Anda di halaman 1dari 8

SURVEILANS

EPIDEMIOLOGI
Kelompok I
Putri Amun Arsyad ( 751540119026 )
Rindiyani Labari ( 751540119029 )
Pengertian Surveilans Epidemiologi
surveilans epidemiologi adalah analisis terus-menerus yang
dilakukan secara sistimatis terhadap masalah-masalah
kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi risiko terjadinya
masalah-masalah kesehatan melalui proses pengumpulan
data kepada penyelenggara program kesehatan agar dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efien

Kegunaan Surveilans Epidemiologi

Pada awalnya surveilans epidemiologi hanya


dimanfaatkan pada upaya pemberantasan penyakit
menular, akan tetapi belakangan ini surveilans
epidemiologi mutlak diperlukan semua upaya kesehatan
masyarakat
Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi

Berdasarkan Aktifitas pengumpulan data Berdasarkan aktifitas pengumpulan data, surveilans


dibagi menjadi surveilans aktif dan surveilans pasif.

1) Surveilans Aktif

Surveilans dimana para petugas surveilans mendatangi sumber data, sehingga tidak ada satupun
laporan sumber data yang tidak terekam. Mendatangi sumber data dapat diartikan dengan meminta
data melalui telepon atau surveilans berbasis data kesakitan puskesmas, dimana petugas Dinas
Kesehatan secara aktif mendatangi dengan teratur setiap puskesmas untuk merekam data dari
register harian berobat di puskesmas merupakan survelans aktif Dinkes Kab/Kota.
2) Surveilens Pasif
Para petugas surveilans menunggu laporan yang dikirim oleh sumber data yang biasanya
berupa:
a) Data kesakitan puskesmas dengan menunggu penderira datang berobat sendiri di
puskesmas.
b) Data kesakitan Dinas Kesehatan dengan menunggu laporan bulanan puskesmas
3) Surveilans Pasif-Aktif

Pelaksanaan surveilans pasif lebih murah dibandingkan dengan pelaksanaan surveilans


aktif, tetapi kelengkapan data pada surveilans aktif jauh lebih baik daripada surveilans
pasif. Untuk menjamin kelengkapan data, maka penyelenggaraan surveilans
menggabungkan dua jenis surveilans pasif dan surveilans aktif.
 Sasaran Surveilans Epidemiologi
Sasaran pelaksanaan surveilans adalah sebagai berikut (Nangi, 2019):

Penyakit yang dapat menimbulkan epidemik


Jenis penyakit yang diderita oleh kelompok manusia sangat beragam,
mulai dari penyakit yang dapat menular maupun penyakit yang tidak
menular. Penyakit menular merupakan penyakit yang dapat menyebar
dalam waktu singkat sehingga bisa menimbulkan epidemik. Hal ini
yang melatarbelakangi penyakit menular menjadi sasaran surveilans.
Penyakit kronis
Penyakit kronis merupakan masalah kesehatan yang kompleks
yang perlu diatasi sehingga dijadikan sasaran surveilans.
Penyakit ini sering dialami golongan umur lanjut usia karena
penyakit ini merupakan efek dari paparan berbagai determinan
penyakit yang berlangsung dalam waktu yang lama. Contohnya
penyakit jantung. Penyakit jantung terjadi karena berbagai
faktor seperti riwayat hipertensi, arterosklerosis, gaya hidup,
dan riwayat genetik.
Penyakit endemis
Penyakit endemis merupakan penyakit yang menetap di suatu
daerah. Penyakit ini dianggap biasa terjadi di wilayah-wilayah
tertentu. Namun masih perlu pengamatan yang terus-menerus
karena penyakit ini menjadi serius jika jumlah kasus meningkat
dari biasanya. Contohnya penyakit malaria yang merupakan
penyakit endemis di Irian Jaya.

Penyakit baru yang dapat menimbulkan masalah epidemik


Penyakit baru bisa menimbulkan tingginya kasus kesakitan
bahkan kematian jika tidak diatasi dengan tepat.
Langkah-langkah Penyampaian Informasi

1) Identifikasi Sasaran Informasi adalah menentukan kebijakan dalam program


keselatan, Profesional dan orang-orang berkecimpung dalam bidang
kesehatan masyarakat, Organisasi kesehatan, media masa, masyarakat luas
sesuai dengan kebutuhan.
2) Pemilihan Media Informasi
Publikasi : Buletin kesehatan masyarakat, laporan surveilans, Journal
kesehatan, Newletter
Elektronik : penyakitinenularinfo.who.int.cdc.gov; dsb. Situs
Kemenkes go.id ;
Konfrensi pers : rapat, pertemuan, konfrensi dsb.
Media :Forum
3) Memasarkan Informasi
Surveilans Epidemiologi pada ibu hamil
Sistem surveilans Hepatitis B pada ibu hamil dilaksankan dengan tujuan untuk
mencegah penularan penyakit hepatitis B dari ibu ke bayinya, karena ibu dengan
Hepatitis B berisiko menularkan ke anaknya sebesar 90%. (Suhaad, 2018)
Untuk membantu dalam pelaksanaan pengumpulan data, peneliti menggunakan
alat bantu berupa pedoman wawancara, dan alat perekam. Teknik pengambilan
data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, dokumentasi, dan
studi pustaka. Wawancara mendalam dalam penelitian ini dilakukan terhadap
informan utama maupun informan triangulasi. Dokumentasi berupa catatan
lapangan yang terekam dalam tape recorder, kamera, tulisan, dan gambar.
Sedangkan studi pustaka dalam penelitian ini merupakan teknik pengumpulan
data dengan mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan, jurnal jurnal
dan media lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian. (Rianingsih,
2019)

Anda mungkin juga menyukai