukasi yang dilakukan oleh perawat berpengaruh terhadap


penurunan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Peran perawat dalam
melakukan promosi kesehatan sangat mempengaruhi suasana yang kondusif
dalam masyarakat yang menunjang terbentuknya perilaku hidup sehat sebagai
tindakan preventif terhadap penyakit hipertensi.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang cukup berbahaya karena tidak
menimbulkan gejala yang spesifik dan secara fisik. Banyak penderita hipertensi
yang baru saja menyadari hipertensinya pada 5 tahun terakhir dan didagnosis pada
kejadian layanan darurat. Sebagian besar penderita hipertensi tidak rutin
mengecek tekanan darahnya walaupun sudah mengetahui komplikasinya secara
mendasar. Begitu juga dengan kepatuhan minum obat, banyak penderita hipertensi
yang tidak patuh dalam minum obat karena hanya meminum obat disaat timbul
gejala. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman penderita hipertensi terhadap
penyakitnya.

B. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai makalah konsep patofisiologi


hipertensi yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan
dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada dengan judul makalah ini.

Kami banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya

Semoga makalah ini berguna bagi kami dan terkhusunya pada pembaca yang
budiman.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dewi,AB.2019.“Hipertensi”http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3657/4/Chapter2.p
df , di akses pada 23 Mei 2021 pukul 13.50

Kamila,M.2017.“Konsep\Hipertensi”http://repository.unimus.ac.id/1478/3/BAB
%20II.pdf , di akses pada 23 Mei 2021 pukul 14.30

Hamzar, Stikes.2020. "Peran Perawat dalam Penanganan Hipertensi" ,


https://stikeshamzar.ac.id/peran-perawat-dalam-penanganan-hipertensi-tekanan-
darah-tinggi/ , di akses pada 25 Mei 2021 Pukul 20.00

16

Anda mungkin juga menyukai