Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH PENGENDALIAN GULMA


KALIBRASI ALAT SEMPROT

Kelompok 2:

1. Fadhli Aulia A24170072


2. Fajar Wahyu Indraningsih A24170073
3. Aurel Natasha Dachi A24170074
4. Astari Abyan Putri A24170075
5. Retno Khairani A24170080
6. Irsyad Maulana A24170096
7. Shabrina Bintang Samya A24170104
8. Renaldy Susanto A24170122

Hari Praktikum : Selasa

Asisten Praktikum : Fahrul Rozy Pohan

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2019
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kalibrasi merupakan kunci untuk menyeragamkan setiap perlakuan herbisida


terutama pada pengaplikasian dengan alat semprot (sprayer). Jika dosis rekomendasi
tidak diaplikasikan secara merata, karena cara aplikasi yang tidak benar, maka akan
terjadi dua hal yang tidak diinginkan, yaitu gulma tidak akan mampu dikendalikan
diareal yang diaplikasikan herbisida dengan dosis yang lebih sedikit dari dosis
rekomendasi; dan gulma serta tanaman budidaya akan mati diareal yang teraplikasi
herbisida dengan dosis yang lebih tinggi dari dosis rekomendasi.
Herbisida adalah bahan kimia atau kultur hayati yang dapat menghambat
pertumbuhan atau mematikan tumbuhan (Sudarno 1991). Herbisida tersebut
mempengaruhi satu atau lebih proses – proses (misalnya proses pembelahan sel,
perkembangan jaringan, pembentukan klorofil, fotosintesis dan respirasi, metabolism
nitrogen, aktivitas enzim dan sebagainya) yang sangat diperlukan tumbuhan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya (Sudarno 1991). Untuk menghindari kesalahan
tersebut serta serta menjamin teknik aplikasi akurat, terlebih dahulu harus ditentukan
areal penyemprotan yang aktual dengan memperhatikan: jumlah herbisida yang
diperlukan untuk areal perlakuan; dan perlakuan larutan herbisida diaplikasikan pada
areal semprot.
Keberhasilan aplikasi herbisida ditentukan oleh: gulma sasaran, cuaca, jenis
herbisida yang akan digunakan dan tata cara aplikasinya. Syarat pengaplikasian herbisida
harus sesuai dengan kondisi di lapang. Jenis herbisida juga penting untuk diketahui
kesesuaian tepat fungsi pada gulma dan dosis herbisida, maka kalibrasi memiliki peran
sangat penting dalam keberhasilan pengaplikasian herbisida dan alat semprot (sprayer).
Ada tiga faktor yang menentukan keberhasilan kalibrasi: ukuran lubang nozel (nozel
curah); tekanan dalam tangki alat semprot; dan kecepatan berjalan (ke depan) aplikator.
Alat semprot yang menyebabkan perubahan adalah dari nozel, kemudian akan
menyebabkan volume curah yang keluar, dan nozel menyebabkan perbedaan lebar
gawang. Faktor dari manusia (penyemprot) yang menyebabkan perubahan adalah
kecepatan jalan, karena setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, kemudian
lebar gawang dan tekanan (Djojosumarto 2000). Oleh karena itu kalibrasi diperlukan
karena pertimbangan hal tersebut, dengan kalibrasi maka akan didapatkan volume air per
hektar.

Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujuan mempersiapkan dan mengkalibrasi peralatan untuk aplikasi


herbisida sehingga diperoleh hasil pengendalian yang efektif dan efisien.
Metode Percobaan

1. Menentukan nozle output per menit


a. Isi tangki sprayer secukupnya
b. Pasang nozle yang akan diukur
c. Siapkan stopwatch
d. Siapkan ember penampung
e. Ukur volume yang keluar dari nozzle

2. Mengukur lebar semprot tiap nozle


a. Isi tangki sprayer secukupnya
b. Pasang nozle yang akan diundur
c. Pompa sprayer dengan tekanan cukup
d. Semprotkan pada ketinggian nozle sekitar 40 cm
e. Ukur lebar semprotnya
f. Ulangi minimal 3 kali

3. Menentuksn volume larutan semprot yang diperlukan per hektar pada keadaan
kecepatan dan tekanan konstan
a. Isi tangki semprot dengan volume larutan yang diketahui (V1)
b. Semprot areal yang telah diketahui luasnya dengan larutan yang ada pada
tangki tersebut (Volume semprot = V2)
c. Ukur volume larutan yang tertinggi dalam tangki (V3)
d. Untuk mengetahui volume semprot, digunakan rumus :
V2 = V1-V3

4. Kalibrasi sprayer yang tidak mempunyai ukuran tekanan dan atau ukuran nozelnya
tidak diketahui
a. Tetapkan volume yang dikehendaki untuk menyemprot suatu area kecil (misal
10 m x 10 m)yang didasarkan atas volume yang telah ditentukan per hektarnya
b. Masukkan volume larutan yang telah dihitung
c. Semprot areal dengan menggunakan kecepatan jalan yang cukup dan tekanan
yang diatur sedemikian rupa
d. Apabila semua larutan habis sebelum areal tersemprot, maka hal ini dapat
diatasi dengan meningkatkan kecepatan jalan atau mengurangi tekananya
e. Ulangi prosedur di atas sampai ditemukan kecepatan berjalan dan tekan yang
sesuai dan konstan sehingga volume yang pasti untuk luasan tersebut dapat
diaplikasikan merata
f. Catat kecepatan berjalan dan tekanan yang diperlukan

5. Kalibrasi sprayer yang digerakkan oleh tuas dan belum diberi tekanan
a. Asumsikan kita akan menyemprot suatu areal dengan volume semprot 100 l/ha
(berarti nozle sprayer akan melepaskan volume semprot 100 l/ha)
b. Isi tangki semprotan dengan air dan mulailah menyemprot. Tentukan lebar
semprot dari nozle (misal 1 m)
c. Periksa kecepatan jalan dan catat berapa meter areal yang tersemprot dalam
waktu 1 menit (misal per menit dapat tersemprot 60 m/menit)
d. Luas areal yang tersemprot dalam waktu 1 menit :
= lebar semprot x kecepatan berjalan

= 1 m x 60 m/menit = 60 m2/menit

e. Untuk mengetahui berapa l/menit cairan semprot yang harus dilepaskan oleh
nozle untuk mengaplikasikan olume semprot 100 l/ha (yang dikehendaki),
digunakan formulasi kalibrasi berikut :
100 l/ha x 60 m2/menit
Nozle Output = ---------------------------------------------------------
100 m2/ha

f. Untuk mengetahui berapa l/ha larutan semprot yang akan diaplikasikan pada
suatu nozle output yang telah diketahui (misal 1 l/menit), digunakan fomulasi
kalibrasi sebagai berikut :
1 l/menit x 10.000 m2/ha
Volume semprot/ha = -------------------------------------------------
60 m2/menit
= 166 l/ha

6. Untuk mengetahui berapa jumlah bahan produk herbisida yang harus ditambahkan ke
dalam tangki semprot, dengan asumsi :
- Dosis rekomendasi = 5 l/ha
- Volume semprot = 166 l/ha
- Kapasitas tangki = 15 l
Digunakan formulasi kalibrasi sebagai berikut :

15 l x 15 l/ha
Jumlah bahan produk = -------------------------------------------
166 ha

Hasil Percobaan
Tabel 1 Tabel hasil peercobaan
Kuning
Merah Lurmark Biru Lurmark Hijau lurmark
TASCO AN
AN 2,4 AN 18 AN 1,2
0,5
1450 1400 1000 900
FR (ml) 1450 1425 950 850
1550 1400 1050 830
Lebar 220 230 200 146
Semprot 255 227 195 150
Nozle (cm) 257 227 185 152
Volume
yang
dibutuhkan 1,17 L/10 m2 1,145 L/10 m2 0,965 L/10 m2 0,75 L/15 m2
per luas
lahan (L/m2)
Kecepatan 1 Menit 16 1 Menit 30
61 Detik 55 etik
Jalan Detik Detik

Contoh Perhitungan

Nozzle Hijau
Rata-rata lebar = 193 cm  1,93 m
Luas Lahan = Lebar jalan x Rata-rata lebar
= 10 m x 1,93 m
= 19,3 m2

Pembahasan
Kalibrasi alat dapat diartikan sebagai cara untuk menghitung kebutuhan
(volume) larutan per satuan luas (ha). Ketepatan hasil kalibrasi sangat menentukan
efektivitas dan efisiensi biaya pengendalian gulma. Jumlah kebutuhan larutan sangat
tergantung pada jenis alat semprot (sprayer), nozzle, kecepatan jalan penyemprot,
kondisi gulma, dan kondisi areal perkebunan (topografi). Hasil kalibrasi digunakan
untuk menghitung volume larutan yang dibutuhkan (Barus 2003).
Knapsack sparayer merupakan sprayer berkapasitas empat gallons (15 liter)
dengan bentuk tangki seperti ginjal dan terbuat dari baja galvanis atau lembaran
kuningan yang dapat dibawa dengan cara digendong pada pundak dan bahu operator.
Leher gagang terdapat di bagian bawah tangki yang membuat operator mudah untuk
memompa. Sedikit pemompaan memberikan tekanan dalam kamar udara sehingga
ketika nozzle terbuka maka aliran cairan yang kuat dapat berhembus (Pramuhadi 2012).
Praktikum kalibrasi alat semprot menggunakan Knapsack sprayer semi otomatis
atau alat semprot punggung semi otomatis dengan nozel berwarna merah, biru, hijau,
dan kuning. Pengaplikasian alat penyemprot punggung pada praktikum ini dilakukan ke
arah lurus ke depan setinggi ±45º, tidak dilakukan dengan horizontal yang akan
berpengaruh pada hasilnya jika diaplikasikan pada tanaman langsung. Alat semprot
punggung dalam penggunaannya harus dikalibrasi terlebih dahulu agar jumlah pestisida
dapat ditentukan sesuai dengan rekomendasi yang seharusnya. Kendala dalam
praktikum ini terletak pada keterbatasan pengetahuan praktikan dalam pengaplikasian
alat semprot sehingga dalam beberapa praktikan melakukan kesalahan seperti
ketidaktepatan dalam menghitung volume, waktu dan hasil kalibrasi.
Berdasarkan hasil percobaan kalibrasi alat semprot didapatkan hasil pada nozel
berwarna merah dengan rata-rata flow rate dari ketiga ulangan sebanyak 1483,33
ml/menit, nozel berwarna biru sebanyak 1408,33 ml/menit, nozel berwarna hijau
sebanyak 1000 ml/menit, dan nozel berwarna kuning sebanyak 860 ml/menit. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa nozel dengan jumlah larutan yang keluar melalui nozel
yang terbanyak pada nozel berwarna merah yang berarti menunjukkan nozzle berwarna
merah memiliki diameter nozel yang besar. Selain memperhatikan jumlah larutan yang
keluar dari nozel (Flow rate), juga diperhatikan volume yang dibutuhkan perluas lahan
(L/m2) dan lebar semprot, karena dapat berpengaruh pada dosis dan herbisida yang
digunakan. Hasil yang diperoleh dari percobaan menunjukkan nozel berwarna merah
dengan volume yang dibutuhkan perluas lahan sebesar 1,17 L/10 m2 merupakan ukuran
nozel paling besar dan cocok untuk jenis herbisida dengan formulasi larutan pekat.
Nozel kuning dengan volume semprot sebesar 0,75 L/15 m2 dengan kecepatan jalan 55
detik merupakan nozel yang berukuran paling kecil, sshingga baik digunakan untuk
hampir semua jenis herbisida kontak.

Simpulan
Kalibrasi menentukan efektivitas pengendalian gulma dengan pemilihan nozzle
yang tepat. Nozzle dapat berpengaruh dalam menentukan dosis dan jenis herbisida yang
akan digunakan dalam pengendalian gulma. Semakin besar ukuran diameter nozzle
maka jumlah larutan yang keluar semakin banyak dan membutuhkan waktu yang
singkat untuk mengahabiskan larutan pada alat semprot.

Daftar Pustaka

Barus E. 2003. Pengendalian Gulma di Perkebunan. Yogyakarta (ID): Kanisius

Djojosumarto P. 2000. Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian. Yogyakarta (ID):


Kanisius.

Pramuhadi, G. (2012). Aplikasi Herbisida di Kebun Tebu Lahan Kering. Jurnal


Pangan. 21(3): 221-232.

Sudarno S. 1991. Pestisida. Yogyakarta (ID): Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai