Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU GULMA DAN PENGENDALIANNYA

“Kalibrasi Alat Semprot dan Aplikasi Herbisida”

Oleh:

SITI HARDIANTI UDA

D1B115154

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

2017
Capaian pembelajaran:

a. Mahasiswa dapat melakukan cara kalibrasi alat semprot punggung.

b. Mahasiswa dapa menentukan volume air yang dibutuhkan per satuan luas.

c. Mahasiswa dapat menentukan waktu atau keepatan berjalan yang dibutuhkan

dalam aplikasi herbisida per satuan luas tertentu.

d. Mahasiswa dapat menghitung dosis herbisida per satuan luas tertentu.

e. Mahasiswa dapat menentukan volume larutan herbisida per satuan luas

tertentu.

A. Pendahuluan

Keberhasilan aplikasi herbisida ditentukan oleh beberapa hal antara lai

gulma sasaran, cuaca, jenis herbisida yang digunakan dan tata cara aplikasinya.

Syarat pengaplikasian herbisida juga harus sesuai dengan kondisi lingkungan di

lapangan. Sebelum melakukan aplikasi herbisida di lapangan terlebih dahulu

harus meengetahui gulma sasaan dan tanaman yang dibudidayakan serta sifat-

sifatnya. Jenis herbisida kjuga penting untuk diketahui apakah sesuai untuk

mengendalikan gulma sasaran dan tidak meracuni tanaman serta bagaimana

herbisida tersebut diaplikasikan. selain itu faktor lain yang sangat menentukan

keberhasilan suatu aplikasi herbisida adalah cuaca, alat yang digunakan dan

orang yang mengaplikasikan herbisida tersebut. apabila hal-hal tersebut sudah

dilaksanakan dengan baik maka aplikasi herbisida juga di lapangan diharapka

dapat baik pula.


Alat yang digunakan dalam pengaplikasian herbisida adalah alat

penyemprot atau sprayer. Alat penyemprot herbsidayag paling banyak digunakan

adalah alat penyemprot punggung. Sebelum melakukan pengendalian gulma,

terlebih dahulu sprayer dikalibrasi. Kalibrasi dilakukan untuk menghindari

pemborosan herbisida, memperkecil terjadinya keracunan pada tanaman akibat

penumpukan herbisida dan memperkecil pencemaran lingkungan (Sukma dan

Yakup, 1991). Dalam kalibrasi sprayer terdapat dua metode yang digunakan yaitu

metode luas dan metode waktu. Dalam melakukan dua metode tersebut perlu

dilakukan praktek secara khusus agar pengaplakasian herbisida dapat berhasil.

B. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan adalah air dan herbisida. Alat yang digunakan

adalah sprayer merk Solo dengan kapasitas 15 liter, nosel (nozzle) herbisida merk

ICI terdiri atas warna merah (1,5 meter), hijau (1,0 meter), dan kuning (0,5 meter)

serta meteran, stopwatch, ember, tali rafia, gelas ukur 1 liter dan pipet ukur.

C. Prosedur Kerja

1. Tahapan kaibrasi alat semprot

Cara kalibrasi ala semprot dapatdilakuak bermacam-macam cara, namun

cara sederhana yang diterapkan pada semua alat semprot. Tahapam cara kalibrasi

alat semprot sebagai berikut:

a. Alat semprot harus dikalibrasi sebelum digunakan aplikasi herbisida di

lapangan.

b. Memeriksa bagian-bagian alat semprot yang diguakan dan jenis alat nosel

(pemercik). Alat nosel yang perlu dperhatikan adalah bunga percikan dan
keluaran (output). Alat nosel yang dipasang di traktor harus diukur satu per

satu dan keluaran butiran harus sama banyaknya. demikian pula pada semprot

punggung (knapsack sprayer).

c. Mengisi tangki alat smprot dengan air. Pegukuran kalibrasi dilakukan pada

tekanan 1 kg/cm2. Tekanan ini dapat dilihat pada alat pengukur tekanan

(Pressure gange) yang terpasang pada pompa. alat semprot punggung tanpa alat

pengukur tekanan, memompa pertama kali sebanyak 7-8 kali. Jagalah tekanan

dalam tangki selama pengukuran air yang keluar per detik, dengan dipompa

sebanyak dua kali setiap 2 detik pemakaian.

2. Menentukan kecepatan berjalan

a. Membuat petak atau tanda pada jarak trtenu, misalnya untuk alat semprot

punggung yaitu 30 m dan alat semprot yang dipasang di traktor yaitu 200 m.

b. Penyemprot yang terampil perlu dilakukan pelatihan kecepat jalan sambil

membawa alat semprot punggung yang diisi dengan air dan dipompa untuk

mempertahankan tekanan 1 kg/cm2.

i. Memasang pato atau batas setiap 8 m, 16 m, dan seterusnya sampai 5 kali

ulangan.

ii. Malakukan penyemprotan berulang-ulang paling sedikit lima kali sampai

jarak yang ditempuh selama 10 detik tepat dengan stopwatch pada setiap

patok.

iii. Meghitung kecepatan jalan dalam km/jam.

iv. Kecepatan jalan alat semprot yang dipasang di traktor dapat dibaca pada

alat pengukur kecepatan (speedometer).


3. Menentukan volume air per hektar

a. Mengisi penuh tangki dan melakukan sekali lagi pengujian dan latihan aplikasi

denga kecepatan tertentu, dengan tekanan alat semprot dan jarak yang telah

ditentukan pada sebidang tanah seluas2 x 30 m (petak). Latihan ini harus

benar-benar berhasil, yakni menyemprotkan air dengan volume tertentu, maka

ketepatan membuka dan menutup klep pada batas pato harus diperhatikan.

b. Untuk menentukan volume air yang telah disemprotkan pada sebidang petak

tanah, dapat dilakukan dengan mengisi air sampai keadaan permukaan air

seperti sebelum disemprotkan dan air yang ditambahkan diukur dengan gelas

ukur.

c. Lebar bunga semprot yang mengenai tanah ditentukan oleh jenis alat nosel,

tingginya dan tekanan alat semprot. Misalnya polijet tip berwarna merah

setinggi 60 cm dari permukaan tanah dan tekanan 1 kg/cm2, lebar bunga

semprotan 2,25 m. Agar penyemprotan merata pada sebidang petak tanah,

maka alat nosel tersebut secara efektif hanya selebar 2,0 m.

d. Untuk menentukan volume air yang diperlukan dalam 1 ha.


D. Hasil dan Pembahasan

1. Lebar efektif nosel merah yaitu 1,5 m

2. Kecepatan berjalan m/dt dan dikonversi ke km/jam

3. Tabel 1. Jarak yang ditempuh selama 10 detik

No Jarak yang ditempuh Rerata kecepatan jalan Rerata volume


selama 10 detik (m) (km/jam) semprot
(Liter)
1 8,5 3,06
2 9 3,24
3 8,4 3,024
4 8,2 2,952
5 7,8 2,808
Perhitungan kecepatan berjalan:

8,5𝑚 𝑋 3.240 𝑚/𝑗𝑎𝑚


1. = 3.600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 3.060 m/jam = 1.000 𝑚/𝑗𝑎𝑚 = 3,06 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

9𝑚 𝑋 2,880 𝑚/𝑗𝑎𝑚
2. = 3.600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 3,240 m/jam = 1.000 𝑚/𝑗𝑎𝑚 = 3,24 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

8,4 𝑚 𝑋 2,808 𝑚/𝑗𝑎𝑚


3. = 3.600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 3,024 m/jam = 1.000 𝑚/𝑗𝑎𝑚 = 3,024 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

8,2 𝑚 𝑋 2,880 𝑚/𝑗𝑎𝑚


4. = 3.600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 2.952 m/jam = 1.000 𝑚/𝑗𝑎𝑚 = 2,952 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

7,8 𝑚 𝑋
5. = 3.600 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 = 2.808 m/jam = 2.700 = 2. .808 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
10 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘

4. Debit cairan atau volume air per menit


520 𝑚𝑙
= 8,7 𝑚𝑙/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
60 𝑑𝑡
5. Menentukan kebutuhan volume air per hektar dan waktu yang

diperlukan.volume air yang dibutuhkan:

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑎𝑖𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝐿) 𝑋


=
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ (𝑚) 1 ℎ𝑒𝑘𝑡𝑎𝑟

0,52 𝐿 𝑋
=
8 𝑥 7,5 𝑚 10.000 𝑚²
5.200
𝑥=
60
𝑥 = 86,67 𝐿/ℎ𝑎

waktu yang diperlukan:


10000 𝑚²
Waktu yang diperlukan = 𝑥 50 𝑑𝑡 = 8.333 dt/ha
7,5 𝑥 8 𝑚

6. Menentukan dosis herbisida gramoxone pada luasan lahan tertentu bila dosis
1,5-3 liter/hektar dan volume larutan yang digunakan.

- Dosis herbisida pada luasan 60 m2 bila dosis 1,5-3/hektar volume larutan yang
digunakan

600 𝑚²
𝑥1.5 = 0.009 𝑙 = 9 𝑚𝐿 (𝐿𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛)
10000 𝑚
- Volume larutan pada larutan 60 m2 adalah
0,009 𝑙 𝑚²
𝑥 1000 𝑑𝑡 = 6 𝑙 (𝑃𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡)
1,5 𝑚
E. Pembahasan

Dalam melakukan kalibrasi hal yang harus diperhatikan adalah kecepatan

jalan harus konstan, tekanan semprot sprayer tetap, ukuran/tipe nosel, ketinggian

nosel di atas permukaan tanah (Panut, 2000). Dosis herbisida adalah jumlah dalam

liter atau kilogram yang digunnakan untuk mengendalikan sasaran tiap satuan luas

tertentu atau tiap tanaman yang dilakukan dalam satu aplikasi atau lebih

(Djojosumarto, 2008).

Pada praktikum ini diulangi selama 5 kali dengan rerata 3,06 km/jam, 3,24

km/jam, 3,024 km/jam, 2,952 km/jam dan 2,808 km/jam. masing-masing di

tempuh dalam waktu 10 detiik. Kebutuhan air yang diperlukan untuk menyemprot

lahan seluas 60 m yaitu 86,67 l/ha dan waktu yang diperlukan adalah 8,333 dt/ha.

Sedangkan dosisi herbisida yang akan digunakan jika dosis 1,5-3 l/hektar maka
volume larutan yang diperlukan adalah 9 mL dan yang akan digunakan untuk

menyemprot lahan seluas 60 m2 adalah 6 l dengan volume air per menit 8,7

ml/menit.

Pada praktikum ini dilakukan kalibrasi dengan metode luas dan metode

waktu, untuk menyesuaikan mekanisme kerja alat dengan standar baku

penyemprotan. Standar baku penyemprotan yaitu herbisida yang disemprotkan

harus menyebar secara rata di lahan yang disemprotkan. Dengan tujuan agar

dalam penyemprotan dapat dilakukan dengan jumlah yang tepat ke arah dan

penggunaan herbisida menjadi efisien dan efektif.

F. Kesimpulan

Pada praktikum ini dilakukan kalibrasi agar diketahui apakah alat semprot

yang akan digunakan layak untuk digunakan dan juga mengetahui lebar efektif

nosel yang digunakan sehingga dapat diketahui volume air dan dosis herbisida

yang dibutuhkan. Keberhasilan penyemprotan ditentukan oleh cuaca, waktu

semprot, dosis herbisida yang digunnakan, kecepatan jalan, dan konsetrasi larutan.

DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, P. 2008. Teknik Aplikasi Herbisida Pertanian. Kanisius.


Yogyakarta.

Sukma, Y. dan Yakup. 1991. Gulma dan Teknik Pengendaiannya. Rajawali press.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai