Anda di halaman 1dari 3

Kasus Malpraktek Perawat

Salah Suntik Bikin Pasien Meninggal, 2 Perawat di Aceh Dibui 2 Tahun

Setyadi, Agus. 31 Januari 2020. detikNews.

Banda Aceh – Dua perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien
meulaboh, Aceh Barat, Aceh, divonis masing-masing 2 tahun penjara karena terbukti salah
menyuntik pasien hingga meninggal dunia. Keduanya ialah Erwanty dan Desri Armelia Zulkifli.

Dikutip detikcom dari situs resmi di Pengadilan Meulaboh, Jumat (31/1/2020), kasus
tersebut bermula saat korban Alfa Reza dibawa ke rumah sakit karena tertusuk kayu pada paha
kiri samai ke bokong. Dia masuk ke ruang IGD pada Jumat, 19 Oktober 2018.

Sejam berselang, tim dokter melakukan tindakan operasi terhadap korban. Setelah selesai
menjalani operasi, korban dipindahkan ke ruang perawatan anak. Dokter kemudian
memerintahkan Erwanty, Desri, serta beberapa perawat yang bertugas jaga untuk memberikan
obat kepada korban.

Pada malam hari sekitar pukul 21.00 WIB, terdakwa Desri membuka buku rekam medis
untuk melihat obat yang harus disuntikkan ke Reza. Dia melihat ketersediaan obat pada kotak
obat Reza hanya satu.

Desri kemudian mengatakan kepada Erwanty ada beberapa obat yang harus disuntikkan
ke Reza. Erwanty selanjutnya memerintahkan Desri untuk meresepkan obat ke dalam Kartu Obat
Pasien (KOP) untuk digunakan sebagai dasar pengambilan obat di depo.

Tak lama berselang, Desri meminta orang tua korban mengambil obat di depo obat.
Petugas di sana sempat menanyakan keberadaan pasien. Namun, karena ayah korban tidak dapat
berbicara, akhirnya diserahkan obat tersebut setelah petugas melihat data korban.

Saat itu petugas mengira Reza masih berada di dalam ruang operasi. Setelah obat
dikantongi, terdakwa kemudian memerintahkan untuk menyuntik korban.

Reza mendapatkan suntikkan obat beberapa kali dalam beberapa menit. Sekitar pukul
00.05 WIB, Sabtu 2018, Desri memanggil Erwanty, lalu mengabarkan kondisi Reza melemah.
Erwanty mengecek keadaan Reza dan mendapatkan kondisi nadi serta pernapasan korban
sudah melemah. Seorang perawat di ruang anak memneri tahu kedua terdakwa bahwa keduanya
salah menyuntikkan obat ke tubuh Reza. Hal itu menyebabkan Reza meninggal dunia.

Kasus tersebut selanjutnya dilaporkan ke Polres Aceh Barat. Polisi memeriksa sejumlah
saksi tersebut kedua terdakwa. Erwanty dan Desri selanjjtnya dikirim ke pengadilan.

Dalam persidangan di PN Meulaboh, jaksa penuntut umum (JPU) menuntut keduanya


dengan hukuman masing-masing 2 tahun dan 6 bulan penjara. Namujn majelis hakim memvonis
keduanya lebih ringan.

Majelis hakim yang diketahui Zulfadly dengan hakim anggota Muhammad Al-Qudri dan
Irwanto menyatakan kedua terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan
tindakan pidana melakukan kelalaian berat yang mengakibatkan kematian bagi penerima
pelayanan kesehatan.

“Menjatuhkan pidana terhadap diri para terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
masing-masing selama dua tahun,” putus Zulfadly dalam persidangan yang digelar, Kamis (30/1)
kemarin.

Pasal Yang Memeberatkan Perawat:

Perawat telah melanggar pasal yang tertera di bawah ini.

Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, Pasal 17.


Dalam menjalankan tugas sebagai pemberi asuhan keperawatan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 16 huruf a di bidang upaya perorangan, Perawat berwenang:
Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik;
Menetapkan diagnosis Keperawatan;
Merencanakan tindakan Keperawatan;
Melaksanakan tindakan Keperawatan;
Mengevaluasi hasil tindakan Keperawatan;
Melakukan rujukan;
Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan kompentensi;
Memberikan konsultasi Keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter;
Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan
Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan resep tenaga
medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, Pasal 18 ayat 2.
Dalam melaksanakan pengkajian Keperawatan secara holistik sebagaimana dimaksud
dalam pasal 17 huruf a, perawat profesi melakukan pengkajian dasar dan lanjutan secara
menyeluruh.
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, Pasal 28 ayat 10.
Dalam hal di rumah sakit belum terbentuk komite medik atau komite keperawatan,
penetapan jenis tindakan medis lainnya dilakukan oleh pemimpin rumah sakit
berdasarkan usulan penjabat yang membidangi Keperawatan dan pejabat yang
membidangi pelayanan medik di rumah sakit.
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, Pasal 33 ayat 7.
Perawat wajib merujuk klien kepada dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan setelah
pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selesai dilakukan.
Pasal Yang Meringankan Perawat:

Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, Pasal 28 ayat 3.


Pelimpahan wewenang secara mandat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
oleh tenaga medis kepada Perawat untuk melakukan sesuatu tindakan medis di bawah
pengawasan tenaga medis yang melimpahkan wewenang.
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, Pasal 35 ayat 1.
Dalam melaksanakan Praktik Keperawatan, perawat mempunyai hak sebagai berikut:
...
g. memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan yang sesuai
dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta nilai-nilai agama;

Anda mungkin juga menyukai