PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada
tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai
Global Emergency. Laporan WHO tahun 2013 menyatakan bahwa terdapat 8,6 juta kasus
baru tuberkulosis pada tahun 2012, dimana 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam)
positif. Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis di dunia ini, dan sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia
tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus Tuberkulosis di dunia, namun bila dilihat dari jumlah
pendduduk, terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk.Di Afrika hampir 2 kali lebih besar
dari Asia tenggara yaitu 350 per 100.000 pendduduk. Di Indonesia berdasarkan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 didapatkan bahwa penyakit pada sistem
pernapasan merupakan penyebab kematian kedua setelah sistem sirkulasi. Pada SKRT 1992
disebutkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian kedua, sementara SKRT 2001
menyebutkan bahwa tuberkulosis adalah penyebab kematian Sementara itu dari hasil laporan
yang masuk ke subdit TB P2MPL Departemen Kesehatan tahun , 2001 terdapat 50.443
penderita BTA positif yang diobati (23% dari jumlah perkiraan penderita BTA positif ). Tiga
perempat dari kasus TB ini berusia 15 – 49 tahun.1,2
Pembuatan diagnosis tuberkulosis paru kadang-kadang sulit dan terlambat, sehingga sering
terjadi di temukan kasus Tuberkulosis yang sudah berat di sertai beberapa komplikasi. Hal
tersebut biasa di karenakan kurang pengetahuan bagi penderita dan kesulitan akses penderita
untuk mencapai fasilitas kesehatan. Kepatuhan pengobatan Tuberkulosis di Indonesia pun
masih sangat rendah sehingga hal tersebut mengakibatkan peningkatan angka kejadian
Tuberkulosis Multi Drugs Resitance. Di butuhkan peranan banyak pihak untuk menangani
kasus terkait permasalahan Tuberkulosis. Akses yang mudah di capai bagi penderita,
pengetahuan lebih bagi masyrakat dan pelayanan di fasilitas Kesehatan yang ada di Indonesia
perlu terus di tingkatkan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah program pengobatan pada tuberkulosis dengan BTA+ sudah berjalan
dengan baik?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan kendala penanggulangan TB terkait angka
keberhasilan pengobatan TB dengan BTA+ di Kecamatan Jagakarsa berdasarkan
pendekatan sistem?
3. Apa saja alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab masalah
yang ditemukan?
4. Bagaimana prioritas pemcahan masalah sesuai dengan penyebab masalah yang
ada?
5. Apakah saja kegiatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut?
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Rukun Warga, Rukun Tetangga Menurut Kelurahan
di Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017
No Kelurahan Luas Rukun Warga Rukun
(km2) (RW) Tetangga (RT)
1 Jagakarsa 4.850 7 82
2 Lenteng 2.277 10 114
Agung
3 Ciganjur 3.376 6 63
4 Tanjung 3.806 6 66
Barat
5 Cipedak 3.975 6 62
6 Serengseng 6.747 19 156
Sawah
Jumlah Kecamatan 25.031 54 543
Jagakarsa
Tabel 3. Data Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017
Sex ratio
Berdasarkan tabel diatas (Tabel ), Maka didapatkan sex ratio yaitu perbandingan antara
penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan sebesar 101,97 persen. Artinya setiap
100 penduduk perempuan di wilayah kerja Kelurahan Pejaten Timur terdapat 101 penduduk
laki-laki.
1 Bayi 0 8.606
Jumlah penduduk di Kecamatan Jagakarsa tahun 2017 adalah 395.540 orang, terdiri dari
199.699laki-laki dan 195.841perempuan. Dari tabel tersebut juga terlihat jumlah penduduk
usia muda (P0-14) sebanyak orang, penduduk usia produktif (P15-64) sebanyak dan penduduk
usia tua (P65+) sebanyak sehingga didapatkan dependency ratio dari populasi di Kecamatan
Jagakarsa adalah sebesar %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap 100 penduduk
produktif harus menanggung penduduk non produktif.
Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk usia kerja di Kecamatan Jagakarsa ….
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara
kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau
negara yang sedang berkembang.
A. Fasilitas Pendidikan
1. TK 10
2. SD 14
3. MI 5
4. SLTP 4
5. MTS 2
6. SMU 1
7. SMK 1
Berdasarkan tabel 3.7 didapatkan fasilitas pendidikan yang terdapat di Kelurahan Pejaten
Timur sebanyak 37 fasilitas. Terbanyak adalah fasilitas SD dengan jumlah 14.
B. Fasilitas Kesehatan
Listrik : Ada
A. Fungsi Puskesmas
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut meliputi :
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
e. Upaya Promosi Kesehatan
f. Upaya Pengobatan
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KIA dikelola oleh satu orang bidan dan dilakukan setiap hari Senin-Sabtu
Pelayanan pemeriksaan kehamilan, Pelayanan KB dan juga Pelayanan Imunisasi
dilakukan hari Senin s/d Sabtu.
Tujuan dari program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu
bersalin, bayi dan anak, meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan anak prasekolah dan murid taman kanak-kanak, serta meningkatkan
cakupan persalinan oleh tenaga terlatih khususnya tenaga kesehatan.
Hasil kegiatan pelayanan KIA di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa pada tahun 2017 dari
9 indikator, dimana indikator yang belum mencapai target meliputi kunjungan bumil/K1
(96,3%), cakupan penanganan komplikasi neonatal (98.87), cakupan penanganan komplikasi
obstetri (87,69), dan cakupan pelayanan bayi (96,95), pelayanan lengkap nifas (97,35%).
Sedangkan program yang cakupan kegiatannya sudah mencapai target adalah pelayanan
lengkap antenatal /K4 (100,2%), persalinan oleh tenaga kesehatan (98,36), pelayanan pertama
neonatus, pelayanan lengkap neonates (100,2%).
Tabel . Hasil Kegiatan Pelayanan KIA di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017
Pelayanan
Antenatal (K1) 100 9.761 9400 96,3 96,3
Pelayanan
lengkap antenatal
96 9.761 9389 96,2 100,20
(K4)
Persalinan oleh
tenaga kesehatan
98 9.317 8.984 96,4 98,36
(Pn):
Pelayanan
lengkap nifas
98 9.317 8.938 95,9 97,85
(KF)
Penanganan
komplikasi
88 1.952 1862 95,38 108,38
obstetri (PK)
Pelayanan
pertama
100 1181 1189 100,67 100,67
Neonatus (KN1)
Cakupan
pelayanan
lengkap Neonatus 97,3 1181 1151 97,45 100,15
(KN lengkap)
Cakupan
Penanganan
komplikasi 100 1.332 1.332 100 100
Neonatal (PKn)
Cakupan
pelayanan bayi
97 9.369 9.075 96,9 99,89
(Kby)
Target Cakupan
Sasaran 1 Pencapaian
Indikator
(%) tahun (%)
Kegiatan Persen
(%)
Peserta KB
Tujuan program ini adalah meningkatkan gizi seluruh anggota masyarakat terutama pada
sasaran bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Kegiatan yang dilakukan antara lain
pembinaan dan pelayanan gizi dengan jalan melakukan monitoring status gizi masyarakat
pada kegiatan Puskesmas dan di Posyandu, yang meliputi penimbangan balita, pemberian
tablet vitamin A dosis tinggi pada anak balita di Posyandu dan murid taman kanak-kanak,
pemberian tablet Besi pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan, dan memberikan
penyuluhan. Indikator kegiatan pelayanan gizi pada Puskesmas Kecamatan Jagakarsa
seluruhnya yang telah mencapai target yaitu bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
sebesar 70,35%, bumil yang diberi 90 tablet Fe sebesar 113,31% dan baduta yang datang dan
ditimbang berat badannya sebesar 94,23 %, sedangkan indikator balita (6-59 bulan) yang
diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 2x/tahun .tidak memenuhi targetnya hanya mencapai
angka 94,2%.
Tahun 2017
Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator
(%) Persen (%)
Kegiatan
(%)
Balita (6-59
bulan) yang diberi
kapsul vitamin A 100 18.083 17.027 94.2 94.2
dosis tinggi
2x/tahun.
Bumil yang diberi
85 9.761 9.389 96,19 113,31
90 tablet Fe
Bayi 0-6 bulan
yang mendapat 42 898 537 59,8 70,35
asi eksklusif
Baduta (0-23
bulan) datang 85 8.648 6.929 80.1 94,23
ditimbang
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan jagakarsa Tahun 2017
Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah
akibat buruk lebih lanjut dari penyakit serta mengkonsolir penyakit yang telah dapat
dikendalikan. Jenis kegiatan dalam P2PM meliputi:
a. P2 TB Paru
Indikator : penemuan kasus TB BTA (+) adalah sebesar 31,90%
b. P2 Diare
Indikator : cakupan pasien dengan diare yang ditemukan dan ditangani sesuai dengan
standar adalah sebesar 101,6%
Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Persen
(%) 1 tahun Kegiatan (%)
(%)
Penemuan kasus
90 2.205 222 10,07 11,19
BTA (+)
Cakupan
Penemuan
100 8.465 8.597 101,6 101,6
Penderita Diare
yang ditangani
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan jagakarsa Tahun 2017
d. Imunisasi
Presentase cakupan imunisasi dasar lengkap di Jagakarsa telah mencapai target
Standard pelayanan minimal yang ditetapkan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yaitu sebesar lebih dari 90%, tetapi diantara 5
kelurahan yang berada di wilayah kecamatan Jagakarsa terdapat 2 kelurahan yaitu serengseng
sawah dan cipedak yang memiliki presentasi pencapaian dibawah 90%.
Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya, terkendalinya atau hilangnya
semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat dimana dapat memberikan
pengaruh jelek terhadap kesehatan. Program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur masih sebatas monitoring dan belum menjangkau
intervensi. Program tersebut meliputi monitoring kepadatan vektor (populasi nyamuk Aedes
aegypti) dengan Gerakan PSN 30 menit dilakukan bersama tim penggerak PKK Kelurahan
Pejaten Timur pada setiap Jumat Bersih.
Indikatornya meliputi :
Rumah Sehat
Jamban Sehat
TTU yang diperiksa dan memenuhi syarat sanitasi
TP2M yang diperiksa memenuhi syarat sanitasi
Rumah/bangunan Bebas Jentik Aedes aegypti
Tabel . Hasil Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017
Cakupan
Sasaran
Indikator Target (%) Pencapaian (%)
1 Tahun Kegiatan Persen (%)
Jumlah Tempat
Tempat Umum
(TTU) yang
100 205 202 98,53 98,53
diperiksa dan
memenuhi syarat
sanitasi
Tempat
Pengolahan
Makanan &
Penjualan(TP2M) 75 275 244 88,73 118,3
yang diperiksa
dan memenuhi
syarat sanitasi
Rumah/bangunan
bebas jentik 95 38.360 36.442 95 100
Aedes
f. Promosi Kesehatan
Tahun 2017
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017
g. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan gejalanya, yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang khusus untuk keperluan
tersebut. Tujuan dari upaya pengobatan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Tujuan umum : meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat.
b. Tujuan khusus terdiri dari 4 komponen yaitu :
Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang.
Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.
Mencegah dan mengurangi kecacatan.
Meneruskan penderita ke fasilitas yang lebih baik.
Pelayanan pengobatan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dari pelayanan rawat jalan di
poliklinik umum, poliklinik gigi, MTBS, KIA-KB, pelayanan penyakit menular. Pelayanan
pengobatan dibuka setiap hari Senin-Jumat pukul 07.30-16.00 WIB dan Sabtu pukul 07.30 –
12.00 WIB, Puskesmas dikelola oleh 1 orang dokter gigi dan 1 orang dokter umum.
Keterangan: SD: Sekolah dasar, MI: Madrasah Ibtidaiyah; SMP: Sekolah Menengah Pertama;
MTs: Madrasah Tsanawiyah; SMA: Sekolah Menengah Atas; MA: Madrasah Alawiyah;
Tabel . Data Sekolah yang Melaksanakan Program UKS di Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017
Tabel . Data skrining/penjaringan kesehatan UKS di SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA Tahun
2017
Tahun 2017
Visi
Tercapainya Kecamatan Jagakarsa yang sehat menuju terwujudnya Jakarta Sehat tahun 2017
Misi
1. Peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya
3. Pemberdayaan peran serta masyarakat
4. Menyediakan informasi kesehatan yang tepat dan actual serta manajemen
kesehatan yang bermutu
5. Meningkatkan kemitraan lintas sector dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan
Kebijakan mutu
Tercapainya kepuasan pelanggan internal dan eksternal serta senantiasa melakukan
perubahan dan perbaikan yang berkesinambungan dengan tetap memenuhi Peraturan
dan Undang Undang yang berlaku.
Strategi Puskesmas
A. Pengorganisasian
Berupa penentuan penanggung jawab program dan pelaksana serta menyusun
jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan
yang telah disusun.
B. Penyelenggaraan
Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
1. Pemantauan/Pengendalian
Untuk meningkatkan kerjasama dalam tim antar petugas Puskesmas dalam
rangka pemantauan hasil kegiatan dan mutu pelayanan kesehatan, maka setiap
bulan dilakukan kegiatan Minilokakarya dan rapat staf. Setiap masalah atau
hambatan yang ditemukan pada setiap kegiatan dibahas bersama-sama serta
kemudian disusun rencana kegiatan bulan berikutnya. Sedangkan untuk lintas
sektoral dilakukan dalam rapat koordinasi di kelurahan.
2. Evaluasi
Dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran. Masalah yang ditemukan disusun dalam
skala prioritas dan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan rencana kegiatan.
Struktur Organisasi
Deskripsi Kerja
D. Perawat Gigi
a. Tugas Pokok : Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.
b. Fungsi :
Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas.
Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati gigi yang sakit.
Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi.
Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS (Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah).
Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi.
E. Bidan
a. Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas
agar dapat berjalan dengan baik.
b. Fungsi :
Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan
anak.
Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.
Melakukan pembinaan dukun bayi.
Melakukan pembinaan kepada bidan.
Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait dengan
KIA.
Melakukan penyuluhan kesehatan.
Melakukan pencatatan dan pelaporan.
Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.
F. Tata Usaha
a. Tugas pokok :
Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas.
Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.
b. Fungsi :
Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang didisposisi.
Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.
Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas.
Melakukan laporan berkala ketatausahaan.
G. Petugas Kesehatan Lingkungan
a. Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
b. Fungsi :
Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.
Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.
Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.
Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas delegasi dari
dokter.
Melakukan kunjungan rumah.
Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait P2P.
Memberikan penyuluhan kesehatan.
Melakukan pencatatan dan pelaporan.
H. Petugas Gizi
a. Tugas pokok : Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di
wilayah kerja Puskesmas.
b. Fungsi :
Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang gizi.
Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi.
Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.
Melakukan pencatatan dan pelaporan.
Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.
Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.
Melakukan pembinaan Posyandu.
Melakukan rujukan kasus gizi.
J. Honorer Umum
a. Tugas Pokok : Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada semua
pengunjung Puskesmas.
b. Fungsi :
Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.
Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran.
Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.
Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.
Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari tersebut.
Melakukan pencatatan dan pelaporan
EVALUASI PROGRAM
8.
Monitring 2.Penentuan Prioritas
dan
Evaluasi
3.Penentuan
7. Penentuan rencana
penyebab
penerapan
masalah
6.Penetapan 4. Memilih
pemecahan penyebab
masalah paling
terpilih mungkin
5.Menentuka
n alternatif
pemecahan
masalah
1. Identifikasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai, kemudian
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Untuk hal ini
digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah membandingkan antara hasil
kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah
ditentukan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya
melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli. Namun
dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah metode Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah dengan
faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis penyebab masalah
antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan), analisis sistem,
pendekatan H. L. Bloem, analisis epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini,
kami menggunakan metode fish bone analysis untuk menentukan penyebab
masalahnya.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor
penyebab yang ada, antara lain dengan cara:
a) Menetapkan tujuan dan sasaran
b) Mencari alternatif pemecahan masalah Penyebab masalah yang paling
mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh data atau
konfirmasi
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang
sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif
pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon
kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action
atau Rencana Kegiatan).
8. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang
sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu
sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
4.2 Identifikasi cakupan program
Masalah merupakan kesenjangan antara apa yang diharapkan sesuai target dengan
keadaan aktual yang didapat di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa. Berdasarkan data
yang diperoleh dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Kecamatan Jagakarsa tahun 2017, didapatkan beberapa belum mencapai hasil yang
ditargetkan. Komponen-komponen program tersebut yaitu:
Cakupan
Target Sasaran 1 Perse Pencapaian
No Indikator (%) tahun Kegiatan n (%) (%)
96.188
1 Pelayanan lengkap lengkap antenatal 100 9761 9389 91507 96.1
2 Penanganan Komplikasi obstetrik 100 885 885 100 100
Cakupan pelayanan lengkap 72.625
3 neonatus 98 4274 3104 17548 74.1
97.351
4 Bumil yang di beri 90 tablet FE 90 4417 4300 14331 108
5 Balita yang datang dan di timbang 85 9529 8287 86.966 102
(D/S) 10347
77.042
6 Angka Kesembuhan TB 85 257 198 80156 90
7 Angka pengobatan Lengkap TB 90 257 0 0 0
91.053
8 cakupan Imunisasi dasar lengkap 90 2459 2239 27369 101
99.745
9 Cakupan rumah tangga ber-PHBS 80 14532 14495 38949 124
Jumlah (Tempat
Tempat Umum) TTU yang di
periksa dan memenuhi syarat 96.296
10 sanitasi 95 108 104 2963 101
Tempat Pengolahan
Makanan &
Penjualan(TP2M) yang di periksan 98.319
11 dan memenuhi syarat 75 119 117 32773 131
Usila (≥60thn) yang mendapatkan 82.501
12 pelayanan kesehatan 100 9218 7605 62725 82
61.557
13 Asi Eksklusif 80 411 253 17762 77
77.557
14 Jumlah peserta KB 90 30411 23586 46276 86
Setelah masalah ditemukan, kemudian ditentukan prioritas dan diurutkan sesuai presentasi
tinggi rendahnya masalah. Penentuan prioritas masalah menggunakan metode Hanlon
kuantitatif, dengan menggunakan kriteria:
Langkah 1 Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi pencapaian
dengan target 100%
Langkah 2 Menentukan kolom / kelas interval dengan Rumus Sturgess: 𝑘 = 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 n
n = jumlah masalah
Langkah 3
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan
terkecil kemudian dibagi kelas/kolom.
90−0
𝑘= = 18 =18
5
Langkah 4
Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom / kelas.
Langkah 5
Kriteria B: Kegawatan masalah Populasi kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan
tingkat urgensi (U), besarnya masalah (S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber
daya (P) yang dimiliki untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem scoring 1-5.
No Indikator U S G P Jumlah
Jumlah (Tempat
10 Tempat Umum) TTU yang di periksa dan memenuhi syarat sanitasi 2 3 3 3 2.75
Tempat Pengolahan
Makanan &
11 Penjualan(TP2M) yang di periksan dan memenuhi syarat 2 3 3 3 2.75
12 Usila (≥60thn) yang mendapatkan pelayanan kesehatan 2 2 2 3 2.25
13 Asi Eksklusif 3 2 2 3 2.5
14 Jumlah peserta KB 2 2 2 3 2.25
Sangat mudah : 5
Mudah : 4
Cukup mudah : 3
Sulit : 2
Sangat sulit : 1
No Indikator Jumlah
1 Pelayanan lengkap lengkap antenatal 3
2 Penanganan Komplikasi obstetrik 3
3 Cakupan pelayanan lengkap neonatus 3
4 Bumil yang di beri 90 tablet FE 4
5 Balita yang datang dan di timbang (D/S) 3
6 Angka Kesembuhan TB 2
7 Angka pengobatan Lengkap TB 2
8 cakupan Imunisasi dasar lengkap 3
9 Cakupan rumah tangga ber-PHBS 3
Jumlah (Tempat
Tempat Umum) TTU yang di periksa dan
10 memenuhi syarat sanitasi 4
Tempat Pengolahan
Makanan &
Penjualan(TP2M) yang di periksan dan memenuhi
11 syarat 4
Usila (≥60thn) yang mendapatkan pelayanan
12 kesehatan 4
13 Asi Eksklusif 3
14 Jumlah peserta KB 3
4.4 Kriteria D: PEARL factor Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang
saling menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut
adalah:
Kesesuaian (Propriety)
Secara Ekonomis murah (Economic)
Dapat diterima (Acceptability)
Tersedianya sumber (Resources availability)
Legalitas terjamin (Legality)
Tempat Pengolahan
Makanan &
11 Penjualan(TP2M) yang di periksan dan memenuhi syarat 1 1 1 1 1
12 Usila (≥60thn) yang mendapatkan pelayanan kesehatan 1 1 1 1 1
13 Asi Eksklusif 1 1 1 1 1
14 Jumlah peserta KB 1 1 1 1 1
4.5 Penilaian prioritas masalah Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat,
hasil tersebut dimasukkan dalam formula Nilai Prioritas Dasar (NPD) serta
Nilai Prioritas Total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah yang
dihadapi:
NPD = (A + B) x C
NPT = (A + B) x C x D
Urutan
No Indikator A B C D NPD NPT Prioritas
2.2
3 1
1 Pelayanan lengkap lengkap antenatal 1 5 9.75 9.75 VI
2.2
3 1
2 Penanganan Komplikasi obstetrik 1 5 9.75 9.75 V
3 Cakupan pelayanan lengkap neonatus 2 2 3 1 12 12 II
Berha 2.2
4 1
4 Bumil yang di beri 90 tablet FE sil 5 XIV
Berha
2 3 1
5 Balita yang datang dan di timbang (D/S) sil XIII
Berha 2.7
2 1
6 Angka Kesembuhan TB sil 5 XII
4.7
2 1
7 Angka pengobatan Lengkap TB 5 5 19.5 19.5 I
Berha
3 3 1
8 cakupan Imunisasi dasar lengkap sil XI
Berha
1.5 3 1
9 Cakupan rumah tangga ber-PHBS sil X
Jumlah (Tempat 2.7
Tempat Umum) TTU yang di periksa dan Berha 4 1
5
10 memenuhi syarat sanitasi sil IX
Tempat Pengolahan
Makanan & 2.7
4 1
Penjualan(TP2M) yang di periksan dan Berha 5
11 memenuhi syarat sil VIII
Usila (≥60thn) yang mendapatkan 2.2
4 1
12 pelayanan kesehatan 2 5 4.25 4.25 VII
13 Asi Eksklusif 1 2.5 3 1 10.5 10.5 III
2.2
3 1
14 Jumlah peserta KB 1 5 9.75 9.75 IV
4.6 Urutan prioritas masalah Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan teknik
Hanlon kuantitiatif, didapatkan urutan prioritas masalah yang terdapat di Puskesmas
Kecamatan Jakagakarsa adalah:
1. Angka pengobatan Lengkap TB
2. Cakupan pelayanan lengkap neonates
3. Asi Eksklusif
4. Jumlah peserta KB
5. Penanganan Komplikasi obstetrik
6. Pelayanan lengkap lengkap antenatal
7. (TP2M) yang di periksan dan memenuhi syarat
8. Usila (≥60thn) yang mendapatkan
9. TTU yang di periksa dan memenuhi syarat sanitasi
10. Cakupan rumah tangga ber-PHBS
11. cakupan Imunisasi dasar lengkap
12. Angka Kesembuhan TB
13. Balita yang datang dan di timbang (D/S)
14. Bumil yang di beri 90 tablet FE
DAFTAR PUSTAKA