Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

KESEHATAN LINGKUNGAN, KESEHATAN KERJA


DAN KESELAMATAN KERJA

OLEH

ARUM PUSPITASARI 2209047031


RINA HERAYANTI 2209047035
RINI SURYANTI 2209047008
YANTI HERAWATI 2209047037

FALKUTAS SEKOLAH PASCASARJANA


PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RPOF.DR. HAMKA
JAKARTA 2022
1. PENGERTIAN
A. KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
Terdapat beberapa pengertian tentang Kesehatan dan keselamatan
kerja. Secara umum pengertian Kesehatan dan keselamatan kerja
terbagai menjadi 3, yakni pengertian Kesehatan dan keselamatan kerja
menurut filosofi, keilmuan serta OHSAS 18001 : 2007(adzim, 2021).
Berikut ini adalah pengertian Kesehatan dan keselamatan kerja
tersebut:
1) Pengertian K3 menurut filosofi ( Mangkunegara)
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani
maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia pada
umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil
dan Makmur.
2) Pengertian K3 menurut Keilmuan
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah semua ilmu dan
penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja,
penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, ledakan dan pencemaran
lingkungan.
3) Pengertian K3 MENURUT ohsas 18001 : 2007
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah semua kondisi dan factor
yang dapat berdampak pada keselamatan dan Kesehatan kerja
tenaga kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjunf
dan tamu) ditempat kerja.
Menurut International Labour Organization (ILO)
1) Kesehatan keselamatan atau Occupational Safety and Health
adalah semua kondisi dan faktor yang dapat berdampak pada
keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja maupun orang
lain di tempat kerja.
2) K3 diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 1/1970
tentang keselamatan kerja yang mendefinisikan tempat kerja
sebagai ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
atau tetap dimana tenaga kerja bekerja. Termasuk tempat kerja
ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang
merupakan bagian-bagian atau berhubungan dengan tempat kerja
tersebut.

Menurut PP No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

1) Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) (PP


50 Tahun 2012, Pasal 1 – Ayat 1) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan
untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan
tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja.
3) Audit yaitu proses sistematik, independent dan terdokumentasi
untuk memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara
objektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria audit
telah dipenuhi.
4) Audit SMK3 (PP 50 Tahun 2012, Pasal 1 – Ayat 7) adalah
pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap
pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu
hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam
penerapan SMK3 di perusahaan.
5) Auditor SMK3 (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Bab I, Pasal 1 – Ayat
3) ialah tenaga teknis yang berkeahlian khusus dan independen
untuk melaksanakan Audit SMK3 yang ditunjuk oleh Menteri atau
pejabat yang ditunjuk.
6) Lembaga Audit SMK3 (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Bab I, Pasal
1 – Ayat 4) adalah badan hukum yang ditunjuk oleh Menteri untuk
melaksanakan audit Eksternal SMK3.
7) Manajemen yaitu suatu proses kegiatan meliputi planning,
organization, pelaksanaan, pengukuran dan tindak lanjut untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan dengan menggunakan
manusia dan sumber daya yang ada.
8) Sistem Manajemen yaitu kegiatan manajemen yang teratur dan
saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Setelah melihat berbagai pengertian diatas, pada intinya dapat ditarik


kesimpulan bahwa Kesehatan dan keselamatan kerja adalah Suatu
usaha dan upaya untuk menciptakan perindungan dan keamanan
dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun
emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan
jadi berbiacara mengenai Kesehatan dan keselamatan kerja tidak
melulu membicarakan masalah keamanan fisik dari para pekerja,
tetapi menyangkut berbagai unsur dan pihak.

B. KESEHATAN LINGKUNGAN
1) Menurut PMK No 13 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di puskesmas
Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian
kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna
mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan.
2) Menurut PMK PMK No 7 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit
Kesehatan lingkungan rumah sakit adalah upaya pencegahan
penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor resiko
lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
baik dari asfek fisik, kimia, biologi maupun sosial dalam lingkungan
rumah sakit.
3) Menurut Permenaker No. 5 tahun 2018
K3 lingkungan kerja adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan Kesehatan pekerja melalui
pengendalian lingkungan kerja dan penerapan hygiene dan sanitasi
ditempat kerja.

4) Menurut WHO
Kesehatan lingkungan adalah Keadaan yg meliputi kesehatan fisik,
mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas
dari penyakit dan kecacatan.
5) Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)
Kesehatan lingkungan adalah Tempat pemukiman dengan segala
sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan
dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut
mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari
organisme itu.

2. PERBEDAAN, PERSAMAAN DAN PENDEKATAN KESEHATAN


LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA.
A. PERBEDAAN
1) Kesehatan Lingkungan :
a. Tujuan : mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari
aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial guna mencegah
penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
faktor risiko lingkungan, dan fokus kajiannya terhadap hygiene
dan sanitasi.
b. Sasaran : Lingkungan Kerja, lingkungan Masyarakat, Rumah
Tangga
c. Sifat : Medis dan Teknis
d. Sistem : Sistem/Program Kesehatan Lingkungan
e. Pelaku : Tim kesling
2) Kesehatan Kerja :
a. Tujuan : Agar pekerja/masyarakat pekerja beserta memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik atau
mental, maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan
kuratif, terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan
kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum, dan
fokus kajian terhadap bahaya dan resiko yang menimbulkan
kerugian yang bersifat kronis.
b. Sasaran : Pekerja/Masyarakat Pekerja
c. Sifat : Medis
d. Sistem : SMK3
e. Pelaku : Tim K3
3) Keselamatan Kerja :
a. Tujuan : Menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram
bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang
bersangkutan, dan Fokus kajiannya terhadap bahaya dan
resiko yang menimbulkan kerugian dan bersifat akut.
b. Sasaran : Lingkungan Kerja
c. Sifat : Teknis
d. Sistem : SMK3
e. Pelaku : Tim K3

B. PERSAMAAN
Untuk dapat menciptakan kondisi yang aman dan sehat dalam suatu
pekerjaan diperlukanlah unsur-unsur dan prinsip-prinsip keselamatan
dan kesehatan kerja menggunakan proses kerja yaitu Proses yang
dilakukan Plan- Do – Cek – Action (PDCA).
Adapun unsurnya adalah sebagai berikut menurut Sutrisno dan
Ruswandi (2007:5) :
1) Adanya APD (alat pelindung diri) di tempat kerja.
2) Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya.
3) Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggung jawab.
4) Adanya tempat kerja yang sesuai standar SSLK (Syarat-Syarat
Lingkungan Kerja) antara lain tempat kerja yang steril dari debu,
kotoran, asap rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan
peralatan, kebisingan, tempat kerja aman dari arus listrik, lampu
penerangan cukup mamadai, ventilasi dan sirkulasi udara yang
nyaman, adanya aturan kerja dan aturan keprilakuan.
5) Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani di tempat kerja.
6) Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.
7) Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan
kerja.

Menurut Sutrisno dan Ruspuadi (2007:54) prinsip keselamatan dan


kesehatan kerja meliputi aspek hiegine, aspek sanitasi, dan aspek
lingkungan kerja:
1) Aspek Hiegine meliputi kesehatan dan kebersihan pribadi
makanan, minuman, serta pakaian.
2) Aspek Sanitasi meliputi pengadaan air bersih, pengadaan tempat
sampah, merawat dan menyimpan peralatan, serta penataan
lingkungan.
3) Aspek lingkungan kerja meliputi mengantisipasi penyebab penyakit
maupun kondisi fisik di lingkungan kerja, kondisi kimia, kondisi
biologi, dan kondisi psikologi kerja.

C. PENDEKATAN
Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :
1) Menurut WHO
a. Penyediaan Air Minum
b. Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencem
c. Pembuangan Sampah Padat
d. Pengendalian Vektor
e. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta
manusia
f. Higiene makanan, termasuk higiene susu
g. Pengendalian pencemaran udara
h. Pengendalian radiasi
i. Kesehatan kerja
j. Pengendalian kebisingan
k. Perumahan dan pemukiman
l. Aspek kesling dan transportasi udara
m. Perencanaan daerah dan perkotaan
n. Pencegahan kecelakaan
o. Rekreasi umum dan pariwisata
p. indakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan
epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
q. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin
lingkungan.

2) Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan Pasal 22 ayat 3,


ruang lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :
a. Penyehatan Air dan Udara

b. Pengamanan Limbah padat/sampah

c. Pengamanan Limbah cair

d. Pengamanan limbah gas

e. Pengamanan radiasi

f. Pengamanan kebisingan

g. Pengamanan vektor penyakit

h. Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

3) Menuut PMK no 7 tahun 2019 standard baku mutu kesehatan


lingkungan rumah sakit sebagai berikut:

a. Standar Baku Mutu Air dan Persyaratan Kesehatan Air


a) Standar Baku Mutu Air
 Standard baku mutu air haemodialisa
 Standard baku mutu air laboratorium
b) Prasyarat kesehatan air

Secara kuantitas, rumah sakit harus menyediakan air


minum minimum 5 liter per tempat tidur per hari. Dengan
mempertimbangkan kebutuhan ibu yang sedang
menyusui, penyediaan volume air bisa sampai dengan 7,5
liter per tempat tidur perhari, Pemeriksaan air untuk
keperluan higiene sanitasi untuk parameter kima
dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali dan untuk
parameter biologi setiap 1 (satu) bulan sekali.

b. Standar Baku Mutu dan Persyaratan Kesehatan Udara


1. Standar Baku Mutu Udara
 Standar baku mutu parameter mikrobiologi udara : jumlah
mikroba udara
 Standar baku mutu parameter fisik udara: suhu, ventilasi,
cahaya ,kelembaban,kebisingan.
c. Standar Baku Mutu Tanah dan Persyaratan Kesehatan Tanah
d. Standar Baku Mutu dan Persyaratan Kesehatan Pangan Siap
Saji
e. Standar Baku Mutu dan Persyaratan Kesehatan Sarana dan
Bangunan
f. Standar Baku Mutu dan Persyaratan Kesehatan Vektor dan
Binatang
g. Penyelenggaraan Pengamanan Limbah dan Radiasi

4) Menurut PMK no 7 tahun 2019 Penyelenggaraan kesehatan


Lingkungan
a. Penyelenggaraan Penyehatan Air
b. Penyelenggaraan Penyehatan Udara
c. Penyelenggaraan Penyehatan Tanah
d. Penyelenggaraan Penyehatan Pangan Siap Saji
e. Penyelenggaraan Penyehatan Sarana dan Bangunan
f. Penyelenggaraan Pengamanan Limbah dan Radiasi
g. Penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit
h. Penyelenggaraan Pengawasan Linen (Laundry)
i. Penyelenggaraan Pengawasan Proses Dekontaminasi Melalui
Disinfeksi
j. dan Sterilisasi
k. Penyelenggaraan Pengawasan Kegiatan Konstruksi/Renovasi
Bangunan Rumah Sakit

l. Penyelenggaraan Pengawasan Rumah Sakit Ramah


Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai