Anda di halaman 1dari 9

TUGAS IDK II

(FARMAKOLOGI)

Disusun Oleh:
Nama: Rika Wulandari
Npm: 2010038105035

Dosen Pembimbing:
Yenny. M. Farm. Apt

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES INDONESIA PADANG
TAHUN 2021
Kata Pengantar

Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“ANTIPIRETIK” tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas mata kuliah Ilmu
Dasar Keperawatan II, selain itu untuk mengetahui dan memahami “apa itu
antipiretik”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran
yang membangun, sehingga penulis bisa memperbaiki makalah ini menjadi lebih
baik lagi.

Penulis, 2 Mei 2021


Daftar isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

B. Tujuan penulisan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian

B. Indikasi dan dosis

C. Kontraindikasi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Antipiretik adalah golongan obat yang berfungsi sebagai antidemam


sekaligus antinyeri.

B. Tujuan penulisan

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, tujuan penulisan dari


makalah Antipiretik ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian antipretik


2. Untuk mengetahui dosis/takaran obat antipiretik
3. Untuk mengetahui indikasi dalam obat antipiretik
4. Untuk mengetahui kontraindikasi obat antipiretik
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian

Antipiretik adalah jenis obat yang dapat menurukan demam dan mengatasi
gejalanya. Biasanya, penggunaan obat antipiretik dilakukan bersamaan dengan
analgesik sehingga sering dikatakan obat analgetik antipiretik.
 Cara kerja antipiretik
Obat-obatan antipiretik dapat menurunkan demam dengan cara menghambat
sintesa dan
pelepasan prostaglandin E2. Hambatan sintesa dan pelepasan ini distimulasi oleh
pirogen endogen pada hipotalamus.

 Jenis-Jenis Obat Antipiretik


Obat-obatan yang termasuk ke dalam jenis antipiretik ada beberapa jenis. Anda
perlu mengetahui beberapa jenis obat antipiretik
Berikut ini adalah beberapa jenis obat antipiretik:

 Salisilat (seperti aspirin, salisilamid)


 Para-aminofenol (misalnya asetaminofen, fenasetin)
 Obat antiinflamasi nonsteroid (AINS) – ibuprofen, naproxen, dan
ketoprofen
 Bentuk Sediaan Antipiretik
Obat antipiretik tersedia secara oral dan non-oral. Bentuk sediaan obat
antipiretik per oral seperti tablet, kaplet, dan sirup. Ada juga
obat antipiretik yang dalam bentuk kapsul supositoria, yaitu
kapsul yang dimasukkan ke dalam anus.

 Manfaat Antipiretik
Semua obat antipiretik memiliki manfaat untuk meredakan demam. Namun, ada
juga manfaat antipiretik lainnya. Beberapa obat antipiretik tertentu juga bisa
meredakan nyeri sehingga obat tersebut bisa dikatakan sebagai obat analgetik
antipiretik.

B. Indikasi dan dosis

Penggunaan obat antipiretik pada umumnya harus menunggu demam. Pasien


baru boleh diberikan obat antipiretik bila tubuhnya mengalami demam atau
memiliki suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat Celcius.
Ada juga yang menyebutkan bahwa antipiretik baru boleh dipakai jika suhu
tubuh mencapai lebih dari 38,5 derajat Celcius. Apabila suhu tubuh kurang dari
suhu tersebut, maka sebaiknya jangan cepat-cepat diberikan antipiretik.
Obat antipiretik termasuk obat yang harus diperhatikan dalam hal dosis. Ini
dikarenakan obat antipiretik bersifat toksik bagi tubuh. Oleh karena itu,
perhatikanlah dosis antipiretik dengan cermat.

Berikut ini adalah beberapa contoh dosis obat antipiretik:

1. Parasetamol

Dosis obat antipiretik yang mengandung parasetamol untuk anak usia 3 bulan–
1 tahun adalah 60 mg–120 mg, anak 1-5 tahun dosisnya 120–250 mg, dan anak 6–
12 tahun 250– 500 mg. Pada orang dewasa, dosisnya adalah 0,5–1 gram setiap 4–
6 jam (maksimal 4 gram per hari).

2. Ibuprofen
Obat antipiretik yang mengandung ibuprofen memiliki dosis sekitar 200-250
mg sebanyak3-4 kali sehari bagi orang dewasa. Pada anak usia 1-2 tahun,
dosisnya adalah 50 mg sebanyak 3-4 kali sehari.
Antipiretik dengan kandungan ibuprofen adalah 100-125 mg sebanyak 3-4
kali sehari bagi anak usia 3-7 tahun, dan 200-250 mg untuk anak 8-12 tahun
dengan frekuensi 3-4 kali sehari.
3. Asetosal (asam asetilsalisilat)
Dosis antipiretik yang mengandung asetosal atau asam asetilsalisilat hanya
diperuntukkan bagi orang dewasa. Orang dewasa memerlukan dosis asetosal
sebanyak 300-900 mg tiap 4-6 jam tetapi tidak boleh lebih dari 4 g per hari.
4. Asam mefenamat
Obat antipiretik yang mengandung asam mefenamat membutuhkan dosis
sebanyak 500 mg dengan frekuensi 3 kali sehari. Dosis tersebut sebaiknya
diberikan setelah makan. Jangan menggunakan asam mefenamat lebih dari 7 hari.
 Efek Samping Antipiretik
Penggunaan obat-obatan antipiretik tak luput dari beberapa efek samping. Efek
samping antipiretik yang sering terjadi adalah tekanan darah rendah dan adanya
gangguan pada fungsi hati dan ginjal.

Efek samping antipiretik yang juga sering terjadi adalah oliguria dan
retensi garam dan air. Di samping itu, penggunaan obat antipiretik juga bisa
menimbulkan efek samping berupa gangguan saluran cerna.
Fungsi hati dan ginjal bisa terganggu pada beberapa kasus pengguna obat
antipiretik. Inilah salah satu alasan mengapa orang yang memiliki gangguan
fungsi hati dan ginjal tidak bisa menggunakan obat antipiretik.
Orang-orang yang memiliki riwayat alergi terhadap kandungan bahan aktif
dari obat-obatan antipiretik bisa mengalami reaksi alergi. Adapun beberapa tanda
reaksi alergi yang bisa muncul seperti gatal-gatal, ruam, pusing, mual muntah,
sesak napas, dan nyeri ulu hati.
Hentikanlah penggunaan obat antipiretik jika Anda mengalami efek
samping yang telah disebutkan. Segeralah mencari bantuan medis agar efek
samping antipiretik dapat diatasi sehingga tidak berkembang menjadi lebih parah.
C. Kontraindikasi

Gangguan pencernaan, renal & jantung yang parah, hipersensitivitas,


diskrasia darah atau kombinasi penyakit hati & ginjal yang serius, pasien yang
dihemodialisis
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Antipiretik adalah jenis obat yang dapat menurukan demam dan mengatasi
gejalanya. Biasanya, penggunaan obat antipiretik dilakukan bersamaan dengan
analgesik sehingga sering dikatakan obat analgetik antipiretik.

B. Saran

Saya sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya saya akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu sumber yang dapat dipertanggungjawabkan
nantinya.

Oleh karena itu, kritik dan saran tentang pembahasan makalah ini sangat
diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai