Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROKONTROLER

PEMBIMBING :

ISA MAHFUDI , SST, MTrT

Disusun oleh :
Kelompok 1:
1. M. ASYROF V . 2131130047
2. RAHMATIYAH AYU P. M. 2131130016

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG 2022
DAFTAR ISI

BAB I.......................................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................................3
1.1.Tujuan..............................................................................................................................................................3
1.2.Teori Dasar......................................................................................................................................................3
1.3. Alat dan Bahan...............................................................................................................................................7
1.4 . Skema Rangkaian...........................................................................................................................................7
BAB II.........................................................................................................................................................................8
PEMBAHASAN...........................................................................................................................................................8
2.1Prosedur Percobaan.........................................................................................................................................8
2.2.Hasil dan Pembahasan.....................................................................................................................................9
2.3.Analisa Data...................................................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Tujuan
(1) Mahasiswa mampu memahami konsep komunikasi serial
(2) Mahasiswa mampu memahami cara memprogram untuk komunikasi serial ke
Node MCU ESP8266
(3) Mahasiswa mampu memahami konsep ADC dan merangkai ADC di Node
MCU ESP8266

1.2. Teori Dasar


Komunikasi serial ialah pengiriman data secara serial yaitu data dikirim satu per satu
secara berurutan, dikenal dua cara komunikasi data secara serial, yaitu komunikasi data
secara sinkron dan komunikasi data secara asinkron. Pada komunikasi data serial
sinkron, clock dikirimkan bersama-sama dengan data serial, sedangkan komunikasi data
serial asinkron, clock tidak dikirimkan bersama data serial, tetapi dibangkitkan secara
sendiri-sendiri baik pada sisi engirim (transmitter) maupun pada sisi penerima (receiver).
Komunikasi serial sering sekali digunakan pada arduino seperti pada com monitor, itu adalah
salah satu fungsi dari komunikasi serial antar arduino dengan PC.
Beberapa perangkat sensor menggunakan komunikasi serial untuk mengirim data hasil
pembacaanya ke arduino, selain modul sensor ada juga modul lainya seperti MP3 DF Player
mini dan masih banyak lagi yang lainya.
Komunikasi serial antar device seperti arduino bisa dilakukan secara wireless menggunakan
bluetooth HC-05, dan kebanyakan modul wifi juga jika digabungkan dengan arduino
menggunakan komunikasi serial.
1.2.1 Konsep ADC

Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi kode – kode
digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi digital dan
rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor
yang kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat,
aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu kecepatan sampling dan
resolusi.
Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan “seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke
bentuk sinyal digital pada selang waktu tertentu”. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan
dalam sample per second (SPS).
Resolusi ADC menentukan “ketelitian nilai hasil konversi ADC”. Sebagai contoh: ADC 8 bit
akan memiliki output 8 bit data digital, ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 (2n –
1) nilai diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti sinyal input dapat
dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian
nilai hasil konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.

1.2.2 Jenis ADC beserta skema rangkaian


1. ADC Pengkonversi Langsung / Flash ADC

Mempunyai sebuah komparator untuk medekodekan masing masing range tegangan.


Pengkonversian langsung memiliki kelebihan yaitu pengkonversian yang cepat, tetapi biasanya hanya
diterapkan pada resolusi 8 bit (256 komparator) atau kurang, karena teknik pengkonversian ini
membutuhkan rangkaian yang besar dan mahal.

Tipe ini dapat menunjukkan konversi secara lengkap pada kecepatan 100 MHz dengan rangkaian kerja
yang sederhana. Sederetan tahanan mengatur masukan inverting dari tiap-tiap konverter menuju
tegangan yang lebih tinggi dari konverter sebelumnya, jadi untuk tegangan masukan Vin, dengan full
scale range, komparator dengan bias dibawah Vin akan mempunyai keluaran rendah. Keluaran
komparator ini tidak dalam bentuk biner murni. Suatu dekoder dibutuhkan untuk membentuk suatu
keluaran yang biner. Beberapa komparator berkecepatan tinggi, dengan waktu tunda (delay) kurang dari
6 ns banyak digunakan, karena itu dihasilkan kecepatan konversi yang sangat tinggi. Jumlah komparator
yang dibutuhkan untuk suatu konversi n bit adalah 2n–1.

2. ADC Tipe Counter ( ADC Tipe Digital Ramp )

Menggunakan counter sebagai komponen utama untuk mengubah masukan analog


menjadi keluaran digital. ADC ini akan mencacah mulai dari 0 sampai nilai yang setara
dengan masukan analog. Hasil pencacahan ini diubah menjadi analog dengan DAC untuk
dibandingkan dengan masukan analog. Pencacahan yang dilakukan oleh counter akan
berhenti jika nilai pencacahan lebih besar dari masukan analog. Nilai hasil pencacahan
yang terakhir ini merupakan hasil konversi yang merupakan nilai setara masukan analog.
Binary counter (pencacah biner) akan mendapat masukan clock secara kontinyu
dan hitungan akan bertambah atau berkurang tergantung pada kontrol dari pencacah
apakah sedang naik (up counter) atau sedang turun (down counter). ADC tipe ini tidak
menguntungkan jika dipakai pada sistem yang memerlukan waktu konversi masukan
keluaran singkat, sekalipun pada bagian masukan pada tipe ini tidak memerlukan
rangkaian sample hold. ADC tipe ini sangat tergantung pada kecepatan clock pencacah,
semakin tinggi nilai clock yang digunakan, maka proses konversi akan semakin singkat.

3. ADC Successive Aproximation


Dibuat sebagai pengembangan dari ADC tipe counter (digital ramp ADC).
Perubahan dalam ADC tipe ini adalah adanya sebuah counter yang sangat spesial yang
disebut successive-approximation register. Register ini tidak mencacah mulai dari 0 seperti
halnya pada ADC tipe counter tetapi register ini menghitung dengan mencoba semua nilai
bit mulai dari most-significant bit (MSB) dan berakhir pada least-significant bit.Di dalam
proses perhitungan, register akan memperhatikan keluaran komparator untuk mengetahui
apakah bilangan biner hasil perhitungan lebih kecil atau lebih besar dari masukan sinyal
analog.
Cara register menghitung ini mirip dengan metode “trial-and-fit” dalam
pengkonversian bilangan desimal menjadi biner, dimana nilai-nilai yang berbeda dari bit-
bit diujikan dari MSB sampai dengan LSB untuk memperoleh sebuah bilangan biner yang
sama dengan bilangan desimal asli. Keuntungan dari teknik penghitungan model ini adalah
waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh hasil konversi menjadi lebih cepat.
Tipe successive approximation merupakan suatu konverter yang paling sering ditemui
dalam desain perangkat keras yang menggunakan ADC. Tipe ini memiliki kecepatan
konversi yang cukup tinggi, meskipun dari segi harga relatif mahal. Prinsip kerja konverter
tipe ini adalah, dengan membangkitkan pertanyaan-pertanyaan yang pada intinya berupa
tebakan nilai digital terhadap nilai tegangan analog yang dikonversikan. Apabila resolusi
ADC tipe ini adalah 2n maka diperlukan maksimal n kali tebakan (Tirtamihardja, 1996).

4. Dual Slope ADC / Integrating ADC


Integrasi ADC adalah jenis konverter analog-ke-digital yang mengubah tegangan input
menjadi representasi digital melalui penggunaan integrator. Tipe Integrating menawarkan
resolusi tertinggi dengan biaya terendah. ADC tipe ini tidak dibutuhkan rangkaian sample
hold. Tipe ini memiliki kelemahan yaitu waktu konversi yang agak lama, biasanya
beberapa milidetik.

1.2.3. Perhitungan
Secara umum, nilai ADC 10-bit yang dihasilkan dari suatu sinyal input (Vin) berdasarkan
referensi tegangan (Vref) tertentu dirumuskan sebagai: ADC= (Vin/Vref)*1024.

1.3. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan pada praktikum ini adalah:
 Lolin Node MCU ESP8266 : 1 buah
 Kabel data Micro USB : 1 buah
 Aplikasi IDE Arduino : 1 buah
 Aplikasi Fritzing : 1 buah
 Potentiometer : 1 buah
 Project Board : 1 buah
 Kabel Jumper : 6 buah

1.4 . Skema Rangkaian


Adapun skema dalam praktikum ini ditunjukkan pada gambar berikut :
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Prosedur Percobaan
(1) Jalankan aplikasi FRITZING
(2) Buat rangkaian ADC menggunakan POTENTIOMETER seperti pada skema
rangkaian :
(3) Tulis script sesuai materi yang diberikan ke aplikasi ARDUINO

(4) Lalu upload program ke Nodemcu.


(5) Klik “Serial Monitor”
(6) Buat script sesuai tugas yang diberikan
2.2. Hasil dan Pembahasan
Diatas adalah hasil dari perintah coding di arduino. Setelah coding berhasil, praktekan node
MCU dengan Potentiometer. Untuk melihat keluaran data ADC bisa dilihat setelah mengklik
serial monitor . setelah mendapatkan data ADC, untuk mencari nilai tegangannya bisa dihitung
dengan rumus ( 3,3 * nilai ADC/1024 )

2.3. Analisa Data


 Kita dapat megetahui berapa besar tegangan yang dihasilkan dari nilai keluaran ADC
menggunakan potentiometer dan dihitung menggunakan rumus ( 3,3 * nilai
ADC/1024 ). 3,3V adalah nilai paten dari model node MCU versi Lolin.
Berikut adalah hasil perhitungan dari percobaan kali ini:

No. Nilai ADC Nilai Tegangan ( Volt )


1. 9 0,029
2. 51 0,164
3. 150 0,48
4. 360 1,16
5. 501 1,61
6. 636 2,05
7. 720 2,32
8. 873 2,81
9. 936 3,016
10. 1024 3,3
• Kita juga bisa menghidup nyalakan LED node MCU dengan cara memasukkan perintah
coding pada nilai ADC keberapa LED mati, nyala, mati nyala lambat, dan mati nyala
cepat pada arduino. Putar potentiometer sesuai keinginan maka LED akan mati nyala
sesuai perintah.

2.3. Kesimpulan
Dari praktikum mikrokontroler penerapan konsep ADC ke nodeMCU ESP8266 dapat
disimpulkan bahwa komponen nodeMCU ESP8266 bisa menjalankan fungsi monitoring ataupun
controlling pada suatu proyek yang berbasis IT. Penerapan dari nodeMCU ESP8266 dapat
dijalankan melalui software Arduino dengan program yang telah kita buat dan untuk merangkai
suatu rangkaian ADC kita dapat menggunakan aplikasi Fritzing. Apabila program yang telah kita
buat dapat berjalan sesuai perintah, maka kita dapat melihat dari hasil programnodeMCU
ESP8266 yang kita tulis

DAFTAR PUSTAKA
- https://ajat.xyz/2021/02/07/macam-rangkaian-adc-analog-to-digital-conventer/
- https://blog.unnes.ac.id/antosupri/adc-analog-to-digital-converter/
- https://tutorkeren.com/artikel/adc-pada-mikrokontroler-avr.htm#:~:text=Secara
%20umum%2C%20nilai%20ADC%2010,(Vin%2FVref)*1023.

Anda mungkin juga menyukai