Pengendalian DBD dengan Jumantik, PKM Sei Jang, 20 orang LATBEL Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia merupakan negara kedua dengan kasus DBD terbesar di antara 30 negara wilayah endemis. Berdasarkan data terbaru dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik mengenai situasi DBD di Indonesia, jumlah kasus DBD mengalami fluktuasi. Pada 2014, jumlah kasus DBD di 34 provinsi mencapai 100.347. Setahun berselang, angka itu meningkat menjadi 126.675 kasus pada 2015. Pada 2016, jumlah kasus DBD kembali melonjak menjadi 204.171 kasus. Namun, pada 2017 jumlah itu menurun signifikan menjadi 68.407 kasus. PERMASALAHAN Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes menekankan bahwa upaya pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan fogging atau pengasapan tidaklah efektif. Cara yang efektif ialah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Jumantik adalah singkatan dari juru pemantau jentik, merupakan anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungannya, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin. Jumantik juga berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapaan masyarakat menghadapi DBD. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI Jumantik bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal, terutama di tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti di bak mandi karena jarang dikuras, genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum. Sarang nyamuk tersebut hendaknya diberantas dengan segera agar tidak menimbulkan DBD. Tugas Jumantik lainnya adalah melakukan 3M+, dan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN), yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas. Plusnya, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk. Selain 3M+ yang harus dilakukan Jumantik, ia juga bertindak sebagai agent of change dalam hal perilaku hidup bersih dan sehat. Jadi ada pelopor untuk mencontohkan dan mengingatkan upaya-upaya pencegahan DBD. PELAKSANAAN Dilakukan kegiatan sosialisasi pengendalian DBD dengan jumantik kepada kader dan ketua RW se kelurahan Seijang di Puskesmas Sei Jang. Pada kegiatan sebanyak 20 orang hadir. MONEV Telah dilakukan kegiatan sosialisasi pengendalian DBD dengan jumantik kepada kader dan ketua RW se kelurahan Seijang di Puskesmas Sei Jang. Pada kegiatan sebanyak 20 orang hadir. Rabu, 9 Juni, Jamban Sehat, Kelurahan Dompak, 14 orang LATBEL Diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya proses penularan penyakit antara lain kuman penyebab penyakit, sumber infeksi (reservoir) dari kuman penyebab, cara keluar dari sumber, cara berpindah dari sumber ke inang (host) baru yang potensial, cara masuk ke inang yang baru, serta inang yang peka (susceptible). Sedangkan proses pemindahan kuman penyakit dari tinja sampai inang baru dapat melalui berbagai perantara, antara lain air, tanah, makanan, tangan, atau serangga. PERMASALAHAN Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat mencegah berkembangnya berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia. Sementara dampak serius membuang kotoran di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara karena menimbulkan bau. Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik berdampak mengkawatirkan terutama pada kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga maupun keperluan komersial. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI Menurut Depkes RI (2004), terdapat beberapa syarat Jamban Sehat, antara lain: 1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari sumber air minum. 2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. 3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah di sekitarnya. 4. Mudah dibersihkan dan aman penggunannya. 5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna. 6. Cukup penerangan 7. Lantai kedap air 8. Ventilasi cukup baik 9. Tersedia air dan alat pembersih. Kelompok sasaran untuk sosialisasi Jamban Sehat adalah kader dan ibu rumah tangga di Kelurahan Dompak PELAKSANAAN Dilakukan sosialisasi tentang Jamban Sehat kepada kader dan ibu rumah tangga di Kelurahan Dompak. Pada kegiatan sebanyak 14 orang hadir. MONEV Telah dilakukan sosialisasi tentang Jamban Sehat kepada kader dan ibu rumah tangga di Kelurahan Dompak. Pada kegiatan sebanyak 14 orang hadir. Memahami Gejala DBD pada Anak dan Pencegahan DBD dengan Jumantik, Kel. Tanjung Ayun Sakti, 16 orang, 30 Agustus LATBEL Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia merupakan negara kedua dengan kasus DBD terbesar di antara 30 negara wilayah endemis. Berdasarkan data terbaru dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik mengenai situasi DBD di Indonesia, jumlah kasus DBD mengalami fluktuasi. Pada 2014, jumlah kasus DBD di 34 provinsi mencapai 100.347. Setahun berselang, angka itu meningkat menjadi 126.675 kasus pada 2015. Pada 2016, jumlah kasus DBD kembali melonjak menjadi 204.171 kasus. Namun, pada 2017 jumlah itu menurun signifikan menjadi 68.407 kasus. PERMASALAHAN Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes menekankan bahwa upaya pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan fogging atau pengasapan tidaklah efektif. Cara yang efektif ialah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Jumantik adalah singkatan dari juru pemantau jentik, merupakan anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungannya, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin. Jumantik juga berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapaan masyarakat menghadapi DBD. PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI Jumantik bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal, terutama di tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti di bak mandi karena jarang dikuras, genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum. Sarang nyamuk tersebut hendaknya diberantas dengan segera agar tidak menimbulkan DBD. Tugas Jumantik lainnya adalah melakukan 3M+, dan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN), yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas. Plusnya, menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk. Selain 3M+ yang harus dilakukan Jumantik, ia juga bertindak sebagai agent of change dalam hal perilaku hidup bersih dan sehat. Jadi ada pelopor untuk mencontohkan dan mengingatkan upaya-upaya pencegahan DBD. PELAKSANAAN Dilakukan kegiatan sosialisasi tentang gejala DBD pada anak dan pencegahan DBD dengan Jumantik kepada kader dan ibu rumah tangga di Kel. TAS Pada kegiatan sebanyak 16 orang hadir. MONEV Telah dilakukan kegiatan sosialisasi tentang gejala DBD pada anak dan pencegahan DBD dengan Jumantik kepada kader dan ibu rumah tangga di Kel. TAS Pada kegiatan sebanyak 16 orang hadir. PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI PUSKESMAS, 14 mei 2021 LATBEL Puskesmas dalam kegiatannya menghasilkan limbah medis maupun limbah non medis baik dalam bentuk padat maupun cair. Limbah medis dalam bentuk padat di Puskesmas biasanya dihasilkan dari kegiatan yang berasal dari ruang perawatan (bagi Puskesmas rawat inap), poliklinik umum, poliklinik gigi, poliklinik ibu dan anak/KIA, laboratorium dan apotik. Sementara limbah cair biasanya berasal dari laboratorium puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif (Suryati, 2009). Limbah yang dihasilkan dari upaya medis di Puskesmas termasuk dalam kategori biohazard yaitu jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan karena banyak mengandung virus, bakteri maupun zat-zat yang membahayakan lainnya sehingga harus dimusnahkan dengan cara dibakar pada suhu di atas 800 derajat celcius. Namun pengelolaan limbah medis yang berasal dari Puskesmas di Indonesia masih tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 pernah melansir ada sekitar 0,14 kg timbunan limbah medis per hari di Indonesia atau sekitar 400 ton pertahun (Manefo, 2018) PERMASALAHAN Sampah medis memiliki banyak dampak yang merugikan bagi lingkungan dan manusia di sekitarnya apabila tidak ditangani secara baik. PERENCANAAN Kegiatan : - Pengelolaan sampah medis di puskesmas Tujuan Kegiatan : - Mencegah dampak buruk yang ditimbulkan oleh sampah medis Waktu Pelaksanaan : - 14 Mei 2021 Tempat Pelaksanaan : - Puskesmas Sei Jang Sumber Daya Manusia : - Kepala Puskesmas Seijang - Koordinator Kesling Puskesmas Sei jang - Petugas kebersihan - Seluruh staff puskesmas Sei jang Alat yang dibutuhkan :- Tempat sampah plastic tertutup - Safety box - Kantong plastic warna hitam dan kuning - Tali raffia - Troli khusus - Alat-alat kebersihan Sumber dana : - Puskesmas Sei Jang PEMILIHAN INTERVENSI - Pengelolaan sampah medis secara terstruktur sesuai peraturan Pemerintah PELAKSANAAN Indikator Kegiatan : - Penglolaan sampah medis puskesmas Pelaksanaan : - Pemilahan sampah medis sesuai kode warna kantong plastic berjalan dengan baik. Namun, di beberapa ruangan, pemilahan sampah medis belum sempurna karena keterbatasan volume tempat sampah dan keterlambatan petugas kebersihan mengangkut kantong sampah yang sudah penuh. - Setelah dipilah berdasarkan kode, sampah medis dikumpulkan di tempat penyimpanan sementara. - Kemudian, sampah medis akan diangkut ke incinerator milik PT. Sagraha setiap beberapa bulan sekali Analisa Masalah : - Pengetahuan staff di puskesmas Sei Jang tentang sampah medis sebagian besar baik, namun beberapa masih memiliki kesadaran yang rendah untuk turut serta dalam pengelolaan sampah medis yang benar. - Kurangnya jumlah tempat sampah di beberapa ruangan. - Puskesmas belum memiliki incinerator sendiri. - Kesadaran petugas kebersihan untuk menggunakan APD masih rendah. RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) - Melakukan sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan limbah medis yang sesuai dengan peraturan pemerintah kepada petugas di Puskesmas Sei Jang dan pentingnya petugas cleaning service menggunakan APD saat bekerja. - Menempelkan poster tentang prosedur pengelolaan limbah medis di setiap unit pelayanan di Puskesmas Sei Jang - Berkoordinasi dengan perusahaan pengumpul limbah B3 yang memiliki incinerator untuk melakukan pengangkutan limbah medis lebih sering sesuai jarak waktu yang disarankan. 11 Agustus 2021 Pemberantasan Sarang Nyamuk di Kelurahan Tanjungpinang Timur LATBEL Tanjungpinang mulai memasuki musim penghujan. Salah satu penyakit yang banyak menjadi wabah di musim penghujan adalah demam berdarah dengue (DBD). DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui perantara nyamuk Aedes Aegipty yang berkembang biak pesat di musim penghujan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha pencegahan wabah DBD salah satunya dengan cara memberantas sarang nyamuk sebagai vektor penularan DBD. Ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu melalui fogging dan PSN dengan gerakan 3M plus. PSN dinilai lebih efektif dalam mengurangi perkembangbiakan nyamuk dibanding fogging, karena telah banyak nyamuk yang resisten terhadap obat fogging. Selain itu, fogging hanya mematikan nyamuk dewasa saja sedangkan dengan melaksanakan PSN rutin 1 minggu sekali, kita sekaligus dapat menekan perkembang biakan jentik nyamuk. PERMASALAHAN Upaya pencegahan wabah DBD PERENCANAAN DAN INTERVENSI PERENCANAAN Kegiatan : - Pemberantasan Sarang Nyamuk di Kelurahan Tanjungpinang Timur Tujuan Kegiatan : - Memberantas sarang nyamuk sebagai upaya pencegahan wabah DBD Waktu Pelaksanaan : - 11 Agustus 2021 Tempat Pelaksanaan : - Kelurahan Tanjungpinang Timur Target Sasaran : - Warga Kelurahan Tanjungpinang Timur Sumber Daya Manusia : - Kepala Puskesmas Sei Jang - Koordinator Kesling Puskesmas Sei Jang - Jumantik - Bidan Wilayah - Kader Wilayah - Perawat - Tokoh masyarakat sekitar - Babinsa, Babinkamtibmas - Dokter Internsip Alat yang dibutuhkan : - Senter (penerang) - Alat tulis Sumber dana : - Puskesmas Sei Jang PEMILIHAN INTERVENSI - Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan gerakan 3M plus PELAKSANAAN Indikator Kegiatan : - Inspeksi jentik nyamuk di kamar mandi warga dan sekitar rumah - Edukasi kepada warga sekitar apabila di sekitar lingkungan rumahnya terdapat genangan air yang berpotensi jadi sarang nyamuk Pelaksanaan : - Telah terlaksana PSN di Kelurahan Tanjungpinang Timur Kecamatan Bukit Bestari pada hari Rabu, 11 Agustus 2021 pukul 08.00-09.30 WIB. Tim dibagi menjadi 3 kelompok untuk melakukan inspeksi jentik nyamuk, masing-masing mengunjungi kurang lebih 20 rumah warga. Target dan Capaian : - Ditemukan 2 rumah warga yang bak kamar mandi nya terdapat jentik (pada tim yang saya ikuti) Masalah : - Masih ada warga yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan rumahnya, jarang menguras kamar mandi, membiarkan ada genangan air di sekitar rumah, tidak menutup tempat penyimpanan air dan membiarkan botol/kaleng kosong bergelatakan tidak dikubur. - Sebagian warga lainnya hanya menguras kamar mandi hanya bila ada kegiatan PSN Analisa : - Kurangnya kepedulian warga terhadap kebersihan di lingkungan sekitar rumahnya kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan terhadap apa dampak serius yang ditimbulkan. RENCANA TINDAK LANJUT (RTL) - Perlu dilakukan edukasi kepada warga mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memberantas sarang nyamuk terutama di musim penghujan seperti saat ini. Edukasi bisa dilakukan secara bersama-sama bersamaan dengan kegiatan PSN berikutnya, atau dengan membagikan selebaran bersamaan dengan inspeksi jentik di masing-masing rumah warga. MONEV MONITORING - Warga yang kedapatan belum menguras kamar mandi, belum menutup bak penampung air, dan/atau belum mengubur kaleng/botol/toples yang sudah tidak terpakai saat kegiatan PSN berlangsung, telah diberi pemahaman dan telah menguras kamar mandinya. - Tidak ditemukan kasus DBD dari Kelurahan Tanjungpinang Timur EVALUASI - Kegiatan PSN di Kelurahan Tanjungpinang Timur telah berlangsung baik dan perlu dilakukan pemantauan rutin 1 minggu sekali/sesuai giliran
Essay Hubungan Faktor Resiko Kesehatan Lingkungan Dalam Pengelolaan Sampah Padat Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue Di Kelurahan Hegarsari Kecamatan Pataruman Kota Banjar