Anda di halaman 1dari 42

SISTEM PROSES & TRANSMISI

SIGNAL KONTROL
JL.PROF.DR.HAMKA NO 1. TEMBESI KEC. BATU AJI BATAM 29422 TELP
(0778)365909
FAX.(0778)365904,365903, e-mail:mail@smkn1batam.cch.id
NSPN. 110000382, WEBSITE. www.smkn1batam.sch.id NSS. 321096102001

HARITS ADITYA NUGRAHA


NIS. 15.6322

Page | 1
1. Proses Pengukuran Besaran Signal Kontrol
Dari Berbagai Sensor Analog dan Digital

ADC (Analog To Digital Converter) adalah perangkat


elektronika yang berfungsi untuk mengubah sinyal analog
(sinyal kontinyu) menjadi sinyal digital. Perangkat ADC
(Analog To Digital Convertion) dapat berbentuk suatu modul
atau rangkaian elektronika maupun suatu chip IC. ADC
(Analog To Digital Converter) berfungsi untuk menjembatani
pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital.

Converter Alat bantu digital yang paling penting untuk


teknologi kontrol proses.
Converter adalah alat yang menerjemahkan informasi digital
ke bentuk analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar
pengukuran variabel-variabel dinamik dilakukan oleh piranti
ini yang menerjemahkan informasi mengenai vaiabel ke
bentuk sinyal listrik analog. Untuk menghubungkan sinyal ini
dengan sebuah komputer atau rangkaian logika digital,
sangat perlu untuk terlebih dahulu melakukan konversi
analog ke digital (A/D). Hal-hal mengenai konversi ini
harus diketahui sehingga ada keunikan, hubungan khusus
antara sinyal analog dan digital.

Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah


input analog menjadi kode kode digital. ADC banyak
digunakan sebagai Pengatur proses industri, komunikasi
digital dan rangkaian pengukuran/ pengujian. Umumnya ADC
digunakan sebagai perantara antara sensor yang
kebanyakan analog dengan sistim komputer seperti sensor
suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya
kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital
(komputer).

Page | 2
ADC (Analog to Digital Converter) memiliki 2 karakter prinsip,
yaitu kecepatan sampling dan resolusi.

Kecepatan Sampling ADC


Kecepatan sampling suatu ADC menyatakan seberapa sering
sinyal analog dikonversikan ke bentuk sinyal digital pada selang
waktu tertentu. Kecepatan sampling biasanya dinyatakan
dalam sample per second (SPS).

Resolusi ADC

Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC.


Sebagai contoh: ADC 8 bit akan memiliki output 8 bit data digital,
ini berarti sinyal input dapat dinyatakan dalam 255 (2 n 1) nilai
diskrit. ADC 12 bit memiliki 12 bit output data digital, ini berarti
sinyal input dapat dinyatakan dalam 4096 nilai diskrit. Dari
contoh diatas ADC 12 bit akan memberikan ketelitian nilai hasil
konversi yang jauh lebih baik daripada ADC 8 bit.

Prinsip Kerja ADC

Prinsip kerja ADC adalah mengkonversi sinyal analog ke dalam


bentuk besaran yang merupakan rasio perbandingan sinyal input
dan tegangan referensi. Sebagai contoh, bila tegangan referensi 5
volt, tegangan input 3 volt, rasio input terhadap referensi adalah
60%. Jadi, jika menggunakan ADC 8 bit dengan skala maksimum

Page | 3
255, akan didapatkan sinyal digital sebesar 60% x 255 = 153
(bentuk decimal) atau 10011001 (bentuk biner).

signal = (sample/max_value) *
reference_voltage = (153/255) * 5 = 3 Volts

Komparator ADC

Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud digital


dan analog adalah piranti (biasanya berupa IC) disebut
komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara skematik pada
gambar dibawah, secara sederhana membandingkan dua
tegangan pada kedua terminal inputnya. Bergantung pada
tegangan mana yang lebih besar, outputnya akan berupa sinyal
digital 1 (high) atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas
untuk sinyal alarm ke komputer atau sistem pemroses digital.
Elemen ini juga merupakan satu bagian dengan konverter analog
ke digital dan digital ke analog yang akan didiskusikan nanti.

Gambar diatas memperlihatkan sebuah komparator merubah


keadaan logika output sesuai fungsi tegangan input analog.
Sebuah komparator dapat tersusun dari sebuah opamp yang
memberikan output terpotong untuk menghasilkan level yang
diinginkan untuk kondisi logika (+5 dan 0 untuk TTL 1 dan 0).
Komparator komersil didesain untuk memiliki level logika yang
dperlukan pada bagian outputnya.

Page | 4
Jenis-Jenis ADC (Analog To Digital Converter)

ADC Simultan

ADC Simultan atau biasa disebut flash converter atau parallel


converter. Input analog Vi yang akan diubah ke bentuk digital
diberikan secara simultan pada sisi + pada komparator tersebut,
dan input pada sisi tergantung pada ukuran bit converter. Ketika
Vi melebihi tegangan input dari suatu komparator, maka output
komparator adalah high, sebaliknya akan memberikan output low.

Bila Vref diset pada nilai 5 Volt, maka dari gambar 3 dapat
didapatkan :

V(-) untuk C7 = Vref * (13/14) = 4,64


V(-) untuk C6 = Vref * (11/14) = 3,93
V(-) untuk C5 = Vref * (9/14) = 3,21
V(-) untuk C4 = Vref * (7/14) = 2,5
V(-) untuk C3 = Vref * (5/14) = 1,78
V(-) untuk C2 = Vref * (3/14) = 1,07
V(-) untuk C1 = Vref * (1/14) = 0,36

Page | 5
Misal :

Vin diberi sinyal analog 3 Volt, maka output dari C7=0, C6=0,
C5=0, C4=1, C3=1, C2=1, C1=1, sehingga didapatkan output
ADC yaitu 100 biner

Counter Ramp ADC

Pada gambar diatas, ditunjukkan blok diagram Counter Ramp ADC


didalamnya tedapat DAC yang diberi masukan dari counter,
masukan counter dari sumber Clock dimana sumber Clock
dikontrol dengan cara meng AND kan dengan keluaran
Comparator. Comparator membandingkan antara tegangan
masukan analog dengan tegangan keluaran DAC, apabila
tegangan masukan yang akan dikonversi belum sama dengan
tegangan keluaran dari DAC maka keluaran comparator = 1
sehingga Clock dapat memberi masukan counter dan hitungan
counter naik.

Misal akan dikonversi tegangan analog 2 volt, dengan


mengasumsikan counter reset, sehingga keluaran pada DAC juga
0 volt. Apabila konversi dimulai maka counter akan naik dari 0000
ke 0001 karena mendapatkan pulsa masuk dari Clock oscillator
dimana saat itu keluaran Comparator = 1, karena mendapatkan
Page | 6
kombinasi biner dari counter 0001 maka tegangan keluaran DAC
naik dan dibandingkan lagi dengan tegangan masukan demikian
seterusnya nilai counter naik dan keluaran tegangan DAC juga
naik hingga suatu saat tegangan masukan dan tegangan keluaran
DAC sama yang mengakibatkan keluaran komparator = 0 dan
Clock tidak dapat masuk. Nilai counter saat itulah yang
merupakan hasil konversi dari analog yang dimasukkan.

Kelemahan dari counter tersebut adalah lama, karena harus


melakukan trace mulai dari 0000 hingga mencapai tegangan
yang sama sehingga butuh waktu.

SAR (Successive Aproximation Register) ADC

Pada gambar diatas ditunjukkan diagram ADC jenis SAR, Yaitu


dengan memakai konvigurasi yang hampir sama dengan counter
ramp tetapi dalam melakukan trace dengan cara tracking dengan
mengeluarkan kombinasi bit MSB = 1 ====> 1000 0000.
Apabila belum sama (kurang dari tegangan analog input maka bit
MSB berikutnya = 1 ===>1100 0000) dan apabila tegangan
analog input ternyata lebih kecil dari tegangan yang dihasilkan
DAC maka langkah berikutnya menurunkan kombinasi bit ====>
10100000.

Untuk mempermudah pengertian dari metode ini diberikan contoh


seperti pada timing diagram gambar 6 Misal diberi tegangan
analog input sebesar 6,84 volt dan tegangan referensi ADC 10
volt sehingga apabila keluaran tegangan sbb :

Jika D7 = 1 Vout=5 volt


Jika D6 = 1 Vout=2,5 volt
Jika D5 = 1 Vout=1,25 volt

Page | 7
Jika D4 = 1 Vout=0,625 volt
Jika D3 = 1 Vout=0,3125 volt
Jika D2 = 1 Vout=0,1625 volt
Jika D1 = 1 Vout=0,078125 volt
Jika D0 = 1 Vout=0,0390625 volt

Setelah diberikan sinyal start maka konversi dimulai dengan


memberikan kombinasi 1000 0000 ternyata menghasilakan
tegangan 5 volt dimana masih kurang dari tegangan input 6,84
volt, kombinasi berubah menjadi 1100 0000 sehingga Vout = 7,5
volt dan ternyata lebih besar dari 6,84 sehingga kombinasi
menjadi 1010 0000 tegangan Vout = 6,25 volt kombinasi naik lagi
1011 0000 demikian seterusnya hingga mencapai tegangan
6,8359 volt dan membutuhkan hanya 8 clock.

Uraian diatas merupakan konsep dasar dari ADC (Analog to


Digital Converter), untuk pengembangan atau aplikasi ADC dan
ADC dalam bentuk lain akan ditulis dalam artikel berbeda dengan
tujuan dapat memberikan penjelasan yang lebih lengkap
dari ADC (Analog to Digital Converter)

Page | 8
2. Pengkondisian sinyal signal
conditioning
(signal analog / digital)

Sinyal output dari sensor pada sistem instrumentasi harus


diproses dengan beberapa cara agar cocok dengan tahap operasi
berikutnya. Sinyal output barangkali sangat kecil sehingga harus
dikuatkan, tidak linier sehingga perlu dilinierkan, bentuk analog
sehingga harus diubah menjadi digital, berupa perubahan
tahanan sehingga dibuat menjadi perubahan tegangan,
mengandung noise sehingga perlu difilter dan lain-lain.

Semua perubahan ini disebut pengkondisian sinyal (signal


conditioning). Sebagi contoh, output dari thermocouple adalah
perubahan hambatan yang sangat kecil sehingga pengkondisian

Page | 9
sinyal perlu dilakukan seperti pengubahan ke perubahan
tegangan, penguatan, penghilangan noise dan lain-lain.

Proses pengkondisian sinyal Proteksi Proteksi bertujuan untuk


mencegah kerusakan pada elemen berikutnya, seperti
mikroprosesor, sebagai akibat dari arus atau tegangan yang
tinggi. Proteksi bisa berupa resistor pembatas arus, isolasi,
sekering (fuse) untuk memutus arus jika terlalu tinggi, polarity
protection dan rangkaian pembatas tegangan.

Proses pengkondisian sinyal Mendapatkan tipe sinyal yang betul


Ini dapat berarti membuat sinyal menjadi tegangan atau arus dc.
Sebagai contoh perubahan tahana dari strain gauge harus diubah
menjadi perubahan tegangan. Ini dapat dikerjakan dengan
jembatan wheatstone.

Proses pengkondisian sinyal Mendapatkan level sinyal yang betul


Sebagai contoh sinyal dari thermocouple sangat kecil berada
pada skala milivolt. Jika sinyal ini dimasukkan dalam analog- to
digital converter (ADC) sebagai input dari mikroprosesor maka
sinyal ini harus dikuatkan terlebih dahulu menjadi skala volt.
Untuk menguatkan sinyal digunakan amplifier.

Mengeliminasi dan meruduksi noise Sebagai contoh


menggunakan filter untuk mengeliminasi noise dari sinyal.
Memanipulasi sinyal Sebagai contoh membuat sinyal menjadi
fungsi linier.

Operational Amplifier Operational amplifier merupakan dasar dari


beberapa modul pengkondisian sinyal. Operational amplifier
merupakan penguatan tegangan DC dengan penguatan yang
tinggi, penguatan ini bisa mencapai kali atau lebih.

Page | 10
Operational Amplifier LM358 Low Power Dual Operational
Amplifiers

Inverting amplifier Gambar disamping memperlihatkan rangkaian


amplifier ketika digunakan sebagai inverting amplifier. Input
diambil dari input inverting melalui resistor R 1 dengan non-
inverting dihubungkan ke ground. Jalur feedback menghubungkan
output R 2 dengan inverting input. Operational amplifier ini
mempunyai penguatan dan perubahan tegangan output dibatasi
10V. Tegangan input harus berada diantara V dan V. V in = I 1 R
1

Inverting amplifier Gambar disamping memperlihatkan rangkaian


amplifier ketika digunakan sebagai inverting amplifier. Input
diambil dari input inverting melalui resistor R 1 dengan non-
inverting dihubungkan ke ground. Jalur feedback menghubungkan
output R 2 dengan inverting input. Operational amplifier ini
mempunyai penguatan dan perubahan tegangan output dibatasi
10V. Tegangan input harus berada diantara V dan V. V in = I 1 R
1 -V out = I 1 R 2 Penguatan tegangan (gain) Operational
amplifier mempunyai impedan yang sangat tinggi pada terminal
input sehingga tidak ada arus yang mengalir melalui X. maka arus
I 1 melalui R 1 sama dengan arus melalui R 2 Beda potensial pada
R 2 adalah (V x -V out ). Karena V x adalah nol maka beda
potensial pada R 2 adalah V out.

Non inverting amplifier Gambar disamping memerlihatkan


rangkaian non inverting amplifier. Tegangan V x adalah
pembagian R 1 /(R 1 +R 2 ) dari tegangan output. Karena tidak
ada arus yang mengalir pada kedua input dari amplifier maka
tidak ada beda potensial pada keduanya, sehingga Vx=Vout.
Maka besar penguatan (gain):

Page | 11
Protection Ada beberapa situasi dimana hubungan antara sensor
dengan unit berikutnya seperti mikroprosesor dapat
memungkinkan adanya kerusakan sebagai akibat dari arus atau
tegangan yang tinggi. Arus yang tinggi dapat dilindungi dengan
memasang resistor secara seri untuk membatasi arus dan
sekering untuk memutus arus jika arus berada pada level yang
tidak aman. Tegangan yang tinggi dan polaritas yang salah dapat
dilindungi dengan menggunakan diode zener dan diode.

Diode zener seperti diode biasa dengan tegangan breakdown


tertentu. Untuk memungkinkan tegangan maksimum 5 volt tetapi
memberhentikan tegangan diatas 5,1 volt, maka dapat dipilih
diode zener dengan range tegangan 5,1 volt.

Ada situasi dimana diinginkan isolasi yang lengkap dan


menghilangkan hubungan elektrik antara bagian satu dengan
bagian yang lain. Tujuan ini dapat dikerjakan dengan
menggunakan optoisolator. Alat ini mengubah sinyal elektrik
menjadi sinyal optic, kemudian diubah kembali menjadi sinyal
elektrik. Sinyal input berupa sinyal inframerah dari Light Emitting
Diode (LED). Sinyar inframerah kemudian dideteksi oleh
phototransistor.

Filter Pasa sistem instrumentasi, sinyal dari sensor biasanya


tercampur dengan noise atau sinyal parasit yang lain. Sinyal noise
ini dapat dieliminasi dengan sebuah filter yang didesain untuk
melemahkan sinyal noise yang tidak diinginkan tetapi
meneruskan sinyal dari transduser tanpa mengakibatkan
pelemahan dan distorsi yg berarti.

Filter adalah proses menghilangkan band frekwensi tertentu dari


sinyal dan mengijinkan yang lain untuk ditransmisikan. Istilah
pasif filter digunakan untuk filter yang hanya menggunakan

Page | 12
resistor, capacitor dan inductor. Istilah aktif filter digunakan ketika
filter juga menggunakan operational amplifier. Lowpass filter
sangat umum digunakan pada bagian pengkondisian sinyal.

Jembatan wheatstone Jembatan wheatstone dapat digunakan


untuk mengubah perubahan resistance menjadi perubahan
tegangan. Ketika tegangan output Vo adalah nol, maka tegangan
pada B harus sama dengan tegangan pada D.

Beda tegangan pada R 1 misalnya V AB, maka harus sama


dengan tegangan R 3, misal V AD. Sehingga: I 1 R 1 = I 2 R 3 Ini
berarti juga tegangan R 2, misal V BC harus sama dengan
tegangan R 4, V DC. Karena tidak ada arus yang melewati R 1 dan
arus R 4 sama dengan R 3. maka: I 1 R 2 = I 2 R 4

Jika kedua persamaan dibagi maka: Dikatakan jembatan berada


pada pada kesetimbangan. Tegangan supply Vs dihubungkan ke
titik A dan C. jik salah satu tahanan R berubah maka, penurunan
tegangan pada R 1 adalah sebesar R 1 /(R 1 +R 2 ). Tegangan
pada R 3 :

Sehingga beda potensial antara B dan D adalah: Misal R 1 berupa


sensor yang mempunyai perubahan resistance, perubahan
resistance dari R 1 menjadi R 1 +R 1 memberikan perubahan
output dari Vo menjadi Vo+ Vo dimana: Jika R 1 jauh lebih kecil
dari R 1 maka persamaan diatas menjadi: Dengan pendekatan ini,
perubahan pada tegangan output selanjutnya proporsional
dengan perubahan resistance dari sensor.

Contoh Sensor temperatur mempunyai tahanan 100 pada 0 0 C


dan digunakan sebagai salah satu lengan pada jembatan
wheatstone. Jembatan ini setimbang pada temperatur dimana
lengan yang lain juga 100. Jika koeffisien temperatur dari sensor

Page | 13
tersebut 0,0039/ 0 K, maka berapa tegangan output dari
jembatan per derajat perubahan temperatur.

Misal tegangan supply 6 volt. Variasi tahanan pada platina


terhadap temperatur adalah: R t =R 0 (1+t) Dimana R t adalah
tahanan pada t 0 C, R 0 tahanan pada 0 0 C dan adalah koeffisien
temperatur, maka: Perubahan tahanan= R t -R 0 =R 0 t =100 x
0,0039 x 1 =0,39 / 0 K Karena perubahan ini kecil jika
dibandingkan dengan 100, maka pendekatan persamaan dapat
digunakan.

Page | 14
3. Sistem Sample and Hold Amplifier
Sample-and-hold (S / H) adalah sebuah blok bangunan analog
penting dengan banyak aplikasi, termasuk analog-ke-digital
converter (ADC) dan kapasitor switched- filters.

Fungsi sirkuit S / H adalah untuk sampel sinyal input analog dan


memegang nilai ini lebih panjang waktu tertentu untuk
processing. Berikutnya Mengambil keuntungan dari sifat yang
sangat baik dari kapasitor MOS dan switch, teknik kapasitor
beralih tradisional dapat digunakan untuk mewujudkan S / H
sirkuit yang berbeda. Switched sampel berdasarkan op-amp dan
tahan sampel berdasarkan circuitswitched op-amp dan hold
sirkuit

Selama modus sampel, SOP berperilaku seperti op-amp biasa, di


mana nilai output mengikuti nilai input.Selama mode hold,
transistor MOS pada node output SOP dimatikan sementara
mereka masih beroperasi dalam kejenuhan, sehingga mencegah
setiap biaya saluran mengalir ke output dari SOP. Selain itu, SOP
yang mematikan dan outputnya diadakan di impedansi tinggi,
sehingga muatan pada Ch dipertahankan di seluruh modus terus.

Di sisi lain, output buffer ini S / H sirkuit selalu operasional selama


sampel dan modus terus dan selalu memberikan tegangan pada
Ch ke output dari sirkuit S / H.

Sampel dan hold sirkuit pada dasarnya digunakan dalam


systems. Linear Dalam beberapa jenis analog-to-digital converter,
input sering dibandingkan dengan tegangan yang dihasilkan
secara internal dari digital ke analog converter DAC. Rangkaian
mencoba sebuah serangkaian nilai-nilai dan berhenti

Page | 15
mengkonversi sekali tegangan yang "sama" dalam beberapa
margin error didefinisikan.

Jika nilai masukan diizinkan untuk berubah selama proses


perbandingan ini, konversi yang dihasilkan akan menjadi tidak
akurat dan mungkin sama sekali tidak berhubungan dengan nilai
masukan yang benar. konverter pendekatan berturut-turut
tersebut akan sering menggabungkan sampel internal dan terus
circuitry. Selain itu, sampel dan terus sirkuit sering digunakan
ketika beberapa sampel harus diukur pada waktu yang sama.
Setiap nilai sampel dan diadakan, menggunakan jam sampel
umum.

Agar tegangan input tetap konstan untuk semua tujuan praktis,


adalah penting bahwa kapasitor memiliki kebocoran yang sangat
rendah, dan bahwa hal itu tidak dimuat ke tingkat yang signifikan
yang menyerukan untuk masukan yang sangat tinggi impedance.
Agar benar sampel dan hold sirkuit terhubung ke buffer untuk
periode waktu yang singkat; trek dan terus sirkuit dirancang
untuk melacak masukan terus menerus.

- Mendapatkan tingkat droop rendah selama memegang mode

- Stabilitas ditentukan oleh stabilitas dari OP Amps.

- OP Amps diimbangi dapat membatasi akurasi SHA. Kebutuhan


sirkuit khusus untuk menstabilkan penguat masukan selama
modus holding

Contoh-dan-hold (S / H) adalah sebuah blok bangunan


analog penting yang memiliki banyak applications. paling
sederhana S / H sirkuit dapat dibangun hanya menggunakan
satu MOS transistor dan satu ditahan capacitor. Namun,
karena keterbatasan dari transistor switch MOS, kesalahan
karena biaya injeksi dan jam pakan melalui membatasi

Page | 16
kinerja S / H circuits. Akibatnya, berbeda S / teknik H dan
arsitektur yang dikembangkan dengan tujuan untuk
mengurangi atau menghilangkan kesalahan ini.
Lebih S / teknik H baru dan arsitektur perlu diusulkan untuk
memenuhi meningkatnya permintaan untuk kecepatan
tinggi, daya rendah, dan tegangan rendah S / sirkuit H untuk
sistem akuisisi data.

4. Filter elektronik (LPF, HPF, BPF, dan


BSPF)

Low Pass Filter (LPF) RC

Low Pass Filter (LPF) atau Filter Lolos Bawah adalah filter
yang hanya melewatkan sinyal dengan frekuensi yang lebih
rendah dari frekuensi cut-of (fc) dan akan melemahkan sinyal
dengan frekuensi yang lebih tinggi dari frekuensi cut-of (fc). Pada
filter LPF yang ideal sinyal dengan frekuensi diatas
frekuensi cut-of (fc) tidak akan dilewatkan sama sekali
(tegangan output = 0 volt). Rangkaian low pass filter RC
merupakan jenis filter pasif, dengan respon frekuensi yang
ditentukan oleh konfigurasi R dan C yang digunakan. Rangkaian
dasar LPF dan grafik respon frekuensi LPF sebagai berikut.

Rangkaian Dasar Dan Grafik Respon Frekuensi Low Pass Filter RC

Page | 17
Frekuensi cut-of (fc) dari filter pasif lolos bawah (Low Pass
Filter,LPF) dengan RC dapat dituliskan dalam persamaan
matematik sebagai berikut.

Rangkaian filter pasif LPF RC diatas terlihat seperti pembagi


tegangan menggunakan R. Dimana pada filter LPF RC ini teganga
output diambil pada titik pertemuan RC. Tegangan output (V out)
filter pasif LPF seperti terlihat pada rangkaian diatas dapat
diekspresikan dalam persamaan matematis sebagai berikut.

Besarnya penguatan tegangan (G) pada filter pasif yang ideal


maksimum adalah 1 = 0dB yang hanya terjadi pada frekuensi
sinyal input dibawah frekuensi cut-of (fc). Penguatabn tegangan
(G) filter LPF RC pasif dapat dituliskan dalam persamaan
matematis sebagai berikut.

Dan penguatan tegangan (G) LPF RC dapat dituliskan dalam


satuan dB sebagai berikut.

Page | 18
Pada filtrer lolos bawah (low pass filter ,LPF) terdapat
beberapa karakteristik mendasar sebagai berikut.
Pada saat frekuensi sinyal input lebih rendah dari
frekuensi cut-of (fc) (fin << fc) maka penguatan tegangan /
Gain (G) = 1 atau G=0dB.
Pada saat frekuensi sinyal input sama dengan frekuensi cut-
of (fc) (fin = fc) maka = 1/RC sehingga penguatan
tegangan / Gain (G) menjadi -3 dB atau terjadi pelemahan
tegangan sebesar 3 dB.
Pada saat frekuensi sinyal input lebih tinggi dari
frekuensi cut-of (fc) (fin >> fc) maka besarnya penguatan
tegangan (G) = 1/RC atau G = -20 log RC
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Filter Lolos
Rendah (Low Pass Filter, LPF) hanya meloloskan sinyal
dengan frekuensi yang lebih rendah dari frekuensi cut-
of (fc) saja.

Frekuensi cut-of (fc) dari filter pasif lolos bawah (Low Pass
Filter,LPF) dengan RC dapat dituliskan dalam persamaan
matematik sebagai berikut.

Rangkaian filter pasif LPF RC diatas terlihat seperti pembagi


tegangan menggunakan R. Dimana pada filter LPF RC ini teganga
output diambil pada titik pertemuan RC. Tegangan output (V out)
filter pasif LPF seperti terlihat pada rangkaian diatas dapat
diekspresikan dalam persamaan matematis sebagai berikut.

Besarnya penguatan tegangan (G) pada filter pasif yang ideal


maksimum adalah 1 = 0dB yang hanya terjadi pada frekuensi
sinyal input dibawah frekuensi cut-of (fc). Penguatabn tegangan
Page | 19
(G) filter LPF RC pasif dapat dituliskan dalam persamaan
matematis sebagai berikut.

Dan penguatan tegangan (G) LPF RC dapat dituliskan dalam


satuan dB sebagai berikut.

Pada filtrer lolos bawah (low pass filter ,LPF) terdapat


beberapa karakteristik mendasar sebagai berikut.

Pada saat frekuensi sinyal input lebih rendah dari


frekuensi cut-of (fc) (fin << fc) maka penguatan tegangan /
Gain (G) = 1 atau G=0dB.

Pada saat frekuensi sinyal input sama dengan frekuensi cut-


of (fc) (fin = fc) maka = 1/RC sehingga penguatan
tegangan / Gain (G) menjadi -3 dB atau terjadi pelemahan
tegangan sebesar 3 dB.

Pada saat frekuensi sinyal input lebih tinggi dari


frekuensi cut-of (fc) (fin >> fc) maka besarnya penguatan
tegangan (G) = 1/RC atau G = -20 log RC

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Filter Lolos


Rendah (Low Pass Filter, LPF) hanya meloloskan
sinyal dengan frekuensi yang lebih rendah dari
frekuensi cut-of (fc) saja.

HIGH PASS FILTER

1.1 Pengertian

Page | 20
High pass filter adalah jenis filter yang melewatkan frekuensi
tinggi, tetapi mengurangi
amplitudo frekuensi yang lebih rendah daripada frekuensi
cutoff.Nilai-nilai pengurangan untuk frekuensi berbeda-beda
untuk tiap-tiap filter ini .High pass filter adalah lawan dari low
pass filter, dan band pass filter adalah kombinasi dari high pass
filter dan low pass filter.
Filter ini sangat berguna sebagai filter yang dapat
memblokir component frekuensi rendah yang tidak diinginkan
dari sebuah sinyal komplek saat melewati frekuensi tertinggi.
High pass filter yang paling simple terdiri dari kapasitor yang
terhubung secara pararel dengan resistor
Pada rangkaian dibagian listrik sering disebut rangkaian
seleksi frekuensi untuk melewatkan band frekuensi tertentu dan
menahannya dari frekuensi diluar band itu. Filter dapat
diklafisikasikan dengan arahan :

Analog atau digital


Pasif atau aktif
Audio (AF) atau radio frekuensi (RF)
Filter tergantung dari tipe elemen yang digunakan pada
rangkaiannya, filter akan dibedakan pada filter aktif dan Filter
pasif.
Elemen pasif adalah:

tahanan,
Kapasitor, dan
Induktor
Filter aktif dilengkapi dengan transistor atau opamp selain
tahanan dan kapasitor. Tipe elemen ditentukan oleh
pengoperasian range frekuensi kerja rangkaian .
Filter aktif mempunyai keuntungan dibandingkan filter
pasif yaitu :

1. Penguatan dan frekuensinya mudah diatur, selama op-amp


masih memberikan penguatan dan sinyal input tidak selalu

Page | 21
seperti pada filter pasif. Pada dasarnya filter aktif lebih gampang
diatur.
2. Tidak ada masalah beban, karena tahanan input tinggi dan
tahanan output rendah. Filter aktif tidak membebani sumber
input.
3. Harga, umumnya filter aktif lebih ekonomis dari pada filter
pasif, karena pemilihan variasai dari op-amp yang murah dan
tanpa induktor yang biasanya harganya mahal.

Rangkaian High Pass Filter ini perbedaannya dengan Low Pass


Filter hanya perpindahan tempat tahanan dan kapasitor.
Perhitungan ouputnya sebagai berikut :

Contoh Gambar Rangkaiannya yaitu:

High Pass Filter order kedua (-40dB)

Pada LPF order kedua, HPF order kedua ini cirinya sama, maka
persamaan yang terjadi adalah :

Page | 22
1.2 Karakteristik
Dapat dijelaskan High Pass Filter melalui grafik dibawah :

Page | 23
1.3 Aplikasi
High-pass filter memiliki banyak aplikasi. Diantaranya
digunakan digunakan sebagai bagian dari crossover audio untuk
mengarahkan frekuensi tinggi ke tweeter sementara pelemahan
sinyal bass yang dapat mengganggu, atau kerusakan,
pembicara.
Crossover pada amplifier dibutuhkan bila memang kita
ingin supaya kualitas suara yang dihasilkan oleh amplifier-
speaker benar benar bagus, bila memang kualitas amplifier dan
speaker yang digunakan sudah cukup baik, tidak perlu lagi
menggunakan crossover ini.
Tiap tiap speaker tersebut memiliki jangkauan / range
frekuensi kerja masing masing. Speaker woofer untuk frekuensi
rendah, middle untuk frekuensi tengah sedangkan tweeter untuk
menghasilkan frekuensi tinggi, nah supaya kinerja masing masing
speaker ini sempurna maka input yang diberikan harus sesuai
dengan jenis speaker tersebut. Rangkaian yang berfungsi untuk
memilah milah frekuensi itulah yang disebut dengan rangkaian
crossover.

Pada semua crossover terdapat high-pass filter yang fungsi nya


untuk menahan frekuensi rendah dari power amplifier, keluaran
dari high pass filter ini tentu diteruskan ke tweeter, sedangkan
low pass filter berfungsi menahan tugasnya menahan frekwensi
tinggi dan kemudian meneruskan sinyak suara ke woofer,
sedangkan mid-filter merupakan perpaduan keduanya.
Rangkaian crossover pasif ini adalah rangkaian filter high
Page | 24
pass dan filter low pass. Untuk lebih jelasnya dalam membuat
rangkaian crossover pasif 2 arah ini dapat dilihat skema
rangkaian dan komponen yang digunakan sebagai berikut :

Band Pass Filter (BPF) Aktif

Band pass filter (BPF) adalah filter yang akan meloloskan sinyal
pada range frekuensi diatas frekuensi batas bawah (fL) dan
dibawah frekuesni batas atas (fH). Dalam band pass filter (BPF) ini
dikenal 2 jenis rangkaian band pass filter (BPF) yaitu band pass
filter (BPF) bidang lebar dan band pass filter (BPF) bidang sempit.
Untuk membedakan kedua rangkaian ini adalah dengan melihat
dari nilai figure of merit (FOM) atau Faktor kualitas (Q).

Bila Q < 10, maka digolongkan sebagai band pass filter (BPF)
bidang lebar.
Bila Q > 10, maka digolongkan sebagai band pass filter (BPF)
bidang sempit.
Perhitungan faktor kualitas (Q) untuk band pass filter adalah :

Dimana:
Page | 25
Band Pass Filter Bidang Lebar
Syarat BPF bidang lebar adalah Q<10, biasanya didapat dari 2
rangkaian filter HPF dan LPF yang mereka saling di serie dengan
urutan tertentu dan frekuensi cut off harus tertentu. Misalnya
urutan serie adalah HPF disusul LPF, dan L f dari HPF harus lebih
kecil dari H f dari LPF. Contoh rangkaian dan perhitungannya
adalah seperti gambar berikut.

Rangkaian Band Pass Filter {BPF) Bidang Lebar

Grafik Output Band Pass Filter {BPF) Bidang Lebar

Band Pass Filter (BPF) Bidang Sempit

Syarat BPF bidang sempit adalah Q > 10. Rangkaian yang


digunakan bisa seperti gambar diatas tapi ada rangkaian khusus
untuk BPF bidang sempit. Rangkaian khusus inipun bisa pula
Page | 26
digunakan untuk BPF bidang lebar, tapi spesialisnya untuk bidang
sempit. Rangkaian ini sering disebut multiple feedback filter
karena satu rangkaian menghasilkan 2 batasan Lf dan Hf .
Gambar rangkaian serta contoh bandwidth bidang sempit
diberikan seperti berikut ini. Persamaan persamaannya pun beda
dan tersendiri. Komponen pasif yang digunakan sama dengan
komponen pasif dari LPF dan HPF.

Rangkaian Band Pass Filter (BPF) Bidang Sempit

Filter Pasif.

Filter banyak digunakan untuk memberikan sirkuit seperti


amplifier, osilator dan sirkuit power supply karakteristik frekuensi
yang diperlukan. Beberapa contoh diberikan di bawah ini. Mereka
menggunakan kombinasi dari R, L dan C
Induktor dan Kapasitor bereaksi terhadap perubahan frekuensi
dengan cara yang berlawanan. Melihat sirkuit untuk filter lolos
rendah, baik LR dan kombinasi CR menunjukkan telah efek yang
sama, tapi perhatikan bagaimana posisi L dan C tempat

Page | 27
perubahan dibandingkan dengan R untuk mencapai hasil yang
sama.

Low pass filter.

Rangkaian RC seri ini mirip dengan rangkaian pembagi tegangan


dari dua buah hambatan seri, sehingga tegangan out putnya
adalah

Filter lolos rendah digunakan untuk menghapus atau menipiskan


frekuensi yang lebih tinggi di sirkuit seperti amplifier audio;
mereka memberikan respon frekuensi yang diperlukan untuk
rangkaian penguat. Frekuensi di mana filter low pass mulai
mengurangi amplitudo sinyal dapat dibuat disesuaikan. Teknik ini
dapat digunakan dalam penguat audio sebagai "TONE" atau
"TREBLE CUT" kontrol. LR filter low pass filter dan high pass CR
juga digunakan dalam sistem speaker untuk band rute yang
sesuai frekuensi untuk desain yang berbeda dari speaker (yaitu
'woofer' untuk frekuensi rendah, dan 'Tweeters' untuk reproduksi
frekuensi tinggi). Pada aplikasi ini kombinasi pass filter tinggi dan
rendah disebut "crossover filter".

Page | 28
Kedua filter CR dan LC lulus rendah yang menghilangkan hampir
SEMUA frekuensi di atas hanya beberapa Hz digunakan dalam
rangkaian power supply, di mana hanya DC (nol Hz) diperlukan
pada output.

High pass filter.

Dengan memanfaatkan rangkaian pembagi tegangan maka


dapatlah outputnya

Pass filter tinggi digunakan untuk menghilangkan atau meredam


frekuensi yang lebih rendah di amplifier, terutama audio amplifier
mana ia dapat disebut "BASS CUT" sirkuit.Dalam beberapa kasus
ini juga dapat dilakukan disesuaikan.

Page | 29
5. Konverter Signal Kontrol

Converter adalah Alat bantu digital yang paling penting untuk


teknologi kontrol proses adalah yang menerjemahkan informasi
digital ke bentuk analog dan juga sebaliknya. Sebagian besar
pengukuran variabel-variabel dinamik dilakukan oleh piranti ini
yang menerjemahkan informasi mengenai vaiabel ke bentuk
sinyal listrik analog. Untuk menghubungkan sinyal ini dengan
sebuahkomputer atau rangkaian logika digital, sangat perlu untuk
terlebih dahulu melakukan konversi analog ke digital (A/D). Hal-
hal mengenai konversi ini haris diketahui sehingga ada keunikan,
hubungan khusus antara sinyal analog dan digital. Seringkali,
situasi yang sebaliknya terjadi dimana sinyal digital diperlukan
untuk menggerakkan sebuah piranti analog. Dalam hal ini,
diperlukan sebuah konverter digital ke analog (D/A).

Page | 30
3.3.1 Komparator
Bentuk komunikasi yang paling mendasar antara wujud
digital dan analog adalah piranti (biasanya berupa IC)
disebut komparator. Piranti ini, yang diperlihatkan secara
skematik dalam Gambar 3.4, secara sederhana membandingkan
dua tegangan pada kedua terminal inputnya. Bergantung pada
tegangan man yang lebih besar, outputnya akan berupa sinyal
digital 1 (high) atau 0 (low). Komparator ini digunakan secara luas
untuk sinyal alarm ke komputer atau sistem pemroses digital.
Elemen ini juga merupakan satu bagian dengan konverter analog
ke digital dan digital ke analog yang akan didiskusikan nanti.

Gambar 3.4 Sebuah komparator merubah


keadaan logika output sesuai fungsi
tegangan input analog

Sebuah komparator dapat tersusun dari sebuah opamp yang


memberikan output terpotong untuk menghasilkan level yang
diinginkan untuk kondisi logika (+5 dan 0 untuk TTL 1 dan 0).
Komparator komersil didesain untuk memiliki level logika yang
dperlukan pada bagian outputnya.

3.3.2 Konverter Digital ke Analog (DAC)


Sebuah DAC menerima informasi digital dan
mentransformasikannya ke dalam bentuk suatu tegangan
ananlog. Informasi digital adalah dalam bentuk angka biner
dengan jumlah digit yang pasti. Khususnya ketika dipergunakan
sebagai penghubung dengan sebuah komputer, angka biner ini

Page | 31
disebut word biner atau word komputer. Digit-digit tersebut
disebut bit word. Sehingga, sebuah word 8 bit akan memberikan
sebuah angka biner yang memiliki delapan digit, seperti
101101102. Konverter D/A mengonversi sebuah word digital ke
dalam sebuah tegangan analog dengan memberikan skala output
analog berharga nol ketika semua bit adalah nol dan sejumlah
nilai maksmum ketika semua bit adalah satu. Hal ini dapat
direpresentasikan secara matematis dengan memperlakukan
angka biner sebagai angka pecahan. Dalam konteks ini, output
dari konverter D/A dapat ditentukan dengan menggunakan
Persamaan (3.1) yang memberikan skala dari sejumlah tegangan
referensi.

Vx = VR [b121 + b22 2 + . . . + bn2 n


] (3-3)

Dimana

Vx = output tegangan analog

VR = tegangan referensi

b1 b2 . . . bn = word biner n-bit

Perlu diketahui bahwa minimum dari V x adalah nol, dan


harga maksimum ditentukan oleh ukuran dari word biner, karena
dengan semua bit yang diset berharga satu, ekivalen desimal
mendekati harga VR sesuai dengan peningkatan jumah bit.
Sehingga sebuah word 4-bit memiliki harga maksimum

Vmax = VR [21 + 2 2 + 2 3 + 2 4
] = 09375 VR

Sedangkan sebuah word 8-bit mamiliki harga maksimum

Vmax = VR [21 + 2 2 + 2 3 + 2 4
+ 25 + 2 6 + 2 7 + 2

8
] = 09961 VR

Page | 32
RESOLUSI KONVERSI
Resolusi konversi juga merupakan sebuah fungsi jumlah dari
bit-bit yang ada dalam word. Lebih banyak bit, lebih kecil
perubahan di dalam output analog untuk perubahan 1-bit di
dalam word biner sehingga resolusi semakin besar. Perubahan
terkecil yang mungkin terjadi secara sederhana dinyatakan oleh

DVx = VR 2 n (3-4)

Dimana

DVx = perubahan output terkecil

VR = tegangan referensi

n = jumlah bit-bit di dalam word

sehingga, sebuah konverter D/A word 5-bit dengan tegangan


revferensi 10 volt akan menghasilkan perubahan sebesar DVx =
(10) (2 5) = 0.3125 volt per volt.

Page | 33
6. Sistem transmisi dan bus data (data
transmission & bus system) analog dan
digital (serial-&parallel-bus)

3.2 Transmisi Data Analog dan Digital


Data adalah entity yang menyampaikan arti atau informasi.
Sinyal adalah tampilan data elektrik atau elektromagnetik.
Pensinyalan adalah penyebaran sinyal secara fisik melalui suatu
media yang sesuai. Transmisi adalah komunikasi data melalui
penyebaran dan pemprosesan sinyal-sinyal. (Stallings, William.
2001)

Page | 34
Dalam sistem komunikasi, data ditransfer dari satu poin ke
poin lainnya dalam bentuk sinyal elektronik. 2 tipe sinyal :
1. sinyal analog adalah gelombang-gelombang elektronik yang
bervariasi dan kontinu, ditransmisikan melalui beragam media
bergantung frekuensi.
2. sinyal digital, memuat denyut-denyut voltase yang
ditransmisikan melalui media dawai.
Countinous Discrete
Perbedaan analog dengan digital :

Data analog mengimplikasikan kesinambungan. Sinyal terpancar


terus menerus pada level informasi bervariasi, berbeda dengan
data digital yang di ilustrasikan sebagai state-state tersendiri
(discrete), hal ini yang menyebabkan komunikasi digital lebih
berkualitas, lebih reliable dan cepat.
Untuk menampilkan data analog menggunakan sinyal-sinyal
analog dan menggunakan sinyal-sinyal digital untuk menampilkan
data digital. Data analog merupakan suatu fungsi waktu dan
menempati spectrum frekuensi terbatas, data dapat ditampilkan
melalui sinyal elektromagnetik yang menempati spectrum yang
sama. Data digital dibawa melalui sinyal digital, dengan level
voltase yang berlainan untuk setiap dua digit biner. Data digital
juga dapat dibawa melalui sinyal-sinyal analog dengan
menggunakan sebuah modem (modulator / demodulator). Modem
mengubah suatu deretan pulsa voltase yang berlainan menjadi

Page | 35
suatu sinual analog dengan cara menandai data digital diatas
frekuensi pembawa.
Transmisi analog merupakan suatu alat untuk
mentransmisikan sinyal-sinyal analog tanpa memperhatikan
isinya : sinyal dapat menampilkan data analog (suara) atau data
digital (data biner yang melintasi sebuah modem). Transmisi
digital berkaitan dengan muatan sinyal. Suatu sinyal digital dapat
ditransmisikan hanya pada jarak tertentu sebelum atenuasi,
derau dan gangguan lain yang menbahayakan integritas data.
Transmisi data analog dan digital :
a. data dan sinyal

b. perlakuan sinyal

Page | 36
Pada analog data transmission, data yang dihasilkan oleh
transmitter dalam bentuk sinyal analog dan ditransmisikan dalam
bentuk sinyal analog ke receiver. Metode ini digunakan oleh
pemancar radio. Media transmisi berfungsi untuk membawa aliran
bit data dari satu komputer ke komputer lainnya, maka dalam
pengiriman data memerlukan media transmisi yang nantinya
akan digunakan untuk keperluan transmisi.
Media transmisi merupakan suatu jalur fisik
antara transmitter dan receiver dalam sistem transmisi data.
Metode transmisi diklarifikasikan sebagai guided (terpandu)
dan unguided (tak terpandu). Dengan media yang terpandu,
gelombang dipandu melalui sebuah media padat seperti kabel
tembaga terpilin (twisted pair), kabel coaxcial dan serat
optik. Atsmofir dan udara adalah contoh dari unguided media,
bentuk transmisi dalam media ini disebut wireless transmission.
Beberapa faktor yang berhubungan dengan media transmisi dan
sinyal sebagai penentu data rate dan jarak :
Bandwith (lebar pita), semakin besar bandwith sinyal maka
semakin besar pula data yang dapat ditangani.

Page | 37
Interference / Interferensi, interferensi dari sinyal dalam pita
frekuensi yang saling overlapping dapat menyebabkan distorsi
atau dapat merusak sebuah sinyal.
Transmission Impairement (kerusakan transmisi).
Receiver (jumlah penerima), sebuah media terpandu dapat
digunakan ntuk membangun sebuah hubungan point-to-point
atau sebuah hubungan yang dapat digunakan secara bersama-
sama.

Dalam transmisi analog dari data digital, terdapat tiga bagian


yang akan dimanipulasi, yaitu :
1. Ampiltude Modulation (AM), menyandikan (encode) bit-bit
menggunakan level amplitudo
2. Frequency Modulation (FM), menyandikan bit-bit menggunakan
perbedaan-perbedaan frekuensi
3. Phase Modulation (PM), menyandikan bit-bit menggunakan
shift-shift phase

Fasilitas transmisi, mempunyai 3 tipe kategori yaitu :


1. Narrow band, adalah suatu chanel tunggal atau sejumlah
chanel 64 Kbps, tetapi lebih kecil dari Wide band
2. Wide band, termasuk multichanel, yakni antara 1.544 Mbps
dan 45 Mbps
3. Broad band, , termasuk multichanel, yakni antara 45 Mbps.
Transmisi Broad band adalah komunikasi analog dimana
multichanel komunikasi digunakan secara simultan,
menggunakan media koaksial atau fiber optic dan digunakan
untuk mentransmisikan suara, data atau video.

Page | 38
3.2.1 Mode Transmisi
Mode transmisi, dikenal 2 macam mode, yaitu :
1. Transmisi Serial
Data dikirimkan satu bit demi satu bit lewat kanal komunikasi
yang telah dipilih.
2. Transmisi Pararel
Data dikirimkan sekaligus melalui, misalnya 8 kanal
komunikasi. Transmisi pararel digunakan bila dikehendaki
kecepatan yang tinggi.
Dalam pengiriman dara secara serial harus ada sinkronisasi
atau penyesuaian antara pengirim dengan penerima agar data
yang dikirimkan ditafsir secara tepat dan benar oleh
penerima. Jadi dapat dikatakan fungsi sinkronisasi adalah :
- supaya dapat penerima mengetahui dengan tepat bilamana
sinyal diterimanya merupakan bit dari suatu data (sinkronisasi
bit)
- supaya penerima mengetahui dengan tepat bit data yang
membentuk sebuah karakter (sinkronisasi karakter)

Berdasarkan cara sinkronisasi, dikenal 3 mode transmisi serial :


1. Asinkron (Asynchronous)
Transmisi asinkron digunakan bila pengiriman data dilakukan
satu karakter setiap kali. Antara satu karakter dengan yang
lainnya tidak ada waktu antara yang tetap. Transmisi asinkron
kadang disebut transmisi awal-akhir (start-stop transmission),
karena tiap karakter mengalami sinkronisasi dengan jalan
penggunaan bit awal dan bit akhir.
2. Sinkron (Synchronous)
Digunakan untuk transmisi kecepatan tinggi, yang
ditransmisikan adalah satu blok data dimana tiap blok
panjangnya sama. Transmisi sinkron menggunakan
kemampuan saluran komunikasi data secara efisien karena

Page | 39
transmisi hanya dilakukan bila telah dipunyai sejumlah blok
data.
3. Isokron
Kombinasi antara asinkron dan sinkron. Tiap karakter didahului
dengan bit awal (start bit) dan akhir data ditutup dengan bit
akhir (stop bit), tetapi pengirim dan penerima disinkronisasi.
3.2.2 Metode hubungan yang dikenal
Ditinjau dari metode bagaimana pengirim dan penerima saling
berhubungan dikenal dengan metode :
1. Simplex
Data disalurkan hanya ke satu arah. Pemancar dan penerima
tugasnya tetap.
2. Half Duplex (HDX)
Data dapat dikirimkan ke dua arah secara bergantian. System
komunikasi data yang menggunakan jaringan telepon pada
umumnya menggunakan metode HDX.
3. Full Duplex (FDX)
Data dikirimkan dan diterima secara bersamaan. Metode ini
dipakai bila komunikasi data menggunakan saluran sewa atau
saluran pribadi.

3.3 Gangguan Transmisi


Gangguan pada saluran telepon terutama yang juga
digunakan untuk menyalurkan data ada 2 macam, yaitu :
1. Random
Tidak dapat diramalkan terjadinya. Termasuk dalam jenis ini :
Derau panas (Thermal Noise)
Disebabkan pergerakan acak elektron bebas dalam rangkaian.
Berada pada spectrum frekuensi yang tersedia. Tidak dapat
dihindari dan biasanya tidak terlalu menggangu transmisi
data kecuali lebih besar daripada sinyal yang dikirim.
Page | 40
Derau Impuls (Impulse Noise)
Dikenal juga sebagai spikes yaitu tegangan yang tingginya
lebih dibandingkan tegangan steady state atau tegangan
derau rata-rata.

Bicara silang (Cross Talk)


Gangguan berupa masuknya sinyal dari kanal lain yang
letaknya berdekatan. Terjadi pada saluran telepon yang
berdekatan atau saluran yang dimultipleks. Bicara silang
bertambah jikalau jarak tempuh sinyal makin jauh, atau
makin besar sinyal atau makin tinggi frekuensinya.
Gema (Echo)
Sinyal yang dipantulkan kembali disebabkan perubahan
impedansi dalam sebuah rangkaian listrik. Penekanan gema
tidak dapat dipergunakan dalam transmisi data melalui
saluran voice grade.
Perubahan Phasa
Phasa sinyal kadang-kadang dapat berubah oleh impulse
noise. Phasa dapat berubah dan kemudian kembali normal.
Derau Intermodulasi (Intermodulation Noise)
Dua sinyal dari saluran berbeda (intermodulasi) membentuk
sinyal baru yang menduduki frekuensi sinyal lain.
Intermodulasi dapat terjadi pada transmisi data bila modem
menggunakan satu frekuensi untuk menjaga agar saluran
sinkron selama data tidak dikirim. Frekuensi ini dapat
memodulasi sinyal yang ada pada saluran lain.
Phase Jitter
Jitter timbul oleh sistem pembawa yang dimultipleks yang
menghasilkan perubahan frekuensi. Phasa sinyal ini berubah-

Page | 41
ubah sehingga menyebabkan kesukaran dalam mendeteksi
bentuk sinyal tersebut.
Fading
Terjadi terutama pada sistem rhicrowave antara
lain selective fading yaitu yang disebabkan kondisi atmosfir.
Sinyal disalurkan mencapai penerima melalui berbagai jalur.
Sinyal-sinyal ini kemudian kalau bergabung hasilnya akan
terganggu.

2. Tak-random (sistematis)
Terjadinya dapat diramalkan dan diperhitungkan. Termasuk
didalamnya :
Redaman
Tegangan suatu sinyal berkurang ketika melalui saluran
transmisi disebabkan daya yang diserap oleh saluran
transmisi. Redaman tergantung pada frekuensi sinyal, jenis
media transmisi dan panjang saluran. Redaman tidak sama
besarnya untuk semua frekuensi.
Tundaan
Sinyal umumnya terdiri atas banyak frekuensi. Masing-
masing ferkuensi tidak berjalan dengan kecepatan yang
sama hingga tiba di penerima pada waktu yang berlainan.
Tundaan yang terlalu besar sehingga menimbulkan
kesalahan pada waktu transmisi data. Tidak merupakan
gangguan yang serius bagi transmisi suara tetapi
menyebabkan kesalahan pada transmisi data.

Page | 42

Anda mungkin juga menyukai