Anda di halaman 1dari 2

Identifikasi faktor host, agen, lingkungan untuk penyakit DBD

Timbulnya suatu penyakit dapat diterangkan melalui konsep segitiga epidemiologi.


Faktor tersebut adalah agent (agen), host (manusia), Environment (lingkungan) dan
keberadaan vektor.

Timbulnya penyakit DBD bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor host
(manusia) dengan segala sifatnya (biologis, fisiologis, psikologis, sosiologis), adanya agent
sebagai penyebab dan environment (lingkungan) yang mendukung. Serta didukung oleh
keberadaan vektor dengue yaitu Ae.aegypti dan Ae.albopictus.

Dalam teori keseimbangan, interaksi ketiga unsur tersebut harus dipertahankan. Bila
terjadi gangguan keseimbangan maka akan menimbulkan penyakit. Pada kondisi normal,
keseimbangan interaksi tersebut dapat dipertahankan, melalui intervensi alamiah
terhadap salah satu unsur tersebut, atau melalui intervensi buatan manusia dalam bidang
pencegahan maupun dalam bidang meningkatkan derajat kesehatan.

1. Agent (Penyebab)
Penyebab demam berdarah dengue (DBD) adalah virus dengue. Virus ini merupakan
virus RNA berantai tunggal yang positif sense. Secara taksonomi virus ini termasuk
kelompok arbovirus yang sekarang lebih dikenal sebagai genus Flavivirus famili
Flaviviridae dan mempunyai 4 jenis serotipe yang semuanya terdapat di Indonesia
yaitu Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3, dan Dengue-4.
Dari ke empat virus tersebut, dengue 3 merupakan serotipe yang dominan dan
berpotensi membentuk genotipe baru. Hasil analisis genetik, secara umum dapat
dikatakan bahwa virus dengue yang beredar di Indonesia baik serotipe 1,2, 3, dan 4
terkelompok dalam kluster tersendiri terpisah dari strain dengue yang beredar di
negara-negara tetangga.

2. Host (Manusia)
Penyakit DBD terjadi pada seseorang ditentukan oleh faktor-faktor yang ada pada
host itu sendiri. Kerentanan terhadap penyakit DBD dipengaruhi oleh imunitas yang
berhubungan dengan faktor usia. Sejak tahun 1993 – 2009 untuk kasus DBD pada
kelompok usia terjadi pergeseran. Dari tahun 1993 sampai tahun 1998 kelompok
usia terbesar kasus DBD terjadi pada kelompok umur <15 tahun, sedangkan tahun
1999 - 2009 kelompok umur terbesar kasus DBD cenderung pada kelompok umur
>=15 tahun.
3. Lingkungan
Dengue di Indonesia memiliki siklus epidemik setiap sembilan hingga sepuluh
tahunan. Hal ini terjadi karena perubahan iklim yang berpengaruh terhadap
kehidupan vektor, diluar faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Menurut Mc
Michael, perubahan iklim menyebabkan perubahan curah hujan, kelembaban suhu,
arah udara sehingga berefek terhadap ekosistem daratan dan lautan serta
berpengaruh terhadap kesehatan terutama terhadap perkembangan vektor
penyakit seperti nyamuk. Pengaruh musim terhadap penyakit dengue di Indonesia
tidak begitu jelas, secara garis besar jumlah kasus meningkat antara September dan
Februari dan puncaknya di bulan Januari.

Anda mungkin juga menyukai