Anda di halaman 1dari 36

PROGRAM KESEHATAN

PADA TUBERKULOSIS PARU

Disusun oleh :

Lanny Dwi Chandra Utomo Putri (014.06.0054)

Pembimbing :

dr. Nurviana Indah Permatasari

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PUSKESMAS TANJUNG KARANG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puja dan Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan segala
limpahan nikmat-Nya saya dapat menyelesaikan laporan yang berjudul : Program Kesehatan
Pada Tuberkulosis Paru

Dalam penyusunan laporan ini, saya banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, masukan
dan motivasi dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam
kesempatan ini, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen yang telah memberi
arahan dan penjelasan tentang tata cara penulisan laporan ini.

Saya menyadari, penulisan ini masih banyak kekurangannya, untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-
Azhar Mataram yang sedang menjalani preklinik di Puskesmas Perawatan Tanjung Karang.

Mataram, 9 Juli 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover.......................................................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................................iii

BAB I : P6ndahuluan..............................................................................................................1

BAB II : Gambaran Umum.....................................................................................................4

BAB III : Masalah Dan Manajemen Kesehatan...............................................................…16

BAB IV : Kesimpulan dan Saran............................................................................................33

Daftar Pustaka.......................................................................................................................34

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Visi Indonesia sehat 2010 bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi seluruh
masyarakat Indonesia. Demi terwujudnya visi tersebut diperlukan peran aktif dan dukungan
dari semua pihak termasuk diantaranya pemerintah dan masyarakat dengan melakukan upaya
kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Namun demikian hingga saat ini peningkatan derajat kesehatan masyarakat belum dapat
terlaksana dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih banyaknya masalah kesehatan di
masyarakat yang memerlukan penanganan yang lebih serius lagi.
Salah satu masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia yaitu penyakit Tuberkulosis
(TBC). Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2017 TB
merupakan penyebab kematian kesembilan di dunia. Sebagian besar jumlah kasus kejadian
TB paling banyak pada tahun 2016 terjadi di wilayah Asia Tenggara. Tahun 1999, WHO
memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru TB dengan kematian karena TB
sekitar 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130
penderita baru TB paru BTA (+) (Depkes RI, 2002; Girsang, 2002; Permatasari, 2005).
Di provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dilaporkan Angka kematian selama pengobatan
yang ditimbulkan akibat TB paru pada tahun 2016 mengalami peningkatan signifikan
dibandingkan tahun 2015, yakni dari 3 per 100.000 penduduk tahun 2015 menjadi 8 per
100.000 penduduk pada Tahun 2016 (Diskes Provinsi NTB, 2017).
Program pemberantasan penyakit TBC bertujuan untuk menurunkan prevalensi penderita
dengan cara pemutusan rantai penularan melalui penemuan dini, pengobatan secara tepat
baik waktu maupun dosisnya.Hal itu perlu dilakukan karena penyakit TBC ini merupakan
penyakit yang sangat mudah menyebar dan menular.
Untuk dapat melakukan hal tersebut, maka pengetahuan tentang segala hal yang berkaitan
dengan penyakit TBC baik tentang kuman, cara penularan maupun pengobatan yang
seharusnya diberikan pada penderita TBC, merupakan hal mendasar yang harus dikuasai
setiap pelaksana program TBC dilapangan.
Dari hal di atas dapat diketahui bahwa penyakit TBC merupakan penyakit yang
memerlukan penanganan dan perhatian yang khusus dari pemerintah, para pengelola
program TBC di lapangan, maupun masyarakat Indonesia. Dan penulis merasa penting dan
menarik untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang pelaksanaan program TBC di Puskesmas.
Dengan begitu penulis akan mendapatkan informasi yang lebih detail dan terperinci lagi
tentang pelaksanaan program TBC di lapangan, salah satunya di Puskesmas.
2
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa dan mahasiswi mampu menganalisa permasalahan kesehatan
yang ada di masyarakat serta pada setiap program wajib puskesmas.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menentukan besarnya masalah sesuai dengan target dan
pencapaian.
2. Mahasiswa mampu menentukan prioritas permasalahan berdasarkan kategori
yang ditentukan.
3. Mahasiswa mampu menentukan prioritas permasalahan berdasarkan sistem
scoring.
4. Mahasiswa mampu mementukan apa penyebab terjadinya permasalahan yang
timbul sesuai dengan Fishbone Analysis.
5. Mahasiswa mampu untuk menentukan penyebab masalah yang dianggap paling
mungkin.
6. Mahasiswa mampu menentukan pemecahan permasalahan yang paling mungkin
dilakukan untuk dapat menyelesaikan permasalahan yang timbul.

1.3 Manfaat
Dapat menjadi bahan untuk melakukan penyuluhan bagi petugas kesehatan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan pada anak-anak, remaja, dewasa dan lansia untuk
mencegah kejadian penyakit Tuberkulosis nantinya

3
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.1 KONDISI GEOGRAFI DAN TOPOGRAFI


Puskesmas Tanjung Karangadalah salah satu Puskesmas di Kota Mataram, letaknya
diapit antara Puskesmas Karang pule dan puskesmas Ampenan.
Gambar 1. Peta Wilayah Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2019

Sumber: Bappeda Kota Mataram


Adapun batas-batas administrasi adalah sebagai berikut :
 Sebelah Utara : Kelurahan Ampenan
 Sebelah Selatan : Kelurahan Jempong Baru
 Sebelah Timur : Kelurahan Karang Pule
 Sebelah Barat : Selat Lombok
2.2 Keadaan Geografi
Puskesmas Tanjung Karang terletak di Kelurahan Tanjung Karang Kecamatan
Sekarbela, Kota Mataram batas wilayah kerja Puskesmas Rensing yaitu:
 Sebelah Utara : Kelurahan Ampenan Tengah
 Sebelah Selatan : Kecamatan Labuapi
 Sebelah Barat : Selat Lombok
 Sebelah Timur : Kecamatan Mataram
4
A. LUAS WILAYAH
Puskesmas Tanjung Karang adalah salah satu Puskesmas dari 11 Puskesmas yang
ada di wilayah Kota Mataram, yang terletak paling timur dari Kota Mataram, terletak di
Kecamatan Sekarbela Kelurahan Tanjung Karang lokasi di Jalan Sultan Salahudin No.
Tanjung Karang.
1. Batas Wilayah
- Sebelah timur : Kelurahan Karang Pule
- Sebelah barat : Selat Lombok
- Sebelah utara : Kelurahan Ampenan Tengah
- Sebelah selatan : Kelurahan Jempong Barat
2. Luas Wilayah Kelurahan dan Jumlah Lingkungan

Tebel 2.1 Luas Wilayah


Jumlah Luas
No Kelurahan RT Topografi
Lingkungan wil/km
1 Tanjung Karang 6 29 2,57 Dataran
2 Tanjung Karang 5 31 0,678 Dataran
Permai
3 Kekalik Jaya 6 21 1,352 Dataran
4 Taman Sari 6 21 1,61 Dataran
5 Ampenan Selatan 4 0,84 Dataran
6 Banjar 3 0,41 Dataran
Jumlah 30 7,46 Dataran
Sumber : Kelurahan
B. JUMLAH PENDUDUK DAN KEPALA KELUARGA

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk dan Kepala Keluarga Tahun 2019

Jumlah penduduk Ket


No Kelurahan
Penduduk
Jumlah KK
Laki-laki Perempuan
1. Tanjung Karang 5275 5012 10287 1660
2. Tanjung Karang 1715
4730 4631 9361
Permai
3. Kekalik Jaya 10278 11238 21516 5274
4. Taman Sari 5100 4880 9980 1696
5. Ampenan Selatan 4816 4704 9520 2314
6. Banjar 3947 3995 7942 1497
Jumlah 34.146 34.460 68.606 14.146

5
C. EKONOMI DAN SOSIAL

Tabel 2.3 Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Puskesmas Tanjung Karang

TNI/P Lain-
No Kelurahan PNS Swasta Wirausaha Dokter Nelayan Buruh
olri lain
1 Tanjung Karang 125 25 300 203 - 207 35 223
2 Tanjung Karang 984 106 2091 0 0 0 147 4242
Permai
3 Kekalik Jaya 627 66 644 1252 2 - - 48
4 Taman Sari 850 396 570 1224 12 2 80 319
5 Ampenan Selatan 350 392 1232 817 6 - 1665 -
6 Banjar 182 24 1041 2326 7 379 399 4814
JUMLAH 3118 1009 5878 5822 27 588 2326 9646
Sumber : Kelurahan
Tabel 2.4 Organisasi Sosial Masyarakat

Kelompok
Kelompok
No Kelurahan Organisasi Sosial Olah
Nelayan
Raga/PSM
1 Tanjung 3 3
Karang
2 Tanjung 4 1 4
Karang Permai
3 Kekalik Jaya 1 3
4 Taman Sari 4 - 2
5 Ampenan - - -
Selatan
6 Banjar 3 0 1
JUMLAH
Sumber : Kelurahan

Tabel 2.5 Sarana Pendidikan


Sarana Pendidikan
No Kelurahan TK/
SD/MI SLTP SLTA/MA Sarjana
PAUD
1 Tanjung 1 2 1 1 -
6
Karang
2 Tanjung 2 3 - - -
Karang Permai
3 Kekalik Jaya 5 3 1 1 1
4 Taman Sari 6 5 2 2
5 Ampenan 4 1 1 -
Selatan
6 Banjar 4 3 2 2
TOTAL 24 17 7 6 1
Sumber : Kelurahan

Tabel 2.6 Tingkat Pendidikan Penduduk Wilayah Puskesmas Tanjung Karang

Tingkat Pendidikan
Tdk/
No Kelurahan SLTA/M
Belum SD/MI SLTP Diploma Sarjana
A
Sekolah
1 Tanjung Karang 622 530 235 373 122 133
2 Tanjung Karang 1331 1153 657 2286 314 1772
Permai
3 Kekalik Jaya 2871 680 2310 3321 - 904
4 Taman Sari 1637 1238 796 2923 367 1820
5 Ampenan Selatan 2484 1105 1371 3505 1569 409
6 Banjar 1376 523 518 888 38 229
TOTAL 10321 5229 5887 13296 2410 5267
Sumber : Kelurahan

Tabel 2.7 Data Jumlah Posyandu, Kader Aktif dan Strata Posyandu
Jumlah Kader Strata Posyandu
Kelurahan
Posyandu Aktif Pratama Madya Purnama Mandiri
Tanjung 6 30 - - 4 2
Karang
Tanjung 7 35 - 2 5 -
Karang
Permai
Kekalik Jaya 7 35 4 3 -
Taman Sari 4 20 - - 4 -
Ampenan 6 30 - 1 1 4
Selatan

7
Banjar 4 20 - - - 4
Jumlah 34 170 - 7 17 10
Sumber : Kelurahan
Tabel 2.8 Sarana Kesehatan Yang ada di Wilayah Puskesmas Tanjung Karang
Sarana Kesehatan
No Kelurahan Rumah
Pustu Poskesdes Puskesmas Apotek Klink
Sakit
1 Tanjung Karang 0 1 2
2 Tanjung Karang - - - 2 1
Permai
3 Kekalik Jaya - 1 - 4 1
4 Taman Sari
5 Ampenan Selatan 1 1 2 1
6 Banjar 1
TOTAL 1 2 1 10 1 3
Sumber : Kelurahan
D. KEADAAN PUSKESMAS
1. Fasilitas Kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Tanjung Karang
 Rumah Sakit : 2 buah
 Dokter Umum Praktek Swasta : 4 buah
 Dokter Gigi Praktek swasta : 1 buah
 Dokter Spesialis Praktek Swasta : 1 buah
 Bidan Praktek Swasta : 7 buah
 Puskesmas : 1 buah
 Puskesmas Pembantu : 2 buah
 Puskesmas Keliling : 1 buah
 Posyandu : 34 buah
 Pokesdes : 2 buah
 Ambulance : 2 buah
 Klinik : 2 buah
 Apotik : 7 buah
 Batra : 6 buah
 Posyandu Remaja : 1 Buah
 Posyandu Lansia : 12 buah
 Pos Bindu : 6 buah
2. Fasilitas Lain – lain
 Rumah Rehabilitas Sosial : 1 buah
3. Tenaga Kesehatan yang ada di Puskesmas Tanjung Karang
 Kepala Puskesmas : 1 orang

8
 Ka.Sub.Bag.TU : 1 orang
 Dokter Umum : 3 orang
 Dokter Gigi : 1 orang
 Bidan : 8 orang
 Bidan Poskesdes : 4 orang
 Perawat : 22 orang
 Perawat Gigi : 3 orang
 Tenaga Gizi : 4 orang
 Asisten Apoteker : 2 orang
 Apoteker : 1 orang
 Tenaga Laboratorium : 4 orang
 Tenaga Kesehatan Lingkungan : 5 orang
 Tenaga Promkes : 2 orang
 Rekam Medik : 2 orang
 Pekarya Kesehatan : 2 orang
 Administrasi Umum : 4 orang
 Supir : 2 orang
 CS : 4 orang
 Satpam : 2 orang
 Jaga malam : 1 orang
Jumlah seluruhnya : 83 orang

E. SARANA DAN PRASARANA


1. Gedung
 Ruang Rawat Jalan
1. Poli KIA/KB
2. Poli Pemeriksaan Anak (MTBS)
3. Poli Lansia/PTM
4. Poli Gigi
5. Laboratorium
6. Apotek
7. Gudang Obat
8. Loket
9. Ruang Program
10. Ruang UKM (Gizi,Keslim,Promkes,P2)
11. Ruang Konseling
12. Ruang Pelayanan Tindakan
9
13. Ruang BP
14. Ruang Imunisasi
 Ruang Rawat Inap
1. Ruang Perawatan Laki-laki
2. Ruang Perawatan Perempuan
3. Ruang Perawatan Anak
4. Ruang Persalinan
 Ruang Administrasi
1. Ruang Tata Usaha
 Ruang Lain – lain
1. Ruang Kepala Puskesmas
2. Ruang Program
3. Dapur Gizi
4. Aula Pertemuan

10
PEMBIAYAAN PUSKESMAS :
2.9 Alokasi Dan Realisasi Anggaran Puskesmas Tanjung Karang Menurut Jenis
Belanja Tahun Anggaran 2019

NO JENIS BELANJA JUMLAH APBN APBD BPJS KES


( Rp ) ( Rp ) ( Rp ) (Rp)
1 2 3 4 5 6
1 Belanja Pegawai
Anggaran
Realisasi
Persentase ( % )
2 Belanja Barang
Anggaran
Realisasi
Persentase ( % )
3 Belanja Modal
Anggaran
Realisasi
Persentase ( % )
4 Belanja Bantuan
Anggaran
Realisasi
Persentase ( % )
5 Belanja Obat-obat-
an
Anggaran
Realisasi
Persentase ( % )
6 Belanja Alkes
Anggaran
Realisasi
Persentase ( % )
7 Belanja Perjalanan
Dinas
Anggaran
Realisasi
Persentase ( % )
8 JUMLAH
Anggaran
Realisasi
Persentase ( % )

11
2.3 Sarana dan Tenaga Kesehatan
Tabel 2.10 Data Ketenagaan Puskesmas Tj. Karang (PNS, Tenaga Kontrak Perjanjian
Kerja ) Tahun 2019.
Yang
Jenis ada Status
No Kekurangan Ket.
Ketenagaan Sekaran Kepegawaian
g
Puskesmas
I.
Induk
1. S2 Manajemen 1 - PNS Kapus
2. Dokter 3 - PNS 2, Kontrak 1
3. Dokter Gigi 1 - Kontrak
4. Sarjana/D3 -
a. Ners 5 - PNS 1, Kontrak 4
b. S.Kep 3 PNS 3
PNS 6
c. SKM 2 0 Perawat
Kontrak 7
d. D III
13 PNS 7, Kontrak 1
Keperawatan
e. DIV
2 - PNS
Kebidanan
PNS 5, Kontrak
f. AKBID 13 0
8,
g. Akademi
4 - PNS ,
Gizi
h. DIII Analis
4 - PNS
Kes.
i. SMAK 0 - PNS
j. S1 Adm. KTU dan
2 - PNS
Negara Bend.JKN
5. Perawat Gigi 3 - PNS
6. Sanitarian 5 - PNS 3, Kontrak 2
7. S. 1 Farmasi 1 1 PNS Gudang Obat
8. D III Farmasi 2 0 PNS R. Apotik
9. Rekam Medik 1 2 PNS 1, kontrak 1 Loket
10. SMA 3 - PNS 3, Bend. 2, 1 Loket
Paket C/setara
11. 2 2 Kontrak 2 Tugas masak, CS
SMA
Pemegang gd.
12. SMK 1 - PNS 1
obat
12
Paket B/Setara PNS. 1, Kontrak
13. 1 4 CS, Loket, Lenen
SMP 3
Puskesmas
II.
Pembantu
1. S1 Keperawatan 0 PNS
1 di Pustu
Ampenan Selatan
2. DIII Perawat 2 - PNS 2,
1 di Pustu
Perumnas
III Poskesdes
2 di Poskesdes
1 Bidan 4 - 2 PNS, 2 Kontrak Kekalik Jaya dan
1 di Amp.Selatan
Jumlah 73 10

Tabel 2.11 Keadaan Sarana Prasarana Kesehatan Di Puskesmas Tanjung Karang Tahun
2019.
  Kondisi
  Jumla Rusak
Jenis Sarana/Prasarana Ket
No h Ringa Rusak Rusak
    n Sedang Berat
I Sarana Kesehatan        
  1. Puskesmas Pembantu 1 bh - -  -

13
  2. Poskesdes 2 bh - - -
3. Rumah sewa 7 bh - - -
  4. Rumah Dinas Dokter 1 - - -
  5. Puskesmas Keliling Roda 4 1  -  -  -
  6. Ambulance 2  - -  - 
  7. Sepeda Motor 12  - -  -
08. Ambulance Desa 6 - - -
II Sarana Penunjang        
  1. Komputer 10 Unit  - - -
2. Laptop 4 unit - - -
  3. Mesin Tik 0  - 0 
  4. Telepon 1  - - 1 
  5. Jenset 3 bh  - - 1 
  6. Kulkas Vaksin 3 bh  - - 1
7. Lemari es 3 bh  - - - 
8. Cool Pack 60 bh - - -
9. Vaksin Carier 6 bh - - -
10. Sumur BOR 0

2.12 Daftar Nama Nama Pemegang Sepeda Motor Puskesmas Tanjung


Karang

NO NAMA PLAT KEADAAN

1 HJ ST NURHAYATI DR 3327 AK BAIK

AHMAD FATHURAHMAN
2 DR 2104 AK BAIK
A

3 L YUSRANULLAH DR 2940 AK BAIK

4 L SURYADI DR 3343 AK BAIK

5 L SUPARI B 3704 SQC BAIK

6 ST SUMARIYANI DR 3093 AK BAIK

14
7 BUDI HASTUTI DR 3109 AK BAIK

8 NI LUH KT SRI DR 4384 AK BAIK

9 JULI FITRIANI DR 4482 AK BAIK

10 NI LUH AYU M DR 4597 AK BAIK

11 ABDUL KASAB DR 2951 AK BAIK

12 NANANG SUKIRMAN DR 3339 AK BAIK

BAB III
MASALAH DAN MANAJEMEN KESEHATAN

3.1 Profil Kesehatan


1. Visi
Terwujudnya Puskesmas Tanjung Karang dengan wilayah kerja yang sehat dan
mandiri tahun 2020.
2. Misi
1. Mewujudkan petugas yang sehat dan mandiri melalui upaya peningkatan
kompetensi dan pemberdayaan tenaga berdasarkan pertanggungjawaban
wilayah kerja
2. Mewujudkan pelayanan yang sehat dan mandiri pada pelaksanaan upaya
kesehatan wajib dan pilihan melalui upaya bimbingan program,
pengawasan, dan pengendalian

15
3. Mewujudkan masyarakat di wilayah kerja menjadi sehat dan mandiri
melalui upaya pemberdayaan optimal UKBM
4. Mewujudkan manajemen yang sehat dan mandiri melalui mekanisme
perencanaan, pencatatan dan pelaporan serta evaluasi
3. Tata Nilai
S : Sopan dalam memberikan pelayanan
dengan senantiasa memperhatikan norma
kesopanan serta mengembangkan sikap
saling menghargai.
E : Empati dalam melayani masyarakat.

H : Handal dalam memberikan pelayanan.


A : Akuntabel dalam memberikan pelayanan
kesehatan sesuai pedoman, prosedur,
standart pelayanan yang di tetapkan, dapat
di ukur dan dipertanggungjawabkan.
T : Tanggap dalan pelayanan dan terhadap masalah
kesehatan masyarakat.

I : Inovatif menyikapi masalah kesehatan.

4. Motto
Melayani Dengan HATI + (Hemat, Aktif, Tulus, Ikhlas, dan Profesional)
5. Selogan
Masyarakat Sehat, Dambaan kami

3.2 Identifikasi Masalah

3.2.1. Tuberkulosis

Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium


tuberkulosis, yakni kuman aerob yag dapat hidup terutama di paru-paru atau di
berbagai organ tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi.
Pada penyakit tuberkulosis, jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru
yakni sebesar 95,9 %. Penyakit Tuberkulosis Paru masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia ,demikian juga di Kota Mataram.

16
Secara nasional Prevalensi TB Paru adalah 210/100.000 penduduk dan target
yang harus dicapai tahun 2016 adalah penemuan 70% dari kasus yang diperkirakan
dari prevalensi tersebut. Tujuan dari program penanggulangan TB adalah
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Target dalam penanggulangan TB adalah :

1. Proporsi Pasien TB BTA positif antara suspek 5-15%

2. Proporsi pasien TB Paru BTA Positif diantara semua pasien TB di obati > 65
%

3. Angka penemuan kasus (Case Detection Rate = CDR ) minimal 70%

4. Angka konversi (convertion Rate ) minimal 80%

5. Angka Kesembuhan (Cure Rate ) minimal 85%

Sedangkan target penderita BTA positif untuk Puskesmas tahun 2019 sebanyak 96
penderita

Tabel 3.1. Hasil kegiatan program TB di Puskesmas Tanjung Karang Tahun 2019

Triwulan Suspek BTA (+) BTA( –) Ro+ Ekstra Paru Kat II

I 59 11 1 0 0

II 49 6 1 0 0

III 37 7 0 0 1

IV 41 19 1 3 0
Jumlah 186 43 3 3 1
Case Detection Rate = 45%
Untuk capaian angka CDR di atas ada peningkatan sebanyak 4.47 % dibandingkan tahun
2017 capaianya 41,0%, hal ini masih jauh dari angka CDR yang diharapkan sebesar 70%
namun kami tetap berusaha untuk meningkatkan capaiannya dengan melakukan penyuluhan
terpadu, CBA di lingkungan,investigasi kontak (10 s/d 15 orang), pengambilan data pada
Paskes yang melakukan pengobatan TB pada kliniknya (DPS), Pencarian aktif suspek TB
dengan kerja sama lintas program Promkes, PIS-PK, kelas Ibu dan Gizi serta penyuluhan
kelompok lainnya.

Tabel 3.2. Angka Konversi (Convention Rate)


Angka
Triwulan Diobati Konversi KET
konversi (%)
17
I 11 11
II 6 6
III 7 7
IV 19 19
Jumlah 43 43
Convention Rate = 100%
Untuk angka convention Rate pencapaian tahun 2017 72%, tapi pada tahun 2019
capainnya meningkat 100%.

Tabel 3.3. Hasil pengobatan (untuk Kasus tahun 2017)


Meningga
Triwulan Diobati Sembuh Pindah KET
l
1 = Pasien meninggal dengan
I 7 6 1
komplikasi DM
1= Pasien meninggal dengan
II 5 4 1 komplikasi HT, stroke, Cancer
Prostat dan Hernia
III 11 11
IV 16 16
Jumlah 39 37
Angka kesembuhan (Cure Rate) = 94,8%
Untuk angka Cure Rate capaiannya 94,8% dari angka capaian yang diharapkan ( 85% ).
 Rangkuman hasil dan analisis indikator keberhasilan P2TB di Puskesmas
Kebumen I tahun 2015 disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.4. Program TB di Puskesmas Tanjung Karang 2019.


NO INDIKATOR RUJUKAN 2019 KETERANGAN
1 Angka 70% 45% Belum mencapai
Penemuan target
Kasus ( Case
Detection Rate :
CDR)
2 Angka Konversi 80% 100% Mencapai target
(Convertion
Rate)
3 Angka 85% 94,5% Mencapai target
Kesembuhan
(Cure Rate)

 Program TB yang terdata di Puskesmas Tanjung Karang antara lain Angka penemuan
kasus, Angka konversi kasus dan Angka kesembuhan kasus.. Berdasarkan hasil survey
18
dalam upaya konversi kasus TB sudah memenuhi target dengan hasil survey 100%
dari target 80%, kesembuhan kasus TB melebihi target yaitu 94,5% dari target 85%.

 Pada program TB (penemuan kasus TB) terdapat hasil survey yang belum memenuhi
target yang di temukan pada puskesmas Tanjung Karang tahun 2019:

 Angka Penemuan Kasus (Case Detection Rate = CDR) yang di bawah target yaitu
45% dari target 70%.
CDR yang rendah mengindikasikan belum optimalnya kinerja puskesmas dalam
menemukan kasus-kasus baru TB. Penyebab hal ini diperkirakan karena :
1. Kurangnya jumlah petugas P2TB Puskemas Tanjung Karang, bahkan merangkap
tugas lain (menjadi laborat). Saat kesadaran masyarakat rendah dalam
memeriksakan dahaknya, maka petugas P2TB perlu turun ke lapangan melakukan
contact tracing. Wilayah kerja puskesmas yang cukup luas dengan jumlah petugas
yang terbatas, menjadi kendala yang berarti dalam melakukan contact tracing.
Kader-kader pun tidak semua bisa membantu karena kesibukan masing-masing,
dan tidak semua kader memiliki pengetahuan tentang penyakit TB yang baik.
2. Jarak yang jauh antara rumah dan puskesmas membuat masyarakat malas untuk
memeriksakan dahaknya, terlebih pemeriksaan dahak dilakukan 3 kali (sewaktu-
pagi-sewaktu) dan 2 diantara 3 pemeriksaan tersebut harus dilakukan di depan
petugas kesehatan.
3. Kesadaran masyarakat yang rendah untuk memeriksakan dahaknya.

3.3 Analisis Penyebab Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah yang ada, lalu menganalisis penyebab masalah dengan
cara menggali  berdasarkan  berdasarkan data atau kepustakaan. Untuk membantu menentukan
kemungkinan penyebab masalah digunakan diagram  Fish Bone. Kemudian mencari penyebab
dominan dilakukan dengan mengkonfirmasikan kemungkinan penyebab yang ditemukan  pada
bagian program tersebut. Setelah itu, dicari penanggulangan penyebab masalah dengan
menyusun alteratif pemecahan masalah. Selanjutnya, menetapkan pemecahan masalah masalah
terpilih dengan kriteria kriteria matriks. Setelah menemukan urutan  prioritasnya,
disusunlah Plan of Action.
Upaya penyelesaian dari masalah hasil cakupan kegiatan puskesmas yang  belum memenuhi
target tersebut tersebut dapat dilaksanakan melalui proses pengkajian masalah berdasarkan
metode pendekatan sistem sebagai berikut:

19
Gambar 6.1 Kerangka Pikir Pendekatan Sistem

Mencari kemungkinan penyebab masalah, pada langkah ini mencari kemungkinan


penyebab masalah baik di lokasi proses maupun di lokasi input.

Tabel 3.5. Penyebab Masalah


INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN
Man  Dokter Umum tercukupi  Tingkat Pengatahuan Pasien
Kurang
 Pasien TB merasa tidak
perlu berobatkan dirinya
selama tidak ada
gejala yang dikeluhkan dan
menganggap dirinya sudah
sembuh.
 Kurangnya rasa ingin tahu
pasien tentang tidak
patuhnya berobat TB
sampai selesai
Money  Tersedianya dana bantuan  Pengelolaan dana untuk
dari operasional program pemberian obat
Kesehatan.
kusta sampai selesai
tidak berjalan dengan
baik.
 Tidak meratanya
pembagian dana untuk
program pemberian obat
kusta sampai selesai.
 Pengalokasiaan
anggaran program
20
pemberian obat kusta
sampai selesai yang
kurang
Method  Menambah wawasan  Kurangnya tenaga kerja
 Pasien lebih disiplin  Kurang meratanya tempat
untuk berobat .
penyuluhan dantempat
 Terlaksananya
program pemberian berobat.
obat TB hingga  Kegiatan penyuluhan dan
selesai.
pengobatan hanya diberikan
pada pasien TB yang datang
kepuskesmas.
Material  Obat TB  Kurangnya perhatiannya
Terfasilitasi terhadap program
 Obat dalam
pemberian obat kusta
kondisi dengan
baik sampai selesai.
 Obat dengan  Penyuluhan secara
mudah di dapatkan
khusus hanya diberikan
di puskesmas
kepada pasien TB yang
pergi ke puskesmas.
 Penyuluhan tentang
Puskesmas tidak
mempunyai tempat
khusus untuk
penyuluhan
Machine  Terdapat alat  Kurangnya koordinasi dan
penyuluhan sehingga rapat untuk pentingnya
dapat terlaksana
program pemberian obat TB
 Terdapat alat untuk
pemeriksaan TB sampai selesai.
 Alat-alat penyuluhan yang
tersedianya di fokuskan
untuk program yang lain
 Puskesmas tidak memiliki
alat yang cukup untuk
penyuluhan Pengobatan TB
sampai selesai.

Lingkungan  Transportasi ke  Tenaga kerja serta


puskesmas
21
tercukupi tempat pengalokasian
 Akses jalan yang tidak tercukupi.
menuju puskesmas
 Kurang meratanya
dapat terlampaui
Tempat pengobatan
maupun penyuluhan
 Jauhnya letak
penyuluhan dan
pengobatan.

22
Diagram 3.1 Fish Bone Rendahnya CDR TB di Puskesmas Tanjung Karang

MONE
METHODE MACHINE
Y
Dana kurang untuk program
Kurang terjaringnya Tidak adanya dana dan
pasien baru TB kurangnya tanggung
jawab
Rendahnya anggaran dana yang di dapat
Pelatihan P2TB petugas
kesehatan kurang merata Penyaluran dana terhambat dan
Kurangnya
pemeliharaan alat tidak merata
Kurang terlibatnya laboratorium
kader TB Alokasi dana tidak
Penggunaan alat transparan
laboratorium tidak
maksimal Rendahnya
CDR TB
Banyak bahan laboratorium Kurangnya koordinasi antara
Kurangnya jumlah yang terbatas suatu pihak dengan puskesmas
tenaga kesehatan dan
kader TB Tersangka TB tidak
Kurangnya reagen untuk
pemeriksaan TB mengumpulkan sampel dahak
Kurangnya perekrutan
petugas kesehatan dan Kurangnya pengadaan Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
kader TB periksa
Terhambatnya distribusi
Rendahnya pengetahuan masyarakat
Jumlah petugas reagen/bahan laboratorium
tentang TB Paru
TB sedikit
MAN MATERIAL ENVIRONMENT

23
Tabel 3.6. Analisa Penyebab Masalah Bagian Proses
PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN
P1  Menambah wawasan  Kurang bisa di pahami
 Pasien lebih disiplin masyarakat karena pendidikan
(Perencanaan)
untuk berobat . rendah.
 Sasaran target luas dan tidak
 Terlaksananya
merata.
program pemberian  Kurang terlalu efektif kembali
obat TB Paru hingga lagi atas kemauan pasien.
selesai.

P2  Alat dan tempat.  Lokasi : Tempat penyuluhan yang


(Pergerakan & Penyuluhan jauh dari puskesmas.
terfasilitasi.
Pelaksanaan)  Biaya :perlu mengeluarkan biaya
 Terdapat konsumsi
untuk menarik minat transportasi.
pasien.  Waktu yang dilakukan terbatas
 Dengan penyuluhan
dan juga interasi dapat
membangun minat
pasien untuk
meningkatkan jumlah
kunjungan untuk
berobat.

P3  Angka kunjungan  Angka kunjungan menurun


(Pengawasan, berobat pasien  Pasien komplikasi tetap/
meningkat meningkat.
Pengendalian
 Pasien dengan  Penularan penyakit TB Paru
& Penilaian) komplikasi berkurang meningkat.
 Menurunkan angka
penularan

Setelah penentuan analisa penyebab masalah dan di temukan akar masalah,


selanjutnya dilakukan penyebab masalah yang paling dominan dengan cara diskusi antar
anggota kelompok dengan argumentasi dan jusfikasi.
Penyebab masalah yang paling mungkin antara lain:
1. Kurangnya Pengetahuan Pasien itu sendiri atau masyarakat lainnya tentang
penyakit TB Paru, pentingnya pemeriksaan jika muncul tand dan gejala TB Paru
serta kepatuhan minum obat TB Paru
2. Tidak adanya brosur, pamflet dan poster \ sebagai sarana edukasi mengenai  
penyakit TB Paru dan kepatuhan berobat

24
3. Kurangnya tenaga kesehatan dalam memberikan informasi seputar penyakit
Tuberkulosis Paru
3.4. Alternatif Pemecahan Masalah
Setelah diperoleh daftar penyebab masalah, maka dapat dilakukan langkah
selanjutnya yaitu dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah
alternatif pemecahan penyebab masalah yang ada:
Tabel 6.10 Alternatif Pemecahan Masalah
No Penyebab Masalah Alternatif
1 Kurangnya Pengetahuan Pasien itu sendiri Penyuluhan mengenai penyakit
atau masyarakat lainnya tentang penyakit TB Tuberkulosis Paru berisi :
Paru, pentingnya pemeriksaan jika muncul Definisi, penyebab, tanda dan
tand dan gejala TB paru serta kepatuhan gejala, pemeriksaan yang harus
minum obat TB Paru dilakukan, kepatuhan minum obat,
rutin memeriksakan diri serta
komplikasi yang dapat terjadi
2 Tidak adanya brosur, pamflet dan poster \ Membuat sarana edukasi tentang
sebagai sarana edukasi mengenai   penyakit Penyakit Tuberkulosis Paru dan
TB Paru dan kepatuhan berobat kepatuhan berobat

3 Kurangnya tenaga kesehatan dalam Penambahan dan pelatihan tenaga


memberikan informasi seputar penyakit kesehatan di bidang kasus
Tuberkulosis Paru penyakit Tuberkulosis Paru

Tabel 3.7. Urutan Alternatif Pemecahan Masalah


NILAI KRITERIA HASIL AKHIR
PENYELESAIAN MASALAH URUTAN
M I V C (M x I x V) / C

Penyuluhan tentang penyakit TB Paru


dan Membuat sarana edukasi tentang
4 5 5 4 25 1
kepatuhan berobat pada penyakit TB
Paru
Penambahan dan pelatihan tenaga
kesehatan di bidang kasus penyakit 4 4 4 4 16 2
TB Paru
Membuat jadwal penyuluhan rutin
3 3 2 1 12 3
informasi tentang penyakit TB Paru

25
3.5. Rencana Usulan Kegiatan
Adapun rencana operasional kegiatan atau Plan Of Action (POA) dapat

dilihat sebagai berikut :

26
Tabel 3.8 Tabel Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
No Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Biaya Sumber Dana Penanggung Jawab Ket
- Menyamakan persepsi antara
Persiapan: penanggung jawab program
Rapat Penyediaan dengan pelaksana kegiatan
Petugas 14 Juli Pimpinan Puskesmas
1 alat dan bahan serta menentukan langkah Rp. 200.000 Puskesmas
Puskesmas 2020 dan tim pelaksana
penyuluhan pelaksanaan kegiatan.
- Menentukan alat dan bahan
yang akan digunakan.
Meningkatkan pengetahuan dan
Pelaksanaan: kesadaran masyarakat dan Masyarakat 22 Juli Pelaksana tim bagian
2 Rp. 300.000 Puskesmas
Penyuluhan meningkatan angkat penemuan segala usia 2020 Penyakit TB Paru
kasus penyakit TB Paru
- Memantau kegiatan yang - Kegiatan
Monev:
sedang dilakukan Penyuluhan Ketua Pelaksana
- Monitoring 29 Juli
3 - Melihat sejauh mana - Kesadaran Rp.200.000 Puskesmas bagian penyakit TB
- Evaluasi 2020
keberhasilan dari kegiatan Pengetahuan Paru
yang dilakukan Masyarakat

27
34
Gambar 3.2 Media Edukasi untuk Penyuluhan

35
Tabel 3.9 Kegiatan Penyuluhan Penyakit TB Paru

No Kegiatan Indikator Metode Frekuensi Penanggung


Pemecahan Masalah Jawab
1 Pennyuluhan pada Menambahkan dan Diskusi 2 1 kali dalam Kepala
masyarakat (semua meningkatkan arah sebulan Puskesmas,
kalangan usia) pengetahuan dan Ketua
kesadaran pelaksana
masyarakat tentang bagian
pentingnya penyakit Tb
mengetahui lebih Paru
jauh tentang
penyakit TB Paru
serta kepatuhan
dalam minum obat
TB Paru

36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan data dari Puskesmas Tanjung Karang ditemukan program yang tidak sesuai
dengan pencapaian sehingga menjadikan hal tersebut sebagai permasalahan. Dan hasilnya
didapatkan permasalahan dengan prioritas utama yaitu rendahnya Angka Penemuan Kasus
(CDR) penyakit TB. Selanjutnya dilakukan analisis penyebab masalah, dan ditemukan
penyebab permasalahan salah satunya kurangnya pengatahuan pasien penderita TB,
pentingnya kepatuhan berobat TB hingga selesai, pentingnya dalam memeriksakan diri
berupa pemeriksaan dahak yang bertahap untuk membuktikan hasil dahak tersebut apakah
positif kea rah TB atau tidak. Untuk menanggulangi dari permasalahn tersebut maka
diperlukan suatu perencanaan seperti penyuluhan guna untuk menambah wawasan
masyarakat akan kepatuhan berobat penderita TB hingga sembuh dengan pengharapan
setelah melakukan penyuluhan tersebut dapat meningkatkan angka kunjungan berobat
penderita TB hingga sembuh.

4.2. Saran
Diharapkan masalah yang ada dapat diselesaikan dengan menjalankan program yang
sudah dirancang sehingga dapat dengan segera mengetahui penemuan kasus baru TB atau
kasus TB yang telah putus obat dan hasil pemeriksaan penunjang mengenai TB. Selain itu
harus ditingkatkan juga kerjasama petugas puskesmas sehingga program yang ada dapat
dijalankan untuk mencapai hasil yang maksimal. Untuk  masyarakat juga disarankan dapat
meningkatkan kesadaran mengenai penyakit TB dengan cara turut mengikuti penyuluhan
mengenai penyakit TB, kepatuhan minum obat dan rajin dalam memeriksakan kesehatan diri

37
DAFTAR PUSTAKA

Alansyah, D. (2012). Manajemen pelayanan kesehatan dilengkapi materi asuransi kesehatan dan
mutu pelayanan kesehatan, Yogyakarta: NuhaMedika.
Badan Pusat Statistik Kota Mataram ; Mataram Dalam Angka 2019.
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kota Mataram; Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) Kota Mataram Tahun 2014.
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Pemerintah
Daerah (DPA SKPD) Dinas Kesehatan Tahun 2019.
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Satuan Kerja
Pemerintah Daerah (DPA SKPD) Dinas Kesehatan Tahun 2019
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Informasi Tenaga Kesehatan Lingkup Dinas kesehatan Kota
Mataram Tahun 2019.
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Laporan Hasil Kegiatan Program P3PPL Dinas Kesehatan
Kota Mataram Tahun 2019.
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Laporan Pelaksanaan Kegiatan Program Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas) di Kota Mataram Tahun 2019
Dinas Kesehatan Kota Mataram ; Laporan Tahunan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang
Kesehatan Tahun 2019.
Herlambang, S., Murwani, A., 2012. Manajemen Kesehatan dan Rumah Sakit. Yogyakarta:
Gosyen Publishing.
Kementerian Kesehatan RI; Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kab/Kota Edisi Data
terpilah menurut Jenis Kelamin Tahun 2019.
Muninjaya, A, Gde., 2004. Manajemen Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Muninjaya, A, Gde., 2011. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.

38
39

Anda mungkin juga menyukai