Anda di halaman 1dari 12

PAPER

Analisis Perubahan Perilaku Generasi Milenial dalam Berkegiatan di “Coffee


Shop” pada Era New Normal di Kota Blitar

(Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dasar Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku)

Dosen Pengampu:
Mury Ririanty, S.KM., M.Kes.

Oleh:
Ivana Ika Cahya Putri NIM. 192110101120
KELAS D

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2020
PAPER

Analisis Perubahan Perilaku Generasi Milenial dalam Berkegiatan di “Coffee


Shop” pada Era New Normal di Kota Blitar

(Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dasar Promosi Kesehatan
dan Ilmu Perilaku)

Dosen Pengampu:
Mury Ririanty, S.KM., M.Kes.

Oleh:
Ivana Ika Cahya Putri NIM. 192110101120

PROGRAM STUDI S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS JEMBER
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................1
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................2
1.2 Rumusan masalah.....................................................................................................3
1.3 Tujuan......................................................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum...................................................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus..................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1 Gambaran Umum Perubahan Perilaku....................................................................4
2.2 Jenis Respon.............................................................................................................4
2.3 Pengelompokan Perilaku..........................................................................................5
BAB 3 PEMBAHASAN....................................................................................................6
3.1 Gambaran Umum.....................................................................................................6
3.2 Analisis Perubahan Perilaku Berdasarkan Teori SOR..............................................6
BAB 4 PENUTUP.............................................................................................................9
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................9
4.2 Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Generasi milenial atau generasi Y secara harfiah memang tidak


dapat didefinisikan dengan demografi khusus namun, para pakar
menggolongkannya berdasarkan tahun kelahiran pada 1980 - 1990, atau
pada awal 2000, dan seterusnya (Kementerian Komunikasi dan
Informatika RI, 2020). Generasi ini dikenal dengan generasi dengan pola
piker yang kritis dan sangat menguasai teknologi. Namun sayangnya,
kecanggihan teknologi yang mereka kuasai kurang dimanfaatkan dengan
baik dan sering memunculkan life style baru yang berakibat buruk.
Misalnya budaya “nongkrong” di coffe shop. Dewasa ini, merebaknya
toko kopi mulai menjadi pemandangan yang biasa dalam kehidupan
sehari-hari. Adanya coffe shop menjadi salah satu titik sentral anak muda
dalam berkgiatan mulai dari hanya berkumpul sampai mengerjakan hal
penting seperti rapat(Fauzi et al., 2017). Hal ini akan menjadi masalah di
era new normal dimana di era ini pola hidup bersih dan sehat menjadi hal
yang utama. Apabila perkumpulan-perkumpulan ini mengabaikan protokol
kesahatan maka akan meningkatkan potensi penularan dan penyebaran
virus corona yang dapat menyebabkan bertambahnya kasus positif Covid-
19.
Salah satu permasalahan yang dihadapi Pemerintah Kota Blitar
adalah bertambahnya jumlah kasu terkonfirmasi Covid-19. Jumlah total
kasus konfirmasi Covid-19 di Kota Blitar per 12 Oktober 2020 yakni
mencapai 172 orang. Dengan perincian 2 orang menjalani isolasi di RS
rujukan Covid-19, 5 orang melakukan isolasi di Gedung isolasi, 157 orang
dinyatakan sembuh, dan 8 lainnya meninggal dunia (Pemerintah Kota
Blitar, 2020). Berbagai program dan kebijakan telah dilakukan guna
menekan penyebaran virus, bekerja sama dengan beberapa institusi

2
misalnya diadakan patroli rutin untuk meningkatkan kepatuhan muda-
mudi yang sedang berkegiatan di beberapa coffe shop yang ramai
pengunjung oleh kepolisian, memberikan informasi terkait protokol
kesehatan di media sosial maupun media cetak kemudian ditempelkan di
beberapa titik yang berpotensi menimbulkan perkumpulan banyak orang
oleh Dinas Kesehatan, mengalihkan pembelajaran tatap muka menjadi
pembelajaran daring oleh Dinas Pendidikan, dan lain sebagainya. Namun
usaha-usaha ini belum menunjukkan perubahan yang signifikan karena
masih banyak yang tidak menerapkan protokol kesehatan ketika
berkegiatan di tempat umum.

1.2 Rumusan masalah


Bagaimana hubungan perubahan perilaku generasi milenial dalam
berkegiatan di “Coffee Shop” pada Era New Normal di Kota Blitar dengan
Teori SOR ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Memperoleh gambaran umum tentang perubahan perilaku generasi
milenial dalam berkegiatan di “Coffee Shop” pada Era New Normal.

1.3.2 Tujuan Khusus


Mengetahui lebih jelas perubahan perilaku yang dilakukan oleh generasi
milenial dalam berkegiatan di “Coffee Shop” pada Era New Normal dianalisa
menggunakan Teori SOR.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Perubahan Perilaku


Perilaku secara biologis yakni suatu kegiatan dan aktivitas makhluk
hidup atau organisme. aktivitas-aktivitas seseorang dibedakan menjadi dua
yakni aktivitas yang dapat diamati seperti berjalan bernyanyi tertawa  dan
aktivitas yang tidak dapat diamati orang lain misalnya berpikir berfantasi
bersikap dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Sehingga perubahan
perilaku yaitu perubahan dari kegiatan atau kebiasaan  manusia karena faktor-
faktor tertentu dimana perubahan tersebut  bisa lebih baik ataupun lebih buruk.

Skinner (1938) merumuskan bahwa perilaku adalah respon atau reaksi


terhadap stimulus atau rangsangan dari luar dengan demikian perilaku manusia
tersebut terjadi melalui proses stimulus organisme dan respon sehingga teori
skinner disebut dengan teori S-O-R ( Stimuls, Organisme, dan Respon).

 2.2 Jenis Respon


Teori S-O-R Skinner membedakan adanya dua jenis respon:

1.  Responden respon atau refleksif,  yaitu respon oleh yang disebut


eliciting stimuli dan respon yang ditimbulkan relatif tetap.  Misalnya
makanan lezat akan menimbulkan nafsu makan, cahaya terang yang
akan menimbulkan reaksi mata tertutup,  dan adanya rasa sedih ketika
melihat berita tentang musibah atau au duka cita.
2. Insrumental respon, yaitu respon yang timbul dan berkembang selalu
diikuti oleh stimuli atau rangsangan yang lain dengan perangsang yang
terakhir  disebut reinforcing stimuli atau reinforcer  yang berfungsi
memperkuat respon titik misalnya sebagai respon dari gaji yang cukup
kemudian kerja yang baik tersebut menjadi stimulus untuk memperoleh
promosi pekerjaan sehingga kerja bank tersebut sebagai reinforcer
untuk memperoleh promosi pekerjaan tersebut.

4
2.3 Pengelompokan Perilaku
Berdasarkan teori SOR maka perilaku manusia dikelompokkan menjadi
dua :

1.  Perilaku tertutup atau covert behavior

  Perilaku ini terjadi apabila respon terhadap stimulus masih


belum dapat diamati oleh orang lain atau dilihat dari luas secara jelas. 
respon seseorang masih dalam bentuk perhatian perasaan persepsi
pengetahuan atau sikap terhadap stimulus yang bersangkutan dan yang
dapat diukur hanyalah pengetahuan dan sikap  contohnya ibu hamil
mengerti pentingnya periksa kehamilan untuk kesehatan bayi dan
dirinya lalu ibu tersebut bertanya kepada seseorang di mana tempat
periksa kehamilan yang dekat tetapi kita tidak  mengetahui Apakah ibu
hamil tersebut memiliki akan kandungannya atau hanya sekedar
bertanya saja

2. Perilaku terbuka atau overt behavior

  Perilaku ini terjadi ketika respon terhadap stimulus sudah


berupa tindakan atau praktik yang dapat dilihat oleh orang lain dari luar
atau observable behavior. contohnya seorang ibu hamil memeriksakan
kehamilannya ke Puskesmas, seorang penderita TB minum obat anti
TB secara teratur,  seorang anak menggosok gigi  ketika hendak tidur
dan lain sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

Jika disimpulkan , teori S-O-R mencakup stimulus atau


rangsangan  berupa perhatian, pengertian, dan penerimaan  yang
mempengaruhi organisme  sehingga   menimbulkan reaksi perubahan
sikap dan perubahan praktik.

5
BAB 3
PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Umum


Setiap harinya hampir seluruh coffee shop  di Kota Blitar tidak
pernah sepi pengunjung,   semuanya juga memberikan fasilitas untuk
melaksanakan protokol kesehatan misalnya menyediakan hand sanitizer
,tempat mencuci tangan dan sabun, himbauan atau petunjuk jaga
jarak, serta pemasangan poster tentang penggunaan masker yang
diwajibkan, akan tetapi pada prakteknya masih banyak sekali
pengunjung yang didominasi oleh generasi milenial  atau muda-mudi
ini mengabaikan protokol kesehatan tersebut.  Banyak yang melanggar
protokol kesehatan misalnya  penggunaan masker tidak digunakan
dengan baik,   mengabaikan cuci tangan,   dan tidak menjaga jarak
padahal sudah diberikan tanda silang agar tempat tersebut tidak
ditempati  namun tetap saja ditempati sehingga perkumpulan-
perkumpulan  memicu kontak fisik seperti berjabat tangan atau hanya
sekedar “tos”  dan lain sebagainya. Seharusnya sebagai generasi
milenial yang dapat dengan mudah mengakses informasi-informasi ter-
up to date,  kepatuhan melaksanakan protokol kesehatan sebagai
perubahan perilaku di era new normal  lebih baik sehingga pemberitaan
bukan hanya sekedar berita saja tetapi dapat memberikan dampak yang
baik terhadap lingkungan sekitar.

3.2 Analisis Perubahan Perilaku Berdasarkan Teori SOR


Teori S-O-R oleh Skinner (1938) pada intinya mencakup
stimulus atau rangsangan  berupa perhatian, pengertian, dan
penerimaan  yang mempengaruhi organisme  sehingga   menimbulkan
reaksi perubahan sikap dan perubahan praktik.  Berikut penjelasan
masing-masing komponen S-O-R  dari kasus ini :

6
1. Komponen S (Stimuls)
Stimulus yaitu rangsangan yang diberikan untuk
memicu terjadinya perubahan perilaku.  Pemerintah Kota
Blitar mengajak para owner coffee shop untuk melakukan
perubahan dii kedai mereka guna meningkatkan kualitas dan
pelayanan pengunjung ditengah wabah Covid-19.  Salah
satunya yakni coffee shop yang berada di Jalan . Dr
Wahidin Kota Blitar, Indra Yanua yakni  owner coffe shop
mengatakan, sampai saat ini telah melakukan berbagai hal
untuk pencegahan Covid-19 baik untuk karyawan yang
melayani maupun pelanggan di cafenya (PPID Kota Blitar,
2020).

Bentuk rangsangan yang diberikan bermacam-macam,


mulai dari tempat pemesanan yang dibatasi menggunakan
pelindung kaca,  perubahan tempat duduk yang ditata dengan
berjarak dan diberi  tanda silang  pada bagian-bagian yang
tidak boleh di tempati,  penyediaan tempat cuci tangan dan
hand sanitizer di depan kedai,  menyediakan cara
pembayaran cashless,    hingga merubahan password wi-fi
dengan kata sandi “wajibmasker” karena diketahui bahwa
pengunjung didominasi oleh muda-mudi yang kebanyakan 
memilih opsi coffee shop untuk mencari wi-fi dan
pemasangan poster tentang Covid-19.

2. Komponen O (Organisme)

Organisme atau makhluk hidup yang melakukan


perubahan perilaku dalam kasus ini generasi milenial  atau
muda-mudi dengan kisaran usia  sekitar   17 -25 tahun  dan
masyarakat lain khususnya yang sering  menempatkan
posisi coffee shop sebagai pilihan utama untuk melakukan
kegiatan  yang kurang penting misalnya “nongkrong”

7
sampai kegiatan yang penting misalnya rapat dan diskusi.
Organisme di sini merupakan tahapan proses perhatian
pengertian dan penerimaan terhadap stimulus atau
rangsangan. Dalam kasus generasi milenial merupakan
organisme yang melakukan proses tahapan  perubahan
perilaku yang dipicu dari perhatian terhadap  rangsangan
kemudian mengerti  antara yang baik dan yang buruk lelalu
diterima dan di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
dalam bentuk tindakan.

3. Komponen R (Respons)

Data yang diperoleh dari laporan razia gabungan TNI


Polri di Kota Blitar yang menyasar  Coffee Shop dengan
pengunjung yang sangat ramai didapatkan data bahwa masih
sangat banyak pengunjung yang tidak menerapan protokol
kesehatan di era new  normal. Setidaknya ditemukan sekitar
25 sampai 30 pengunjung yang tidak menggunakan masker
Penerapan jaga jarak juga belum dilakukan karena masih
banyak yang berkerumun dengan teman-temannya.   Bagi
para pelanggar protokol kesehatan Khususnya yang tidak
menggunakan masker  dilakukan tindak pendisiplinan
berupa denda uang (Saichu, 2020) . Hal ini menunjukkan
bahwa adanya rangsangan atau stimulus mebagai wujud
usaha  untuk memicu perubahan  perilaku yang diberikan
oleh pemilik coffeshop belum dapat  diterima dan direspon
baik oleh para pengunjung  dilihat dari rendahnya
kesadaran  terhadap pentingnya penerapan protokol
kesehatan di masih rendah.

8
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
 Perubahan perilaku sebagai respon atau reaksi dari rangsangan atau
stimulus yang diberikan dapat  berbentuk perubahan yang baik ataupun
perubahan yang kurang baik. Perubahan perilaku di era new normal oleh
generasi milenial Belum menunjukkan perubahan yang baik karena era new
normal masih baru saja diterapkan  sehingga adaptasi terhadap kebiasaan baru
ini masih membutuhkan waktu  agar menjadi budaya  yang dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan perilaku yang dapat dilihat atau overt
behavior   dari generasi milenial tentang perubahan pola kehidupan di era new
normal masih menunjukkan perilaku yang kurang baik yakni abai terhadap
protokol kesehatan. Hal ini akan mempersulit pemerintah untuk menekan
kasus positif covid-19  sebagai salah  satu permasalahan  di sektor kesehatan
masyarakat yang dapat memberikan  dampak  terhadap sektor-sektor lainnya.

4.2 Saran
Diharapkan  respon yang diberikan oleh generasi milenial dan masyarakat
terhadap rangsangan yakni berupa respon refleksif, artinya respon yang diberikan
cenderung bersifat tetap  sehingga  ketika  melihat himbauan penerapan protokol
kesehatan, masyarakat khususnya generasi milenial menerapkannya dengan penuh
kesadaran.  Itu berarti,dengan lebih memperhatikan  kesehatan utamanya pada diri
sendiri untuk menerapkan protokol kesehatan maka seorang individu tersebut 
akan memutus rantai persebaran virus Corona dan dapat membantu pemerintah
untuk menyelesaikan salah satu masalah yang dihadapi oleh pemerintah yakni
kasus positif covid-19 yang kian meningkat .

9
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, A., Punia, I. N., & Kamajaya, G. (2017). Budaya Nongkrong Anak Muda
di Kafe (Tinjauan Gaya Hidup Anak Muda di Kota Denpasar). Jurnal Ilmiah
Sosiologi (SOROT), 3(5), 40–47.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/sorot/article/view/29665

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI. (2020). Mengenal Generasi


Millennial. https://www.kominfo.go.id/content/detail/8566/mengenal-
generasi-millennial/0/sorotan_media

Notoatmodjo, S. (2010). PROMOSI KESEHATAN TEORI DAN APLIKASINYA


(cetakan ke-2). Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Pemerintah Kota Blitar. (2020). Update Covid-19 Kota Blitar, Kasus Baru
Bertambah Empat Orang. https://blitarkota.go.id/id/berita/update-covid-19-
kota-blitar-kasus-baru-bertambah-empat-orang

PPID Kota Blitar. (2020). SEJUMLAH CAFÉ DI KOTA BLITAR SIAP IKUTI
PROTOKOL NEW NORMAL LIFE.
http://ppid.blitarkota.go.id/detailpost/sejumlah-caf-di-kota-blitar-siap-ikuti-
protokol-new-normal-life

Saichu, A. (2020). Asyik Ngopi, Puluhan Pemuda Kota Blitar Didenda.


Koranmemo.Com. https://koranmemo.com/asyik-ngopi-puluhan-pemuda-
kota-blitar-didenda/

10

Anda mungkin juga menyukai