LINGKUNGAN
Surveilans Epidemiologi
Status Kesehatan menurut H.L. Blum
Triangle Epidemiologi menurut John Gordon
• Kondisi lingkungan berperan penting dalam
terjadinya suatu penyakit khususnya penyakit
berbasis lingkungan
• Kualitas lingkungan merupakan determinan
penting terhadap kesehatan masyarakat
• Penurunan kualitas lingkungan memiliki peran
terhadap terjadinya penyakit
Peran Lingkungan dalam penyakit
berbasis lingkungan
Penyakit Berbasis Lingkungan
• Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi
patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi
suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi
manusia dengan segala sesuatu disekitarnya
(lingkumgan) yang memiliki potensi penyakit.
• Penyakit Berbasis Lingkungan adalah Penyakit yang
memiliki akar atau hubungan yang erat dengan
lingkungan dan kependudukan
• Penyakit berbasis lingkungan selalu masuk dalam 10
besar penyakit di hampir seluruh puskesmas di
Indonesia.
Penyakit berbasis lingkungan di suatu wilayah
Kudis / Scabies
TB Paru
1. Indonesia tertinggi kedua di dunia thn 2019
2. Agent: Mycobacterium tuberculosis
3. Cara infeksi: melalui inhalasi droplet yang mengandung
kuman TB
4. Faktor risiko/faktor determinant:
• Kepadatan hunian (maks per kamar 2org; luas kamar
8m2/org)
• Kondisi rumah (lantai, luas rumah, ventilasi, pencahayaan
alami, kelembaban 40-70%, suku ±180C, bahan bakar)
• Intensitas kontak dan jumlah kuman pada droplet dari
sumber penularan
• Perilaku penderita (bersin/batuk/membuang dahak/tidur
terpisah / ketaatan minum obat)
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut
1. Agent: virus, bakteri (Streptococcu, Haemophilus,
Staphylococcus aureus, Corynebacterium diphteriae,
Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia)
2. Cara infeksi: melalui inhalasi droplet yang mengandung
virus/kuman penyebab ISPA
3. Faktor risiko/faktor determinant:
• Kepadatan hunian (maks per kamar 2org; luas kamar 8m2/org)
• Kondisi lingkungan rumah (lantai, luas rumah, ventilasi,
pencahayaan alami, kelembaban 40-70%, suku ±180C)
• Intensitas kontak dan jumlah kuman pada droplet dari sumber
penularan
• Perilaku penderita (bersin/batuk/membuang dahak)
• Usia, status gizi, status imunisasi, riwayat BBLR
• Perilaku merokok dan bahan bakar memasak
Keracunan Makanan
1. Agent: virus, bakteri (Streptococcu, Haemophilus,
Staphylococcus aureus, Corynebacterium diphteriae,
Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia) atau bahan kimia
2. Cara infeksi: makan/minum makanan tercemar agent
3. Faktor risiko/faktor determinant:
• Kondisi makanan/minuman
(rusak/kadaluwarsa/tercemar)
• Pengolahan & penyajian makanan tidak benar (bahan
tambahan, pemanasan, peralatan, penjamah makanan,
dll)
• Lingkungan tidak higienis (tempat dan peralatan
menyimpan makanan, tempat sampah, SPAL, dll)
• Kuantitas dan kualitas air bersih
Filariasis / Kaki Gajah / Elephantiasis
1. Agent: cacing filaria (Brugia timori, Brugia malayi,
bancrofti)
2. Cara infeksi: ditularkan melalui gigitan nyamuk
(Anopheles, Culex, Aedes, Mansonia) yang
mengandung cacing filaria dalam tubuhnya
3. Faktor risiko/faktor determinant:
• Tinggal di daerah endemis kaki gajah
• Lingkungan rumah TMS
• Keberadaan cacing filaria, nyamuk dan tempat
perindukan nyamuk
• Kurangnya tindakan pencegahan penularan dan
sering digigit nyamuk
Dampak Penyakit berbasis Lingkungan
• Kepanikan, kerugian ekonomi, kehilangan hari
kerja, mengurangi produktifitas pekerja dan
siswa, dapat menyebabkan kematian, aspek
politik, pariwisata, pendidikan,