Anda di halaman 1dari 3

TEORI CONTAGION

A. Definisi
Teori Contangion merupakan konsep teori yang menyatakann bahwa untuk
terjadinya penyakit ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui zat penular  karena
adanya kontak anatara orang yang terkena penyakit dengan orang yang belum terkena.
Zat penular (transference) ini disebut kontangion. Penyakit ini menyebar dengan cepat,
seperti bencana. Istilah contangion pada awalnya adalalah gagasan dari Giralamo
Fracastor pada tahun 1546 dan digunakan untuk penyakit infeksius, akan tetapi
perkembangan teori modern menggunakan contangion dengan tidak terbatas pada
penyakit saja namun digunakan untuk menyebutkan sesuatu yang dapat menyebar dengan
cepat dari individu ke kelompok menurut Locher dalam (Mona, 2020).

B. Sejarah
Teori ini dikembangkan berdasarkan situasi penyakit yang ada pada masa itu,
dimana sebagian penyakit yang melanda merupakan penyakit menular yang dapat
menjangkit karena adanya kontak langsung. Kemunculan teori ini dikembangkan
berdasarkan pengamatan kondisi yang terjadi pada waktu itu yakni adanya kejadian
epidemi penyakit lepra di Mesir menurut Bustan dalam (Irwan, 2016) dan di Eropa
terdapat epidemi penyakit sampar yang merupakan penyakit mematikan disebabkan oleh bakteri
dan ditularkan oleh binatang rodent, penyakit cacar yang menyerang kulit dan demam tifus
merajaleladi abad ke-14 dan 15. Keadaan buruk ini dialami oleh manusi, kemudian pada
saat itu hal tersebut mendorong Girolamo Fracastor (1483-1553) mencetusakn gagasan
yang menyatakan bahwa kontak dengan makhluk hidup merupakan penyebab penyakit
menular (Irwan, 2016).

C. Contoh
Penyakit yang tergolong kedalam penyakit teori contangion yakni, cacar air, lepra,
dan juga Covid 19 yang sekarang tengah melanda seluruh negara di dunia. Berikut
penjelasan tentang masing-masing penyakit tersebut :
1. Cacar Air
Penyakit cacar air merupkan penyakit disebabkan oleh varicella zooster
virus yang dapat dengan mudah ditularkan melalui perantara udara
dan kontak langsung dengan penderita. Pola penyebaran penyakit ini yakni
dengan karakteristik setiap individu yang terkontaminasi virus ini kemudian
sembuh dan memiliki kekebalan tubuh permanen sehingga tidak dapat
terinfeksi virus ini kembali. Umumnya terjadi ketika usia anak-anak dibawah
usia 6 tahun, namun tidak menutup kemungkinan menyrang saat dewasa
(Wicaksono et al., 2019). Wujud dari cacar dikulit manusia berupa
gelembung-gelembung pada kulit yang berisi cairan dan akan menimbulkan
keropeng kulit pada penderita dan akan sangat merugikan (Murti, 2007).
2. Lepra atau Kusta

Menurut Schgal dalam (Sukarna et al., 2017) penyakit lepra atau kusta
merupakan penyakit menular kronis yang menyerang jaringan kulit, saraf tepi,
juga saluran pernapasan dan disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Leprae.
Penyebaran bakteri tersebut yakni melalui droplet atau partikel air kecil yang
dihasilkan ketika penderita kusta batuk atau bersin, sehingga kontak langusung
dengan penderita merupakan salah satu cara penyebaran penyakit ini. Lepra dapat
menyebabkan kecacatan bahkan kematian bagi penderitanya.

3. Covid-19/Corona
Virus corona adalah virus yang mudah meyebar secara contagious dan
dapat menyebakan pandemic penyakit. Covid 19 disebabkan karena adanya
kontaminasi Coronaviruses (CoV) yang merupakan bagian dari keluarga virus
flu hingga penyakit berat seperti Middke East Respiratory Syndrome (MERS-
CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) (WHO, 2020).
Penularannya melalui droplet atau cairan batuk dan bersin yang masuk ke
dalam tubuh melalui membran mukosa misalnya mulut dan mata. Karena
virus ini mudah menyebar secara kontak langsung makan cara untuk
mencegah penyebaran agar tidak semakin meluas adalah dengan menjalani
isolasi diri (Mona, 2020).

Daftar Pustaka

Dr. Irwan SKM.M.Kes. (2016). Epidemiologi Penyakit Menular. In Pengaruh Kualitas


Pelayanan… Jurnal EMBA (Vol. 109, Issue 1).
https://repository.ung.ac.id/karyailmiah/show/1782/irwan-buku-epidemiologi-penyakit-
menular.html
Mona, N. (2020). Konsep Isolasi Dalam Jaringan Sosial Untuk Meminimalisi Efek Contagius
(Kasus Penyebaran Virus Corona Di Indonesia ). Jurnal Sosial Humaniora Terapan,
Volume 2 N(2), 117–124.
Murti, B. (Institute of H. E. and P. S. (2007). Sejarah epidemiologi. Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat FK UNS, 1–35.
Sukarna, Sanusi, W., & Hafilah, H. (2017). Analisis Autokorelasi Moran ’ s I , Geary ’ s C ,
Getis-Ord G , dan LISA serta Penerapannya pada Penderita Kusta di Kabupaten Gowa.
2(2), 1–11. http://eprints.unm.ac.id/13321/
WHO. (2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Reports. April 1 2020. WHO
Situation Report, 2019(72), 1–19. https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/situation-reports/20200324-sitrep-64-covid-19.pdf?
sfvrsn=703b2c40_2%0Ahttps://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-
reports/20200401-sitrep-72-covid-19.pdf?sfvrsn=3dd8971b_2
Wicaksono, D., Respatiwulan, & Susanti, Y. (2019). Model Discrete Time Markov Chain
( DTMC ) Susceptible Infected Recovered ( SIR ) Pada Pola Penyebaran Penyakit Cacar
Air. Prosiding, 1(1), 1–8.

Anda mungkin juga menyukai