Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada
tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai
Global Emergency. Laporan WHO tahun 2013 menyatakan bahwa terdapat 8,6 juta kasus
baru tuberkulosis pada tahun 2012, dimana 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam)
positif. Setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberkulosis di dunia ini, dan sepertiga
penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis. Jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia
tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus Tuberkulosis di dunia, namun bila dilihat dari jumlah
pendduduk, terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk.Di Afrika hampir 2 kali lebih besar
dari Asia tenggara yaitu 350 per 100.000 pendduduk. Di Indonesia berdasarkan Survei
Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 didapatkan bahwa penyakit pada sistem
pernapasan merupakan penyebab kematian kedua setelah sistem sirkulasi. Pada SKRT 1992
disebutkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian kedua, sementara SKRT 2001
menyebutkan bahwa tuberkulosis adalah penyebab kematian Sementara itu dari hasil laporan
yang masuk ke subdit TB P2MPL Departemen Kesehatan tahun , 2001 terdapat 50.443
penderita BTA positif yang diobati (23% dari jumlah perkiraan penderita BTA positif ). Tiga
perempat dari kasus TB ini berusia 15 – 49 tahun.1,2

Pembuatan diagnosis tuberkulosis paru kadang-kadang sulit dan terlambat, sehingga sering
terjadi di temukan kasus Tuberkulosis yang sudah berat di sertai beberapa komplikasi. Hal
tersebut biasa di karenakan kurang pengetahuan bagi penderita dan kesulitan akses penderita
untuk mencapai fasilitas kesehatan. Kepatuhan pengobatan Tuberkulosis di Indonesia pun
masih sangat rendah sehingga hal tersebut mengakibatkan peningkatan angka kejadian
Tuberkulosis Multi Drugs Resitance. Di butuhkan peranan banyak pihak untuk menangani
kasus terkait permasalahan Tuberkulosis. Akses yang mudah di capai bagi penderita,
pengetahuan lebih bagi masyrakat dan pelayanan di fasilitas Kesehatan yang ada di Indonesia
perlu terus di tingkatkan.

1.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah program pengobatan pada tuberkulosis dengan BTA+ sudah berjalan
dengan baik?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan kendala penanggulangan TB terkait angka
keberhasilan pengobatan TB dengan BTA+ di Kecamatan Jagakarsa berdasarkan
pendekatan sistem?
3. Apa saja alternatif pemecahan masalah yang sesuai dengan penyebab masalah
yang ditemukan?
4. Bagaimana prioritas pemcahan masalah sesuai dengan penyebab masalah yang
ada?
5. Apakah saja kegiatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan masalah tersebut?

1.3 Tujuan evaluasi program

1.3.1 Tujuan umum

Meningkatkan cakupan angka keberhasilan pengobatan TB dengan mengevaluasi program


pengendalian tuberkulosis terkait angka keberhasilan pengobatan TB wilayah kerja
Puskesmas Kecamatan Pejaten Timur selama tahun 2017.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui apakah cakupan angka keberhasilan pengobatan di Puskesmas


Kecamatan Jagakarsa.
2. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah sehingga target program
tersebut tidak tercapai.
3. Menentukan prioritas alternatif pemecahan masalah.
4. Membuat rencana kegiatan untuk pemecahan terhadap masalah rendahnya pencapaian
program keberhasilan pengobatan TB.

1.4 Manfaat evaluasi program

1.4.1 Bagi mahasiswa

a. Mengetahui pentingnya peran puskesmas dalam penanggulangan penyakit TB.


b. Melatih kemampuan dalam memahami program yang ada di puskesmas terkait
penanggulangan penyakit TB.
c. Melatih kemampuan analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan di
dalam program puskesmas.
d. Meningkatkan pemahaman pentingnya data untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
bagi masyarakat.

1.4.2 Bagi puskesmas

a. Puskesmas mengetahui tingkat rendahnya cakupan keberhasilan pengobatan TB.


b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan
latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah tersebut.
c. Membantu Puskesmas dalam memberikan alternatif penyelesaian terhadap masalah
yang didapat dalam meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.
d. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi
suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan
prioritasnya.
e. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan
sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.

1.4.3 Bagi masyarakat

a. Manfaat evaluasi ini bagi masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan akan


pentingnya pengobatan TB secara tuntas dan dampak yang ditimbulkan akibat
pengobatan yang tidak tuntas atau putus obat.
b. Meningkatkan kesadaran pada pasien dan keluarga untuk melakukan pengobatan TB
secara tuntas.
c. Memantau pengobatan pasien dirumah
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

BAB III

DATA UMUM DAN KHUSUS PUSKESMAS KECAMATAN JAGAKARSA

3.1 Data Umum Puskesmas


3.1.1 Data Wilayah kerja puskesmas
Wilayah kerja puskesmas Kecamatan Jagakarsa sebesar 2.502.607 km2
yang terbagi menjadi 6 kelurahan dimana didalamnya termasuk 54 RW dan 543
RT.

Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Rukun Warga, Rukun Tetangga Menurut Kelurahan
di Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017
No Kelurahan Luas Rukun Warga Rukun
(km2) (RW) Tetangga (RT)
1 Jagakarsa 4.850 7 82
2 Lenteng 2.277 10 114
Agung
3 Ciganjur 3.376 6 63
4 Tanjung 3.806 6 66
Barat
5 Cipedak 3.975 6 62
6 Serengseng 6.747 19 156
Sawah
Jumlah Kecamatan 25.031 54 543
Jagakarsa

3.1.2 Data Demografi Puskesmas


3.1.2.1 Lokasi
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa terletak di jalan Sirsak No.02, RT.2/RW.2,
Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12620. Secara
Geografis wilayah Kecamatan Pasar Minggu terletak 06 15’ 40,8” LS dan 106
45’ 00,0” BT.
3.1.2.2 Batas Wilayah
– Sebelah Utara berbatasan dengan :
Jl. Empang Tiga, Jl. H. Samali dan Jl. Pulo Kec. Pancoran
– Sebelah Timur berbatasan dengan :
Kali Ciliwung Kecamatan Kramat Jati, Jakarta timur
– Sebelah Selatan berbatasan dengan :
Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan
– Sebelah Barat berbatasan dengan :
Kali Krukut Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan

Gambar 2 Peta Wilayah Kecamatan Jagakarsa

3.1.2.3 Data Demografi penduduk


Menurut Kab/ Kota tahun 2017 yang dikeluarkan Pusdatin Kemenkes RI, jumlah
pendudukKecamatan Jagakarsa sebesar 395.540 jiwa yang terdiri dari 199.600 penduduk laki-
laki dan 195.841 penduduk perempuan.

 Penduduk menurut kelurahan dan jenis kelamin

Tabel 3. Data Jumlah Penduduk Menurut Kelurahan Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

No Kelurahan Laki laki Perempuan Jumlah


1 Jagakarsa I 23.025 22.716 45.741
2 Jagakarsa II 22.785 21.951 44.736
3 Lenteng Agung I 23.274 22.415 45.689
4 Lenteng Agung II 15.531 15.561 31.092
5 Ciganjur 24.905 24.511 49.416
6 Serengseng Sawah 38.654 37.418 76.072
7 Tanjung Barat 26.475 26.476 53.22
8 Cipedak 25.050 24.523 49.573
Jumlah 199.699 195.841 395.540
Sumber : Data Laporan Statistik Penduduk Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

Sex ratio

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑘𝑖−𝑙𝑎𝑘𝑖


SR = x 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑒𝑚𝑝𝑢𝑎𝑛
199.699
=195.841 x 100% = 101,97 %

Berdasarkan tabel diatas (Tabel ), Maka didapatkan sex ratio yaitu perbandingan antara
penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk perempuan sebesar 101,97 persen. Artinya setiap
100 penduduk perempuan di wilayah kerja Kelurahan Pejaten Timur terdapat 101 penduduk
laki-laki.

 Kepadatan penduduk menurut kelurahan

NO Kelurahan Luas Jumlah Jumlah Rata Kepadatan


(Km2) penduduk rumah rata penduduk
tangga jiwa/
rumah (Jiwa/km2)
tangga

1 Jagakarsa 4.850 88.735 18.748 4,73 18,29

2 Lenteng 2.277 81.487 19.305 4,22 35,79


Agung

3 Ciganjur 3.376 52.332 111.190 4,68 15,50

4 Tanjung 3.806 44.455 12.227 4,53 14,57


Barat

5 Cipedak 3.975 34.765 10.280 3,38 8,75

6 Serengseng 6.747 82.776 19.110 4,33 12,72


sawah

Kecamatan 25.031 395.540 90.860 4,35 15,80


Jagakarsa

Sumber : Data Laporan Statistik Penduduk Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

 Jenis kelamin dan kelompok umur

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur


NO Kelompok Umur (tahun) Laki laki Perempuan Jumlah
1 0-4 21.295 20.582 41.877
2 5-9 19.107 18.067 37.174
3 10-14 15.891 15.560 31.451
4 15-19 14.061 13.497 27.558
5 20-24 18.777 19.137 37.914
6 25-29 21.340 23.414 44.754
7 30-34 22.455 22.097 44.552
8 35-39 20.293 18.901 39.194
9 40-44 15.779 14.328 30.107
10 45-49 9.678 9.556 19.234
11 50-54 6.514 6.712 13.226
12 55-59 4.223 3.400 7.723
13 60-64 4.144 4.881 9.025
14 >65 6.142 5.609 11.751
Jumlah 199.699 195.841 395.540
Angka Beban Tanggunan (%) 30,91

Sumber : Data Laporan Statistik Penduduk Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

 Penduduk sasaran program pembangunan kesehatan

NO Penduduk sasaran Kelompok umur/ formula Kecamatan


program Jagakarsa

1 Bayi 0 8.606

2 Baduta 0-1 17.131

3 Batita 0-2 25.537

4 Balita 0-4 41.877

5 Anak balita 1-4 33.271

6 Anak prasekolah 5-6 15.554

7 Anak kelas I SD 7 7.442

8 Anak kelas VI SD 12 6.337

9 Anak sekolah (SD) 7-12 41.262


10 Usia remaja 10-18 52.918

11 Wanita usia subur 15-49 243.313


(WUS)

12 Usia produktif 15-64 273.287

13 Pra usia lanjut 45-59 16.748

14 Usia lanjut 60 20.776

15 Usia lanjut resiko >70 11.751


tinggi

16 Bayi (lahir hidup) CBR x Penduduk 9.369

17 IBu hamil 1,1 x CBR x Penduduk 10.306

18 Ibu bersalin 1,05 x CBR x Penduduk 9.838

19 Ibu nifas 1,05 x CBR x Penduduk 9.838

20 Ibu menyusui + Bayi (lahir hidup) 9.369

Jumlah populasi penduduk 395.540

Sumber : Data Laporan Statistik Penduduk Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

Jumlah penduduk di Kecamatan Jagakarsa tahun 2017 adalah 395.540 orang, terdiri dari
199.699laki-laki dan 195.841perempuan. Dari tabel tersebut juga terlihat jumlah penduduk
usia muda (P0-14) sebanyak orang, penduduk usia produktif (P15-64) sebanyak dan penduduk
usia tua (P65+) sebanyak sehingga didapatkan dependency ratio dari populasi di Kecamatan
Jagakarsa adalah sebesar %. Sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap 100 penduduk
produktif harus menanggung penduduk non produktif.

Dari indikator ini terlihat bahwa penduduk usia kerja di Kecamatan Jagakarsa ….

Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara
kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju atau
negara yang sedang berkembang.
A. Fasilitas Pendidikan

Tabel 6. Fasilitas Pendidikan Kelurahan Pejaten Timur

No. Fasilitas Pendidikan Jumlah

1. TK 10

2. SD 14

3. MI 5

4. SLTP 4

5. MTS 2

6. SMU 1

7. SMK 1

Berdasarkan tabel 3.7 didapatkan fasilitas pendidikan yang terdapat di Kelurahan Pejaten
Timur sebanyak 37 fasilitas. Terbanyak adalah fasilitas SD dengan jumlah 14.

B. Fasilitas Kesehatan

Tabel 7. Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kecamatan Jagakarsa

NO Fasyankes Ciganjur Tanjung Serengseng Lenteng Jagakarsa Cipedak


barat sawah agung
1 RS 1 3 1
2 Klinik 3 6 2 3 4
3 Balai 2 1 1
pengobatan
4 Balai 1 1
kesehatan
6 Puskesmas 1
keliling
7 Praktek 2 4 6 10 2
dokter
8 Praktek 1 1 4 3
dokter gigi
9 Praktek 1
dokter
kecantikan
10 Bidan 1 8 10 11 11 3
Jumlah 6 12 23 23 31 13
Fasyankes 108
kecamatan
Jagakarsa

Terdapat berbagai macam fasilitas kesehatan di Kecamatan Jagakarsa dimana fasilitas


pelayanan kesehatan terbanyak berada di kelurahan jagakarsa yaitu sebanyak 31 fasilitas
pelayanan kesehatan, sedangkan tersedikit berada di kelurahan Cipedak hanya terdapat 6
fasilitas pelayanan kesehatan.

3.1.3 Gambaran Umum Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur

Alamat : Jl. Sirsak No.02, RT.2/RW.2, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,


Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12620

Nomor telepon : 021- 7874051

Status gedung : Milik Pemda DKI Jakarta

Pembagungan : Tahun 2015

Luas tanah : 304 m2

Luas bangunan : 187,5 m2

Keadaan gedung : Baik

Listrik : Ada

Sumber air : Jet pump

3.1.4 Program Pokok Puskesmas

A. Fungsi Puskesmas

1. Puskesmas Kecamatan Jagakarsa merupakan Unit Pelaksana Teknis yang


terdepan dari Dinas Kesehatan yang mempunyai tugas melaksanakan pelayanan
kesehatan terhadap masyarakat, serta pengembangan upaya kesehatan Pendidikan
dan Pelatihan Tenaga Kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Memberikan pelayanan kesehatan, klinis yang meliputi loket, rekam medis, BP
umum, BP gigi, KIA, KB, konsutasi gizi, laboratorium sederhana dan apotek.
3. Mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang meliputi
kader kesehatan posyandu, karang trauma, panti werda dan lain-lain.
4. Berkoordinasi secara lintas sektoral dalam menanggulangi masalah-masalah
kesehatan yang ada di wilayahnya.
B. Manajemen Puskesmas (POAC)

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan kesehatan masyarakat


yang sesuai dengan azas penyelenggaraan, puskesmas perlu didukung oleh manajemen
puskesmas yang baik yang terdiri dari Perencanaan, Pelaksanaan, Pengendalian dan
Pengawasan serta adanya Evaluasi.
Manajemen Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dijalankan dengan melakukan tahap-tahap
kegiatan, sebagai berikut :
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dilaksanakan melalui kegiatan antara
lain :
a. Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dalam menjalankan programnya mengacu pada POA
(Point of Action) yang telah dibuat beberapa bulan sebelumnya. Penyusunan
perencanaan anggaran yang dibutuhkan disesuaikan dengan kegiatan tahun yang akan
datang seperti kegiatan rutin, sarana dan prasarana, operasional, dan program analisis
masalah serta sumber daya yang ada. Rencana anggaran program datang dari
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa.
b. Program yang akan dijalankan tersebut diambil dari analisa program yang telah
dijalankan pada tahun sebelumnya, yang disusun oleh masing-masing unit yang ada di
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa yang dibahas sesuai dengan rancangan awal, rincian,
dan volume kegiatan serta sumber daya pendukung menurut bulan dan lokasi
pelaksanaan mengacu pada kesepakatan rencana kerja yang dibahas pada lokakarya
mini awal tahun.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Komunikasi internal pelaksanaan semua program yang ada dikomunikasikan seluruhnya
antara bawahan dan atasan maupun unit yang terkait dalam sehari-harinya bila dianggap perlu
atau sedikitnya 1 kali dalam 1 bulan pada waktu minilokakarya.
3. Actuating (Penggerakkan/Pelaksanaan)
Puskesmas Kecamatan Jagakarsa melaksanakan operasional kegiatannya dalam bentuk-
bentuk sebagai berikut :
a. Pencatatan dan pelaporan yang dilakukan secara harian, bulanan, triwulan, dan
tahunan.
b. Kegiatan pelayanan kesehatan kepada pasien yang berkunjung ke puskesmas setiap
hari pada unit-unit BP Umum, BP Gigi, KIA, KB, MTBS dan tindakan
c. Pengelolaan, penerimaan, pemakaian dan penyimpanan obat, vaksin dan bahan medis
lainnya dilaksanakan dengan prosedur logistik yang masih sederhana.
d. Pemanfaatan dan perawatan alat medis dan non medis serta keberhasilan dan
kerapihan ruangan dilaksanakan oleh seluruh staf puskesmas.
4. Controlling (Pengawasan/Pengendalian)
Pemantauan pelaksanaan kegiatan pelayanan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa
ditangani oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Jagakarsa yang bertanggung jawab langsung
setiap kegiatan kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Jagakarsa sesuai dengan unit masing-
masing pegawai.
Pengendalian program dilakukan oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Jagakarsa beserta
staf/seksi dalam waktu 3 bulan sekali dan oleh Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan
beserta staf/seksi 6 bulan sekali. Pengendalian tersebut dilaksanakan yang mengacu pada :
a. Pencatatan dan pelaporan (tiap bulan, triwulan, dan tahunan).
b. Supervisi dan pertemuan tiap 3 bulan untuk presentasi hasil kegiatan tingkat Sudinkes
Jakarta Selatan.
c. KLB.
Evaluasi kinerja pegawai/organisasi dilakukan untuk meningkatkan produktifitas dan kinerja
pegawai sesuai dengan tugas pokok yang diemban masing-masing, untuk
menciptakan pegawai yang profesional, akuntabel, dan berorientasi terhadap
pelayanan prima kepada masyarakat. Evaluasi kinerja bertitik tolak pada adanya
keseimbangan proporsi antara hasil kerja dengan perilaku kerja dengan periode
bulanan dan tahunan

3.1.5 Upaya kesehatan wajib dan pengembangan Puskesmas

A. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen
nasional, regional, dan global, serta yang mempunyai daya tingkat tinggi untuk peningkatan
derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut meliputi :
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB)
b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
c. Upaya Kesehatan Lingkungan
d. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P)
e. Upaya Promosi Kesehatan
f. Upaya Pengobatan
B. Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan


permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan
kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
pokok puskesmas yang telah ada. Pada Puskesmas Kecamatan Jagakarsa upaya kesehatan
pengembangan meliputi:

a. Upaya Kesehatan Sekolah


b. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
c. Upaya Kesehatan Jiwa

C. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB)

 Pelayanan KIA dikelola oleh satu orang bidan dan dilakukan setiap hari Senin-Sabtu
 Pelayanan pemeriksaan kehamilan, Pelayanan KB dan juga Pelayanan Imunisasi
dilakukan hari Senin s/d Sabtu.

Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Tujuan dari program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu
bersalin, bayi dan anak, meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan ibu hamil, ibu
menyusui, bayi dan anak prasekolah dan murid taman kanak-kanak, serta meningkatkan
cakupan persalinan oleh tenaga terlatih khususnya tenaga kesehatan.

Hasil kegiatan pelayanan KIA di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa pada tahun 2017 dari
9 indikator, dimana indikator yang belum mencapai target meliputi kunjungan bumil/K1
(96,3%), cakupan penanganan komplikasi neonatal (98.87), cakupan penanganan komplikasi
obstetri (87,69), dan cakupan pelayanan bayi (96,95), pelayanan lengkap nifas (97,35%).

Sedangkan program yang cakupan kegiatannya sudah mencapai target adalah pelayanan
lengkap antenatal /K4 (100,2%), persalinan oleh tenaga kesehatan (98,36), pelayanan pertama
neonatus, pelayanan lengkap neonates (100,2%).

Tabel . Hasil Kegiatan Pelayanan KIA di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

Indikator Target Sasaran Cakupan Pencapaian


(%) 1 Tahun Persen (%)
Kegiatan
(%)

Pelayanan
Antenatal (K1) 100 9.761 9400 96,3 96,3

Pelayanan
lengkap antenatal
96 9.761 9389 96,2 100,20
(K4)

Persalinan oleh
tenaga kesehatan
98 9.317 8.984 96,4 98,36
(Pn):

Pelayanan
lengkap nifas
98 9.317 8.938 95,9 97,85
(KF)

Penanganan
komplikasi
88 1.952 1862 95,38 108,38
obstetri (PK)

Pelayanan
pertama
100 1181 1189 100,67 100,67
Neonatus (KN1)

Cakupan
pelayanan
lengkap Neonatus 97,3 1181 1151 97,45 100,15
(KN lengkap)

Cakupan
Penanganan
komplikasi 100 1.332 1.332 100 100
Neonatal (PKn)

Cakupan
pelayanan bayi
97 9.369 9.075 96,9 99,89
(Kby)

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

Keluarga Berencana (KB)

Tingkat pencapaian pelayanan keluarga berencana di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa


dilihat dari cakupan pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan suami istri berusia 15 sampai
49 tahun yang sedang menggunakan alat / metoda kontrasep[si (KB aktif) serta metode
kontrasepsi yang paling banyak di gunakan oleh pasangan usia subur. Cakupan KB aktif di
puskesmas kecamatan jagakarsa ialah sebanyak 86 %. Pada program keluarga berencana,
pencapaian belum mencapai target dimana target yang diharapkan sebanyak 90%. Pada tahun
2016 di puskesmas kecamatan Jagakarsa yang paling banyak digunakan adalah alat
kontrasepsi jangka pendek berupa suntikan sebesar 42,7% dan alat kontrasepsi jangka panjang
berupa IUD sebesar 9,5%.

Tabel . Hasil Kegiatan Pelayanan KB di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2016

Target Cakupan
Sasaran 1 Pencapaian
Indikator
(%) tahun (%)
Kegiatan Persen
(%)
Peserta KB

Aktif 90 30411 23586 77,6 86,2

b. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

Tujuan program ini adalah meningkatkan gizi seluruh anggota masyarakat terutama pada
sasaran bayi, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. Kegiatan yang dilakukan antara lain
pembinaan dan pelayanan gizi dengan jalan melakukan monitoring status gizi masyarakat
pada kegiatan Puskesmas dan di Posyandu, yang meliputi penimbangan balita, pemberian
tablet vitamin A dosis tinggi pada anak balita di Posyandu dan murid taman kanak-kanak,
pemberian tablet Besi pada ibu hamil, pemberian makanan tambahan, dan memberikan
penyuluhan. Indikator kegiatan pelayanan gizi pada Puskesmas Kecamatan Jagakarsa
seluruhnya yang telah mencapai target yaitu bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif
sebesar 70,35%, bumil yang diberi 90 tablet Fe sebesar 113,31% dan baduta yang datang dan
ditimbang berat badannya sebesar 94,23 %, sedangkan indikator balita (6-59 bulan) yang
diberi kapsul vitamin A dosis tinggi 2x/tahun .tidak memenuhi targetnya hanya mencapai
angka 94,2%.

Tabel . Hasil Kegiatan Pelayanan Gizi di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa

Tahun 2017

Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator
(%) Persen (%)
Kegiatan
(%)
Balita (6-59
bulan) yang diberi
kapsul vitamin A 100 18.083 17.027 94.2 94.2
dosis tinggi
2x/tahun.
Bumil yang diberi
85 9.761 9.389 96,19 113,31
90 tablet Fe
Bayi 0-6 bulan
yang mendapat 42 898 537 59,8 70,35
asi eksklusif
Baduta (0-23
bulan) datang 85 8.648 6.929 80.1 94,23
ditimbang
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan jagakarsa Tahun 2017

c. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM)

Tujuan program ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah
akibat buruk lebih lanjut dari penyakit serta mengkonsolir penyakit yang telah dapat
dikendalikan. Jenis kegiatan dalam P2PM meliputi:

a. P2 TB Paru
Indikator : penemuan kasus TB BTA (+) adalah sebesar 31,90%
b. P2 Diare
Indikator : cakupan pasien dengan diare yang ditemukan dan ditangani sesuai dengan
standar adalah sebesar 101,6%

Tabel 11 Hasil Kegiatan P2PM di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

Cakupan
Target Sasaran Pencapaian
Indikator Persen
(%) 1 tahun Kegiatan (%)
(%)
Penemuan kasus
90 2.205 222 10,07 11,19
BTA (+)
Cakupan
Penemuan
100 8.465 8.597 101,6 101,6
Penderita Diare
yang ditangani
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan jagakarsa Tahun 2017

d. Imunisasi
Presentase cakupan imunisasi dasar lengkap di Jagakarsa telah mencapai target

NO Kelurahan Puskesmas Jumlah bayi Bayi diimunisasi dasar lengkap


(surviving infant)
L P L+P L P L+P
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Jagakarsa Jagakarsa I 243 235 478 244 100.4 242 102.9 486 101.6
Jagakarsa 218 213 431 244 111.9 232 108.9 476 110.4
II
2 Lenteng Lenteng 366 356 722 412 112.5 383 107.5 795 110.1
Agung Agung I
Lenteng 206 199 405 172 83.4 184 92.4 356 87.9
Agung II
3 Ciganjur 295 287 582 322 109.1 254 88.5 576 98.9
4 Serengseng 596 581 1.177 480 80.5 521 89.6 1.001 85.0
sawah
5 Tanjung 308 300 608 321 104.2 330 110 651 107.0

Standard pelayanan minimal yang ditetapkan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yaitu sebesar lebih dari 90%, tetapi diantara 5
kelurahan yang berada di wilayah kecamatan Jagakarsa terdapat 2 kelurahan yaitu serengseng
sawah dan cipedak yang memiliki presentasi pencapaian dibawah 90%.

Tabel Hasil Kegiatan Imunisasi di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017


Barat
6 cipedak 342 332 674 291 85.0 296 89.1 587 87.0
Jumlah sekecamatan 2.574 2.503 5.077 2.486 96.5 2.442 97.5 4.928 97.0

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa 2017

e. Upaya Kesehatan Lingkungan

Upaya kesehatan lingkungan ini bertujuan agar berubahnya, terkendalinya atau hilangnya
semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat dimana dapat memberikan
pengaruh jelek terhadap kesehatan. Program kesehatan lingkungan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas Kelurahan Pejaten Timur masih sebatas monitoring dan belum menjangkau
intervensi. Program tersebut meliputi monitoring kepadatan vektor (populasi nyamuk Aedes
aegypti) dengan Gerakan PSN 30 menit dilakukan bersama tim penggerak PKK Kelurahan
Pejaten Timur pada setiap Jumat Bersih.
Indikatornya meliputi :

 Rumah Sehat
 Jamban Sehat
 TTU yang diperiksa dan memenuhi syarat sanitasi
 TP2M yang diperiksa memenuhi syarat sanitasi
 Rumah/bangunan Bebas Jentik Aedes aegypti

Tabel . Hasil Upaya Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

Cakupan

Sasaran
Indikator Target (%) Pencapaian (%)
1 Tahun Kegiatan Persen (%)

Rumah sehat 70 42.219 28.659 67,9 97


Penduduk yang
memanfaatkan 75 359.833 352.608 98,0 130,7
jamban sehat

Jumlah Tempat
Tempat Umum
(TTU) yang
100 205 202 98,53 98,53
diperiksa dan
memenuhi syarat
sanitasi

Tempat
Pengolahan
Makanan &
Penjualan(TP2M) 75 275 244 88,73 118,3
yang diperiksa
dan memenuhi
syarat sanitasi

Rumah/bangunan
bebas jentik 95 38.360 36.442 95 100
Aedes

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

f. Promosi Kesehatan

Pelayanan promosi kesehatan merupakan upaya di bidang kesehatan yang


menitikberatkan pada peningkatan kesehatan taraf hidup masyarakat melalui upaya–upaya
pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat melalui media penyuluhan.
Tujuan dari program promosi kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan. Jenis kegiatan:
a) Melakukan penyuluhan kesehatan kelompok dengan sasaran masyarakat umum,
sekolah, dan posyandu
b) Mengikutsertakan masyarakat supaya berperan aktif dalam program kesehatan
khususnya dalam kegiatan promosi posyandu.

Tabel . Frekuensi Penyuluhan Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa

Tahun 2017
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

g. Upaya Pengobatan

Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan gejalanya, yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi yang khusus untuk keperluan
tersebut. Tujuan dari upaya pengobatan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a. Tujuan umum : meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan masyarakat.
b. Tujuan khusus terdiri dari 4 komponen yaitu :
 Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang.
 Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.
 Mencegah dan mengurangi kecacatan.
 Meneruskan penderita ke fasilitas yang lebih baik.
Pelayanan pengobatan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa dari pelayanan rawat jalan di
poliklinik umum, poliklinik gigi, MTBS, KIA-KB, pelayanan penyakit menular. Pelayanan
pengobatan dibuka setiap hari Senin-Jumat pukul 07.30-16.00 WIB dan Sabtu pukul 07.30 –
12.00 WIB, Puskesmas dikelola oleh 1 orang dokter gigi dan 1 orang dokter umum.

Tabel . Jumlah kunjungan pelayanan pengobatan di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun


2017
Jumlah Pasien
Rawat jalan 169.953
Rawat inap 843
TOTAL 170.796
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

D. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

a.Upaya Kesehatan Sekolah


Menurut Depkes RI, UKS adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di
sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama.
UKS merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya
membentuk perilaku hidup sehat yang pada gilirannya menghasilkan derajat kesehatan yang
optimal. Tujuan diselenggarakannya program UKS, secara umum untuk meningkatkan
kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan
sehat sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang harmonis dan
optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Kegiatan UKS mencakup
penjaringan dan penyuluhan kesehatan pada murid SD dan sederajat. Kegiatan penjaringan
kesehatan adalah pemeriksaan kesehatan yang mencakup pengukuran tinggi badan dan berat
badan; Pemeriksaan penglihatan, pendengaran, dan gigi yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan Puskesmas. UKS terutama diarahkan untuk menanamkan perilaku hidup bersih
dan sehat sejak usia dini. Pada sasaran anak usia SD lebih diarahkan pada pembentukan
dokter kecil di sekolah. Sedangkan pada siswa SMP dan SMA dilakukan dengan
pembentukan konselor sebaya untuk kesehatan reproduksi.

Tabel . Data dasar UKS tahun 2017

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

Keterangan: SD: Sekolah dasar, MI: Madrasah Ibtidaiyah; SMP: Sekolah Menengah Pertama;

MTs: Madrasah Tsanawiyah; SMA: Sekolah Menengah Atas; MA: Madrasah Alawiyah;

Tabel . Data Sekolah yang Melaksanakan Program UKS di Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

Tabel . Data skrining/penjaringan kesehatan UKS di SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA Tahun
2017

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

b. Upaya Kesehatan Usia Lanjut


Upaya kesehatan usia lanjut di Puskesmas Kecamatan Pasar minggu berupa
penyuluhan kesehatan rutin, pengukuran BMI, pemeriksaan tekanan darah, serta apabila
terpenuhinya Swadaya dapat pula dilakukan pemeriksaan GDS, asam urat, dan kolesterol.

Tabel 19. Jumlah Penduduk Lansia di Wilayah Kecamatan Jagakarsa

Tahun 2017

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

Tabel . Hasil Kegiatan Lansia di Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017

3.1.6 Data 10 Besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas

Tabel . Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa Tahun 2017


Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Jagakarsa tahun 2017

3.2 Data Khusus Puskesmas

3.2.1 Visi, Misi, dan Strategi Puskesmas Kecamatan Jagakarsa

 Visi
Tercapainya Kecamatan Jagakarsa yang sehat menuju terwujudnya Jakarta Sehat tahun 2017
 Misi
1. Peningkatan kualitas pelayanan Puskesmas
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya
3. Pemberdayaan peran serta masyarakat
4. Menyediakan informasi kesehatan yang tepat dan actual serta manajemen
kesehatan yang bermutu
5. Meningkatkan kemitraan lintas sector dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan
 Kebijakan mutu
Tercapainya kepuasan pelanggan internal dan eksternal serta senantiasa melakukan
perubahan dan perbaikan yang berkesinambungan dengan tetap memenuhi Peraturan
dan Undang Undang yang berlaku.
 Strategi Puskesmas
A. Pengorganisasian
Berupa penentuan penanggung jawab program dan pelaksana serta menyusun
jadwal kegiatan bulanan untuk tiap petugas sesuai dengan rencana pelaksanaan
yang telah disusun.
B. Penyelenggaraan
Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
1. Pemantauan/Pengendalian
Untuk meningkatkan kerjasama dalam tim antar petugas Puskesmas dalam
rangka pemantauan hasil kegiatan dan mutu pelayanan kesehatan, maka setiap
bulan dilakukan kegiatan Minilokakarya dan rapat staf. Setiap masalah atau
hambatan yang ditemukan pada setiap kegiatan dibahas bersama-sama serta
kemudian disusun rencana kegiatan bulan berikutnya. Sedangkan untuk lintas
sektoral dilakukan dalam rapat koordinasi di kelurahan.
2. Evaluasi
Dilakukan pada setiap akhir tahun anggaran. Masalah yang ditemukan disusun dalam
skala prioritas dan digunakan sebagai bahan dalam penyusunan rencana kegiatan.

3.2.2 Fasilitas Puskesmas

Gedung Rawat Jalan


 1 ruang loket pendaftaran
 2 ruang tunggu luar
 1 ruang KIA & MTBS
 1 ruang KB
 2 ruang BP (umum dan gigi)
 1 ruang TB dan Kusta
 1 ruang tindakan
 1 ruang apotek
 2 buah kamar mandi
 1 ruang kepala puskesmas
 1 ruang serbaguna
 1 ruang tata usaha
Pelayanan Pagi

 Pelayanan umum : Poli umum, Askes, Gigi, KB, dan KIA


 Fasilitas kesehatan penunjang : Laboratorium
Fasilitas Penunjang
 Kendaraan sepeda motor : 1 buah
 Lemari es dan freezer : 3 buah
 Alat komunikasi telepon, komputer dan alat-alat penyuluhan

3.2.3 Struktur Organisasi dan Deskripsi Kerja Puskesmas

Struktur Organisasi

Gambar . Struktur organisasi puskesmas Kecamatan Jagakarsa

Deskripsi Kerja

A. Dokter/ Kepala Puskesmas


a. Tugas pokok : Mengusahakan agar fungsi puskesmas terselenggara dengan baik.
b. Fungsi :
a) Sebagai seorang manager :
 Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di Puskesmas.
 Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara vertikal dan
horizontal.
 Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
b) Sebagai seorang dokter :
 Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
 Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
 Melakukan penyuluhan, bimbingan, edukasi kesehatan dan motivasi kepada
penderita dan masyarakat
 Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas.
 Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran
masyarakat.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan.
B. Dokter Gigi
a. Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah
kerja Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
b. Fungsi :
 Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas.
 Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja
Puskesmas secara teratur.
 Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas.
 Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas.
 Membantu dan membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran
serta masyarakat.
 Memberikan penyuluhan kesehatan.
 Melaksanakan pencatatan dan pelaporan.
C. Perawat
a. Tugas Pokok : Melaksanakan pelayanan kesehatan umum di puskesmas
b. Fungsi :

 Membantu dokter umum dalam pelayanan kesehatan di puskesmas


 Memeriksa kesehatan dasar pasien yang sakit
 Melaksanakan program UKS ( Usaha Kesehatan Sekolah)
 Melaksanakan kunjungan kesehatan

D. Perawat Gigi
a. Tugas Pokok : Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.
b. Fungsi :
 Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas.
 Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati gigi yang sakit.
 Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi.
 Melaksanakan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan UKGS (Usaha Kesehatan
Gigi Sekolah).
 Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi.
E. Bidan
a. Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas
agar dapat berjalan dengan baik.
b. Fungsi :
 Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui, bayi, dan
anak.
 Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi.
 Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil.
 Melakukan pembinaan dukun bayi.
 Melakukan pembinaan kepada bidan.
 Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait dengan
KIA.
 Melakukan penyuluhan kesehatan.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan.
 Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi.

F. Tata Usaha
a. Tugas pokok :
 Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas.
 Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk.
b. Fungsi :
 Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang didisposisi.
 Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas.
 Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas.
 Melakukan laporan berkala ketatausahaan.
G. Petugas Kesehatan Lingkungan
a. Tugas pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
b. Fungsi :
 Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas.
 Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular.
 Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular.
 Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan.
 Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas delegasi dari
dokter.
 Melakukan kunjungan rumah.
 Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait P2P.
 Memberikan penyuluhan kesehatan.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan.

H. Petugas Gizi
a. Tugas pokok : Melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di
wilayah kerja Puskesmas.
b. Fungsi :
 Melaksanakan pemberian makanan tambahan.
 Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang gizi.
 Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi.
 Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan.
 Melakukan pembagian vitamin A secara periodik.
 Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik.
 Melakukan pembinaan Posyandu.
 Melakukan rujukan kasus gizi.

I. Honorer Cleaning Service


a. Tugas pokok : Merubah, mengendalikan atau menghilangkan semua unsur fisik
dan lingkungan yang memberikan pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.
b. Fungsi :
 Pengawasan higiene, puskesmas, perusahaan dan tempat – tempat umum.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan.
 Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral.
 Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu.
 Pengawasan, penyehatan perumahan.
 Pengawasan pembuangan sampah.
 Pengawasan makanan dan minuman.
 Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah).

J. Honorer Umum
a. Tugas Pokok : Melakukan proses pelayanan di loket pendaftaran pada semua
pengunjung Puskesmas.
b. Fungsi :
 Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan.
 Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran.
 Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien.
 Mencatat semua kunjungan pasien pada buku.
 Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari tersebut.
 Melakukan pencatatan dan pelaporan

K. Honorer Asisten Apoteker


a. Tugas pokok : Menerima resep, memeriksa, meracik dan membungkus dan
memberikan obat.
b. Fungsi :
 Melaksanakan sebagian kegiatan pengelolaan obat yang meliputi peresepan,
pembungkusan dan pemberian obat pada pasien.
 Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat.
 Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di apotek dan
mengatur kebersihan serta kerapihan kamar obat.
 Membantu distribusi obat ke Puskesling dan Pustu
 Melakukan pencatatan dan pelaporan obat.
BAB IV

EVALUASI PROGRAM

4.1 Alur Pemecahan Masalah


1. Identifikasi
Masalah

8.
Monitring 2.Penentuan Prioritas
dan
Evaluasi

3.Penentuan
7. Penentuan rencana
penyebab
penerapan
masalah

6.Penetapan 4. Memilih
pemecahan penyebab
masalah paling
terpilih mungkin
5.Menentuka
n alternatif
pemecahan
masalah

Gambar x : Kerangka Teori

Siklus pemecahan masalah adalah seperti berikut:

1. Identifikasi masalah
Menetapkan keadaan spesifik yang diharapkan dan yang ingin dicapai, kemudian
menetapkan indikator tertentu sebagai dasar pengukuran kinerja. Untuk hal ini
digunakan format atau blanko SPM. Setelah itu adalah membandingkan antara hasil
kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan dengan sasaran dan target yang sudah
ditentukan.
2. Penentuan prioritas masalah
Untuk mengetahui permasalahan, dapat dilakukan berbagai cara. Diantaranya
melakukan penelitian, mempelajari laporan, dan berdiskusi dengan para ahli. Namun
dalam penentuan masalah ini, metode yang kami gunakan adalah metode Hanlon.
3. Penentuan penyebab masalah
Analisis penyebab masalah merupakan kegiatan untuk mengaitkan masalah dengan
faktor-faktor penyebabnya. Beberapa metode untuk menganalisis penyebab masalah
antara lain fish bone analysis system (diagram tulang ikan), analisis sistem,
pendekatan H. L. Bloem, analisis epidemiologi, dan pohon masalah. Dalam hal ini,
kami menggunakan metode fish bone analysis untuk menentukan penyebab
masalahnya.
4. Memilih penyebab yang paling mungkin Bertujuan untuk mengurangi faktor-faktor
penyebab yang ada, antara lain dengan cara:
a) Menetapkan tujuan dan sasaran
b) Mencari alternatif pemecahan masalah Penyebab masalah yang paling
mungkin harus dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh data atau
konfirmasi
5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang
sudah diidentifikasi. Jika penyebab sudah jelas maka dapat langsung pada alternatif
pemecahan.
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah ditentukan, maka dilakukan pemilihan
pemecahan terpilih. Apabila diketemukan beberapa alternatif maka digunakan Hanlon
kualitatif untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.
7. Penyusunan rencana penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dibuat dalam bentuk POA (Plan of Action
atau Rencana Kegiatan).
8. Monitoring dan evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang
sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu
sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.
4.2 Identifikasi cakupan program
Masalah merupakan kesenjangan antara apa yang diharapkan sesuai target dengan
keadaan aktual yang didapat di Puskesmas Kecamatan Jagakarsa. Berdasarkan data
yang diperoleh dari hasil analisis data Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Kecamatan Jagakarsa tahun 2017, didapatkan beberapa belum mencapai hasil yang
ditargetkan. Komponen-komponen program tersebut yaitu:

Tabel X. Indikator Mutu Pencapaian Program UKM 2017

Cakupan
Target Sasaran 1 Perse Pencapaian
No Indikator (%) tahun Kegiatan n (%) (%)
96.188
1 Pelayanan lengkap lengkap antenatal 100 9761 9389 91507 96.1
2 Penanganan Komplikasi obstetrik 100 885 885 100 100
Cakupan pelayanan lengkap 72.625
3 neonatus 98 4274 3104 17548 74.1
97.351
4 Bumil yang di beri 90 tablet FE 90 4417 4300 14331 108
5 Balita yang datang dan di timbang 85 9529 8287 86.966 102
(D/S) 10347
77.042
6 Angka Kesembuhan TB 85 257 198 80156 90
7 Angka pengobatan Lengkap TB 90 257 0 0 0
91.053
8 cakupan Imunisasi dasar lengkap 90 2459 2239 27369 101
99.745
9 Cakupan rumah tangga ber-PHBS 80 14532 14495 38949 124
Jumlah (Tempat
Tempat Umum) TTU yang di
periksa dan memenuhi syarat 96.296
10 sanitasi 95 108 104 2963 101
Tempat Pengolahan
Makanan &
Penjualan(TP2M) yang di periksan 98.319
11 dan memenuhi syarat 75 119 117 32773 131
Usila (≥60thn) yang mendapatkan 82.501
12 pelayanan kesehatan 100 9218 7605 62725 82
61.557
13 Asi Eksklusif 80 411 253 17762 77
77.557
14 Jumlah peserta KB 90 30411 23586 46276 86

4.3 Penentuan prioritas masalah berdasarkan Hanlon kuantitatif

Setelah masalah ditemukan, kemudian ditentukan prioritas dan diurutkan sesuai presentasi
tinggi rendahnya masalah. Penentuan prioritas masalah menggunakan metode Hanlon
kuantitatif, dengan menggunakan kriteria:

Kriteria A: Besarnya masalah

Kriteria B: Kegawatan masalah

Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan

Kriteria D: Faktor PEARL

Langkah 1 Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi pencapaian
dengan target 100%

Tabel X. Penghitungan besar masalah berdasarkan pencapaian

Target Pencapaian Besarnya


No Indikator (%) (%) masalah
1 Pelayanan lengkap lengkap antenatal 100 96.1 3.9
2 Penanganan Komplikasi obstetrik 100 100 0
3 Cakupan pelayanan lengkap neonatus 98 74.1 23.9
4 Bumil yang di beri 90 tablet FE 90 108 -18
5 Balita yang datang dan di timbang (D/S) 85 102 -17
6 Angka Kesembuhan TB 85 90 -5
7 Angka pengobatan Lengkap TB 90 0 90
8 cakupan Imunisasi dasar lengkap 90 101 -11
9 Cakupan rumah tangga ber-PHBS 80 124 -44
Jumlah (Tempat
Tempat Umum) TTU yang di periksa dan
10 memenuhi syarat sanitasi 95 101 -6
Tempat Pengolahan
Makanan &
Penjualan(TP2M) yang di periksan dan
11 memenuhi syarat 75 131 -56
Usila (≥60thn) yang mendapatkan pelayanan
12 kesehatan 100 82 18
13 Asi Eksklusif 80 77 3
14 Jumlah peserta KB 90 86 4

Langkah 2 Menentukan kolom / kelas interval dengan Rumus Sturgess: 𝑘 = 1 + 3,3 𝑙𝑜𝑔 n

Keterangan: k = jumlah kolom/kelas

n = jumlah masalah

𝑘 = 1 + 3,3 log 14 = 1 + 3,3 (1,14) = 5,46 ≈ 5

Langkah 3

Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan
terkecil kemudian dibagi kelas/kolom.

Nilai besar masalah: terbesar: 32% terkecil: -64 %

𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 = Nilai terbesar−nilai terkecil

90−0
𝑘= = 18 =18
5

Langkah 4

Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom / kelas.

Tabel x. Pembagian interval kelas


Kolom/Kelas Skala Interval Nilai
Skala 1 0-18 1
Skala 2 18-36 2
Skala 3 36-54 3
Skala 4 54-72 4
Skala 5 72-90 5

Langkah 5

Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya

Tabel x. Penentuan nilai tiap masalah berdasarkan kelas

No Indikator 0-18 18-36 36-54 54-72 72-90 Nilai


1 Pelayanan lengkap lengkap antenatal x 1
2 Penanganan Komplikasi obstetrik x 1
3 Cakupan pelayanan lengkap neonatus x 2
4 Bumil yang di beri 90 tablet FE berhasil
5 Balita yang datang dan di timbang (D/S) berhasil
6 Angka Kesembuhan TB berhasil
7 Angka pengobatan Lengkap TB x 5
8 cakupan Imunisasi dasar lengkap berhasil
9 Cakupan rumah tangga ber-PHBS berhasil
Jumlah (Tempat
Tempat Umum) TTU yang di periksa dan memenuhi
10 syarat sanitasi berhasil
Tempat Pengolahan
Makanan &
Penjualan(TP2M) yang di periksan dan memenuhi
11 syarat berhasil
12 Usila (≥60thn) yang mendapatkan pelayanan kesehatan x 2
13 Asi Eksklusif x 1
14 Jumlah peserta KB x 1

Kriteria B: Kegawatan masalah Populasi kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan
tingkat urgensi (U), besarnya masalah (S), tingkat penyebaran/meluasnya (G), dan sumber
daya (P) yang dimiliki untuk mengatasi tiap masalah dengan sistem scoring 1-5.

1. Mendesaknya (Urgency), lebih menekankan soal waktu. Bila tidak segera


ditanggulangi akan menimbulkan akibat yang lebih serius:
 Sangat mendesak : 5
 Mendesak : 4
 Cukup mendesak : 3
 Kurang mendesak : 2
 Tidak mendesak : 1
2. Fatalitas (Seriousness), menunjukkan besar/kecilnya akibat masalah ini bagi
masyarakat:
 Sangat gawat : 5
 Gawat : 4
 Cukup gawat : 3
 Kurang gawat : 2
 Tidak gawat : 1
3. Penyebaran (Growth), semakin meluasnya masalah, menjadi semakin penting
(jumlah yang terkena):
 Sangat mudah menyebar / meluas : 5
 Mudah menyebar / meluas : 4
 Cukup menyebar / meluas : 3
 Sulit menyebar / meluas : 2
 Tidak menyebar / meluas : 1
4. Sumber daya yang dimiliki (Potency): kaitannya dengan kemampuan yang mereka
miliki untuk mengatasi permasalahan:
 Sangat banyak : 5
 Banyak : 4
 Cukup banyak : 3
 Kurang banyak : 2
 Tidak banyak : 1

Tabel x. Penilaian masalah berdasarkan kegawatan

No Indikator U S G P Jumlah

1 Pelayanan lengkap lengkap antenatal 3 2 1 3 2.25


2 Penanganan Komplikasi obstetrik 3 2 1 3 2.25
3 Cakupan pelayanan lengkap neonatus 2 2 1 3 2
4 Bumil yang di beri 90 tablet FE 2 3 1 3 2.25
5 Balita yang datang dan di timbang (D/S) 2 2 1 3 2
6 Angka Kesembuhan TB 2 3 3 3 2.75
7 Angka pengobatan Lengkap TB 5 5 5 4 4.75
8 cakupan Imunisasi dasar lengkap 2 4 3 3 3
9 Cakupan rumah tangga ber-PHBS 1 1 2 2 1.5

Jumlah (Tempat
10 Tempat Umum) TTU yang di periksa dan memenuhi syarat sanitasi 2 3 3 3 2.75

Tempat Pengolahan
Makanan &
11 Penjualan(TP2M) yang di periksan dan memenuhi syarat 2 3 3 3 2.75
12 Usila (≥60thn) yang mendapatkan pelayanan kesehatan 2 2 2 3 2.25
13 Asi Eksklusif 3 2 2 3 2.5
14 Jumlah peserta KB 2 2 2 3 2.25

Kriteria C: Kemudahan dalam penanggulangan

Kemudahan penanggulangan masalah diukur dengan scoring dengan nilai 1 – 5 dimana:

 Sangat mudah : 5
 Mudah : 4
 Cukup mudah : 3
 Sulit : 2
 Sangat sulit : 1

Tabel x Penilaian masalah berdasarkan kemudahan dalam penanggulangan

No Indikator Jumlah
1 Pelayanan lengkap lengkap antenatal 3
2 Penanganan Komplikasi obstetrik 3
3 Cakupan pelayanan lengkap neonatus 3
4 Bumil yang di beri 90 tablet FE 4
5 Balita yang datang dan di timbang (D/S) 3
6 Angka Kesembuhan TB 2
7 Angka pengobatan Lengkap TB 2
8 cakupan Imunisasi dasar lengkap 3
9 Cakupan rumah tangga ber-PHBS 3
Jumlah (Tempat
Tempat Umum) TTU yang di periksa dan
10 memenuhi syarat sanitasi 4
Tempat Pengolahan
Makanan &
Penjualan(TP2M) yang di periksan dan memenuhi
11 syarat 4
Usila (≥60thn) yang mendapatkan pelayanan
12 kesehatan 4
13 Asi Eksklusif 3
14 Jumlah peserta KB 3

4.4 Kriteria D: PEARL factor Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang
saling menentukan dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan, faktor-faktor tersebut
adalah:

 Kesesuaian (Propriety)
 Secara Ekonomis murah (Economic)
 Dapat diterima (Acceptability)
 Tersedianya sumber (Resources availability)
 Legalitas terjamin (Legality)

Tabel x. Kriteria D (PEARL factor)

No Indikator P E A L Hasil Kali


1
1 Pelayanan lengkap lengkap antenatal 1 1 1 1 1
2 Penanganan Komplikasi obstetrik 1 1 1 1 1
3 Cakupan pelayanan lengkap neonatus 1 1 1 1 1
4 Bumil yang di beri 90 tablet FE 1 1 1 1 1
5 Balita yang datang dan di timbang (D/S) 1 1 1 1 1
6 Angka Kesembuhan TB 1 1 1 1 1
7 Angka pengobatan Lengkap TB 1 1 1 1 1
8 cakupan Imunisasi dasar lengkap 1 1 1 1 1
9 Cakupan rumah tangga ber-PHBS 1 1 1 1 1
Jumlah (Tempat
Tempat Umum) TTU yang di periksa dan memenuhi syarat
10 sanitasi 1 1 1 1 1

Tempat Pengolahan
Makanan &
11 Penjualan(TP2M) yang di periksan dan memenuhi syarat 1 1 1 1 1
12 Usila (≥60thn) yang mendapatkan pelayanan kesehatan 1 1 1 1 1
13 Asi Eksklusif 1 1 1 1 1
14 Jumlah peserta KB 1 1 1 1 1

4.5 Penilaian prioritas masalah Setelah nilai dari kriteria A, B, C, dan D didapat,
hasil tersebut dimasukkan dalam formula Nilai Prioritas Dasar (NPD) serta
Nilai Prioritas Total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah yang
dihadapi:
NPD = (A + B) x C
NPT = (A + B) x C x D

Tabel X. Urutan prioritas berdasarkan perhitungan Hanlon kuantitatif

Urutan
No Indikator A B C D NPD NPT Prioritas
2.2
3 1
1 Pelayanan lengkap lengkap antenatal 1 5 9.75 9.75 VI
2.2
3 1
2 Penanganan Komplikasi obstetrik 1 5 9.75 9.75 V
3 Cakupan pelayanan lengkap neonatus 2 2 3 1 12 12 II
Berha 2.2
4 1
4 Bumil yang di beri 90 tablet FE sil 5 XIV
Berha
2 3 1
5 Balita yang datang dan di timbang (D/S) sil XIII
Berha 2.7
2 1
6 Angka Kesembuhan TB sil 5 XII
4.7
2 1
7 Angka pengobatan Lengkap TB 5 5 19.5 19.5 I
Berha
3 3 1
8 cakupan Imunisasi dasar lengkap sil XI
Berha
1.5 3 1
9 Cakupan rumah tangga ber-PHBS sil X
Jumlah (Tempat 2.7
Tempat Umum) TTU yang di periksa dan Berha 4 1
5
10 memenuhi syarat sanitasi sil IX
Tempat Pengolahan
Makanan & 2.7
4 1
Penjualan(TP2M) yang di periksan dan Berha 5
11 memenuhi syarat sil VIII
Usila (≥60thn) yang mendapatkan 2.2
4 1
12 pelayanan kesehatan 2 5 4.25 4.25 VII
13 Asi Eksklusif 1 2.5 3 1 10.5 10.5 III
2.2
3 1
14 Jumlah peserta KB 1 5 9.75 9.75 IV

4.6 Urutan prioritas masalah Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan teknik
Hanlon kuantitiatif, didapatkan urutan prioritas masalah yang terdapat di Puskesmas
Kecamatan Jakagakarsa adalah:
1. Angka pengobatan Lengkap TB
2. Cakupan pelayanan lengkap neonates
3. Asi Eksklusif
4. Jumlah peserta KB
5. Penanganan Komplikasi obstetrik
6. Pelayanan lengkap lengkap antenatal
7. (TP2M) yang di periksan dan memenuhi syarat
8. Usila (≥60thn) yang mendapatkan
9. TTU yang di periksa dan memenuhi syarat sanitasi
10. Cakupan rumah tangga ber-PHBS
11. cakupan Imunisasi dasar lengkap
12. Angka Kesembuhan TB
13. Balita yang datang dan di timbang (D/S)
14. Bumil yang di beri 90 tablet FE

4.7 Penentuan prioritas masalah


Penentuan prioritas masalah ditentukan berdasarkan metode Hanlon kuantitatif.
Penentuan prioritas masalah didapatkan 5 prioritas masalah teratas yang harus
ditemukan pemecahan masalahnya adalah Angka pengobatan Lengkap TB, Cakupan
pelayanan lengkap neonates, Asi Eksklusif, Jumlah peserta KB, Penanganan
Komplikasi obstetric.
Dari hasil diskusi antara penulis, kepala puskesmas dan pemegang program,
didapatkan prioritas masalah yang ingin dievaluasi adalah program Angka pengobatan
Lengkap TB dan dan TB merupakan masalah yang cukup besar di wilayah jagakarsa
dibandingkan dengan wilayah kelurahan lainnya sehingga akhirnya tercapai
kesepakatan untuk mengevaluasi program ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Pedoman Nasional Pengendalian TB. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Tahun 2014. Di unduh di http://www.tbindonesia.or.id/opendir/Buku/bpn_p-
tb_2014.pdf. Akses pada 06/07/2018 pukul 21: 55
2. Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Tuberkulosis di Indonesia pertama pada
golongan penyakit infeksi.Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Di unduh di
http://klikpdpi.com/konsensus/Xsip/tb.pdf. Akses pada 06/07/2018 pukul 21: 44

Anda mungkin juga menyukai