Anda di halaman 1dari 55

 Akuisisi data (DAQ = Data Acquisition) adalah suatu proses

pengambilan data sampel berupa fenomena fisik (suhu, tekanan,


cahaya, suara, dan lain-lain) dan mengkonversikan data sampel
yang didapat menjadi nilai numerik yang dapat dimanipulasi oleh
sebuah komputer.
 Akuisisi data adalah pengukuran sinyal elektrik dari transduser
dan peralatan pengukuran kemudian memasukkannya ke
komputer untuk diproses [Nikolay Kirianaki et all, 2002].
 Sistem akuisisi data adalah kumpulan dari berbagai elemen-
elemen elektronik yang saling bekerja sama dengan tujuan
melakukan pengumpulan, penyimpanan, pengolahan data, dan
penyaluran data untuk dijadikan sebagai suatu bentuk informasi
yang berarti.
 ATAU sebagai suatu sistem yang berfungsi untuk mengambil,
mengumpulkan dan menyiapkan data, hingga memprosesnya
untuk menghasilkan data yang dikehendaki.
 Di real world besaran fisik itu berbentuk analog. Sedangkan
sistem akuisisi data berbasis mikroprosesor dan komputer
merupakan sistem digital, hanya dapat mengolah sinyal-sinyal
listrik digital. Jadi besaran fisik analog harus dikonversi lebih dulu
menjadi besaran listrik digital yang setara.
 Sebuah sistem akuisisi data terdiri dari elemen-elemen utama:
- elemen masukan
- elemen sampling
- elemen kontrol
- elemen keluaran

3
 Elemen masukan terdiri dari bermacam-macam transduser,
pengkondisi sinyal, dan multiplekser.
 Elemen sampling terdiri dari filter low-pass, A/D converter.
 Elemen kontrol merupakan unit pengolahan sentral (Central
Processing Unit/CPU).
 Elemen keluaran terdiri dari D/A Converter, filter low-pass dan
(sin x)/x correction, I/O, Modem, Storage device, Display device,
dan Printout device.

4
Elemen-elemen dasar dari sistem akuisisi data berbasis komputer (PC), terdiri dari :
 Transduser
 Pengkondisi sinyal (signal conditioning)
 Perangkat keras akuisisi data (data acquition hardware)
 Sebuah komputer PC
 Software
 Data Analysis Hardware.
 Fenomena Fisik yang diukur bisa seperti suhu,
tegangan, posisi, laju atau kecepatan, gaya,
tekanan, radioaktivitas, intenstitas cahaya,
resistansi, kelembaban, konsentrasi gas, medan
magnet, dan lain sebagainya dan ditangkap oleh
transduser.
• Transduser atau sensor mendeteksi fenomena
fisik (suhu, tekanan, cahaya, dan lain-lain)
kemudian mengubahnya menjadi sinyal-sinyal
listrik. Misalnya termokopel, RTD (Resistive
Temperature Detectors), termistor, flow-
meter, geofon, dan lain-lain.
• Pada masing-masing kasus, adakalanya sinyal
listrik yang dihasilkan sebanding dengan
parameter fisik yang dialami/diamati.
• Sinyal-sinyal listrik yang dihasilkan oleh transduser harus dikonversi
ke dalam bentuk yang dikenali oleh papan akuisisi data yang
dipakai.
• Tugas pengkondisi sinyal : penguatan (amplification).
Misalnya sinyal-sinyal lemah yang berasal dari termokopel,
sebaiknya dikuatkan untuk meningkatkan resolusi pengukuran.
Dengan menempatkan penguat cukup dekat dengan transduser,
maka interferensi atau gangguan yang timbul pada kabel
penghubung antara transduser dengan komputer dapat
diminimalkan.
 Melakukan linearisasi.
Beberapa alat pengkondisi sinyal dapat melakukan penguatan
sekaligus linearisasi untuk berbagai macam tipe transduser.
Linearisasinya menggunakan perangkat lunak (program).
 Melakukan isolasi sinyal dari transduser terhadap komputer untuk
keamanan, seperti pada pengamatan tegangan tinggi atau medan
elektromagnetik tingkat tinggi yang dapat merusak komputer atau
bahkan melukai operatornya.

 Melakukan penapisan sinyal (pemfilteran) yang diamati :


Misalnya sebuah pengkondisi sinyal dilengkapi dengan Tapis-
Lolos-Bawah digunakan untuk meloloskan sinyal-sinyal
frekuensi rendah dan menahan (meredam) sinyal-sinyal
frekuensi tinggi sehingga keluarannya benar-benar bersih dari
interferensi sinyal yang tidak dikehendaki.
4.1 Masukan Analog
 Spesifikasi dari perangkat keras sistem akuisisi data meliputi
jumlah kanal, laju pencuplikan, resolusi, jangkauan, ketepatan
(akurasi), derau dan ketidak-linieran, yang semuanya berpengaruh
pada kualitas sinyal yang terdigitasi.
 Sesuai jumlah kanal masukan analog ada dua sistem yaitu sistem
kanal-tunggal dan sistem kanal-banyak. Sistem kanal tunggal
merupakan yang paling sederhana karena hanya melibatkan satu
masukan analog. Sedangkan pada sistem kanal banyak jumlah
masukan bisa terdiri dari dua atau lebih sehingga dibutuhkan
multiplexer yang diletakkan tepat sebelum ADC pada papan akuisisi
data.
 Pemultipleksan merupakan cara yang sering digunakan untuk
menambah jumlah kanal masukan ke ADC (papan akuisisi data).
Jumlah kanal masukan analog menentukan berapa tranduser
yang dapat ditangani.

Laju pencuplikan (dalam Hz) menentukan seberapa


banyak nilai cuplikan yang diperoleh.
Laju pencuplikan yang tinggi akan menghasilkan data yang lebih
banyak dan akan menghasilkan penyajian-ulang sinyal asli yang
lebih baik.
 Pada sistem kanal banyak, ADC mencuplik sebuah kanal,
kemudian berganti ke kanal berikutnya dan mencuplik kanal
tersebut, berganti lagi ke kanal berikutnya dan seterusnya.
Karena menggunakan sebuah ADC untuk mencuplik beberapa
kanal, maka laju efektif pencuplikan pada masing-masing kanal
berbanding terbalik dengan jumlah kanal yang dicuplik.
• Misalnya sebuah papan akuisisi data mampu
mencuplik dengan laju 100Kcuplik/detik
pada 10 kanal, maka masing-masing kanal
secara efektif memiliki laju pencuplikan :

• Dengan kata lain laju pencuplikan menurun


seiring dengan bertambahnya kanal yang
dimultipleks.
Resolusi (dalam satuan bit) adalah istilah untuk
jumlah atau lebar bit yang digunakan oleh ADC dalam
penyajian-ulang sinyal analog.
 Semakin besar resolusi ADC maka semakin besar
pembagi jangkauan tegangan masukan sehingga semakin
kecil perubahan tegangan yang bisa dideteksi sehingga
pengukuran oleh komputer lebih optimal.
 Contoh, sebuah masukan analog 0 – 10 Volt DC akan diubah menjadi
Digital oleh ADC. Maka Sebuah ADC dengan Resolusi 3 bit hanya
mampu melakukan pembagian jangkauan sinyal analog atau hasil
konversi masukan analog ke digital sebanyak (2 pangkat 3) = 8
perubahan atau 8 bagian. Masing-masing bagian disajikan dalam
kode-kode biner antara 000 hingga 111.
 Sedangkan sebuah ADC dengan Resolusi 8 bit akan mampu
melakukan konversi masukan analog ke digital sebanyak (2 pangkat
8) = 256 perubahan.
 Dengan demikian :
 ADC 3 bit hanya akan mampu menghasilkan akurasi
perubahan tegangan analog yang bisa dideteksi sebesar
:
10/8 = 1,25 Volt
 Sedangkan ADC 8 bit akan mampu menghasilkan
akurasi perubahan tegangan analog yang bisa dideteksi
sebesar :
10/256 = 0.039 Volt
 Dengan demikian, penyajian-ulang digitalnya lebih
akurat dibanding 3-bit.

15
 Jangkauan berkaitan dengan tegangan minimum dan
maksimum yang bisa ditangani oleh ADC yang
bersangkutan.
 Papan akuisisi data yang baik memiliki jangkauan yang
bisa dipilih sedemikian rupa hingga mampu dikonfigurasi
untuk menangani berbagai macam jangkauan tegangan
yang berbeda-beda.
• Spesifikasi jangkauan, resolusi dan penguatan (gain)
pada papan akuisisi data menentukan seberapa kecil
perubahan tegangan yang mampu dideteksi.
• Perubahan tegangan ini menyatakan 1 LSB (Least
Signifincant Bit ) pada nilai digital dan sering
dinamakan sebagai Lebar Kode (code width).
• Lebar kode yang ideal ditentukan menggunakan
persamaan berikut :
 Jikadiketahui jangkauan tegangannya antara 0
sampai dengan 5 V dan penguatan 500 dan resolusi
16 bit, maka diperoleh :

Lebar_kode_ideal = 5 / (500 x 2 16) = 153


nanovolt
 Padagambar 5.2 ditunjukkan sebuah grafik
gelombang sinus serta grafik digital yang diperoleh
menggunakan ADC 3-bit.
• Rangkaian keluaran analog dibutuhkan untuk
menstimulus suatu proses atau unit yang diuji pada
sistem akuisisi data.
• Beberapa spesifikasi DAC yang menentukan kualitas
sinyal keluaran yang dihasilkan adalah
– settling time,
– slew rate dan
– resolusi.
• Settling time dan slew rate bersama-sama menentukan seberapa
cepat DAC dapat mengubah aras sinyal keluaran.
• Settling time adalah waktu yang dibutuhkan oleh keluaran agar
stabil dalam durasi tertentu.
• Slew rate adalah laju perubahan maksimum agar DAC bisa
menghasilkan keluaran.
• Dengan demikian, settling time yang kecil dan slew rate yang
besar dapat menghasilkan sinyal-sinyal dengan frekuensi tinggi
karena hanya dibutuhkan waktu sebentar untuk mengubah
keluaran ke aras (tingkat) tegangan baru secara akurat.
 Hal tersebut sangat diperlukan pada penerapan DAC pada
pembangkit sinyal-sinyal audio. Sebaliknya, pada aplikasi sumber
tegangan yang digunakan untuk mengontrol pemanas (heater)
tidak dibutuhkan konversi D/A yang cepat karena pemanas tidak
mampu merespon secara cepat perubahan tegangan.
 Resolusi keluaran mirip dengan resolusi masukan.
 Yaitu jumlah bit kode digital yang (nantinya) akan
menghasilkan keluaran analog.
 Semakin banyak jumlah bit resolusinya semakin besar
kenaikan tegangan nya (semakin kecil perubahan
tegangan yang mampu dideteksi), sehingga
dimungkinkan untuk menghasilkan perubahan sinyal yang
halus.
 Pada banyak aplikasi akuisisi data dibutuhkan
pemicuan eksternal yang digunakan untuk memulai dan
menghentikan operasi akuisisi data. Pemicuan digital
mensinkronkan antara akuisisi dan pembangkit
tegangan ke suatu pulsa digital eksternal. Pada pemicu
analog, yang banyak digunakan pada operasi masukan
analog, akan memulai atau menghentikan operasi
akuisisi data saat suatu sinyal masukan mencapai suatu
aras dan slope suatu tegangan analog.

23
 Antarmuka digital I/O sering digunakan pada sistem
akuisisi data PC untuk mengontrol proses-proses,
membangkitkan pola-pola pengujian dan untuk
berkomunikasi dengan perangkat lain. Pada tiap-tiap
kasus, parameter-parameter yang penting mencakup
jumlah jalur digital yang tersedia, laju pemasukan dan
pengeluaran data digital pada jalur-jalur tersebut dan
kemampuan penggeraknya. Jika suatu jalur digital
digunakan untuk mengontrol suatu kejadian seperti
menghidupkan dan mematikan pemanas, motor atau
lampu, maka tidak dibutuhkan laju data yang tinggi
karena peralatan-peralatan tersebut tidak dapat
merespon dangan cepat.
24
 Suatu aplikasi umum lainnya adalah memindahkan data
antara satu komputer dengan peralatan lain seperti
data logger, pemroses data dan printer. Karena alat-
alat ini biasanya mentransfer data dalam satuan byte
atau 8 bit maka masing-masing jalur digital pada papan
digital I/O dibentuk dalam kelompok 8. Selain itu
beberapa papan memiliki rangkaian hand-shaking
untuk tujuan sinkronisasi komunikasi. Jumlah kanal
data dan kebutuhan hand-shaking harus sesuai
(disesuaikan) dengan aplikasi yang dibutuhkan.

25
 Rangkaian pencacah/timer berguna untuk berbagai
macam aplikasi, termasuk menghitung jumlah
kejadian-kejadian (event), mengukur pewaktu pulsa
digital serta membangkitkan gelombang kotak. Semua
hal tersebut dapat diimplementasikan menggunakan 3
sinyal pencacah/timer yaitu gerbang, sumber dan
keluaran. Gerbang adalah suatu masukan digital yang
digunakan untuk mengaktifkan dan mematikan fungsi
pencacah. Sumber adalah masukan digital yang
menyediakan pulsa-pulsa untuk menaikkan isi
pencacah. Keluaran dari pencacah dapat berupa
gelombang kotak atau pulsa-pulsa digital. Spesifikasi
yang terkait dalam operasi pencacah/timer adalah
resolusi dan frekuensi detak. Resolusi adalah jumlah
26
 Semakin besar resolusinya mengakibatkan jumlah
pencacahan semakin banyak. Sedangkan frekuensi
detak menentukan seberapa cepat kerja dari
pencacah/timer, artinya semakin tinggi frekuensinya
semakin cepat pencacah itu bekerja sehingga mampu
mendeteksi sinyal-sinyal masukan serta mampu
menghasilkan pulsa dan gelombang kotak dengan
frekuensi tinggi.

27
• Kemampuan pemrosesan komputer pada saat ini telah mengalami
peningkatan sedemikian rupa sehingga mencapai suatu tingkat
kemampuan untuk melakukan akuisisi dan pemrosesan (analisa) data
yang kompleks.
 Namun untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan unjuk-kerja
yang tinggi, seringkali komputer sudah tidak mampu lagi untuk
melakukan pemrosesan data dengan cukup cepat untuk merespon
sinyal-sinyal waktu nyata (real-time).
 Dengan demikian dibutuhkan perangkat keras tambahan yang
harus dipasang pada komputer yang bersangkutan.
• Komputer yang digunakan dapat mempengaruhi kecepatan
akuisisi data dan mempengaruhi unjuk-kerja dari sistem akuisisi
data secara keseluruhan.
• Faktor yang mempengaruhi jumlah data yang dapat disimpan dan
kecepatan penyimpanan adalah kapasitas dan waktu akses hard
disk.
• Aplikasi-aplikasi akuisisi data secara real-time (waktu-nyata)
membutuhkan prosesor yang cepat sehingga perlu prosesor
khusus untuk pemrosesan sinyal digital (DSP –Digital Signal
Processor).
 Prosessor sinyal digital (Digital Signal Processor) dapat melakukan
komputasi atau pemrosesan data lebih cepat dibandingkan
dengan mikroprosessor pada umumnya, karena prosessor khusus
tersebut mampu melakukan proses akumulasi dan multiplikasi
data dalam satu siklus detak,
 Saat ini prosessor sinyal digital telah tersedia dalam berbagai
macam format dan tingkat akurasi. Misalnya prosessor sinyal
digital 32-bit dengan format penyimpangan data floating-point
(bilangan pecahan), memiliki jangkauan dinamis yang lebih tinggi
dibandingkan dengan prosessor dengan format fixed-point
(bilangan bulat). Sehingga aplikasi-aplikasi yang dikembangkan
menggunakan prosessor floating-point tidak memerlukan
pemrograman yang kompleks (dibanding fixed-point) untuk
menangani data-data pecahan.
 DSP (Digital Signal Processor) Board dari
AMD
 ISASlot – DSP TMS320C30 dari Texas
Instrument
 Untuk dapat melakukan fungsinya sebagai peralatan
akuisisi data, sebuah komputer yang sudah dilengkapi
perangkat keras akuisisi data harus juga dilengkapi dengan
perangkat lunak untuk menjalankan fungsi tersebut.
 Akuisisi Data dikendalikan oleh program software yang
dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemrograman
berbagai tujuan umum seperti BASIC, C, Fortran, Java,
Lisp, Pascal.
 Perangkat lunak dan perangkat keras akuisisi data dapat
merubah komputer PC menjadi suatu sistem akuisisi,
pemroses (analisa) dan penampil data yang terpadu (Data
Acquisition System).
Perangkat lunak akuisisi data dibagi menjadi dua :
1. Perangkat Lunak Tingkat-Penggerak (driver level).
 Perangkat lunak yang menyederhanakan pemrograman
akuisisi data dengan cara menangani secara langsung
pemrograman tingkat-rendah (low level program) dan
memberikan berbagai fungsi tingkat-tinggi (high level
functions) yang dapat dipanggil dalam bahasa
pemrograman yang digunakan.
 Pada perangkat lunak jenis ini biasanya pemrograman
dilakukan menggunakan bahasa tingkat rendah yang
setingkat atau beberapa tingkat di atas bahasa mesin.
Contoh : bahasa Assembly pada pemrograman
microcontroller atau yang lebih tinggi lagi yaitu turbo
pascal, C++, Visual Basic, Delphi, dsb.
2. Perangkat Lunak Tingkat-Aplikasi (application level).
 Perangkat lunak akuisisi data yang langsung dapat
digunakan tanpa melalui proses pemrograman.
 Pemrograman masih tetap dilakukan namun hanya sebatas
pada penentuan atau perancangan proses kerja atau alur
kerja. Pemrograman ini berdasarkan flow-cart dan full-
graphic sehingga pengguna dapat dengan mudah
menggunakannya tanpa harus mempelajari bahasa
pemrograman yang rumit.
 Contoh : LabView, LabWindows atau StamPlot-Home-Edu
Edition (freeware), Multisus, dsb.
 One Way Data Acquisition System
 Multichannel Data Acquisition System
 Synchronous Data Acqisition System
 Fast Data Acquisition System

35
 Mempunyai struktur yang sederhana, merupakan sebuah open loop
system, biasanya digunakan terbatas untuk
pengambilan/pembacaan besaran fisik yang diukur secara digital,
yang untuk selanjutnya ditampilkan pada display (peraga)
misalnya LCD, CRT, dan lain-lain, atau merekamnya dengan off-
line processing, atau mencetaknya pada printer.
 Jika sistem akuisisi data ini berupa closed loop system, maka hasil
pembacaan data digunakan untuk pengendalian/pengontrolan
besaran tertentu, untuk melakukan setting suatu besaran pada
level yang diinginkan, atau secara sederhana dapat dikatakan
untuk meregulasi suatu besaran tertentu.

36
 Jika sejumlah besaran harus diambil/dibaca
secara simultan (bergantian) maka digunakan
yang dinamakan time division multiplexing untuk
mengontrol pengambilan input. Multiplekser
merupakan sebuah alat yang terdiri dari
beberapa switch analog yang mempunyai output
terhubung secara bersama membentuk sebuah
output tunggal dan inputnya menentukan
banyaknya input multiplekser itu.

37
 Membuka atau menutupnya switch dikendalikan
oleh channel address dari input, yaitu logic input
yang dikodekan dengan sejumlah bit. Satu bit
address mengendalikan 2 channel, dan n bit
dapat mengendalikan sebanyak 2n channel.
Multiplekser umumnya 4, 8, atau 16 channel.
Sebuah multiplekser 16 channel mempunyai 16
channel yang disimbulkan dengan channel 0
sampai dengan channel 15.

38
 Seperti telah dijelaskan tadi, struktur sistem
akuisi data multichannel mempunyai
keterbatasan. Untuk mengatasi keterbatasan itu
rangkaian S/H dipindah ke depan multiplekser
analog pada masing-masing input. Sehingga
diperlukan rangkaian S/H sebanyak jumlah input
yang ada. Blok diagram sistem dengan struktur
seperti ini terlihat pada gambar di atas.

39
 Pada sistem dengan struktur ini, dinamakan
sistem akuisisi data synchronous, pengaturan
input lebih baik karena dapat melakukan
pengambilan dua data input atau lebih, selama
rangkaian sample and hold dalam moda hold.
Hal ini dapat dirasakan secara praktis dalam
sinkronisasi antara control S/H dan start
konversi ADC.

40
 Sistem akuisisi data kadang-kadang menerima
sejumlah sinyal yang fluktuasinya sangat cepat.
Menerima sinyal sepert ini, tidak hanya cukup
menggunakan sistem akuisisi data multichannel
yang menggunakan ADC yang serupa dengan
sistem akuisisi data sebelumnya.
 FLASH ADC mempunyai conversion time yang
sangat singkat (kecil), ditambah lagi secara fisik
dan penngontrolan sama dengan konfigurasi
struktur sistem akuisisi data synchronous, maka
sistem akuisisi data fast ini dapat melakukan
pengambilan data yang lebih baik terhadap
sinyal-sinyal dengan fluktuasi yang sangat cepat.
41
 untuk aplikasi umum
Perangkat akuisisi data untuk aplikasi umum
dapat melakukan pengambilan data terhadap
banyak jenis masukan
 untuk aplikasi khusus
sedangkan akuisisi data untuk aplikasi khusus
hanya untuk beberapa jenis masukan saja

42
 Contoh perangkat akuisisi data untuk keperluan umum
adalah Handyscope yang dibuat oleh TiePie
Engineering. Handyscope merupakan perangkat
instrumentasi pengukuran berbasis PC terdiri atas
empat perangkat pengukur yaitu multimeter, osiloskop,
spectrum analyzer dan transient recorder serta
dilengkapi dengan function generator yang dapat
menghasilkan sinyal sinusoidal, sinyal persegi, sinyal
segitiga, sinyal DC, dan sinyal noise. Perangkat ini
memiliki dua masukan untuk tegangan analog.

43
 Akuisisi data untuk monitoring temperatur. Perangkat
akuisisi data ini memiliki 48 saluran masukan. Dalam
penelitian ini dibuat akuisisi data dengan menggunakan
ADC 574A, 12 bit, dan 3 buah multiplekser 16 saluran
serta bahasa Turbo C sebagai perangkat lunaknya untuk
memantau kegiatan penelitian pada plant untai
thermohidrolik, yaitu suatu plant yang memerlukan
banyak besaran fisis yang harus diamati dalam
operasinya. Pengujian sistem dilakukan dengan
memberikan masukan tegangan kalibrator dan
pengukuran temperatur menggunakan sensor
temperatur LM135, RTD, NTC dan thermokopel.

44
Berbagai bentuk dari akuisisi data telah tersedia secara komersil
untuk beberapa dekade, namun teknik dan teknologinya terus
berkembang. Sebagai contoh volmeter yang mencetak hasil secara
periodik, tape recorder yang dioptimasikan untuk perekaman
multichannel, strip chart recorder yang digunakan untuk membuat
grafik hard copy telah digunakan untuk berbagai keperluan dari
pengukuran daya tahan perangkat mekanik hingga perekaman dalam
aplikasi penerbangan serta untuk pengukuran dan perekaman
perubahan tekanan, permukaan air sungai, dan kejadian yang
berkaitan dengan gempa bumi. Perangkat ini telah dikembangkan
dalam sistem yang kompleks, terdistribusi, dapat dikonfigurasi ulang
dan dikontrol oleh komputer.

45
 Pada tahun 1980 sejumlah perusahaan
bekerjasama untuk membuat arsitektur alat ukur
berikutnya untuk memenuhi kebutuhan alat ukur
yang baik. Pada waktu tersebut dikembangkan
suatu mainframe terpisah dari komputer yang
menyimpan berbagai modul aplikasi pengukuran
dan dihubungkan ke komputer dengan
menggunakan antarmuka kecepatan tinggi.

46
 Sistem Kanal Tunggal
 Sistem Kanal Banyak
 Sistem Berkecepatan Tinggi
 Sistem Akuisisi Jarak Jauh

47
 Tranduser: berfungsi untuk merubah besaran fisis yang diukur
kedalam bentuk sinyal listrik.
 Amplifier: berfungsi untuk memperbesar komputer dari sinyal
yang dihasilkan transduser.
 LPF : berfungsi untuk membatasi lebar band frekuensi sinyal
listrik dari data yang diukur.
 S/H : berfungsi untuk menjaga komputer sinyal analog tetap
konstan selama waktu konversi analog ke digital.
 A/D : berfungsi untuk merubah besaran analog kedalam bentuk
representasi komputer.
 D/A : berfungsi untuk merubah besaran komputer kedalam
sinyal analog.
 Komputer : berfungsi untuk mengolah data dan mengontrol
proses. Pada konfigurasi kanal tunggal, komputer berfungsi
sebagai pemroses data dan juga pengontrol penguatan sinyal.
 Terdapat tiga jenis metode untuk menyusun suatu
sistem akuisisi data dengan banyak tranduser.
Perbedaan utama pada ketiga jenis ini ditentukan oleh
letak multiplexer di dalam sistem. Sistem pertama
meletakan multiplexer pada ujung bagian depan,
sehingga sinyal analog yang mengalami proses
pemilihan masuk ke kanal. Pada cara kedua
pemasangan multiplexer setelah terjadi
penyamplingan dan holding sinyal, metode kedua lebih
baik dibandingkan metode pertama. Metode ketiga
merupakan metode yang terbaik, tetapi dengan
penerapan masing-masing kanal mempunyai A/D
sendiri mengakibatkan sistem menjadi lebih mahal
dibandingkan cara sebelumnya.
 Sistem akuisisi data yang menggunakan komputer
digital sebagai pengolah datanya, maka kecepatan
ditentukan oleh proses pengubahan sinyal analog ke
digital. Untuk mempercepat akuisisi data biasanya
digunakan suatu komputer analog ke digital yang
berkecepatan tinggi disebut dengan FLASH A to D. Bila
kecepatan akuisisi masih ingin dipercepat, maka dapat
digunakan dua buah A/D yang bekerja secara
bergantian.
 Suatu sistem akuisisi data yang mempunyai komponen
pengambil dan pengolah data denganjarak berjauhan ,
maka dibutuhkan media untuk mentransfer antara
kedua sub sistemtersebut. Kondisi ini membutuhkan
sistem memori yang disuply komputer
sebagaipenampung sementara, memori seperti ini
disebut sistem memori RAMPACK. Data yang diambil
disimpan di memori RAMPACK, kemudian memori
dibawah ketempat komputerpengolahan data.
 Sistem lain menggunakan Sistem komunikasi, data
diambil oleh komputer yang terletak jauh dari
komputer kemudian data ditransmisikan melalui
saluran komunikasi, bila saluran komunikasi merupakan
sistem analog diperlukan komponen yang disebut
modem. Penyaluran data melalui jaringan ISDN bisa
dilakukan dengan pemasangan langsung pada jack
terminal saluran tersebut.
 Sistem Monitoring Suhu Berbasis Web Dengan Akuisisi
Data Melalui Port Paralel PC
 Sistem ini digunakan untuk monitoring suhu dengan
sistem jarak jauh yaitu menggunakan web

53
 Sensor suhu yang digunakan adalah LM35.
 Bahasa pemrograman web yang digunakan adalah PHP
dengan mesin basis-data adalah MySQL.
 Sistem akuisisi data dilakukan melalui port paralel
dengan dengan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0
dan data disimpan dalam berkas Microsoft Access.
 Rangkain ADC menggunakan mode free running.
 Kisaran suhu yang digunakan dari 0°C sampai 100°C.
 Sistem hanya melakukan monitoring suhu tanpa adanya
pengendalian atau kontrol suhu.

54
1. Buat ringkasan materi tentang rangkaian
Analog to Digital Converter (ADC) dan
Digital to Analog Converter (DAC).
2. Mengacu pada sistem akuisisi data
berdasarkan strukturnya, tentukan jenis
sistem akusisi data dalam metode-metode
geofisika.
3. Tentukan element-element dasar sistem
akuisisi data metode geofisika : resistivitas,
seismik, GPR, graviti, magnetik.

Anda mungkin juga menyukai