Anda di halaman 1dari 7

F2

Senin, 31 MEI 2021


Pengendalian DBD dengan Jumantik, PKM Sei Jang, 20 orang
LATBEL
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia merupakan negara kedua dengan kasus
DBD terbesar di antara 30 negara wilayah endemis. Berdasarkan data terbaru dari Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik mengenai situasi DBD di
Indonesia, jumlah kasus DBD mengalami fluktuasi. Pada 2014, jumlah kasus DBD di 34 provinsi
mencapai 100.347. Setahun berselang, angka itu meningkat menjadi 126.675 kasus pada 2015. Pada
2016, jumlah kasus DBD kembali melonjak menjadi 204.171 kasus. Namun, pada 2017 jumlah itu
menurun signifikan menjadi 68.407 kasus.
PERMASALAHAN
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes menekankan bahwa upaya pemberantasan
Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan fogging atau pengasapan tidaklah efektif. Cara yang efektif
ialah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Jumantik adalah singkatan dari juru
pemantau jentik, merupakan anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan
jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungannya, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
secara rutin. Jumantik juga berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapaan masyarakat
menghadapi DBD.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Jumantik bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal, terutama di
tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti di bak mandi karena jarang dikuras,
genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum. Sarang nyamuk tersebut hendaknya
diberantas dengan segera agar tidak menimbulkan DBD. Tugas Jumantik lainnya adalah melakukan
3M+, dan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN), yakni menutup semua tampungan air atau sumber
air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas. Plusnya, menaburkan bubuk larvasida
pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk,
menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman
pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan
menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk. Selain 3M+ yang
harus dilakukan Jumantik, ia juga bertindak sebagai agent of change dalam hal perilaku hidup bersih
dan sehat. Jadi ada pelopor untuk mencontohkan dan mengingatkan upaya-upaya pencegahan DBD.
PELAKSANAAN
Dilakukan kegiatan sosialisasi pengendalian DBD dengan jumantik kepada kader dan ketua RW se
kelurahan Seijang di Puskesmas Sei Jang. Pada kegiatan sebanyak 20 orang hadir.
MONEV
Telah dilakukan kegiatan sosialisasi pengendalian DBD dengan jumantik kepada kader dan ketua RW
se kelurahan Seijang di Puskesmas Sei Jang. Pada kegiatan sebanyak 20 orang hadir.
Rabu, 9 Juni, Jamban Sehat, Kelurahan Dompak, 14 orang
LATBEL
Diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya proses penularan penyakit antara lain kuman penyebab
penyakit, sumber infeksi (reservoir) dari kuman penyebab, cara keluar dari sumber, cara berpindah
dari sumber ke inang (host) baru yang potensial, cara masuk ke inang yang baru, serta inang yang
peka (susceptible). Sedangkan proses pemindahan kuman penyakit dari tinja sampai inang baru
dapat melalui berbagai perantara, antara lain air, tanah, makanan, tangan, atau serangga.
PERMASALAHAN
Fungsi jamban dari aspek kesehatan lingkungan antara lain dapat mencegah berkembangnya
berbagai penyakit yang disebabkan oleh kotoran manusia. Sementara dampak serius membuang
kotoran di sembarang tempat menyebabkan pencemaran tanah, air dan udara karena menimbulkan
bau. Pembuangan tinja yang tidak dikelola dengan baik berdampak mengkawatirkan terutama pada
kesehatan dan kualitas air untuk rumah tangga maupun keperluan komersial.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Menurut Depkes RI (2004), terdapat beberapa syarat Jamban Sehat, antara lain:
1. Tidak mencemari sumber air minum, letak lubang penampung berjarak 10-15 meter dari
sumber air minum.
2. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus.
3. Cukup luas dan landai/miring ke arah lubang jongkok sehingga tidak mencemari tanah di
sekitarnya.
4. Mudah dibersihkan dan aman penggunannya.
5. Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna.
6. Cukup penerangan
7. Lantai kedap air
8. Ventilasi cukup baik
9. Tersedia air dan alat pembersih.
Kelompok sasaran untuk sosialisasi Jamban Sehat adalah kader dan ibu rumah tangga di Kelurahan
Dompak
PELAKSANAAN
Dilakukan sosialisasi tentang Jamban Sehat kepada kader dan ibu rumah tangga di Kelurahan
Dompak. Pada kegiatan sebanyak 14 orang hadir.
MONEV
Telah dilakukan sosialisasi tentang Jamban Sehat kepada kader dan ibu rumah tangga di Kelurahan
Dompak. Pada kegiatan sebanyak 14 orang hadir.
Memahami Gejala DBD pada Anak dan Pencegahan DBD dengan Jumantik, Kel. Tanjung Ayun Sakti,
16 orang, 30 Agustus
LATBEL
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia merupakan negara kedua dengan kasus
DBD terbesar di antara 30 negara wilayah endemis. Berdasarkan data terbaru dari Direktorat
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik mengenai situasi DBD di
Indonesia, jumlah kasus DBD mengalami fluktuasi. Pada 2014, jumlah kasus DBD di 34 provinsi
mencapai 100.347. Setahun berselang, angka itu meningkat menjadi 126.675 kasus pada 2015. Pada
2016, jumlah kasus DBD kembali melonjak menjadi 204.171 kasus. Namun, pada 2017 jumlah itu
menurun signifikan menjadi 68.407 kasus.
PERMASALAHAN
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes menekankan bahwa upaya pemberantasan
Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan fogging atau pengasapan tidaklah efektif. Cara yang efektif
ialah dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk. Jumantik adalah singkatan dari juru
pemantau jentik, merupakan anggota masyarakat yang secara sukarela memantau keberadaan
jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungannya, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
secara rutin. Jumantik juga berperan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapaan masyarakat
menghadapi DBD.
PERENCANAAN DAN PEMILIHAN INTERVENSI
Jumantik bertugas memantau jentik nyamuk yang ada di sekeliling tempat tinggal, terutama di
tempat-tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk seperti di bak mandi karena jarang dikuras,
genangan air di sampah kaleng atau plastik kemasan air minum. Sarang nyamuk tersebut hendaknya
diberantas dengan segera agar tidak menimbulkan DBD. Tugas Jumantik lainnya adalah melakukan
3M+, dan Pemberantas Sarang Nyamuk (PSN), yakni menutup semua tampungan air atau sumber
air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas. Plusnya, menaburkan bubuk larvasida
pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk,
menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman
pengusir nyamuk, mengatur cahaya dan ventilasi dalam rumah, serta menghindari kebiasaan
menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk. Selain 3M+ yang
harus dilakukan Jumantik, ia juga bertindak sebagai agent of change dalam hal perilaku hidup bersih
dan sehat. Jadi ada pelopor untuk mencontohkan dan mengingatkan upaya-upaya pencegahan DBD.
PELAKSANAAN
Dilakukan kegiatan sosialisasi tentang gejala DBD pada anak dan pencegahan DBD dengan Jumantik
kepada kader dan ibu rumah tangga di Kel. TAS Pada kegiatan sebanyak 16 orang hadir.
MONEV
Telah dilakukan kegiatan sosialisasi tentang gejala DBD pada anak dan pencegahan DBD dengan
Jumantik kepada kader dan ibu rumah tangga di Kel. TAS Pada kegiatan sebanyak 16 orang hadir.
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS DI PUSKESMAS, 14 mei 2021
LATBEL
Puskesmas dalam kegiatannya menghasilkan limbah medis maupun limbah non medis baik dalam
bentuk padat maupun cair. Limbah medis dalam bentuk padat di Puskesmas biasanya dihasilkan dari
kegiatan yang berasal dari ruang perawatan (bagi Puskesmas rawat inap), poliklinik umum, poliklinik
gigi, poliklinik ibu dan anak/KIA, laboratorium dan apotik. Sementara limbah cair biasanya berasal
dari laboratorium puskesmas yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun, dan radioaktif (Suryati, 2009).
Limbah yang dihasilkan dari upaya medis di Puskesmas termasuk dalam kategori biohazard yaitu
jenis limbah yang sangat membahayakan lingkungan karena banyak mengandung virus, bakteri
maupun zat-zat yang membahayakan lainnya sehingga harus dimusnahkan dengan cara dibakar
pada suhu di atas 800 derajat celcius. Namun pengelolaan limbah medis yang berasal dari
Puskesmas di Indonesia masih tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. World Health
Organization (WHO) pada tahun 2004 pernah melansir ada sekitar 0,14 kg timbunan limbah medis
per hari di Indonesia atau sekitar 400 ton pertahun (Manefo, 2018)
PERMASALAHAN
Sampah medis memiliki banyak dampak yang merugikan bagi lingkungan dan manusia di sekitarnya
apabila tidak ditangani secara baik.
PERENCANAAN
Kegiatan :
- Pengelolaan sampah medis di puskesmas
Tujuan Kegiatan :
- Mencegah dampak buruk yang ditimbulkan oleh sampah medis
Waktu Pelaksanaan :
- 14 Mei 2021
Tempat Pelaksanaan :
- Puskesmas Sei Jang
Sumber Daya Manusia :
- Kepala Puskesmas Seijang
- Koordinator Kesling Puskesmas Sei jang
- Petugas kebersihan
- Seluruh staff puskesmas Sei jang
Alat yang dibutuhkan :- Tempat sampah plastic tertutup
- Safety box
- Kantong plastic warna hitam dan kuning
- Tali raffia
- Troli khusus
- Alat-alat kebersihan
Sumber dana :
- Puskesmas Sei Jang
PEMILIHAN INTERVENSI
- Pengelolaan sampah medis secara terstruktur sesuai peraturan Pemerintah
PELAKSANAAN
Indikator Kegiatan :
- Penglolaan sampah medis puskesmas
Pelaksanaan :
- Pemilahan sampah medis sesuai kode warna kantong plastic berjalan dengan baik. Namun, di
beberapa ruangan, pemilahan sampah medis belum sempurna karena keterbatasan volume tempat
sampah dan keterlambatan petugas kebersihan mengangkut kantong sampah yang sudah penuh.
- Setelah dipilah berdasarkan kode, sampah medis dikumpulkan di tempat penyimpanan sementara.
- Kemudian, sampah medis akan diangkut ke incinerator milik PT. Sagraha setiap beberapa bulan
sekali
Analisa Masalah :
- Pengetahuan staff di puskesmas Sei Jang tentang sampah medis sebagian besar baik, namun
beberapa masih memiliki kesadaran yang rendah untuk turut serta dalam pengelolaan sampah
medis yang benar.
- Kurangnya jumlah tempat sampah di beberapa ruangan.
- Puskesmas belum memiliki incinerator sendiri.
- Kesadaran petugas kebersihan untuk menggunakan APD masih rendah.
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
- Melakukan sosialisasi tentang pentingnya pengelolaan limbah medis yang sesuai dengan peraturan
pemerintah kepada petugas di Puskesmas Sei Jang dan pentingnya petugas cleaning service
menggunakan APD saat bekerja.
- Menempelkan poster tentang prosedur pengelolaan limbah medis di setiap unit pelayanan di
Puskesmas Sei Jang
- Berkoordinasi dengan perusahaan pengumpul limbah B3 yang memiliki incinerator untuk
melakukan pengangkutan limbah medis lebih sering sesuai jarak waktu yang disarankan.
11 Agustus 2021
Pemberantasan Sarang Nyamuk di Kelurahan Tanjungpinang Timur
LATBEL
Tanjungpinang mulai memasuki musim penghujan. Salah satu penyakit yang banyak menjadi wabah
di musim penghujan adalah demam berdarah dengue (DBD). DBD disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui perantara nyamuk Aedes Aegipty yang berkembang biak pesat di musim
penghujan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha pencegahan wabah DBD salah satunya dengan
cara memberantas sarang nyamuk sebagai vektor penularan DBD. Ada dua cara yang bisa dilakukan,
yaitu melalui fogging dan PSN dengan gerakan 3M plus. PSN dinilai lebih efektif dalam mengurangi
perkembangbiakan nyamuk dibanding fogging, karena telah banyak nyamuk yang resisten terhadap
obat fogging. Selain itu, fogging hanya mematikan nyamuk dewasa saja sedangkan dengan
melaksanakan PSN rutin 1 minggu sekali, kita sekaligus dapat menekan perkembang biakan jentik
nyamuk.
PERMASALAHAN
Upaya pencegahan wabah DBD
PERENCANAAN DAN INTERVENSI
PERENCANAAN
Kegiatan :
- Pemberantasan Sarang Nyamuk di Kelurahan Tanjungpinang Timur
Tujuan Kegiatan :
- Memberantas sarang nyamuk sebagai upaya pencegahan wabah DBD
Waktu Pelaksanaan :
- 11 Agustus 2021
Tempat Pelaksanaan :
- Kelurahan Tanjungpinang Timur
Target Sasaran :
- Warga Kelurahan Tanjungpinang Timur
Sumber Daya Manusia :
- Kepala Puskesmas Sei Jang
- Koordinator Kesling Puskesmas Sei Jang
- Jumantik
- Bidan Wilayah
- Kader Wilayah
- Perawat
- Tokoh masyarakat sekitar
- Babinsa, Babinkamtibmas
- Dokter Internsip
Alat yang dibutuhkan :
- Senter (penerang)
- Alat tulis
Sumber dana :
- Puskesmas Sei Jang
PEMILIHAN INTERVENSI
- Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan gerakan 3M plus
PELAKSANAAN
Indikator Kegiatan :
- Inspeksi jentik nyamuk di kamar mandi warga dan sekitar rumah
- Edukasi kepada warga sekitar apabila di sekitar lingkungan rumahnya terdapat genangan air yang
berpotensi jadi sarang nyamuk
Pelaksanaan :
- Telah terlaksana PSN di Kelurahan Tanjungpinang Timur Kecamatan Bukit Bestari pada hari Rabu,
11 Agustus 2021 pukul 08.00-09.30 WIB. Tim dibagi menjadi 3 kelompok untuk melakukan inspeksi
jentik nyamuk, masing-masing mengunjungi kurang lebih 20 rumah warga.
Target dan Capaian :
- Ditemukan 2 rumah warga yang bak kamar mandi nya terdapat jentik (pada tim yang saya ikuti)
Masalah :
- Masih ada warga yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan rumahnya, jarang menguras
kamar mandi, membiarkan ada genangan air di sekitar rumah, tidak menutup tempat penyimpanan
air dan membiarkan botol/kaleng kosong bergelatakan tidak dikubur.
- Sebagian warga lainnya hanya menguras kamar mandi hanya bila ada kegiatan PSN
Analisa :
- Kurangnya kepedulian warga terhadap kebersihan di lingkungan sekitar rumahnya kemungkinan
disebabkan karena kurangnya pengetahuan terhadap apa dampak serius yang ditimbulkan.
RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)
- Perlu dilakukan edukasi kepada warga mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan
memberantas sarang nyamuk terutama di musim penghujan seperti saat ini. Edukasi bisa dilakukan
secara bersama-sama bersamaan dengan kegiatan PSN berikutnya, atau dengan membagikan
selebaran bersamaan dengan inspeksi jentik di masing-masing rumah warga.
MONEV
MONITORING
- Warga yang kedapatan belum menguras kamar mandi, belum menutup bak penampung air,
dan/atau belum mengubur kaleng/botol/toples yang sudah tidak terpakai saat kegiatan PSN
berlangsung, telah diberi pemahaman dan telah menguras kamar mandinya.
- Tidak ditemukan kasus DBD dari Kelurahan Tanjungpinang Timur
EVALUASI
- Kegiatan PSN di Kelurahan Tanjungpinang Timur telah berlangsung baik dan perlu dilakukan
pemantauan rutin 1 minggu sekali/sesuai giliran

Anda mungkin juga menyukai