Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR ASISTENSI

NAMA : ANGGITA JULIANA


NPM : G1D019073
KELOMPOK : 3 ( TIGA )
NO. ANGGOTA HIMATRO : AIRO – 12 - 023

TANGGAL EVALUASI PARAF

Bengkulu, 2020
( )
PRAKTIKUM DASAR SISTEM DIGITAL
ADC
LAPORAN PRAKTIKUM

ANGGITA JULIANA
G1D019073

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adanya perkembangan teknologi yang pesat dan juga semakin canggih


seperti yang terjadi sekarang ini , membuat alat – alat elektronik menjadi sering
digunakan oleh banyak masyarakat di zaman modern ini . Dengan semakin
pesatnya perkembangan teknologi, sistem analog sudah banyak digantikan dan
banyak masyarakat beralih menggunakan sistem digital seperti ,Handphone,
televisi,flashdisk, dan Komputer yang merupakan contoh dari alat elektronik yang
berbasis digital.Dalam membentuk sistem digital diperlukan suatu rangkaian yang
berisi gerbang logika dan juga kode-kode dalam digit biner.
Di dalam dunia elektronik , konverter analog-ke-digital ( ADC , A / D ,
atau A-ke-D ) adalah sistem yang mengubah sinyal analog , seperti suara yang
diambil oleh mikrofon atau cahaya yang masuk ke kamera digital , menjadi
sebuah sinyal digital . Analog To Digital Converter (ADC) dapat diartikan juga
sebagai pengubah input analog menjadi kode – kode digital. ADC banyak
digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian
pengukuran/ pengujian.
Umumnya ADC digunakan sebagai perantara antara sensor yang
kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/
berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital
(komputer). ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu
kecepatan sampling dan resolusi. Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan
“seberapa sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang
waktu tertentu”. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan dalam sample per
second (SPS), Resolusi ADC menentukan “ketelitian nilai hasil konversi
ADC”.Pada praktikum kali ini praktikan akan mengupas lebih dalam mengenai
ADC (Analog to Digital Converter) terkait proses ADC,pembacaan nilai tegangan
dan lainnya.

1.2 Tujuan
Tujuan pada pratikum ini antara lain :
1. Mengetahui proses ADC.
2. Memahami pembacaan nilai tegangan analog pada Arduino.
3. Memahami pembacaan sensor analog pada arduino.

1.3 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pratikum ini antara lain :
1.Bagaimana cara mengetahui proses ADC?
2.Bagaimana cara membaca nilai tegangan analog pada Arduino?
3.Bagaimana cara membaca sensor analog pada Arduino ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Analog to Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog menjadi
kode – kode digital. Digital to Analog Converter (DAC) adalah pengubahan
kembali sinyal output digital menjadi sinyal analog. ADC dan DAC banyak
digunakan sebagai pengatur proses industri, komunikasi digital dan rangkaian
pengukuran/pengujian yang digunakan sebagai perantara antara sensor yang
kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor suhu, cahaya,
tekanan/berat, aliran dan sebagainya kemudian diukur dengan menggunakan
sistim digital (komputer). Jenis-Jenis ADC (Analog to Digital Converter) adalah
sebagai berikut:
1. ADC Simultan
ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau
parallel converter. Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk
digital diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator
tersebut, dan input pada sisi – tergantung pada ukuran bit
converter. Ketika Vi melebihi tegangan input – dari suatu
komparator, maka output komparator adalah high, sebaliknya akan
memberikan output low.
Gambar 2.1 ADC simultan

2. Counter Ramp ADC

Pada gambar 2.2 dibawah , ditunjukkan blok diagram


Counter Ramp ADC didalamnya tedapat DAC yang diberi
masukan dari counter, masukan counter dari sumber Clock dimana
sumber Clock dikontrol dengan cara meng AND kan dengan
keluaran Comparator. Comparator membandingkan antara
tegangan masukan analog dengan tegangan keluaran DAC, apabila
tegangan masukan yang akan dikonversi belum sama dengan
tegangan keluaran dari DAC maka keluaran comparator = 1
sehingga Clock dapat memberi masukan counter dan hitungan
counter naik.

Gambar 2.2 Counter Ramp ADC

3. SAR (Successive Aproximation Register) ADC


Pada gambar 2.3 dibawah ditunjukkan diagram
ADC jenis SAR, Yaitu dengan memakai konvigurasi yang
hampir sama dengan counter ramp tetapi dalam melakukan
trace dengan cara tracking dengan mengeluarkan kombinasi
bit MSB = 1 ====> 1000 0000. Apabila belum sama
(kurang dari tegangan analog input maka bit MSB
berikutnya = 1 ===>1100 0000) dan apabila tegangan
analog input ternyata lebih kecil dari tegangan yang
dihasilkan DAC maka langkah berikutnya menurunkan
kombinasi bit ====> 10100000

Gambar 2.3 AR (Successive Aproximation Register) ADC

ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip, yaitu


kecepatan sampling dan resolusi.

1. Kecepatan Sampling ADC


Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan “seberapa
sering sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada
selang waktu tertentu”. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan
dalam sample per second (SPS) yang dapat dilihat pada gambar 2.4
berikut.

Gambar 2.4 Ilustrasi Kecepatan Sampling ADC

2. Resolusi ADC
Berarti, sinyal input bisa dinyatakan ke dalam 255 (2n – 1 ) dari
nilai diskrit. Berdasarkan contoh di atas, maka ADC dengan 12 bit
tersebut dapat memberikan ketelitian terhadap nilai hasil
pengubahan atau konversi yang lebih baik jika dibandingkan
dengan ADC sebesar 8 bit.[1]

Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk


besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input dan tegangan referensi.
Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5 volt, tegangan input 3 volt, rasio input
terhadap referensi adalah 60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala
maksimum 255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60 % x 255=153 (bentuk
desimal) atau 10011001 (bentuk biner)

Contoh :

Signal =( maxsample
value )
∙ Reference Voltage

=(
255 )
153
∙5

= 3 Volt [2]
Sinyal analog adalah sinyal yang berupa gelombang elektro magnetik dan
bergerak atas dasar fekuensi. Frekuensi adalah jumlah getaran bolak balik sinyal
analog dalam satu siklus lengkap per detik. Satu siklus lengkap terjadi saat
gelombang berada pada titik bertegangan nol, menuju titik bertegangan positif
tertinggi pada gelombang, menurun ke titik tegangan negatif dan menuju ke titik
nol kembali. Semakin tinggi kecepatan atau frekuensinya semakin banyak siklus
lengkap yang terjadi pada suatu periode tertentu. Kecepatan frekuensi tersebut
dinyatakan dalam hertz. Sebagai contoh sebuah gelombang yang berayun bolak
balik sebanyak sepuluh kali tiap detik berarti memiliki kecepatan sepuluh hertz.
Bentuk sinyal analog dapat dilihat pada Gambar 2.5 berikut.

Gambar 2.5 Bentuk Sinyal Analog


Sinyal digital merupakan hasil teknologi yang dapat mengubah sinyal
menjadi kombinasi urutan bilangan 0 dan 1 (juga dengan biner), sehingga tidak
mudah terpengaruh oleh derau, proses informasinya pun mudah, cepat dan akurat,
tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman
data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret.
Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan
istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1).
Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk
2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah
kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.
Bentuk dari sinyal digital dapat dilihat pada Gambar 2.6 berikut.
Gambar 2.6 Bentuk Sinyal Digital

Analog To Digital Converter (ADC) merubah nilai suatu masukan yang


berupa arus, tegangan listrik atau sinyal analog lainnya menjadi sinyal digital
(angka). Mengapa harus dikonversi, karena sebagian besar data/sinyal yang ada di
dunia ini merupakan besaran analog. Pengonversian data dari analog ke digital
merupakan suatu cara untuk mengolah data analog tersebut agar dapat di
modifikasi, di manipulasi dan mengubah karakteristiknya. Umunya, ADC
digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistem
komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan, aliran dan sebagainya kemudian
diukur dengan menggunakan sistem digital.[3]
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Peralatan
1. Arduino Uno
2. Resistor
3. Variable Resistor
4. LDR
5. Jumper
6. PC
7. Multimeter

3.2. Langkah-Langkah Percobaan

3.2.1 Pembacaan Nilai Tegangan Analog Oleh ADC Arduino


1. Rangkaian disusun seperti Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Rangkaian Percobaan 1


2. Program berikut ini dibuat pada Arduino :
int sal = A0;
void setup(){
Serial.begin(9600);
}
void loop(){
int baco = analogRead(sal);

Serial.println(sal);
delay(500);
}

3. Posisi potesnsiometer divariasikan dan tegangan diukur pada potensiometer,


lalu data yang dihasilkan dicatat pada Tabel Percobaan 4.1.
4. Hasil nilai analog diamati pada serial monitor arduino dan datanya dicatat
pada Tabel Percobaan 4.1

3.2.2 Pembacaan Nilai ADC LDR


1. Rangkaian disusun seperti Gambar 3.2.
Gambar 3.2 Rangkaian Percobaan 2

2. Program berikut dibuat pada Arduino :


int sal = A0;
void setup(){
Serial.begin(9600);

}
void loop(){
int baco = analogRead(sal);
Serial.println(sal);
delay(500);
}
3. Variasi cahaya diberikan pada LDR dan tegangan diukur pada LDR, lalu data
dicatat pada Tabel Percobaan 4.2.
4. Hasil nilai analog diamati pada serial monitor arduino dan data dicatat pada
Tabel Percobaan 4.2.
BAB IV
PEMBAHASAN

Praktikum pada modul berikut membahas tentang ADC (Analog to Digital


Converter) yaitu bagaimana cara membaca nilai tegangan analog pada Arduino
memahami pembacaan sensor analog pada arduino,serta memahami proses yang
terjadi pada ADC, Langkah awal dari percobaan ini yaitu dengan mempersiapkan
komponen-komponen yang dibutuhkan dengan menggunakan aplikasi proteus
diantaranya ialah Arduino Uno R3 , resistor, variabel resistor, LDR, DC
voltmeter, virtual terminal, ground, dan power.Percobaan dilakukan sesuai
dengan langkah percobaan yang ada dan berdasarkan panduan dari video yang
telah dibagikan di youtube oleh asisten laboratorium.
Pada percobaan pertama, diperoleh data hasil percobaan pada nilai
keluaran yang terbaca pada voltmeter ,nilai diperoleh dari nilai variasi pada
resistor yaitu 28, 56 dan 84. kemudian nilai variasi pada resistor ini akan
dibulatkan dalam bentuk persen sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan. Lalu
digunakan Vref dengan nilai sebesar 5 volt. Sedangkan pada percobaan kedua,
diperoleh data hasil percobaan pada nilai keluaran yang terbaca pada voltmeter
dan virtual terminal. Pada percobaan ini, besaran pada sensor LDR diberi nilai
yang bervariasi yaitu 28, 29 dan 30.
Percobaan ini tetap menggunakan Vref dengan nilai sebesar 5 volt serta
satu buah resistor dengan nilai sebesar 1K ohm. Terdapat 2 kali percobaan, yang
mana percobaan pertama dilakukan untuk membaca nilai tegangan analog oleh
ADC arduino. Kedua, percobaan untuk membaca nilai ADC LDR. Pada Arduino
uno R3, yang mana nilai resistansinya dibuat bervariasi sesuai dengan NPM yang
dimiliki oleh masing-masing praktikan , misalnya NPM 2 , variasi resistansinya
ialah 4,6,8,dan seterusnya.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
ADC (Analog to Digital Converter nilai dari intensitas cahaya yang masuk
berbanding terbalik dengan resitansi atau nilai hambatan yang dihasilkan , dala
artian apabila intensitas cahaya yang masuk atau menerangi sensor banyak maka
nilai resistansi yang dihasilkan akan sedikit begitupun sebaliknya apabila
intensitas cahaya yang menyinari sensor kecil maka nilai resistansi yang
dihasilkan akan bernilai besar.

4.1 Pembacaan Nilai Tegangan Analog


Percoban pertama dilakukan pembacaan nilai tegangan analog dengan
variasi nilai pada resistor adalah 28, 56 dan 84. kemudian dilakukanlah
perhitungan nilai potensiometer,tegangan keluaran,dan nilai ADC ukur yang dapat
dituliskan dalam tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1 Data Hasil Percobaan Pembacaan Nilai Tegangan Analog


Nilai Potensiometer (%) Vout (Volt) ADCukur

3 0,15 31

6 0,30 61

8 0,40 82

Dari pada Tabel 4.1 mengenai nilai tegangan analog dapat disimpulkan
bahwa nilai potensiometer dengan nilai tegangan dan nilai ADC hasil pengukuran
berbanding lurus , dapat diamati ketika nilai potensiometer = 3% nilai tegangan
analog dan nilai ADC hasil pengukuran juga mengalami kenaikan yaitu bernilai
0,15 dan 31 dan terus bertambah naik ketika nilai potensiometer bertambah.
Kemudian, untuk mengetahui nilai dari ADC hitung dilakukan suatu perhitungan
dengan menggunakan Persamaan 2.1berikut.

1. Vout = 0,15 V
0 ,15
ADC= ∙1023=30 , 69
5

Berdasarkan hasil perhitungan ADC yang sudah dilakukan, dengan


menggunakan data pada Tabel 4.1 dan Persamaan 2.1 ,maka diperoleh nilai hasil
dari ADC nilai konversi analog ke digital dalam bentuk bilangan basis 10 dan
hasil hitung sebesar 30,69.

2. Vout = 0,30 V
0 ,3
ADC= ∙1023=61 , 38
5

Berdasarkan hasil perhitungan ADC hitung yang sudah dilakukan, dengan


menggunakan data pada Tabel 4.1 dan Persamaan 2.1 ,maka diperolehlah nilai
hasil dari ADC nilai konversi analog ke digital dalam bentuk bilangan basis 10
dan hasil hitung sebesar 61,38.

3. Vout = 0,40 V
0,4
ADC= ∙1023=81 , 84
5

Berdasarkan dari perhitungan ADC hitung yang sudah dilakukan, dengan


menggunakan data pada Tabel 4.1 dan Persamaan 2.1 ,maka diperolehla nilai hasil
dari ADC nilai konversi analog ke digital dalam bentuk bilangan basis 10 dan
hasil hitung sebesar 81,84.
Kemudian dilakukan perhitungan ADC dengan menggunakan data pada
Tabel 4.1 dan menggunakan Persamaan 2.1 sehingga hasil dari perhitungan dari
ADC dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Data Hasil Perhitungan ADC


Nilai Vout ADC ADC
Potensiometer (%) (Volt) Pengukuran perhitungan

3 0,15 31 30,69

6 0,3 61 61,38

8 0,40 82 81,84
Dari pada Tabel 4.2 mengenai data hasil perhitungan ADC nilai tegangan
analog dapat disimpulkan bahwa nilai potensiometer dengan nilai tegangan analog
yang dihasilkan berbanding lurus , dapat diamati ketika nilai potensiometer = 6%
nilai tegangan analog juga mengalami kenaikan yaitu bernilai 0,3 dan terus
bertambah naik ketika nilai potensiometer bertambah.
Kemudian,dapat kita lihat bahwa nilai ADC hasil pengukuran yang telah
dilakukan dan dibandingkan dengan nilai ADC hasil perhitungan selisih yang
dihasilkan tidak terlalu terlampau jauh dan masih bisa ditoleransi , sehingga dapat
disimpulkan bahwa praktikan telah melakukan praktikum dengan cukup baik.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Tim Asisten Laboratorium Elektronika dan Komunikasi, 2020. Modul


Pratikum Dasar Sistem Digital. 2020. Bengkulu: Laboratorium
Elektronika dan Komunikasi.
[2] Suprianto, 2015. ADC (Analog to Digital Converter). Surabaya :
Politeknik Negeri Surabaya.
[3] Ania, 2018. Jenis-jensi ADC (Analog dan Digital Converter .Jakarta:
Universitas Islam Syariff Hidayatullah .

Anda mungkin juga menyukai