Anda di halaman 1dari 6

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Nyamuk merupakan serangga yang sering mengganggu kehidupan
manusia. Selain itu nyamuk juga dapat menyebabkan malaria, Demam Berdarah
Dengue (DBD) Filariasis. Di daerah tropis seperti Indonesia, pada tahun 2001,
wabah demam berdarah dengue masih menyerang hampir seluruh daerah di
Indonesia, baik perkotaan maupun pedesaan. Masalah kesehatan adalah suatu
masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah
lain di luar kesehatan itu sendiri. “Secara garis besar faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun Kesehatan
masyarakat”.
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu masalah
kesehatan yang sangat penting dan sering menimbulkan kejadian luar biasa
penyakit ini di sebabkan oleh virus dengue, ditularkan ke tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes aegypti. Menurut Ratnaningsih (2010) “Indonesia adalah
salah satu negara tropis yang paling besar di dunia. Iklim tropis menyebabkan
adanya berbagai penyakit tropis yang disebabkan oleh nyamuk seperti malaria,
demam berdarah, filariasis, dan chikungunya yang menimbulkan epidemi yang
berlangsung dalam spektrum yang luas dan cepat. Penyebab utama munculnya
epidemi berbagai penyakit tropis tersebut adalah perkembangbiakan dan
penyebaran nyamuk sebagai vektor penyakit yang tidak terkendali”.
Jumlah penderita yang mengalami peningkatan setiap tahunnya membuat
kejadian penyakit DBD semakin sulit dikendalikan. Keberdaaan vector nyamuk
yang tidak terkontrol serta jumlah penduduk yang kian bertambah menjadi salah
satu masalah kesehatan dalam pemeberantasan penyakit menular DBD. Jumlah
penderita di Kota Surabaya pada tahun 2012 sebesar 1.091 jiwa, pada tahun 2013
sebesar 2.207, dan pada tahun 2014 sebesar 816. DBD sangat dipengaruhi oleh
faktor lingkungan seperti sanitasi tempat penampungan air dan sanitasi
pekarangan rumah. Pemberantasan vector nyamuk Aedes aegypty dapat dilakukan
dengan melakukan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur).
Nyamuk Aedes aegypti dapat ditemukan hampir di seluruh provinsi di
Indonesia karena nyamuk ini sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan
sekitarnya. Demam berdarah dengue adalah salah satu penyakit yang tidak ada
obat maupun vaksinnya. Pengobatannya hanya berupa pemberian cairan
intravena. Tindakan pencegahan dengan memberantas sarang nyamuk dan
membunuh larva serta nyamuk dewasa, merupakan tindakan yang terbaik.Sampai
saat ini obat demam berdarah memang belum ditemukan. Tidak ada vaksin yang
tersedia dijual untuk mencegah DBD. Pencegahan utama DBD terletak pada
penghapusan atau menguarangi vektor nyamuk demam berdarah. Pengendalian
yang paling banyak di gunakan saat ini adalah pengendalian secara kimiawi dan
organik, diantaranya pengasapan (fogging), penggunaan anti nyamuk secara
elektrik maupun lotion dan pemberian bubuk abate di tempat-tempat
penampungan air. Saat ini Masyarakat mengandalkan pengendalian secara
kimiawi sebagai pembasmi nyamuk, akan tetapi jentik nyamuknya tidak tersentuh
dalam pembasmian ini. Namun pada dasarnya bahan kimia yang terkandung
didalamnya dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan tubuh.
Jentik nyamuk sangat susah untuk dibasmi karena jentik bernafas melalui
saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Bentuk morfologi yang demikian
sangat mendukung pada proses respirasinya sehingga meskipun diberi reaktan
pembasmi, jentik nyamuk akan tetap memiliki ketahanan 5 untuk hidup yang
lebih lama. Selain dari segi respirasi, yang memiliki kesesuaian antara bentuk
morfologi tubuh dengan proses respirasinya, sistem digestinya sangatlah unik
dimana kebanyakan jentik memakan mikroorganisme melalui aliran air yang
diakibatkan oleh adanya kontraksi aktin dan miosin atau biasa juga disebut
dengan protein kontraktil.

Memutus daur hidup merupakan salah satu cara untuk membasmi nyamuk,
hal ini dapat mencegah terjadinya resisten pada nyamuk. Untuk menghindari efek
samping dari bahan-bahan kimia, diperlukan pengendalian secara alternatif agar
lebih efektif dan lebih ramah lingkungan. Pengendalian alternatif dilakukan
dengan cara insektisida nabati yang diperoleh dari tanaman tidak beracun dan
aman bagi manusia juga lingkungan. Insektisida nabati digunakan dalam upaya
untuk mengurangi populasi jentik di suatu breeding pleace (tempat perindukan),
insektisida digunakan karena dapat menekan populasi jentik dalam waktu singkat.

Berdasarkan uraian diatas perlunya survei density nyamuk guna


“mengetahui atau mendeteksi nyamuk agar penanggulangan DBD dapar segera
dilakukan”.
Tinjauan Pustaka
1. Ovitrap

Ovitrap berasal dari kata "oviposition" yang berarti peletakan telur dan
"trap", berarti jebakan/perangkap, sehingga ovitrap berarti alat yang digunakan
sebagai perangkap telur nyamuk atau dapat disebut artificial breeding places atau
tempat berkembang biak nyamuk buatan. Ovitrap berfungsi sebagai alat untuk
mendeteksi keberadaan Aecfes aegypti dan Aedes albopictus Nyamuk Ae. aegypti
dan Ae. albopictus merupakan sasaran dari pemasangan ovitrap, karena kedua
spesies tersebut merupakan nyamuk domestik dan berkembangbiak pada tempat-
tempat penampungan air di dalam dan di luar/sekitar rumah.

Ovitrap pada awalnya digunakan untuk mendeteksi dan memonitor


populasi vektor dengue khususnya pada wilayah dengan populasi nyamuk rendah.
Penggunaan ovitrap sebagai pengendali vektor dengue dilakukan pertama kali di
bandara internasional Singapura pada tahun 1969. Salah satu metode survei vektor
dengue adalah dengan melakukan survei telur.

Ovitrap adalah suatu perangkap untuk tempat bertelur nyamuk Aedes yang
pada bagian atasnya diberi kasa sehingga setelah telur menjadi nyamuk dewasa
maka ia terperangkap sehingga tidak bisa terbang. Ovitrap bisa kita buat sendiri
dengan menggunakan bahan bahan yang sederhana. Adapun bahan yang
diperlukan adalah wadah plastik bekas air mineral, plastik hitam, kain kasa,
selotip, gunting/cutter dan air. Selain itu untuk menarik perhatian nyamuk agar
mau mendekat ke Ovitrap maka pada air kita larutkan gula dan ragi.

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung akan melakukan sosialisasi Ovitrap


pada hari Minggu tanggal 17 Februari 2019 pukul 16.00 di Taman Gajah Bandar
Lampung untuk mengajarkan cara membuat dan menggunakan ovitrap sambil
membagi bagikan ovitrap yang telah dibuat oleh pegawai Dinas Kesehatan
Provinsi Lampung.
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung. 2016. Rencana Strategis Dinas Kesehatan


Provinsi Lampung Tahun 2015-2019. Lampung: Provinsi Lampung.
Kemenkes RI, 2018, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017.
Kemenkes RI, 2019, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.
Kemenkes RI, 2014, Situasi & Analisis ASI Eksklusif, Kemenkes RI : Pusat Data
dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Manfaat Praktik
Adapun manfaat dari Praktik Survei Density Nyamuk adalah ;
1. Agar mengetahui jumlah kepadatan nyamuk yang ada pada lingkungan
sekitar, sehingga dapat dilakukan pencegahan penyakit DBD.
2. Mengetahui bagaimana cara perhitungan density nyamuk.
3. Menambah pengetahuan tentang cara penggunaan ovitrap.

Anda mungkin juga menyukai