Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM

HYGIENE SANITASI KEBERSIHAN


MAKANAN JAJANAN

CREATED BY
ARINDIAH PUSPO
ARMAWATI ABIDIN
PENDAHULUAN

Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global,


sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan
masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (foodborne disease) dan kejadian
kejadian pencemaran pangan tidak hanya terjadi di berbagai negara
berkembang dimana kondisi sanitasi dan higiene umumnya buruk, tetapi juga di
negara-negara maju. Diperkirakan satu dari tiga orang penduduk di negara maju
mengalami keracunan pangan setiap tahunnya. Bahkan di Eropa keracunan
pangan merupakan penyebab kematian kedua terbesar setelah ISPA (BPOM RI,
2004).
TINJAUAN PUSTAKA

Hygiene menurut Depkes (2004), adalah upaya kesehatan dengan cara


memelihara dan melindungi kebersihan individu. Misalnya mencuci tangan untuk
melindungi kebersihan tangan.
Kata sanitasi diambil dari bahasa latin sanitas, yang artinya kesehatan. Kata
ini digunakan lebih jauh untuk industri makanan, sanitasi adalah sebuah ciptaan
dan pemeliharaan untuk kebersihan dan kondisi yang sehat.
Menurut WHO, makanan adalah semua substansi yang dibutuhkan oleh tubuh
tidak termasuk air, obat-obatan, dan substansi-substansi lain yang digunakan
untuk pengobatan. (Chandra, 2006).
NEXT

Sanitasi makanan adalah merupakan salah satu usaha pencegahan yang


menitik beratkan pada kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan
makanan dan minuman dari segala bahaya yang dapat mengganggu
kesehatan, mulai dari sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses
pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan
dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau
konsumen
. Kontaminasi/Pengotoran Makanan (food
contamination)

Menurut Depkes RI (2004), Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat


asing ke dalam makanan yang tidak dikehendaki, yang dikelompokkan dalam 4
(empat) macam, yaitu:
Pencemaran mikroba, seperti bakteri, jamur, cendawan dan virus
Pencemaran fisik, seperti rambut, debu, tanah dan kotoran lainnya.
Pencemaran kimia, seperti pupuk, pestisida, mercury, cadmium, arsen.
Pencemaran radioaktif, seperti radiasi, sinar alfa, sinar gamma, radioaktif.
NEXT

Terjadinya pencemaran dapat dibagi dalam 2 (dua) cara, yaitu:


Pencemaran langsung, yaitu adanya pencemaran yang masuk ke dalam secara
langsung, baik disengaja maupun tidak disengaja.
Pencemaran silang (cross contamination), yaitu pencemaran yang terjadi
secara tidak langsung sebagai ketidaktahuan dalam pengolahan makanan.
PEMBAHASAN

ANALISIS SITUASI

Berdasarkan survai yang dilakukan dari beberapa pedagang makanan jajanan yang
menjajakan dangannya, beberapa diantaranya menunjukkan perilaku yang tidak
higienis dalam menjajakan makanannya. 100% pedagang tidak mencuci tangan
saat sebelum menjamah makanan, menjajakan makanan dalam keadaan terbuka
di pinggir jalan serta menjamah makanan tanpa menggunakan alat, merokok
ketika menyajikan makanan dan berkuku panjang. Banyak atau sedikitnya
pedagang yang berperilaku tidak higienis dalam kebersihan diri mengindikasikan
adanya risiko makanan yang dijajakan oleh mereka dapat tercemar kuman
penyakit yang dapat mengakibatkan penyakit bawaan makanan.
IDENTIFIKASI MASALAH
NO ASPEK YANG DINILAI MASALAH EVIDANCE BASE
1. Pengawasan TPM terhadap dinas Pelaksanaan tidak mencakup kepada pedagang Pemeriksaan hanya pada tempat usaha penjual
kesehatan berskala kecil makanan yang mempunyai izin

2 Tidak tersosialisasinya prosedur Tidak ada sosialisasi dan penyuluhan tentang Tidak ada penyuluhan tentang pengolahan dan
pengolahan makanan sesuai standar pengolahan, makanan peralatan yang digunakan pengunaan peralatan makanan yang higienis ke
kesehatan, keseluruh pedagang untuk pembuatan makanan yang higienis ke TPM.
pedagang kecil khusunya yang dipinggir jalan

3 Pengetahuan tentang akibat tidak Kurang aktifnya upaya promkes di bidang ini Tidak tahunya dikarenakan pendidikan dan
mengelola secara higienisnya media informasi yang kurang
pengelolaan makanannya

4. Pengetahuan pemilik TPM mengenai Kurangnya pengetahuan untuk melakukan tindakan Tidak mendapatkan informasi yang aktual dari
pengelolaan produksi makanan dan produksi secara higienis dan sehat serta kurangnya petugas kesehatan dan media informasi
standar pengunaan peralatan promkes dari pihak dinas kesehatan
pembuatan makan yang sehat
ALTERNATIF PEMECEHAN MASALAH
Alternatif pemecahan masalah yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah diprioritaskan sehingga
nantinya alternatif masalah ini dapat dijalankan oleh Petugas Kesehatan, dan pedagang makanan
Optimalisasi petugas dengan SDM yang ada. Dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan Dinas Kesehatan
Kabupaten/ Kota mengikut sertakan instansi terkait, pihak pengusaha, organisasi, profesi, Asosiasi, dan Lembaga
swadaya masyarakat
Membuat alur pelayanan informasi tentang pengelolaan TPM di Puskesmas. Penjamah makanan berkewajiban
memiliki pengetahuan tentang hygiene sanitasi makanan dan gizi serta menjaga kesehatan.
Membuat jadwal yang efektif untuk kegiatan promosi di lingkungan masyarkat. Kegiatan penyuluhan dilakukan oleh
petugas kesehatan dan asosiasi bersama kader di masyarakat terhadap para pedagang dan pemilik untuk
memotivasi perilaku yang mendukung pelaksanaan pembinaan Makanan Jajanan
Membuat jadwal dan pelaksanaan pembinaan terhadap TPM. Hal ini sesuai Kepmenkes/942/SK/VII bahwa Dalam
melaksanakan Pembinaan dan pengawasan makanan jajanan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/kota.
Mengadakan kursus pengeloalaan TPM. Hal ini sesuai dengan Kepmenkes/942/SK/VII bahwa Kegiatan penyuluhan
dilakukan oleh petugas kesehatan dan asosiasi bersama kader di masyarakat terhadap para pedagang dan pemilik
untuk memotivasi pembinaan Makanan Jajanan.
NEXT
Optimalisasi dana yang tersedia, dengan mengajukan dana tambahan operasional ke
pihak pemerintahan
Melakukan pendataan terhadap TPM jajanan dengan mengoptimalkan petugas
Kesling dan mahasiswa praktek. Kegiatan pendataan Makanan Jajanan meliputi
penyiapan formulir
pendataan, surat tugas, jadwal kegiatan, pencatatan, surat edaran tentang
pendataan makanan jajanan kepada Camat, Lurah, Pemilik gedung, semua pedagang
makanan jajanan, surat permintaan dukungan dari Instansi terkait dan penyerahan
surat pendaftaran kepada pedagang
PELAKSANAAN DAN PENGGERAKAN

Pelaksanaan dan penggerakan pemecahah masalah


dilaksanakan oleh dinas kesehatan, puskesmas, petugas
kesling, petugas laboratoratorium, lintas sektor, para
pedagang dan penjaja makanan.
PEMANTAUAN

Pemantuan dilakukan setiap beberapa bulan sekali


oleh pihak Dinkes kota/ daerah, pihak pukesmas
dan lintas sektor untuk memantau efektifnya
program yang sedang berlangsung sekaligus untuk
mengetahui seberapa besar keberhasilan dari
pemecahan masalah yang telah dibuat.
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dilakukan oleh petugas yang


ditunjuk Tim Pembina dan Tim Pelaksana.
Pengawasan dan pengendalian dilakukan dengan cara:
pemeriksaan langsung ketempat tempat TPM
Pemberian sanksi jika masih ditemukan penjual makanan yang memiliki hygiene
sanitasi makanan yang buruk
Pembinaan kembali bagi mereka yang telah terkena sanksi
EVALUASI

Evaluasi dilakukan dalam bentuk kuantitatif sesuai dengan monitoring yang


dilakukan
Teknik Evaluasi dengan cara menganalisa data hasil pengawasan dan memasukkan
ke tabel evaluasi. Tabel evaluasi dijadikan dasar rekomendasi terhadap pihak yang
berkepentingan.
THANK YOU.

Anda mungkin juga menyukai