“HIPERTENSI”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK V:
PRODI S1 KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah Kami dapat
menyelesaikan makalah tentang “hipertensi” ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai konsep dasar patofisiologi tentang
hipertensi ini. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Kelompok V
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .............................................................................................. 15
B. Saran ......................................................................................................... 15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Hipertensi sangat erat hubungannya dengan faktor gaya hidup dan pola
makan. Gaya hidup sangat berpengaruh pada bentuk perilaku atau kebiasaan
seseorang yang mempunyai pengaruh positif maupun negatif pada kesehatan.
Hipertensi belum banyak diketahui sebagai penyakit yang berbahaya, padahal
hipertensi termasuk penyakit pembunuh diam-diam, karena penderita hipertensi
merasa sehat dan tanpa keluhan berarti sehingga menganggap ringan penyakitnya.
Sehingga pemeriksaan hipertensi ditemukan ketika dilakukan pemeriksaan
rutin/saat pasien datang dengan keluhan lain. Dampak gawatnya hipertensi ketika
telah terjadi komplikasi, jadi baru disadari ketika telah menyebabkan gangguan
organ seperti gangguan fungsi jantung koroner, fungsi ginjal, gangguan fungsi
kognitif/stroke. Hipertensi pada dasarnya mengurangi harapan hidup para
penderitanya. Penyakit ini menjadi muara beragam penyakit degeneratif yang bisa
mengakibatkan kematian. Hipertensi selain mengakibatkan angka kematian yang
tinggi juga berdampak kepada mahalnya pengobatan dan perawatan yang harus
ditanggung para
1
penderitanya. Perlu pula diingat hipertensi berdampak pula bagi penurunan
kualitas hidup. Bila seseorang mengalami tekanan darah tinggi dan tidak
mendapatkan pengobatan secara rutin dan pengontrolan secara teratur, maka hal
ini akan membawa penderita ke dalam kasus-kasus serius bahkan kematian.
Tekanan darah tinggi yang terus menerus mengakibatkan kerja jantung ekstra
keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadi kerusakan pembuluh darah jantung,
ginjal, otak dan mata (Wolff, 2006).
B. RumusanMasalah
C. Tujuan
2
7. Mampu menjelaskan komplikasi & prognosis dari Hipertensi
8. Mampu menjelaskan penatalaksanaan dari Hipertensi
9. Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang dari Hipertensi
10. Mampu menjelaskan implikasi Keperawatan pada Hipertensi
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
b. Hipertensi sekunder
• Lingkungan (stres)
• Obesitas
• Rokok
5
terjadi vasokontriksi yang dapat meningkatkan tekanan darah
(Ardiansyah, 2012).
• Kopi
• Genetik
• Ras
Orang berkulit hitam memiliki resiko yang lebih besar untuk menderita
hipertensi primer ketika predisposisikadar renin plasma yang rendah
mengurangi kemampuan ginjal untuk mengekskresikan kadar natrium
yang berlebih (Kowalak, Weish, & Mayer, 2011).
6
Faktor – faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah
tersebut adalah :
Lingkungan Hereditas
Prehipertensi
Hipertensi Dini
Hipertensi Menetap
aksi utama.
8
Angiotensinogen
Angiotensinconvertingenzyme (ACE)
Angiotensin II
Mengentalkan
Konsentrasi NaCl (garam) di
pembuluh darah
Menarik cairan
Intraseluler > Ekstraseluler Diencerkan dengan volume
ekstraseluler
a. Stoke
Stroke akibat dari pecahnya pembuluh yang ada di dalam otak atau akibat
embolus yang terlepas dari pembuluh non otak. Stroke bisa terjadi pada
hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami
hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah pada area
tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat melemah
dan meningkatkan terbentuknya aneurisma.
b. Infark Miokardium
d. Ensefalopati
1.8 Penatalaksanaan
a. Non farmakologi
11
• Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih. Peningkatan berat
badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan
darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting
dalam prevensidan kontrol hipertensi.
• Meningkatkan aktifitas fisik. Orang yang aktivitasnya rendah
berisiko terkena hipertensi 30-50% daripada yangaktif. Oleh karena
itu, aktivitas fisik antara 30-45 menit sebanyak >3x/hari penting
sebagai pencegahan primer dari hipertensi.
• Mengurangi asupan natrium. Apabila diet tidak membantu dalam 6
bulan, maka perlu pemberian obat antihipertensi oleh dokter.
• Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol. Kafein dapat memacu
jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya. Sementara konsumsi alkohol lebih dari
2-3 gelas perhari dapat meningkatkan risiko hipertensi
b. Farmakologi
dilakukan yaitu :
12
a. Pemeriksaan laboratorim
• Hb/Ht : untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.
• BUN/kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi
ginjal.
• Glucosa, hiperglikemi (DM adalah pencetur hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
• Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal
dan DM.
b. CT Scan ; Mangkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
c. EKG : dapat menunjukkan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
d. IUP : mengidentifikasikan penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal.
e. Photo dada : menujukkan destruksi kalsifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
13
perawatan hipertensi secara mandiri sehingga dapat mencegah kemungkinan
terjadinya komplikasi.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah penyakit tidak menular yang cukup berbahaya karena tidak
menimbulkan gejala yang spesifik dan secara fisik. Banyak penderita hipertensi
yang baru saja menyadari hipertensinya pada 5 tahun terakhir dan didagnosis pada
kejadian layanan darurat. Sebagian besar penderita hipertensi tidak rutin
mengecek tekanan darahnya walaupun sudah mengetahui komplikasinya secara
mendasar. Begitu juga dengan kepatuhan minum obat, banyak penderita hipertensi
yang tidak patuh dalam minum obat karena hanya meminum obat disaat timbul
gejala. Hal ini menunjukkan kurangnya pemahaman penderita hipertensi terhadap
penyakitnya.
B. Saran
Kami banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya
Semoga makalah ini berguna bagi kami dan terkhusunya pada pembaca yang
budiman.
15
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,AB.2019.“Hipertensi”http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3657/4/Chapter2.p
df , di akses pada 23 Mei 2021 pukul 13.50
Kamila,M.2017.“Konsep\Hipertensi”http://repository.unimus.ac.id/1478/3/BAB
%20II.pdf , di akses pada 23 Mei 2021 pukul 14.30
16