Anda di halaman 1dari 29

MINI PROJECT

PROFIL PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2

DI PUSKESMAS PARAPAT PERIODE FEBRUARI - MARET 2021

Mini Project Ini Dibuat Sebagai Persyaratan Mengikuti


Program Internsip Dokter Indonesia

Disusun Oleh:

dr. Gerhard Yudiantoro Hutabarat

dr. Ruthita Pilienda Tarigan

Dokter Pendamping:
dr. Haposan M.S.Silalahi

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

PUSKESMAS PARAPAT

2020-2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan penelitian yang berjudul “ Profil Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di
Puskesmas Parapat Periode Februari-Maret 2021 ”. Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi salah satu
persyaratan mengikuti Program Internsip Dokter Indonesia .

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak, penelitian
ini tidak akan berjalan dengan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dalam proses pelaksanaan
penelitian ini, yaitu kepada :

1. dr. Haposan M.S. Silalahi, selaku Kepala Puskesmas Parapat dan dokter pembimbing
Program Internsip Dokter Indonesia yang telah memberikan arahan dan masukan
selama proses pembuatan laporan penelitian ini.
2. dr. Esra L.S. Nainggolan, selaku dokter umum yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk ikut serta dalam kegiatan pelayanan di Puskesmas Parapat dan
memberikan Bimbingan selama pelaksanaan penelitian ini.
3. Seluruh karyawan Puskesmas Parapat yang telah memberikan bantuan dalam
pelaksanaan penelitian ini.
4. Responden yang telah bersedia terlibat menjadi sampel dalam penelitian ini.
5. Kepada semua pihak yang telah yang telah memberikan kontribusi baik secara
langsung maupun tidak langsung selama proses pelaksanaan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam laporan penelitian ini.
Maka dari itu, kritik dan saran akan sangat bermanfaat bagi penulis agar penelitian berikutnya lebih baik
lagi. Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Parapat, Mei 2021


Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit tidak menular yang
mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun. Diabetes Mellitus
merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik dan progresif dengan ciri
meningkatnya konsentrasi gula dalam darah. Peningkatan tersebut dapat
mengakibatkan komplikasi penyakit lain yang lebih serius. DM dibedakan menjadi dua,
yaitu Diabetes Mellitus tipe 1 (DM Tipe 1) dan Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM tipe 2). DM
tipe 1 jarang dijumpai, hanya sebesar 10% dari kasus DM seluruhnya, sedangkan yang
kasus yang paling banyak ditemukan di masyarakat adalah DM tipe 2. 1

Saat ini penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan


peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia. Badan
Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang DM yang
menjadi salah satu ancaman kesehatan global. WHO memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030. Laporan ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM
sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2035. 2Pada tahun 2012 angka kejadian diabetes
Mellitus didunia adalah sebanyak 371 juta jiwa, dimana proporsi kejadiandiabetes
Mellitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia yang menderita diabetes mellitus dan
hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1. 3

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2003, diperkirakan


penduduk Indonesia yang berusia diatas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa. Dengan
mengacu pada pola pertambahan penduduk, maka diperkirakan pada tahun 2030 nanti
akan ada 194 juta penduduk yang berusia diatas 20 tahun. 2 Laporan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh Departemen Kesehatan, menunjukkan
bahwa rata-rata prevalensi DM di daerah urban untuk usia di atas 15 tahun sebesar
5,7%.2,3 Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2008, menunjukan prevalensi DM di

4
Indonesia membesar sampai 57%.3 International Diabetes Federation (IDF) memprediksi
adanya kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014
menjadi 14,1 juta pada tahun 2035. 2

Data-data diatas menunjukkan bahwa jumlah penyandang DM di Indonesia


sangat besar. Dengan kemungkinan terjadi peningkatan jumlah penyandang DM di masa
mendatang akan menjadi beban yang sangat berat untuk dapat ditangani sendiri oleh
dokter spesialis/subspesialis atau bahkan oleh semua tenaga kesehatan yang ada. 4

Berdasarkan penjelasan diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sangat


banyak penderita Diabetes Mellitus di lingkungan sekitar kita, Maka daripada itu
peneliti tertarik mengangkat judul ini sehingga diharapkan pasien dapat
mengontrol kadar gula darah, mencegah komplikasi dan mengatasi komplikasi
yang sudah terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengetahui
bagaimana Profil Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Parapat
Periode Februari - Maret 2021.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui Profil Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas
Parapat Periode Februari - Maret 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui profil penderita diabetes mellitus tipe 2 berdasarkan umur
di Puskesmas Parapat periode Februari - Maret 2021.
2. Mengetahui profil penderita diabetes mellitus tipe 2 berdasarkan jenis
kelamin di Puskesmas Parapat periode Februari - Maret 2021.
3. Mengetahui profil penderita diabetes mellitus tipe 2 berdasarkan factor
resiko di Puskesmas Parapat periode Februari - Maret 2021.

1.4 Manfaat Penelitian

5
1.4.1 Manfaat Teoritis
Mini projek ini dilakukan untuk memperoleh pengalaman belajar di lapangan
melalui studi kasus dan untuk meningkatkan pengetahuan.Selain itu melatih dalam
menilai suatu kemampuan dan kecermatan dalam berinteraksi di dalam masyarakat
serta mencari alternatif penyelesaian dari suatu masalah dan menyelesaikannya.

1.4.1 Manfaat Aplikatif


Sebagai informasi dan data bagi pelaksana program terutama yang akan
melaksanakan program yang berhubungan dengan mini projek ini dan khususnya bagi
penulis dapat menambah wacana keilmuan dan wawasan.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

6
2.1 Diabetes Mellitus

2.1.1 Definisi

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.5 Insulin adalah hormon yang disekresi oleh pankreas. Pankreas
merupakan organyang letaknya di belakang lambung dan memiliki fungsi memproduksi
enzim-enzim pencernaan dan hormon.Insulin memegang peranan yang sangat penting
dalam proses metabolisme karbohidrat, yaitu bertugas memasukan glukosa ke dalam sel
dan digunakan sebagai bahan bakar. Insulin diibaratkan sebagai anak kunci yang dapat
membuka pintu masuknya glukosa ke dalam sel, yang kemudian di dalam sel tersebut
glukosa akan dimetabolisme menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka glukosa tidak
dapat masuk ke sel, yang mengakibatkan glukosa tetap berada di dalam pembuluh
darah yang artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat. 6

Karbohidrat diserap dari usushalus ke dalam darah, pankreas akan terangsang


untuk melepaskan insulin secara proposial. Kebanyakan sel tubuh memiliki reseptor
insulin yang mengikat insulin yang beredar dalam tubuh. Dengan adanya reseptor
insulintersebut, sel-sel dapat menyerap glukosa dari aliran darah ke dalam sel.
Selmemanfaatkan glukosa dan nutrisi lainnya sebagai energi. 7

2.1.2 Klasifikasi

Klasifikasi DM dapat dilihat pada table berikut: 2

Tabel 2.1 Klasifikasi etiologi DM

Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke


defisiensi insulit absolut
a. Autoimun
b. Idiopatik
Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi
insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai
yang dominan defek sekresi insulin disertai

7
resistensi insulin

Tipe Lain a. Defek genetik fungsi sel beta


b. Defek genetic kerja insulin
c. Penyakit eksokrin pancreas
d. Endokrinopati
e. Karena obat atau zat kimia
f. Infeksi
g. Sebab imunologi yang jarang
h. Sindrom genetic lain yang berkaitan
dengan DM
Diabetes mellitus gesrasional

2.1.3 Kriteria Diagnosis

Gejala klasik diabetes adalah rasa haus yang berlebihan (polidipsia),sering


kencing terutama malam hari (poliuria), banyak makan (polifagia), serta berat badan
yang turun dengan cepat. Di samping itu terdapat beberapa keluhan lain yaitu ada
keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal,
penglihatan jadi kabur, gairah seks menurun, luka sukar sembuh dan pada ibu-ibu sering
melahirkan bayi di atas empat kg. Kadang-kadang ada pasien yang sama sekali tidak
merasakan adanya keluhan, mereka mengetahui adanya diabetes karena pada saat
periksa kesehatan ditemukan kadar glukosa darahnya tinggi. 8

Kadar gula dalam darah meninggi ke tingkat pada saat jumlah glukosa yang
difiltrasi oleh sel-sel tubulus untuk di reabsorbsi melebihi kapasitas, glukosa akan
muncul di urin (glukosuria). Glukosa di urin menimbulkan efek osmotik yang menarik air
bersamanya, menimbulkan diuresis osmotik yang ditandai oleh sering berkemih
terutama dimalam hari (poliuria). Cairan yang berlebihan yang keluar menimbulkan
dehidrasi yang pada gilirannya dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi perifer karena
darah turun mencolok. Sel-sel kehilangan air karena tubuh mengalami dehidrasi akibat

8
perpindahan osmotik air dalam sel ke cairan ekstrasel, sehingga tubuh mengkompensasi
dehidrasi dengan rasa haus berlebihan sehingga penderita banyak minum (polidipsia). 8

Glukosa sangat diperlukan oleh sel untuk metabolisme sel itu sendiri, walaupun
glukosa dalam sel menurun sel tetap melakukan metabolisme sehingga tubuh berusa
meningkatkan kadar glukosa dengan meningkatnya nafsu makan (polifagi). Akan tetapi
walaupun terjadi peningkatan makanan, berat tubuh turun secara progresif akibat efek
defisiensi insulin pada metabolisme lemak dan protein. Sintesis trigliserida menurun
saat lipolisis meningkat, sehingga terjadi mobilisasi besar-besaran asam lemak dari
simpanan trigliserida. Peningkatan asam lemak dalam darah sebagian besar digunakan
oleh sel sebagai sumber energi alternatif. Pada metabolisme protein juga mengalami
gangguan karena terjadi defisiensi insulin sehingga terjadi penguraian protein secara
besar-besaran sehingga terjadi penurunan berat badan. 8

Kriteria diagnostik DM:2

1. Glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada assupan
kalori minimal 8 jam
2. Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl 2 jam setelah TTGO
3. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl dengan keluhan klasik
4. Pemeriksaan HbA1c ≥ 6.5%
Tabel 2.2 Kadar tes Laboratorium untuk diagnosa Diabetes Mellitus 2

HbA1c (%) Glukosa darah puasa Glukosa plasma 2 jam


(mg/dL) setelah TTGO (mg/dL)
Diabetes ≥ 6.5 ≥ 126 mg/dl ≥200 mg/dL
Prediabetes 5.7-6.4 100-125 140-199
Normal ≤ 5.7 < 100 <140

9
Gambar 2.1 Langkah diagnostic DM5

2.1.4 Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkankualitas hidup


penyandang diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi: 2

1. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas hidup, dan
mengurangi risiko komplikasi akut.

2. Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit


mikroangiopati dan makroangiopati.

3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.

Penatalaksanaan DM dimulai dengan menerapkan polahidup sehat (terapi


nutrisi medis dan aktivitas fisik) bersamaan dengan intervensi farmakologis dengan obat

10
anti hiperglikemia secara oral dan/atau suntikan. Obat anti hiperglikemia oral dapat
diberikan sebagai terapi tunggal atau kombinasi. 2

Pengetahuan tentang pemantauan mandiri, tanda dangejala hipoglikemia dan


cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien. Pengetahuan tentang pemantauan
mandiritersebut dapat dilakukan setelah mendapat pelatihan khusus. 2

2.1.4.1 Terapi Non farmakologi

a. Edukasi2

Edukasi dengan tujuan promosi hidup sehat, perluselalu dilakukan sebagai


bagian dari upaya pencegahan dan merupakan bagian yang sangat penting dari
pengelolaan DM secara holistik.

b. Terapi Nutrisi Medis (TNM)2,5


TNM merupakan bagian penting daripenatalaksanaan DMT2 secara
komprehensif.Kunci keberhasilannya adalah keterlibatan secara menyeluruh dari
anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta pasien dan

keluarganya). Guna mencapai sasaran terapi TNM sebaiknya diberikan sesuai dengan
kebutuhan setiap penyandang DM.

Penyandang DM perludiberikan penekanan mengenai pentingnya keteraturan


jadwal makan, jenis dan jumlah kandungan kalori, terutama pada mereka yang
menggunakan obat yang meningkatkan sekresi insulin atau terapi insulin itu sendiri.

Komposisi Makanan yang Dianjurkan terdiridari: 2,5

- Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan sebesar45-65% total asupan energi.
- Lemak
Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori, dan tidak
diperkenankan melebihi 30% total asupan energi.

- Protein
Kebutuhan protein sebesar 10 – 20%total asupan energi.

11
- Natrium
Anjuran asupan natrium untuk penyandang DM sama dengan orang sehat yaitu
<2300 mg perhari.

- Serat
Penyandang DM dianjurkanmengonsumsi serat dari kacangkacangan,buah
dan sayuran sertasumber karbohidrat yang tinggi serat.Anjuran konsumsi
serat adalah 20-35gram/hari yang berasal dari berbagaisumber bahan
makanan.
- Pemanis Alternatif
Pemanis alternatif aman digunakansepanjang tidak melebihi batas aman.
Kebutuhan Kalori

Ada beberapa cara untuk menentukan jumlahkalori yang dibutuhkan


penyandang DM, antara lain dengan memperhitungkan kebutuhan kalori basal yang
besarnya 25-30 kal/kgBB ideal. Jumlah kebutuhan tersebut ditambah ataudikurangi
bergantung pada beberapa factor yaitu: jenis kelamin, umur, aktivitas, berat badan, dan
lain-lain. Beberapa cara perhitunganberat badan ideal adalah sebagai berikut: 2,5

- Perhitungan berat badan ideal (BBI)


menggunakan rumus Broca yang dimodifikasi:

Berat badan ideal = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg.

- Jenis Kelamin
Kebutuhan kalori basal perhariuntukperempuan sebesar 25 kal/kgBB sedangkan
untuk pria sebesar 30 kal/kgBB.

- Umur
Pasien usia diatas 40 tahun, kebutuhankalori dikurangi 5% untuk setiap
decade antara 40 dan 59 tahun.Pasien usia diantara 60 dan 69
tahun,dikurangi 10%. Pasien usia diatas usia 70 tahun,dikurangi 20%.
- Aktivitas Fisik atau Pekerjaan

12
Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuaidengan intensitas aktivitas
fisik.Penambahan sejumlah 10% darikebutuhan basal diberikan
padakeadaan istirahat.Penambahan sejumlah 20% pada pasiendengan
aktivitas ringan: pegawaikantor, guru, ibu rumah tangga.Penambahan
sejumlah 30% padaaktivitas sedang: pegawai industry ringan, mahasiswa,
militer yang sedangtidak perang.Penambahan sejumlah 40% padaaktivitas
berat: petani, buruh, atlet,militer dalam keadaan latihan.Penambahan
sejumlah 50% padaaktivitas sangat berat: tukang becak,tukang gali.
- Stres Metabolik
Penambahan 10-30% tergantung dariberatnya stress metabolik
(sepsis,operasi, trauma).
- Berat Badan
Penyandang DM yang gemuk,kebutuhan kalori dikurangi sekitar 20-30%
tergantung kepada tingkatkegemukan.Penyandang DM kurus,
kebutuhankalori ditambah sekitar 20-30% sesuaidengan kebutuhan untuk
meningkatkanBB.Jumlah kalori yang diberikan palingsedikit 1000-1200
kal perhari untukwanita dan 1200-1600 kal perhari untukpria.
c. Jasmani2
Latihan jasmani merupakan salah satu pilardalam pengelolaan DMT2 apabila
tidak disertai adanya nefropati.Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani
dilakukan secara secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45 menit,
dengan total 150 menit perminggu. Jeda

ntar latihan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut.

Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaranjuga dapat menurunkan berat


badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan

memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan
jasmani yang bersifat aerobik dengan intensitas sedang (50-

70% denyut jantung maksimal) seperti: jalancepat, bersepeda santai, jogging, dan
berenang.

13
2.1.4.2 Terapi Farmakologis

Terapi farmakologis diberikan bersama denganpengaturan makan dan latihan


jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologis terdiri dari obat oral dan bentuk
suntikan.2,5

a. Golongan Insulin Sensitizing2,5


- Biguanid
Metformin mempunyai efek utamamengurangi produksi glukosa
hati(glukoneogenesis), dan memperbaikiambilan glukosa di jaringan
perifer.Metformin merupakan pilihan pertama pada sebagian besar kasus
DMT2.

- Glitazone
Glitazone (Tiazolidindion) merupakan agonis dariPeroxisome Proliferator
ActivatedReceptor Gamma (PPAR-gamma), suatureseptor inti yang
terdapat antara laindi sel otot, lemak, dan hati. Golonganini mempunyai
efek menurunkanresistensi insulin dengan meningkatkanjumlah protein
pengangkut glukosa,sehingga meningkatkan ambilanglukosa di jaringan
perifer.
b. Pemacu Sekresi Insulin (Insulin Secretagogue)2,5
- Sulfonilurea
Obat golongan ini mempunyai efekutama meningkatkan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas.Efek samping utamaadalah hipoglikemia dan peningkatan berat
badan.Hati-hati menggunakan sulfonilurea pada pasien dengan risiko tinggi
hipoglikemia.

- Glinid
Glinid merupakan obat yang cara kerjanya sama dengan sulfonilurea,
dengan penekanan pada peningkatan sekresi insulin fase pertama.
Golongan ini terdiri dari 2 macam obat yaituRepaglinid (derivat asam

14
benzoat) danNateglinid (derivat fenilalanin).Obat inidiabsorbsi dengan
cepat setelah pemberian secara oral dan diekskresisecara cepat melalui
hati. Obat ini dapatmengatasi hiperglikemia post prandial.Efek samping
yang mungkin terjadiadalah hipoglikemia.

Gambar 2.2 Algoritma pengelolahan DM tipe 2 Tanpa Dekompensasi

15
Gambar 2.3 Algoritma pengelolahan DM tipe 2 dengan Dekompensasi

2.1.5 Komplikasi

1. Komplikasi Akut2,5
- Reaksi Hipoglikemia
Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa,
dengan tanda-tanda: rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing. Jika keadaan
ini tidak segera diobati, penderita dapat menjadi koma. Karena koma pada
penderita disebabkan oleh kekurangan glukosa di dalam darah,maka koma
disebut “Koma Hipoglikemik”.

- Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik (HHNK)


Koma Hiperosmolar Hiperglikemik Non Ketotik merupakan komplikasi
akut yang ditandai oleh hiperglikemia, hyperosmolar tanpa disertai adanya
ketosis.Faktor yang memulai timbulnya HHNK adalah diueresis
glukosuria. Glukosuria mengakibatkan kegagalan pada kemampuan ginjal

16
dalam mengkonsentrasikan urin yang akan semakin memperberat derajat
kehilangan air. Hilangnya air yang lebih banyak dibandingkan natrium
menyebabkan keadaan hiperosmolar. Keadaan dimana insulin yang tidak
tercukupi akan menyebabkan hiperglikemia. Hiperglikemia yang terjadi
menyebabkan diuresis osmotic dan menurunnya cairan secara
total.Keluhan pasien HHNK adalah rasa lemah, gangguan penglihatan atau
kaki kejang.Dpat pula terjadi keluhan mual dan muntah.Pada beberapa
pasien datang dalam keadaan letargi, disorientasi, hemiparesis atau koma.
- Ketoasidosis Diabetik (KAD)
Ketoasidosis Diabetik adalah keadaan dekompensasi- kekacauan
metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia, asidosis dan ketosis.Pada
Ketoasidosis Diabetik terdapat defisiensi insulin absolut atau relative.
Gejala yang timbul dapat terjadi secara tiba-tiba dan bisa berkembang
dengan cepat. Kadar gula di dalam darah adalah tinggi tetapi karena
sebagian besar sel tidak dapat menggunakan gula tanpa insulin, maka sel-
sel ini mengambil energi dari sumber yang lain. Sel lemak dipecah dan
menghasilkan keton dan asam lemak bebas yang berlebihan (10). Keton
merupakan senyawa kimia beracun yang bisa menyebabkan darah menjadi
asam (ketoasidosis). Gejala awal dari ketoasidosis diabetikum adalah rasa
haus dan sering kencing, mual, muntah, lelah dan nyeri perut (terutama
pada anak-anak). Pernafasan menjadi dalam dan cepat (Kussmaul) karena
tubuh berusaha untuk memperbaiki keasaman darah. Bau nafas penderita
tercium seperti bau aseton. Derajat kesadaran pasien dapat dijumpai mulai
komposmentis, delirium atau depresi sampai koma.

2. Komplikasi Kronis 2,5


Komplikasi kronis terjadi pada semua pembuluh darah adalah seluruh
bagian tubuh yang disebut sebagi angiopati diabeti . Komplikasi kronis tersebut
antara lain:
- Mikrovaskular

17
Komplikasi mikrovaskuler adalah komplikasi pada pembuluh darah kecil,
diantaranya:Retinopati diabetika, yaitu kerusakan mata seperti katarak dan
glukoma atau meningkatnya tekanan pada bola mata. Bentuk kerusakan
yang paling sering terjadi adalah bentuk retinopati yang dapat
menyebabkankebutaan.Nefropati diabetika, yaitu gangguan ginjal yang
diakibatkan karena penderita menderita diabetes dalam waktu yang cukup
lama.
- Makrovaskular
Komplikasi makrovaskuler adalah komplikasi yang mengenai pembuluh
darah arteri yang lebih besar, sehingga menyebabkan atherosklerosis.
Akibat atherosklerosis antara lain timbul penyakit jantung koroner,
hipertensi, stroke, dan gangren pada kaki.
- Nefrotika diabetika
yaitu gangguan sistem syaraf pada penderita DM. Indera perasa pada kaki dan
tangan berkurang disertai dengan kesemutan, perasaan baal atau tebal serta
perasaan seperti terbakar, mudah timbul luka yang sukar sembuh, sistem imun
menurun sehingga rentan terjadinya infeksi.

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Profil pasien
1. Jenis Kelamin Diabetes Mellitus
2. Umur
3. Faktor Resiko
Gambar 3.1 KerangkaKonsep

18
3.2 Definisi Operasional
Definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini akan dijelaskan dalam
bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

Jenis Jenis Kelamin adalah Melihat rekam a. laki-laki Nominal


Kelamin tanda fisik yang medis dan b. Perempuan
terindentifikasi pada Wawancara
pasien dan dibawa langsung
sejak dilahirkan

Umur Umur responden Melihat rekam a. < 18 Tahun Interval


merupakan usia medis dan b. 19-44
responden dari awal Wawancara Tahun
kelahiran sampai pada langsung c. 45-54
saat penelitian ini Tahun
dilakukan d. 55+ Tahun

Faktor Faktor resiko yang Melihat rekam a. Iya Nominal


resiko dapat di modifikasi medis dan b. Tidak
dan yang tidak dapat Wawancara
di modifikasi langsung

19
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian survei deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui profil penderita diabetes Mellitus tipe 2 di Puskesmas Parapat periode
Februari - Maret 2021.
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di poli umum Puskemas Parapat. Penelitian ini
berlangsung dari Februari - Maret 2021.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi

Semua pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 yang datang berobat ke poli umum
Puskesmas Parapat pada bulan Februari - Maret 2021.

4.3.2 Sampel

20
Untuk menghitung jumlah sampel pada penelitian ini digunakan teknik total
sampling. Pada total sampling, semua subyekpenelitian yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi dimasukkan dalam penelitian (Sudigdo, 2010).

4.4 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi

Adapun kriteria inklusi dan eksklusi pada penelitian ini adalah :

a. Kriteria Inklusi :

1. Menderita diabetes Mellitus tipe 2

2. Melakukan kunjungan ke Puskesmas Parapat pada bulan Februari - Maret


2021

b. Kriteria Eksklusi :

1. Bukan penderita diabetes mellitus tipe 2


2. Tidak melakukan kunjungan ke Puskesmas Parapat pada bulan
Februari - Maret 2021

4.5 Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan langsung (melihat dan
mencatat jumlah) terhadap data-data pasien yang menderita diabetes mellitus tipe 2
yang ada di Puskesmas Parapat pada bulan Februari - Maret 2021.

4.6 Pengolahan dan Analisis Data


4.6.1 Pengolahan Data
Pengolahan data adalah suatu proses dalam memperoleh data ringkasan atau
angka ringkasan dengan menggunakan cara-cara tertentu :

1. Editing

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan data.


Apabila data belum lengkap ataupun ada kesalahan data dilengkapi dengan
mewancarai ulang responden.

21
2. Coding

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya


kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan
komputer.

3. Cleaning

Pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam komputer guna


menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data.

4. Saving

Penyimpanan data untuk siap dianalisis.

4.6.2 Analisis Data


Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis univariat. Analisa ini
dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini
hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.

BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Parapat Kabupaten Simalungun yang


terletak di daerah Girsang, dengan luas wilayah kerja 3,85 hm 2 yang meliputi 3 kelurahan

22
dan 3 desa yaitu Kelurahan Parapat, Kelurahan Tiga Raja , Kelurahan Girsang, Desa
Sibaganding, Desa Sipangan Bolon, dan Desa Sipangan Bolon Mekar. Secara geografis
puskesmas parapat terletak di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon dengan batas – batas
sebagai berikut:

 Sebelah utara : berbatasan dengan Kecamatan Sidamanik


 Sebelah selatan : berbatasan dengan Kecamatan Lumbanjulu, Ajibata
 Sebelah barat : berbatasan dengan Danau Toba
 Sebelah timur : berbatasan dengan Kecamatan Dolok Panribuan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Parapat pada tahun 2019 terdata
sebanyak 17.575 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 3384 KK. Dengan penduduk
mayoritas suku batak toba, simalungun, dan suku jawa.

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini melibatkan 20 penderita Diabetes Mellitus tipe 2 yang


datang berobat ke Poli Umum Puskesmas Parapat pada bulan Februari - Maret 2021.

a. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-Laki 8 40

Perempuan 12 60

Jumlah 20 100

Berdasarkan jenis kelamin, kelompok terbanyak adalah Perempuanyaitu sebesar


60% dan paling sedikit pada kelompok Laki-laki yaitu sebesar 40%.

23
Jenis Kelamin
40% Laki-Laki
Perempuan
60%

Gambar 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

b. Berdasarkan Umur

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi %

< 18 Tahun 0 0

19-44 Tahun 0 0

>45 Tahun 20 100

Jumlah 20 100

Berdasarkan umur, kelompok terbanyak adalah pada usia lanjut yaitu umur >45
tahun sebesar 100%.

Usia

<18
Gambar 5.2 19-44 Distribusi
45>
Responden
Berdasarkan Umur 100%

24
c. Berdasarkan Faktor resiko

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Resiko

FaktorResiko Frekuensi %

Dapat Di Modifikasi 0 0

Tidak Dapat Di Modifikasi 20 100

Jumlah 20 100

Berdasarkan faktor resiko, kelompok terbanyak adalah yang tergolong tidak


dapat di modifikasi sebesar 100%

Faktor Resiko

Dapat Di Modifikasi
Tidak Dapat Di Modifikasi

100%

Gambar 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur

25
BAB 6

PEMBAHASAN

1.1. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Parapat pada bulan Februari - Maret
2021. Pengambilan data dilakukan dengan mengambil data dilakukan dengan
mewawancarai langsung penderita diabetes mellitus tipe 2.
a. Jenis Kelamin
Kartono (dalam Astuti, 2009) mengemukakan bahwa jenis kelamin
merupakan kualitas yang menentukan individu itu laki-laki atau perempuan yang
menyatakan bahwa perbedaan secaara anatomis dan fisiologi pada manusia
menyebabkan perbedaan struktur tingkah laku dan struktur aktivitas antara pria
dan wanita. Pada penelitian ini responden yang menderita diabetes mellitus tipe 2
lebih banyak laki-laki darip pada perempuan. Dijelaskan oleh Kozier (dalam
Darusman,2009) pada umumnya perempuan lebih memperhatikan dan peduli
pada kesehatan mereka.
b. Umur
Hasil penelitian ini menunjukan persentase umur responden mayoritas
berada pada usia 15-64 Tahun. Soegondo (2011) menjelaskan bahwa usia
merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Di
Negara berkembang kebanyakan penderita diabetes mellitus berusia antar 45-64
tahun, yang merupakan golongan usia yang masih sangat produktif.
c. Faktor Resiko
Pada penelitian ini menunjukan bahwa penderita diabetes Mellitus tipe 2
kebanyakan dari kelompok tidak dapat di modifikasi. Hal ini menunjukan bahwa
usia diatas 45 Tahun sangat rentan menderita diabetes militus tidak menjalani pola
hidup sehat.

26
BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Dari hasil yang peneliti peroleh dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. Distribusi responden penderita diabetes mellitus tipe 2


berdasarkan jenis kelamin di Puskesmas Parapat periode
Februari - Maret 2021yang terbanyak adalah Perempuan
sebanyak 12 orang (60%) dan diikuti Laki-laki sebanyak 8
orang (40%)
b. Distribusi responden penderita diabetes mellitus tipe 2
berdasarkan umur di Puskesmas Parapat periode Februari -
Maret 2021 yang terbanyak adalah kelompok umur >45 tahun
sebanyak 20 orang (100%) .
c. Distribusi responden penderita diabetes mellitus tipe 2
berdasarkan faktor resiko di Puskesmas Parapat periode
Februari - Maret 2021 yang terbanyak adalah yang tergolong
tidak dapat dimodifikasi.
d. Saran
1. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian pasien tentang
penyakit diabetes mellitus tipe 2 perlu dilakukan penyuluhan mengenai
penyakit diabetes mellitus.
2. Untuk mencegah meningkatnya angka kejadian terhadap komplikasi
yang akan ditimbulkan oleh diabetes mellitus maka penderita
sebaiknya dapat mengonsumsi obat agar kadar gula darahnya
terkontrol.

27
DAFTAR PUSTAKA

1. Nurlaili Haida Kurnia Putri. Hubungan Empat Pilar Pengendalian Dm


Tipe 2 Dengan Rerata Kadar Gula Darah. Universitas Airlangga. Di akses
di http://journal.unair.ac.id/filerPDF/jbed89640f867full.pdf. (Sitasi 5 Mei
2021).
2. Konsensus. 2015. Pengelolahan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipe 2
di Indonesia. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
3. Restyana Noor F. DIABETES MELLITUS TIPE 2. Di akses di
http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/02/Restyana-nor.pdf. (Sitas
1 Mei 2021).
4. Pusat Data dan Informasi. 2014. Waspada DiabetesEat well live well.
Kementrian Kesehatan RI: Jakarta.
5. Setiati S, Alwi I, dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi
VI. .FKUI: Jakarta.
6. Price dan Sylvia.2006.Patofisiologi Edisi 6. Jakarta : EGC.
7. Sjamsuhidayat R dan De Jong W. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta :
EGC.
8. Sherwood, Laurale. 2006. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem.
Jakarta :EGC.

28
29

Anda mungkin juga menyukai