I.

MIST BLOWER
(Digunakan Untuk Larviciding)
Larviciding adalah aplikasi larvasida pada tempat perindukan potensial vektor guna

membunuh/memberantas larva nyamuk dengan menggunakan bahan kimia seperti

Diflubenzuron (Andalin/Dimilin) atau agen biologis Bacillus thuringiensis H-14 (Bti-14).

Diflubenzuron adalah suatu zat penghambat pembentukan chitin. Apabila larva nyamuk terkena

dosis yang cukup, maka larva akan mati pada waktu menjadi pupa atau dapat menetas menjadi

nyamuk tidak normal yang tidak dapat terbang. Sedangkan Bti-14 adalah sejenis bakteri yang

sporanya bersifat racun/toksin terhadap larva nyamuk. Larva nyamuk akan mati apabila

memakan/menelah toksin ini. Jadi racunnya merupakan racun perut. Karena itu tidak

berpengaruh terhadap larva instar IV akhir dan pupa yang istirahat makan.

Beberapa larvisida yang digunakan untuk pemberantasan larva nyamuk adalah :

1. Bacillus thuringiensis H-14 (Bti-14), Diflubenzuron (Andalin 25 WP) dan Temephose

(sanbate 5 WP)

Pemilihan lokasi untuk aplikasi larvisida ini :

 Genangan air permanen atau muara sungai yang tertutup yang merupakan tempat
perindukan potensial bagi vector malaria seperti Anopheles sundaicus dan Anopheles
subpictus
 Luas tempat perindukan harus terukur
 Waktu dan interval aplikasi : Andalin/Dimilin (Diflubenzuron) WP setiap 4 minggu dan
BTI H-14 dua minggu.
Untuk menentukan waktu pelaksanaannya perlu mengetahui data curah hujan per hari
yang bisa didapat dari Stasiun Meteorologi setempat paling sedikit data untuk 3 tahun
terakhir. Hitung indeks curah hujan tiap bulannya yaitu : jumlah curah hujan kali jumlah
hari dibagi jumlah hari dalam bulan ini. Kemudian dibuat grafiknya sehingga dapat
diketahui fluktuasi dan intensitas curah/hari hujan di lokasi tersebut.
Secara spesifik waktu aplikasinya dapat pula ditentukan sebagai berikut :
 Lagun yang terbentuk dari muara sungai yang tertutup pasir, waktu aplikasi adalah :
*) awal kemarau sampai awal musim hujan
 *) Sejak menutup sampai terbuka kembali karena banjir diwaktu musim hujan.
 Genangan air asin di pantai yang terbentuk oleh air laut pasang, waktu aplikasi adalah:
*) Sejak awal hingga akhir musim hujan atau
*) Sejak air mulai menjadi payau.
Sesuai dengan jenis larvasida yang dipakai, interval aplikasi dihitung menurut minggu atau
bulan, sedangkan jumlah aplikasi tergantung pada lamanya genangan air potensial menjadi
tempat perindukan.
Aplikasi Larviciding
Untuk penyemprotan lagun bisa digunakan alat semprot spray-can dan mist-blower

dengan spesifikasi sebagai berikut :

1) Alat semprot (Spray-can) Hudson X-Pert

Nozzle Tip : HSS 8002

Discharge Rate : 760 ml/menit

Lebar Jangkauan :5m

Kecepatan Operator : 35 m/menit

Waktu menyemprot 1 Ha : 57 menit

Larutan keluar per Ha : 43.320 ml

Larvisida : Diflubenzuron (Andalin 25 WP)

Temephose (Sambate 5 WP)

Dosis/ha : 40 gram (Andalin 25 WP)

110 gram (Sanbate 5 WP)

Kebutuhan larvisida pertangki :

- (8500/43320) x 160 gr. Andalin 25 WP = 31,25 gram

- (8500/43320) x 2200 gr. Sanbate 5 WP = 432 gram

- BTI H-14 = 196 ml dalam 8,5 liter air

2) Mesin Mist Blower

 Berat kosong 10,5 kg

 Kapasitas tangki bahan bakar 1,4 liter/jam
  Jenis bahan bakar yang dipakai adalah campuran premium + oli SAE 30, dengan
perbandingan 1 liter oli SAE 30 berbanding 25 liter premium.
 Kapasitas tangki larutan insektisida/solusi 10 liter
 Ukuran 420 x 300 x 620 mm.
 Nozzle Tip : 40
 Discharge Rate : 840 ml/menit
 Lebar jangkauan :6m
 Kecepatan Operator : 55 m/menit
 Waktu menyemprot 1 ha : 30 menit
 Larutan keluar per ha : 25.455 ml
 Larvisida : Diflubenzuron (Andalin 25 WP)
Temephose (Sambate 5 WP)

 Dosis : 40 gram
110 gram
 Kebutuhan larvisida per tangki :
(5000/25455) x 160 gr. Andalin 25 WP = 31,26 gram
(5000/25455) x 2200 gr. Sanbate 5 WP = 432 gram

Petunjuk Operasional

 Perlengkapan baku

• 1 set nozzle no. 18, 40, 70, 100 dan 140

• 2 buah corong bersaringan untuk bahan bakar.

• 1 buah kunci busi yang sekaligus berfungsi sebagai obeng kembang

 Perlengkapan tambahan

• 1 buah spray nozzle

• 1 buah kepala semprot kembar

• 1 buah perlengkapan dusting

• 1 buah perlengkapan granule

 Jangkauan

• Jarak horisontal 12 meter

• Jarak vertikal 10 meter

 Cara menghidupkan

• Tutup kran solusi (No. 2 pada gambar)

• Buka kran bahan bakar (letaknya dibawah tangki bahan bakar)

 • Tekan cuk sampai bahan bakar meluap (letaknya disamping karburator)

• Atur pegangan pengatur gas pada posisi tengah (No. 10)

• Tarik pegangan starter, mula-mula pelan tarik dengan kuat diulang-ulang

sampai mesin hidup (No. 11)

• Setelah mesin hidup, atur tegangan pengatur gas pada posisi optimum

• Bila mesin telah panas, buka kran solusi (No.2) dan siap untuk meyemprot.

 Cara mematikan

• Putar kran solusi pada posisi stop sampai larutan tidak keluar (No.2)

• Atur pegangan pengatur gas pada posisi 0 (terendah), mesin akan mati,

kemudian tutup kran bahan bakar.

Pemeliharaan

Setelah penggunaan 50 jam dianjurkan melakukan pemeliharaan terhadap bagian-bagian

mesin antara lain :

a. Busi :

 Bersihkan elektrodanya dari kerak-kerak/kotoran dan atur jarak elektrodanya

menjadi 0,4 mm

 Bila busi sudah rusak, gantilah dengan busi khusus untuk motor 2 tak.
b. Tangki bahan bakar

Bersihkan tangki bahan bakar dengan cara men”TAP”nya

c. Tangki solusi, slang solusi dan nozzle

Setiap kali selesai menyemprot : tangki solusi diisi dengan air bersih kemudian

hidupkan mesih dan semprotkan hingga yang keluar dari nozzle hanya air bersih. Bila

nozzle tersumbat, bersihkan dengan lidi ijuk tapi harap dijaga jangan sampai ijuk

terputus di dalam lubang hingga nozzle tersumbat.

Perbaikan Mesin

Jenis kerusakan : 1. mesin hidup tapi tidak menyemprot

Perbaikan :

Bersihkan jet solusi (no. 5)

Bersihkan pipa selang solusi (no. 1)

2. mesin tidak dapat hidup, kemungkinan penyebab :

Tidak ada bahan bakar

Tidak ada pengapian

Cara Penyemprotan

 Kapasitas tangki 10 liter

 Jet solusi (nozzle) yang digunakan nomor 40

 Cakupan/jarak jangkauan 6 meter bila penyemprot berjalan sepanjang tepi

genangan air

 Kecepatan jalan petugas penyemprot 55 meter/menit sambil menggendong mesin

yang siap pakai.

 Pada waktu menyemprot harus dijaga agar semburan solusi searah dengan arah

angin.
  Mulailah menyemprot dengan kedudukan nozzle horizontal dan selalu berada

sebatas tepi lagu, kemudian berjalan mengelilingi lagun sehingga seluruh

permukaan tersemprot.

Perhitungan Kebutuhan Larvasida

Dimilin

Dosis Dimilin 0,008 ppm (8 mg/m3). Dengan perkiraan kedalaman lagun rata-rata 0,5

meter, dosis yang diperlukan untuk 1 ha adalah 40 gram Dimilin a.i (active ingredient) atau

100
40 gram X =160 gram Dimilin 25℘
25

Sehingga untuk 1 liter diperlukan :

160
=6,28 gram Dimilin25 ℘
25,452

Oleh karena kapasitas tangki Fontan R 12 SE 10 liter dan kemasan Dimilin 25 WP 1 kantong

berisi 62,5 gram, maka untuk 1 tangki diperlukan 1 kantong Dimilin 25 WP kemudian

ditambahkan air sehingga volume tangki menjadi 10 liter.

Temephose 5 WP (sanbate 5 WP)

 Dosis temephose 5 WP 0,0022 ppm (22 mg/m3)

 Dengan perkiraan kedalaman lagun rata-rata 0,5 meter, dosis yang diperlukan untuk 1

ha adalah 110 gram Temephose a.i. oleh karena yang dipakai adalah dosis 110 gram

Temephose 5 WP, maka diperlukan :

110
110 gram X =220 0 gram T h emep h ose 5 ℘
5

 Kapasitas tangki Fontan R 12 SE adalah 10 liter, maka jumlah Temephose 5 WP yang

harus dicampurkan :

10 X 2200
=864 gramTemep h ose 5℘
25,452
 Masukan 864 gram Temephose 5 WP dan campurkan sejumlah air sehingga volume

tangki penuh berisi 10 liter.

 Bila tangki yang diisi 5 liter maka yang diperlukan adalah 432 gram Temephose 5 WP

(1 kantong), dicampur dengan sejumlah air sehingga volume tangki mennjadi 5 liter.

Petunjuk Keselamatan Bagi Penyemprot

 Jangan menyentuh bagian-bagian mesin yang bergerak

 Taatilah petunjuk cara penggunaan insektisida

 Gunakanlah pakaian pelindung yang disediakan yaitu pakaian kerja berlengan panjang,

masker, topi, sarung tangan dan sepatu.

 Yakinkan bahwa semua bagian mesin bekerja dengan baik

 Jangan menghidupkan mesin di ruangan tertutup

 Hidupkan mesin setelah mesin digendong dengan baik